You are on page 1of 69

METODOLOGI STUDI

ISLAM
Nurhabibi, M.P

SEKOLAH TINGGI SHUFFAH AL-QUR’ AN


ABDULLAH BIN MAS’UD
METODOLOGI STUDI ISLAM

MSI merupakan salah


satu komponen mata
kuliah dasar umum
(MKDU)yang harus
diikuti oleh semua
mahasiswa di setiap
fakultas dan jurusan
dalam lingkungan
Perguruan Tinggi Islam
dengan bobot 3 SKS, dan
diberikan pada semester
pertama. Mata Kuliah
ini mulai diberikan
pada tahun 1997 dengan
SK Menag. No 383 yang
merupakan pengembangan
dari mata kuliah
DIRASAH ISLAMIYAH.
Metode menurut istilah adalah ajaran yang memberi uraian,
penjelasan, dan penentuan nilai. Hugo F. Reading mengatakan
metode adalah kelogisan penelitian ilmiah, sistem tentang
prosedur dan teknik riset (Hugo dalam Yatimi, 2006 :147)

Metode adalah suatu ilmu yang memberi pengajaran tentang


sistem dan langkah yang harus ditempuh dalam mencapai suatu
penyelidikan keilmuan. Dalam berbagai penelitian ilmiah, langkah-
langkha pasti harus ditempuh agar kelogisan penelitian ilmiah
benar-benar nyata dan dapat dipercaya semua masyarakat. (M.
Yatimi Abdullah, 2006 :147)
Abraham Kaflan metodologi adalah
pengkajian (study), mengenal
penggambaran (deskripsi),
penjelasan (eksplanasi) dan
pembenaran (justifikasi) sehingga
melahirkan generalisasi
(penyimpulan).

Dengan kata lain cara atau prosedur


yang ditempuh dalam memecahkan
suatu masalah (mulai menemukan
fakta hingga sampai pada
penyimpulan).

Dalam penggunaannya Abraham


Kafflan membedakan metodologi
dalam empat macam penggunaan :
Teknik-teknik atau prosedur yang digunakan dalam
ilmu pengetahuan (science) atau dalam konteks
penelitian seperti survey, statistik, interview, analisis
fakta dll.

Basa-basi (honorific) menerangkan “apa itu metode


pengetahuan yang digunakan”, tanpa penjelasan lebih
lanjut (konsep yang belum jelas)

Epistimologi (teori pengetahuan) atau terkait dengan


cara mendapatkan pengetahuan.

Metode, teknik-teknik umum yang digunakan dalam


berbagai ilmu pengetahuan.
Metodologi Studi Islam
Metodologi terdiri dari : Metode dan Logos. Metode berasal dari
bahasa Yunani, Metha (sepanjang/melewati, hodos (jalan/cara). Jadi
Metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang
ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan logos berarti ilmu. M. Santra Praja mengartikan
metode : ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. JS.
Badudu dan Sutan M. Zaini metode disebut dengan pengajaran atau
penelitian. Dalam bahasa arab diistilahkan dengan thariqah, manhaj
dan wasilah (Nata, )

Dalam Kamus Bahasa Indonesia metodologi diartikan suatu untuk


mengungkapkan cara yang paling cepat dan tepat dalam melakukan
sesuatu atau dengan kata lain cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
yang ditentukan.
Metodologi Studi Islam
1. Pengertian Studi Islam (Dirasah
Islamiah/Islamic Studies) adalah usaha sadar,
sistematis dan metodologis untuk mempelajari
(mengetahui, memahami dan membahas secara
mendalam) hal-hal yang berkaitan dengan Islam
baik yang berhubungan dengan
normativitasnya, historisitasnya maupun
aktualisasi secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari sepanjang sejarah kehidupan
manusia (Muhaimin)
2. Pengertian Metodologi Studi Islam
adalah suatu ilmu yang memuat/berisi prosedur
atau langkah-langkah yang ditempuh dalam
mempelajari Islam, secara tepat cepat, efektif
dan efesien dari mulai menemukan fakta
sampai melakukan generalisasi baik Islam
sebagai sumber ajaran, Islam sebagai
pemahaman, sebagai pengalaman (historis).
MSI merupakan mata kuliah penting (urgen) untuk diberikan pada mahasiswa
dalam rangka :

1. Memberikan bekal metodologis, yaitu kemampuan memilih dan


menerapkan metode yang dianggap tepat, cepat serta efektif dan
efesien dalam menempuh studi Islam sekaligus menjadi dasar
dalam mempelajari mata kuliah lainnya yang terkait dengan mata kuliah
keislaman.

2. Diharapkan dengan bantuan metodologi akan mendapatkan pengetahuan


yang komprehensif tentang Islam dalam berbagai aspeknya baik
yang terdapat pada sumber ajaran, Islam sebagai interpretasi ulama dan
ilmuwan Muslim, historis dan aktualisasinya.

3. Menjawab permasalahan terkait dengan masih lemahnya penguasaan


metodologi umat Islam yang berakibat amat variatif dan parsialnya
pemahaman umat Islam terhadap ajaran Islam.

4. Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap Islam maupun


diluar Islam yang selama ini seringkali dilakukan oleh para orientalis Barat
Mengapa diperlukan metodologi dalam
studi Islam?
1. Untuk mengupayakan cara yang cepat dan tepat dalam
mempelajari Islam
2. Untuk menampilkan kembali sejumlah hasanah dan intelektual
dari masa lalu hingga sekarang’
3. Karena keilmuan selalu berkembang seiring dengan
perkembangan pemikiran, peradaban dan kebudayaan yang
berkembang.
4. Luasnya ruang lingkup ajaran Islam, (material dan spiritual, transenden dan
imanent) jasmani dan rohani, kongkrit dan abstrak) sehingga dengan
mengunakan metodologi yang benar diharapkan dapat menghasilkan
kesimpulan yang tepat dan benar tentang Islam.

5. Mukti Ali mengatakan bahwa salah satu penyebab kemunduran umat Islam
karena metodologi dan pendekatan yang digunakan selama ini masih
pincang. Ahli ilmu pengetahuan spt orientalis mendekati Islam hanya dengan
menggunakan kacamata ilmiah, akibatnya penelitian yang dilakukan belum
menyeluruh, mereka tidak mengerti Islam secara utuh, yang mereka ketahuan
ttg ISlam hanya eksternalistis (bagian luarnya). Sementara itu para ulama
sudah terbiasa memahami ajaran ISlam secara doktrin dan dogmatis,
akibatnya penafsiran tersebut sulit diterapkan di tengah-tengah kehidupan
masyarakat yang modern dan semakin global.
Tujuan Studi Islam
Mempelajari secara mendalam tentang apa hakikat agama Islam
(agama firah/tauhid) dan bagaimana posisinya dan
hubungannya dengan agama lain dalam kehidupan budaya
manusia.
Mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama Islam
dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarah kehidupan
manusia
Mempelajari secara mendalam tentang isi-isi pokok ajaran Islam
dan penjabaran serta operasionalisasinya dalam perkembangan
budaya dan peradaban umat Islam.
Mempelajari secara mendalam prinsif-prinsif dan nilai dasar
serta bagaimana realisasinya dalam membimbing dan
mengontrol serta mengarahkan perkembangan budaya dan
peradaban manusia terlebih di zaman modern sekarang ini.
Dengan tujuan diatas diharapkan juga bermanfaat bagi
peningkatan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam
dalam usaha transpormasi kehidupan sosial budaya serta
agama umat Islam sekarang dan akan datang.
Siapa yang mempelajari Islam ?
Usaha mempelajari Islam tidak hanya dilakukan oleh
orang Islam tetapi juga para orientalis Barat.
Mempelajari Islam bagi orang Islam dengan Para
orientalis memiliki perbedaan dalam tujuan. Orang
Islam mempelajari Islam untuk dijadikan keyakinan dan
sebagai pedoman atau petunjuk hidup, sedangkan bagi
para orientalis tujuannya ada yang hanya sekedar untuk
ilmu pengetahuan, dan ada juga yang memiliki tujuan
politik.
Beberapa komentar Orientalis tentang hadis
Alois Sprenger, misionaris Jerman: hadis adalah kumpulan cerita bohong tapi
menarik.
Wiliam Muir, orintalis Inggris, dalam literatur hadis, nama Nabi Muhamamd
sengaja dicatut untuk menutupi kebohongan dan keganjilan, 4000 hadis yang
dianggap sahih oleh Imam bukhari separohnya harus ditolak.
Goldziher, (orientalis paling mengerti tentang Islam) sebagian besar hadis tidak
dapat dijamin keasliannya dan tidak dapat dijadikan sumber informasi sejarah awal
Islam, ia hanya merupakan reflektif interaksi dan konplik pelbagai aliran dan
kecenderungan dikalangan masyarakat Muslim pada periode kematangan,
ketimbang sebagai dokomen sejarah awal perkembangan Islam. Dalam arti hadis
merupakan produk bikinan masyarakat Islam beberapa abad setelah Nabi wafat.
David Samuel. Meragukan otentisitas hadis dengan alasan, 1)
karena tidak ada bukti yang menunjukan bahwa hadis telah
dicatat sejak zaman Nabi, dan kedua lemahnya ingatan para
perawinya.

Joseph Schacht, tidak ada hadis yang benar-benar berasal dari


Nabi, kalau pun ada dan bisa dibuktikan, jumlahnya amat
sedikit. Hadis baru muncul pada abad ke 2 H, dan beredar luas
pada zaman Syafi’i abad ke-3 H. Hadis dalam Kutubus Sittah
tidak dapat dijamin keasliannya.
Goethe-seorang filosuf asal Jerman berkata : ”Bagaimana juga saya membaca al-
Qur’an itu, pertama ia menggerakan saya pada setiap waktu dengan kesegaran dan
dengan cepat menganjurkan pendirian hati serta keheranan yang akhirnya ia
mendorong saya kepada pengetahuan agama. Al-Qur’an mempunyai susunan kata
yang molek dan indah, isi dan tujuannya mengandung sesuatu pedoman. Ia adalah
kemuliaan yang maha tinggi. Demikianlah al-Qur’an akan berjalan terus dan bekerja
disepanjang masa dengan pengaruh yang amat kuat serta gagah dan teguh.

Seorang kritikus non muslim bernama Siir William Muyer yang menerangkan
tentang kerendahan hati dan kesederhanaan Rasulullah antara lain katanya :
Kesederhanaan adalah merupakan ilustrasi (gambaran) seluruh kehidupan
Muhammad. Perasaan dan sopan santun adalah termasuk sifatnya yang sangat
menonjol dalam pergaulan terhadap pengikutnya yang paling rendah. Sifat-sifat
yang melekat pada dirinya mampu menarik orang yang ada disekelilingnya.
Mengapa Islam Penting Untuk Dipelajari ?
1. Sebagai tanggung jawab moral dan konsekwensi
manusia yang mengakui dan meyakini Islam sebagai
agamanya. (attaubah : 122, albaqarah : 208, Ali Imran :
85, Al-an’am : 125, Ali Imran : 102, Yunus : 25,
Azzumar : 22)
2. Islam dihadapkan dengan perkembangan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berbagai
dampak yang ditimbulkannya.
3. Islam membawa missi sebagai rahmatan lil’alamin
dan diyakini sebagai agama yang memiliki ajaran
yang universal dan lengkap. Harun Nasution
mengatakan bahwa Islam memiliki multi aspek.
4. Abudin Nata, kehadiran Islam sebagi agama
diyakini menjamin terwujudnya kehidupan manusia
yang sejahtera lahir dan bathin : ISlam mengajarkan
kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai
akal mellaui pengembangan ilmu penget. Dan
pengembangan iptek, seimbang dalam memenuhi
kebutuhan material dna spiritual, mengembangkan
kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap
terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas,
kemitraan, anti feodalistik, cinta kebersihan,
mengutamakan persaudaraan, mementingkan ahklak
dan sebagainya.
4. Harun Nasution, Fakta menunjukan bahwa pemahaman umat Islam
terhadap ajaran Islam amat variatif, situasi keberagamaan di
Indonesia cenderung menampilkan kondisi keberagamaan yang
legalistik formal, sehingga terkesan lebih mementingkan bentuk
daripada isi, akibatnya agama kurang dipahami sebagai seperangkat
aturan moral dan etika yang membebaskan umat dari kebodohan,
kemiskinan dan keterbelakangan, posisi umat Islam masih berada
pada posisi marginal dan problematis.
5. Masdar F, Mas’udi : Sebagian umat Islam di Indonesia masih
mengabaikan sistem nilai dan etika dalam kehidupan. Survey Global
Corruption Indec International (1999/2000) dan ICW, Indo terkurop
di Asia dan no. 3 di dunia. Tahun 2003, hasil survey Transparance
Internasional peringkat 6 dari 133 negara.
6. Terjadinya konflik dan gesekan-gesekan antar umat beragama
dan tantangan dari pihak-pihak tertentu yang tidak
menginginkan Islam berkembang di muka bumi.
7. Untuk menjadikan Islam sebagai agama yang fungsional baik
yang berkenaan dengan fungsi edukatif, yakni upaya transper
nilai dan norma agama, fungsi salfatif (penyelamatan,
kedamaian, ketenangan), fungsi sosial (pengawasan/kontrol
sosial), fungsi integratif (integrasi sosial), fungsi pembatasan
(limitasi) dan pengkondisian terhadap tindakan atau prilaku
individu dan masyarakat.
PENDEKATAN STUDI ISLAM
Pendekatan “approach”, artinya cara pandangan
atau paradigma terhadap sesuatu.

JENIS-JENIS PENDEKATAN STUDI ISLAM


Holistik
Teologi Normatif
Sosiologis
Sosial -Budaya
Antropologis
Sejarah
Filsafat
Psikologis
Mengapa Pendekatan Sosiologis Perlu?
Jalaluddin Rahmat : Islam Alternatif

Proporsi terbesar dalam al-quran adalah bicara tentang


kemasyarakatan/sosial. 100 : 1
Terkait dengan ibadah yg melibatkan org banyak penghargaan
lebih besar dari yg dikerjakan sendiri. 27 :1
Pelaggaran hak Allah, penyelesaiannya dengan manusia.
Bila bersamaan antara hak Allah dengan keinginan bermuamalah,
maka hak Allah bisa ditunda dan dikurangi.
Seseorang yang bekerja untuk menyantuni seorang janda dan anak
yatim, maka seolah-olah dia puasa dan sholat lail secara terus
menerus. (Hadis)
Alasan lain krn Agama diturunkan sesuai dengan setting sosial
masyarakatnya.
BEBERAPA PENDEKATAN STUDI
ISLAM.
Pendekatan atau dalam bahasa Inggris disitilahkan dengan “approach, artinya cara pandangan atau
paradigma terhadap sesuatu (Nata, 1997 : 28). Yang dimaksud dengan pendekatan dalam konteks studi
Islam adalah cara pandadang atau paradigma dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam
memahami agama.

Beberapa Pendekatan dalam Memahami Agama.


1. Pendekatan Teologi Normatif
Pendekatan teologi dalam memahami agama adalah diartikan sebagai upaya memahami
agama dengan menggunakan empiris dari suatu keagamaan dianggap paling benar. Pendekatan
yang menekankan bentuk-bentuk formal simbol-simbol keagamaan, sehingga memandang orang
lain keliru, kafir, sesat dan murtad demikian juga sebaliknya. Antara satu aliran dengan aliran lain
tidak terbuka dilaog dan saling menghargai. Pendekatan teologi dalam memahami agama
cendrung bersikap tertutup dan dengan pendekatan ini agama cendrung hanya merupakan
keyakinan dan pembentukan sikap keras dan napak asosial.
Pendekatan teologi dalam memahami agama
cenderung menggunakan cara berfikir deduktif, cara
berfikir yang berawal dari keyakinan yang diyakini
benar dan mutlak adanya karena ajaran berasal dari
Tuhan sudah pasti benar, sehingga tidak perlu
dipertanyakan lagi.
Pendekatan normatif yaitu suatu pendekatan yang
memandang agama dari segi ajarannya yang pokok
dan asli dari Tuhan yang didalamnya belum terdapat
penalaran pemikiran manusia.
2. Pendekatan Sosiologis,
Sosiologis adalah ilmu kemasyarakatan, ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan
masyarakat atau sifat masyarakat. Atau ilmu yang
menggambarkan tentang keadaan masyarakatnya lengkap dengan
struktur, lapisan, serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling
berkaitan. Pentingnya sosiologis digunakan sebagai salah satu
pendekatan dalam memahami Islam, karena banyak bidang kajian
agama yang baru dapat dipahami dengan menggunakan bantuan
ilmu sosial. Melalui pendekatan sosiologi agama dapat dipahami
dengan mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk
kepentingan masyarakat.
3. Pendekatan Sosial-Budaya
Budaya adalah pikir dan akal budi. Budaya adalah segala sesuatu yang
dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran dan akal budi. Atau hasil kegiatan
dan penciptaan batin manusia baik dalam bentuk keseniaan, adat istiadat.
Kebudayaan yang demikian selanjutnya dapat digunakan untuk memahami agama
yang terdapat pada data empirisnya atau agama yang tampil dalam bentuk formal
di masyarakat. Agama yang tampil tersebut berkaitan dengan kebudyaan yang
berkembang di masyarakat tempat agama tersebut berkembang.
4. Pendekatan Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia khususnya ttg asal usul, aneka warna
bentuk fisik, perkembangannya, jenis (bangsanya) adat istiadat dan kepercayaan
masa lampau.
Pendekatan antropologi dalam memahami agama adalah dapat diartikan sebagai
salah satu upaya dalam memahami agama dengan melihat wujud praktik
keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan
ini juga akan dapat dilihat hubungan agama dengan berbagai masalah kehidupan
manusia.
5. Pendekatan Sejarah
Historis merupakan suatu ilmu yang di
dalamnya dibahas berbagai peristiwa
dengan memperhatikan unsur tempat,
waktu, objek, latar belakang peristiwa
tersebut. Pendekatan kesejarahan ini
sangat penting dan dibutuhkan dalam
memahami agama, karena agama itu
sendiri turun dari situasi yang kongkrit
dan berhubungan dengan kondisi sosial
kemasyarakatan. Seorang yang ingin
memahami Alquran secara benar
misalnya, ia harus mempelajari turunnya
Alquran atau kejadian yang mengiring
turunnya Alquran
6. Pendekatan Filsafat
Filsafat dapat diartikan sebagai aktivitas berpikir murni atau kegiatan akal dalam
usaha memahami secara mendalam segala sesuatu. Berfikir secara filosofis dapat
digunakan dalam memahami agama terkait dengan hikmah, hakikat atau inti dari ajaran
agama sehingga melalaui pendekatan ini seseorang tidak akan terjebak pada
pengamalan ajaran agama yang bersifat formalistik, sementara nilai-nilai spiritual yang
terkandung didalamnya tidak mereka rasakan.

7. Pendekatan Psikologi
Dalam Islam banyak dijumpai istilah-istilah yang menggambarkan sikap bathin,
mislanya beriman dan bertakwa, orang shaleh, baik dan jujur. Semua itu adalah gejala-
gejala kejiwaan yang terkait dengan agama.Dengan bantuan ilmu jiwa seseorang dapat
mengetahui tingkat keberagamaan yang dihayati, dipahami dan diamalkan seseorang.
Pendekatan yang dilakukan dalam membangun psikologi Islam yang pernah
dipraktikan oleh para psikolog Muslim terdahulu meliputi 3 aspek :
1. Aspek skriptualistis, yaitu pendekatan pengkajian
Islam yang didasarkan atas teks-teks Al-Qur’an dan
Hadis secara literal
2. Aspek filosofis, pendekatan pengkajian psikologi
Islam yang didasarkan atas prosedur berfikir
spekulatif, yang mencakup berfikir yang sistimatis,
radikal dan universal yang ditopang oleh kakuatan
akal.
3. Pendekatan sufistik tasawuf, pendekatan pengkajian
psikologi Islam yang didasarkan pada prosedur
intuitif, ilham, cita rasa (Zauq).
METODE MEMAHAMI AGAMA
ISLAM
A. Metode Perbandingan (Komparasi) dari Ali Syari’ati dengan
langkah :
1. Mengenal Allah dan membandingkan dengan persembahan agama lain
2. Mempelajari kitab Al-qur’an dan membandingkan dengan kitab samawi
lainnya/yang dikatakan kitab samawi
3. Mempelajari kepribadian rasulullah dan membandingkan dengan tokoh-tokoh
besar pada agama lain
4. Mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan mambanding dengan tokoh
agama atau pemikiran agama lain.
B. Metode Tipologi dari Mukti Ali, yaitu usaha untuk
mengklasifikasi topik atau tema-tema tertentu dari ajaran
Islam dibandingkan dengan tipe atau tema tertentu yang
sama pada agama lain, yakni :
1. Aspek ketuhanan berikut ciri-cirinya
2. Aspek kenabian;
3. Aspek Kitab suci,
4. Aspek situasi/setting sosial sewaktu kemunculan
pembawa agama/Nabi
C. Menurut Amin Abdullah, untuk melihat Islam sebagai
sebuah ilmu dapat digunakan pendekatan ilmiah dengan
cirinya : rasional, empiris dan obyektif. Untuk melihat Islam
sebagai agama dapat digunakan metode/pendekatan
normatif teologis.

D. Mukti Ali, untuk melihat Islam sebagai agama dapat


digunakan metode doktriner, sedangkan melihat islam
sebagai sebuah disiplin ilmu dengan menggunakan metode
ilmiah. Metode ini selanjutnya disebutnya sebagai metode
sintesis.
E. Menurut Nasruddin Razaq cara untuk memahami Islam dapat
dilakukan dengan cara :
1. Mempelajari sumber asli ajaran Islam (Al_qur’an dan Hadis)
tidak dari berbagai buku-buku klasik.
2. Islam harus dipelajari secara komprehensif dan integral
sebagai satu kesatuan.
3. Islam dipelajari melalui studi kepustakaan.
4. Islam dipelajari dari ketentuan normatif ajaran Islam
selanjutnya dikorelasikan dengan kenyatan historis dan
sosiologis yang ada dimasyarakat (Melihat idealitas ajaran
Islam dan realitas yang dipahami/dilakukan umatnya.
F. Metode Filologi yaitu metode penelitian yang mempelajari
dan meneliti naskah-naskah lama untuk mengerti apa yang
ada di dalamnya, sehingga dimengerti latar belakang
kebudayan masyarakat melahirkan naskah-naskah tersebut.
Nabilah Lubis menyebutnya dengan tahqiq yakni penelitian
yang cermat tentang suatu karya seseorang ttg kebenaran
pengarangnya, isi karangan apa sesuai dengan mazhabnya,
tingkat kebenaran materinya, kebenaran dan ketelitian dalil
yang digunakan serta memberikan penjelasan yang dianggap
perlu.
G.Metode Hermeunetika, yaitu metode menginterpretasi sebuah
teks dalam rangka untuk menemukan hubungan pemikiran
yang diteliti dengan gejala sosial yang ada.

H.Metode Filsafat (berpikir mendalam).

J. Metode Holistik (menyeluruh-menggunakan multi pendekatan)


K. Metode Memahami Islam menurut Versi Depag :
1. Metode diakronis atau sosio historis, metode belajar Islam yang menonjolkan
aspek sejarah, dengan melihat suatu kenyataan yg mempunyai hubungan dengan
waktu, tempat, budaya, lingkungan dimana kepercayaan dan budaya itu muncul.
2. Metode singkronis analitik, metode memahami Islam yg memberikan
kemampuan analisis teoritik, yg menekankan telaah kritik dan aplikatif praktis.
3. Metode problem solving, mengajak pemeluknya untuk melatih menghadapi
berbagai masalah dari cabang suatu ilmu pengetahuan dengan sulosinya.
4. Metode empiris, mempelajari Islam melalui proses realisasi, aktualisasi dan
internalisasi norma dan kaidah Islam dalam suatu interaksi sosial.
5. Metode deduktif, yaitu menyusun kaidah-kaidah secara logis dan filosofis dan
kaidah tersebut diaplikasikan dalam menentukan masalah yang dihadapi. Metode
ini berguna bagi istinbat hukum.
ISLAM DAN STUDI AGAMA
PERLUKAH ISLAM DITELITI DENGAN MENGGUNAKAN
INTERDISIPLINER ? : 2 (DUA) KELOMPOK YAKNI YANG PRO DAN KONTRA.
KENAPA ?
1. Alasan yang kontra beralasan karena akan merusak akidah para mahasiswa, dan
meninggalkan pendekatan konvensional, agama sudah mapan dan wahyu dari
Allah yang mutlak benar, Di Eropa juga menolak dengan alasan ilmu dan nilai,
ilmu dengan agama (kepercayaan) tidak bisa disingkronkan.
2. Yang pro beralasan, karena dengan menggunakan berbagai pendekatan, akan
sangat membantu dalam memahami ajaran islam, dan dengan melakukan kajian
terhadap Islam, bukan mempertanya/meragukan kebenaran Islam.
3. Atho Mudzhar dan Mukti Ali tahun 1970-an mengatakan boleh diteliti.
4. Jika boleh, wilayah-wilayah apa yang memungkinkan untuk diteliti ?
BENTUK GEJALA AGAMA YANG DAPAT DITELITI

NASKAH/SKRIPTURE KEAGAMAAN DAN SIMBOL KEAGAMAAN

TOKOH DAN PEMELUK AGAMA (SIKAP, PRILAKU, PENGHAYATAN DAN PEMIKIRAN


KEAGAMAAN) CONT. PERANAN ELIT AGAMA DALAM MEMBANGUN KERUKUNAN
UMAT BERAGAMA DI KOTA P.RAYA.

RITUS, LEMBAGA DAN IBADAT KEAGAMAAN (SHOLAT, ZAKAT DAN HAJI) CONTOH :
PENGARUH PEMBERIAN ZAKAT DALAM MENGATASI KEMISKINAN UMAT DI
……………………

ALAT-ALAT KEAGAMAAN (MASJID, KA’BAH, LONCENG, GEREJA, KUIL, BEDUK, DLL)


CONTOH : MASJID DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM (STUDI TENTANG
IMPLEMENTASI FUNGSI SOSIAL MASJID DI KOTA PALANGKA RAYA)

ORGANISASI KEAGAMAAN TEMPAT PARA PENGANUT AGAMA BERKUMPUL SEPERTI


MUI, BKPRMI, DMI, NU, MUHAMMADIYAH, HIZBUT TAHRIR, LDII DLL. CONTOH :
PERANAN BKPRMI DALAM MENGATASI BUTA HURUF AL-QUR’AN DI KOTA P.RAYA.
Islam sebagai gejala budaya
(Fisik dan Non Fisik)

Islam sebagai gejala sosial


(Interaksi sosial/Pengaruh agama

Wilayah
Penelitian Agama Islam sebagai wahyu
(Ulumul Qur’an dan Hadis)

Islam produk sejarah


Teologi/Khulafah Ar-Rasyidin/
Sejarah Perkembangan Islam
A. Konsep metode pendidikan menurut Al-Qur’an (Telaah atas surat An-Nahl ayat 125)
B. Konsep materi pendidikan menurut alqur’an
C. (telaah atas surat Luqman ayat 10 -15 dst)
D. Gender dalam perspektif Al-Qur’an
E. Tujuan pendidikan menurut Al-Qur’an
F. Teori kepemimpinan dalam al-Qur’an)
G. Korelasi antara pelaksanaan ritual keagamaan terhadap sikap sosial (Studi pada masyarakat….)
H. Korelasi pemahaman keagamaan terhadap etos kerja (Studi pada masyarakat ……)
I. Konsep kurikulum pendidikan menurut imam Al-Ghazali
J. Pendidikan Akhlak menurut Athiyah Al-Abrasyi.
K. Korelasi antara pemberian zakat terhadap pengentasan kemiskinan (Studi terhadap para
muzakiki dan mustahik zakat di kelurahan …..)
L. Problemtika Pengelolaan Zakat di Niyabah ..…
M. Nilai-Nilai Pendidikan Pada upacara keagamaan di….
N. Nilai-nilai pendidikan pada upacara tasmiyah dan akikah (Studi Pada masyarakat…..)
O. Motivasi Ziarah Ke Masjid Al-Aqsha (Studi Pada Masyarakat …….)
P. Korelasi antara mengikuti pengajian pada majlis taklim terhadap peningkatan amaliyah
keagamaan.
Q. Optimalisasi Fungsi Pendidikan Masjid di Dusun Muhajirun)
Wilayah Penelitian Agama
๏ Islam sebagai gejala budaya (fisik maupun non fisik)
๏ Islam sebagai gejala sosial (hubungan timbal balik antara
agama dan masyarakat atau pengaruh agama terhadap tingkah
laku masyarakat/pengaruh masyarakat terhadap pemikiran
keagamaan)
๏ Islam sebagai wahyu (Persoalan terkait dengan
Al-Qur’an/terkait dengan ulumul Qur’an dan Hadis)
๏ Islam produk sejarah (Terkait dengan Teologi Islam, Khilafah
Ar-Rasyidin, sejarah pertumbuhan dan perkembangan agama
dan umat Islam)
PETA STUDI ISLAM
• PADA ZAMAN AWAL, STUDI ISLAM DILAKUKAN DI MASJID (RASULULLAH
MENGAJARKAN AGAMA DI MULAI DARI MASJID DEMIKIAN JUGA
MENGEMBANGKAN MASYARAKAT ISLAM)
• MUHAMMAD YUNUS, MENGKLASIFIKASI PUSAT STUDI ISLAM DALAM 3
PERIODE :
1. ZAMAN KLASIK : MEKAH-MADINAH, (HIJAZ) KUFFAH, BASHRAH,
(BAGDAD) DAMASKUS-(SYIRIA)-PALESTINA (SYAM) DAN MESIR). Di
MAKAH DI MOTORI OLEH MU’ADZ BIN JABAL, DI MADINAH OLEH
ABU BAKAR, UMAR DAN USMAN, DI KUFFAH OLEH ALI BIN
ABI THALIB DAN ABDULLAH BIN MAS’UD, DI BASHRAH OLEH
ABU MUSA AL ASY’ARI DAN ANAS BIN MALIK DAN DI
DAMASKUS OLEH ABU DARDA DAN UBADAH, DI MESIR OLEH
ABDULLAH BIN AMR BIN ASH.
2. ZAMAN PERTENGAHAN (BAGDAD DENGAN BAIT
ALHIKMAH OLEH ALMAKMUN PUTRA HARUN AR-RASYID,
(BANI ABBASYIAH 813-833 M), MADRASAH NIDZAMIYAH
OLEH NIZAM AL MULK, DI MESIR DENGAN UNIV. AL -
AZHAR OLEH FATIMIYAH (SYIAH)/ UBAIDILLAH JAUHAR
AL KATIB AL SIKILI, SYIAH. ABDUL AZIS MENDIRIKAN
DARUL HIKMAH (PUSAT KAJIAN) 1005 M DAN
SPANYOL DENGAN UNIV. CORDOVA OLEH ABDUL
RAHMAN III (BANI UMAYYAH - 929-961 M) SEKITAR ABAD
KE 9 DAN KE 10 DAN DISINILAH BANYAK LAHIR PARA
FILOSOF MUSLIM.
PETA STUDI ISLAM DI 3. ZAMAN MODERN (ZAMAN SEKARANG BAIK
DIDUNIA TIMUR MAUPUN DUNIA BARAT)

DUNIA TIMUR ‣ DI TEHERAN (IRAN) ADA UNIVERSITAS THEHERAN


DENGAN FAKULTAS KULIYYAH ILAHIYYAH (FAKULTAS
AGAMA), ADA PERPUSTAKAAN KHUSUS YG
MENYIMPAN NASKAH-NASKAH KUNO/KLASIK DALAM
BAHASA PERSIA UNIVERSITAS IMAM SHADIQ,
BELAJAR TTG ISLAM DAN ILMU UMUM

‣ DI ARAB SAUDI ADA UNIVERSITAS UMMUL QORA’

‣ DI SYIRIA (UNIVERSITAS DAMASKUS) ADA FAKULTAS


SYARI’AH YG DIDALAMNYA ADA FAKULTAS
USHULUDDIN, TASAWUF, TAFSIR DAN SEJENISNYA,
DISAMPING MEMILIKI FAKULTAS UMUM

‣ DI MESIR ADA UNIVERSITAS AL-AZHAR (DIBAWAH


TAHUN 1961 MASIH MENGEMBANGKAN ILMU AGAMA
TP SETELAH 1961 SUDAH MEMBUKA FAKULTAS UMUM

‣ DI MALAYSIA ADA UNIVERSITAS ISLAM


INTERNASIONAL MALAYSIA DENGAN PROGRAM STUDI
ISLAM FAKULTAS KEWAHYUAN DAN ILMU
KEMANUSIAAN

DI INDIA ADA UNIVERSITAS ALIGARCH UNIVERSITY


YANG MEMBAGI STUDI ISLAM MENJADI 2 : A) MENGENAI
ISLAM SEBAGAI DOKTRIN (FAKULTAS USHULUDDIN,
MAZHAB SYIAH DAN SUNNI) DAN B) ISLAM SEBAGAI
SEJARAH PADA FAKULTAS HUMANIORA .
Pusat Studi Islam di Barat

Universitas Chicago studi Islam menekankan pada : pemikiran Islam, bahasa Arab,
naskah klasik dan bahasa Islam non Arab (Turki, Urdo, Persia dll)
Di Amerika studi Islam umumnya menekankan pada Sejarah Islam, Bahasa Islam
selain Arab, Sastra dan Ilmu Sosial.
Di Ucla studi Islam : 4, yakni 1) Doktrin dan sejarah Islam dan sejarah pemikiran
Islam ; 2) Bahasa Arab, teks-teks klasik mengenai sejarah dan hukum; 3) Bahasa non
Arab muslim; 4) Ilmu-ilmu sosial Islam
Di London studi Islam di gabung dalam fakultas Studi Ketimuran dan Afrika salah
satu prodinya adalah masyarakat dan budaya Islam
Di Kanada, menitik beratkan pada : 1) kajian budaya dan peradaban Islam dari
zaman Nabi hingga kontemporer; 2) Ajaran Islam dan masyarakat Islam di seluruh
dunia; 3) mempelajari bahasa Muslim.
Di Belanda belakangan lebih menekankan kajian Islam di Indonesia dan daerah-
daerah tertentu.
Pusat Studi Islam di Barat

Di Jerman terutama setelah perang dunia II studi Islam dilakukan : a) Institut


Perguruan Tinggi; b) Studi ketimuran secara umum, c) koleksi perpustakaan dan d)
Institusi dan organisasi diluar perguruan Tinggi. Berdasarkan laporan Dewan Ilmu
Pengetahuan Jerman bulan November 1960 merekomendasikan berdirinya 32
lembaga baru bagi studi ISlam meskipun tahun 1972 dari 21 lembaga kajian
ketimuran yang didirikan hanya 3 yang terkait dengan lembaga studi ISlam. Program
terkait dengan studi ISlam berada pada fakultas filsafat meliputi budaya dan sejaran
orang Islam. Program studi Islam meliputi program dasar selama 4 semester ( 2
tahun) dan program utama juga selam 4 semester (2 tahun) untuk program magister
(MA) dan program doktoral selama 2 tahun.
Di Perancis,
Di Inggris,
Di Rusia,
Di Indonesia dilaksanakan di UIN, IAIN, STAIN dan Perguruan Tinggi Islam Swasta.
PENELITIAN AGAMA DAN MODEL-
MODELNYA
Penelitian (research) adalah upaya sistematis dan obyektif untuk mempelajari suatu
masalah dan menemukan prinsip-prinsip umum atau upaya pengumpulan informasi
yang bertujuan menambah pengetahuan. Pengetahuan manusia tumbuh dan
berkembang berdasarkan kajian–kajian sehingga melahirkan penemuan-penemuan,
sehingga ia siap merevisi pengetahuan masa lalu melalui penemuan baru.
PENELITIAN ADALAH UPAYA MENEMUKAN JAWABAN ATAS SEJUMLAH
MASALAH BERDASARKAN DATA-DATA YANG TERKUMPUL. PENELITIAN
MENUNTUT KEPADA PELAKU-PELAKUNYA AGAR PROSES PENELITIAN
YG DILAKUKAN ITU BERSIFAT ILMIAH YAKNI SISTEMATIS,
TERKONTROL, BERSIFAT EMPIRIS (BUKAN SPIKULATIF) DAN HARUS
KRITIS DALAM PENGANALISAAN DATA-DATANYA SEHUBUNGAN DGN
DALIL-DALIL HIPOTESIS YG MENJADI PENDORONG MENGAPA
PENELITIAN DILAKUKAN (Nata, MSI, 1998, 119)
TUJUAN PENELITIAN ADALAH UNTUK MENEMUKAN
JAWABAN TERHADAP SUATU PERSOALAN /
MASALAH MELALUI PENERAPAN PROSEDUR
ILMIAH.
Penelitian dipandang sebagai kegiatan ilmiah ? Karena
menggunakan metode keilmuan, yakni gabungan antara
pendekatan rasional (logis/akal) dan empiris. Metode
Pendekatan empiris merupakan kerangka pengujian dalam
memastikan kebenaran.
Metode ilmiah adalah usaha untuk mencari jawaban ttg fakta-
fakta.
Kriteria metode ilmiah menurut Moh. Nazir :

1.Berdasarkan fakta.
2.Bebas dari prasangka.(Bukan menduga)
3.Menggunakan prinsip-prinsip analisis.
4.Menggunakan hipotesis.
5.Menggunakan ukuran obyektif.
6.Menggunakan teknik kuantitatif.
Langkah yg ditempuh dalam metode ilmiah :

1. Memilih dan mendefinisikan masalah,


2. Survey terhadap data yang tersedia
3. Memformulasikan hipotesis
4. Membangun kerangka analisis serta alat-alat dalam menguji
hipotesis
5. Mengumpulkan data primer
6. Mengolah, menganalisis dan membuat interpretasi
7. Membuat generalisasi atau kesimpulan
8. Membuat laporan
Pengabsahan data:
Pengabsahan data : ialah upaya yang dilakukan untuk mencek
data guna mejamin bahwa data yang kita kumpulkan memang
benar-benar terjadi menurut Moeleong dilakukan dengan teknik
triangulasi : Sumber, Metode, Penyelidikan dan Teori:
Triangulasi dengan sumber, dapat dilakukan dengan cara :
1. Membanding data hasil pengamatan dengan hasil
wawancara
2. Membanding apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
3. Membanding apa yang dikatakan orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
4. Membanding perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat orang.
5. Membanding hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi
Triangulasi dengan metode, dilakukan dengan jalan :
1. Mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
dengan beberapa teknik pengumpulan data.
2. Mengecek derajat kepercayaan beberapa sumber data
dengan metode yang sama.
Triangulasi dengan Penyidik yakni dengan jalan
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk
kepercayaan data atau dengan cara membandingkan hasil
pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya.
Triangulasi dengan teori, yaitu membandingkan dengan teori-
teori, penjelasan dari para ahli/pakar dibidangnya sebagai
penjelas pembanding.

Analisis Data (Kualitatif) versi Miles dan Hubberman :

1. Collection Data

2. Reduction Data

3. Display Data atau penyajian

4. Conclusion atau penarikan kesimpulan.


Analisis data kuantitatif :
1. Editing, memeriksa kembali data yang diperoleh untuk
meyakinkan apakah data sudah terkumpul secara lengkap.
2. Coding, melakukan pengelompokan data berdasarkan jenis
data dan memberikan kode tertentu.
3. Tabulating, menyusun tabel-tabel untuk tiap-tiap data dan
menghitungnya dalam frekwensi sehingga tersusun data
secara nyata.
4. Analizing, membuat analisa sebagi dasar penarikan
kesimpulan yang dibuat dalam bentuk uraian dan
penafsiran.
Agama sebagai objek penelitian

Agama sebagai obyek kajian telah lama menjadi perdebatan karena agama sesuatu
yg transendent. Agamawan cenderung berkeyakinan bahwa agama memiliki
kebenaran mutlak sehingga tidak perlu diteliti
Pada dasarnya agama menjadi dua kelompok ajaran. Pertama ajaran yg diwahyukan
Tuhan melalui Rasul-Nya yg terdapat dalam kitab suci. Ajaran dlm kitab suci
tersebut memerlukan penjelasan tentang arti dan pelaksanaannya. Penjelasan oleh
pemuka agama/pakar agama membentuk ajaran agama kedua (Harun nasution dalam
Pardi Suparlan)
Ajaran dasar agama krn merupakan wahyu dari Tuhan bersifat absolut, mutlak benar,
kekal, tidak berubah dan tidak bisa diubah, sedangkan penjelasan ahli agama
terhadap ajaran dasar agama krn merupakan penjelasan dan hasil pemikiran, tidak
absolut, tdk mutlak dan tdk kekal. Bentuk ajaran agama kedua ini bersifat relatif,
nisbi, berubah dan dapat diubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Para ilmuan beranggapan bahwa agama merupakan objek kajian atau penelitian.
Perbedaan Agama dan Keagamaan

Agama Keagamaan

• Kebenaran Absolut • Kebenaran Relatif


• Bersifat Ilahiyah • Bersifat Basyariyah
• Berada diluar Nalar • Bersifat Humanis
• Bersifat Ruhani • Bersifat Lahiriyah
• Konsep • Tataran
Doktrin/Ritual Praktis/Phraxis
• Single Interpretasi • Multi Interpretasi
• Teks • Konteks
Penelitian Agama (research on relegion) dan
Keagamaan (relegius research).

Penelitian agama bukanlah meneliti hakikat agama dalam arti wahyu,


melainkan meneliti manusia yang menghayati, meyakini dan
memperoleh pengaruh agama dalam arti penelitian agama bukan
meneliti kebenaran teologi atau filosofi tetapi bagaimana agama itu
ada dalam kebudayaan dan sistem sosial berdasarkan fakta atau
realitas sosio-kultural.
M. Atho Mudzhar mengutif pendapat Middleton (guru besar
antropologi di New York University mengemukakan bahwa penelitian
agama (research on relegion) berbeda dengan penelitian keagamaan
(relegius research). Penelitian agama lebih mengutamakan pada
materi agama, sehingga sasarannya terletak pada 3 elemen pokok,
yakni ritus, mitos dan magik. Sedangkan penelitian keagamaan lebih
mengutamakan pada agama sebagai sistem atau sistem keagamaan
(relegius system)
Menurut Middleton penelitian agama Islam adalah penelitian yg
obyeknya adalah substansi agama Islam : kalam, fiqh, akhlak dan
tasawuf. Sedangkan Penelitian keagamaan Islam adalah penelitian
yg obyeknya adalah agama sebagai produk interaksi sosial.
Typologi Keagamaan (Komarudin Hidayat)

Ekslusivisme, yakni pandangan bahwa ajarannya yang paling benar


hanyalah agama yang dipeluknya. Agama lain sesat dan wajib
dikikis, atau pemeluknya dikonversi karena, baik agama maupun
pemeluknya, dinilai terkutuk dalam pandangan Tuhan.
Inklusivisme, yakni pandangan bahwa agama yang diluar yang
dipeluknya juga terdapat kebenaran, meskipun tidak seutuh dan
sesempurna agama yang dianutnya,
Pluralisme, yakni secara teologis pluralitas agama dipandang
sebagai suatu realitas, masing-masing berdiri sejajar sehingga
semangat missionaris atau dakwah diangap tidak relevan;
Eklektivisme, yakni sikap keberagaamaan yang
berusaha memilih dan mempertemukan berbagai segi
ajaran agama yang dipandang baik dan cocok untuk
dirinya sehingga format akhir dari sebuah agama
menjadi semacam mozaik yang bersifat eklektika, (5)
Universalisme, yakni pandangan bahwa pada dasarnya
semua agama satu dan sama. Hanya karena faktor
historis-antropologis agama kemudian tampil dalam
format plural.
Penelitian agama yang sasarannya adalah doktrin, pintu bagi pengembangannya metodologi
penelitian tersendiri sudah terbuka bahkan sudah dirintis seperti adanya ilmu ushul fiqh dan
filsafat hukum islam sbg metode istibat hukum dan ilmu musthalah hadis utuk menilai
akurasi hadis.
Untuk penelitian keagamaan yg sasarannya agama sebagai gejala sosial cukup meminjam
metodologi penelitian sosial yg telah ada.
Middleton, Penelitian agama Islam adalah penelitian yang obyeknya substansi agama ISlam
: Kalam, fikh, akhlak dan tasawuf. Sedangkan penelitian keagamaan Islam adalah obykenya
agama sebagai produk interaksi sosial. (Keduannya menjadi obyek kajian agama)
Menurut Juhaya S. Praja ada penelitian agama dan penelitian hidup keagamaan
Menurut Juhaya S. Praja (guru besar fil. Hukum Islam IAIN Sunan Gunung Jati Bandung)
penelitian agama adalah penelitian ttg asal usul agama, pemikiran dan pemahaman
penganut ajaran agama thp ajaran yg terkandung didalamnya. Dengan demikian terdapat 2
bidang penelitian agama :
1. Penelitian ttg sumber ajaran agama yg telah melahirkan disiplin ilmu tafsir dan ilmu hadis

2. Pemikiran dan pemahaman terhadap ajaran yg dikandung dalam sumber ajaran agama itu,

yakni ushul fiqh yg merupakan metodologi ilmu agama. Penelitian dalam bidang ini
melahirkan filsafat Islam, ilmu kalam, tasawuf dan fiqh.
Penelitian ttg hidup keagamaan adalah penelitian ttg praktik ajaran agama
yg dilakukan oleh manusia baik secara individual maupun kelompok yg
meliputi :
1. Prilaku individu dlm hubungannya dgn masyarakat yg didasarkan atas agama yg
dianutnya
2. Prilaku masyarakat atau suatu komunitas, baik prilaku politik, budaya maupun
alinnya yg mendefinisikan dirinya sebagai penganut suatu agama.
3. Ajaran agama yg membentuk pranata sosial, corak prilaku, dan budaya
masyarakat beragama.

Menurut Ahmad Syafi’i Mufid terkait dgn penelitian agama yg berkenaan


dgn pemikiran atau gagasan, maka metode yg tepat adalah seperti filsafat,
Visiologi. Bila berkaitan dengan sikap/prilaku maka yg tepat digunakan
adalah ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi dan psikologi. Bila
terkait dengan benda keagamaan, maka metode arkeologi atau metode
ilmu naturan yang relevan tepat digunakan.
PETA PENELITIAN AGAMA
Wahyu/
Agama

Sikap dan Tindakan Bukan Objek Penelitian


Wujud
manusia
Pengetahuan/Pemikiran
Benda Suci/keramat

Obyek Penelitian

Filsafat/Kebudayaan Ilmu Sosial/Sejarah Sains/Antropologi/Ark.


Metode Hermeneutika dan Fenomenologis
Hermeunetik pada mulanya meruju kepada nama Yunani Kuno, Hermes, yang
tugasnya menyampaikan berita dari Sang Maha Dewa yang dialamatkan kepada
manusia. Menurut Hossein Nasr yang dikutif oleh Komarudin Hidayat , Hermes
tak lain adalah Nabi Idris AS yang disebutkan dalam Al-qur'an (Hidayat; 1996 ;
125). Sementara menurut legenda yang beredar di kalangan pesantren pekerjaan
Nabi Idris adalah sebagai tukang tenun. Jika propesi sebagai tukang tenun di
kaitkan dengan mitos Yunani tentang peran Dewa Hermes, ternyata terdapat
korelasi positif.. Kata kerja "memintal" padanannya dalam bahasa Latin adalah
tegere, , sedang produknya disebut textus atau text, yang merupakan isu sentral
dalam kajian hermeunetika. Jadi kata hermeunetik yang diambil dari peran
hermes sebuah ilmu atau seni menginterpretasikan sebuah teks. Metode
hermeunetik dimaksudkan untuk menemukan hubungan pemikiran yang
diteliti dengan gejala-gejala sosial yang ada. Sedangkan jika yang
dicari hubungan-hubungan pemikiran tersebut dengan kondisi-kondisi sosial
yang ada sebelum dan sesudah pemikiran tersebut muncul, maka yang
dipergunakan adalah metode fenomenologi. (Shodikin, 2002 : 34).
Yang masuk pada wilayah budaya atau filsafat : Pemikiran
ahli filsafat, ahli kalam, ahli hukum (fiqh) dan para sufi.
Agama yang diturunkan dan terwujud dalam bentuk produk
interaksi sosial dan sejarah: bentuk, sikap dan tindakan
manusia seperti : Hubungan kiyai-santri di pesantren, hub.
Ulama dan umara dalam olitik, interaksi kiayi dan
masyarakat, guru dan jamaah pengajian.
Agama yang diturunkan dan terwujud dalam bentuk benda-
benda suci atau keramat seperti bangunan majid bernilai
historis tinggi, bangunan candi, bangunan ka’bah dll. Ini
merupakan wilayah kajian antropologi dan arkeologi.
Telaah Konstruksi Teori Penelitian Agama
Konstruksi adalah cara membuat/menyusun bangunan (jembatan dan sebagainya) atau
susunan atau hubungan kata di kalimat atau dikelompok kata (KBBI)

Teori adalah pendapat yg dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa
(kejadian) dan berarti asas-asas dan hukum-hukum umum yg menjadi dasar suatu kesenian
atau ilmu pengetahuan. Teori juga berarti pendapat, cara-cara atau aturan untuk melakukan
sesuatu (KBBI)

Dalam konteks ilmu penelitian teori adalah merupakan pernyataan mengenai sebab akibat
atau mengenai adanya suatu hubungan positif antara gejala yang diteliti dari satu atau
beberapa faktor tertentu dalam masyarakat. Misalnya meneliti ttg gejala bunuh diri kita
sudah mengetahui ttg teori integrasi atau kohesi sosial dari emile Durkheim (seorang
sosiologi Perancis) yg mengatakan bahwa ada hubungan positif antara lemahnya dan
kuatnya integrasi sosial dan gejala bunuh diri.
Konstruksi teori adalah susunan atau bangunan dari suatu
pendapat asas-asas, hukum-hukum mengenai sesuatu yg antara
satu dengan lainnya saling berkaitan sehingga membentuk
suatu bangunan (Teori itu sendiri)

Telaah konstruksi penelitian agama adalah suatu upaya untuk


mempelajari dan menguraikan kaidah-kaidah dan dimensi
ilmiah ttg ajaran agama Islam secara ilmiah.
KASUS BUNUH DIRI

MENGAPA ORANG MELAKUKAN BUNUH DIRI ?


BEBERAPA ALASAN ORANG MELAKUKAN BUNUH DIRI :
1.DITINGGAL SUAMI
2.KARENA FAKTOR EKONOMI
3.BROKEN HOME
4.MERASA TERASING/KEKECEWAAAN DENGAN LINGKUNGAN
5.DLL

TEORI YG DIBANGUN (KONSTRUKSI TEORITISNYA ADALAH BAHWA


ADA HUBUNGAN POSITIF ANTARA KASUS BUNUH DIRI DENGAN
INTEGRASI/KOHESI SOSIAL (TEORI SIFATNYA RELATIF DAN SELALU
BERKEMBANG SEHINGGA ADA TESA, ANTI TESA, DAN SINTESA)
ISI - ISI UMUM SEBUAH PROPOSAL
(RANCANGAN) PENELITIAN
1. JUdul
2. Harus ada latar belakang
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan penelitian dan Manfaat penelitian
5. Penelitian terdahulu
6. Landasan Teori/Kajian Pustaka
7. Hipotesis (jika penelitian kuantitatif)
8. Konsep dan pengukuran (jika bentuknya kuantitatif)
9. Kerangka Pikir dan Pertanyaan Penelitian (jika Kualitatif) Jika perlu
10.Metode Peneitian
A.Waktu dan Tempat
B.Pendekatan yang digunakan
C.Subyek dan Obyek penelitian
D.Metode pengumpulan data
E.Teknik Analisis data
F.Bahan Rujukan.
G.Terkait dengan Proposal bg Mahasiswa STSQABM dapat dicermati lebih lanjut dalam
pedoman penelitian
Dalam metode hermeunetik, ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu, dunia
pengarang, dunia teks dan dunia pembaca. Menurut Noerhadi ada langkah yang diikuti
dalam melakukan penelitian hermeunetik. Langkah-langkah tersebut antara lain :
a. Telaah hakikat teks.
Dunia teks diperlakukan sebagai suatu yang mandiri dilepaskan dalam pengarangnya ,
waktu penciptaannya, dan konteks budayanya. Oleh karena itu wujud teks adalah tulisan
dan yang ditulis adalah bahasa, maka yang menjadi pusat perhatiannya adalah hakikat
bahasa. Tujuannya adalah mengerti apa yang dsampaikan 'dengan cara menginterpretasi
teks atau bahasa".
b. Proses apresiasi.
Pembaca yang melakukan penelitian melakukan proses apresiasi terhadap dunia teks
dengan kemampuan "menyelami" dunia pengarang masa lalu kemudian diaktualisasikan
kedalam dunia pembaca masa sekarang;
c. Proses interpretasi
Peneliti menerka dan menginterpretasikan arti yang tampak dalam teks, dan mencoba
mengerti apa yang tidak tampak dibelakang teks seperti geografis, budaya dan bahkan
spiritual pengarangnya. (Anwar, 1999 : 10)

You might also like