You are on page 1of 19

THE PUBLIC ADMINISTRATION

THEORY PRIMER
By :
H. George Frederickson, Kevin B. Smith, Christopher W. Larimer, and
Michael J. Licari

CHAPTER 3

Presented by :
Florence Rosdiana Lebrina
PEMBAHASAN
1. Pengertian
2. Teori administrasi sebagai teori politik
3. Paradigma Alison mengenai politik birokrasi
4. Politik, Kekuasaan dan Organisasi
5. Representatif birokrasi
6. Kesimpulan
1 PENGERTIAN
TEORI POLITIK BIROKRASI

• Teori politik birokrasi menjelaskan peran


pembuat kebijakan administrasi dan birokrasi.

• Kerangka berpikirnya menolak dikotomi politik


dan administrasi karena birokrasi dan birokrat
secara rutin terlibat dalam perilaku politik.

• POLITIK adalah alokasi otoritatif nilai-nilai, atau


proses untuk memutuskan “ Who gets What, When
and how “. (Easton 1965; Lasswell 1936)
1 PENGERTIAN
TEORI POLITIK BIROKRASI

• Birokrasi dan birokrat secara rutin


mengalokasikan nilai-nilai dan memutuskan
siapa yang mendapat Apa, bahwa birokrasi
secara logis terlibat dalam “ Politic of the first
order” (Meier 1993,7).

• Secara empiris, administrasi dan politik bukan


hal yang teknis dan bernilai netral, terpisah dari
politik , “ Administration is politic “ (Waldo
1948).
2 TEORI ADMINISTRASI SEBAGAI TEORI POLITIK

Administrasi sering diklaim menjadi inti


2 pemerintahan demokratis modern, sehingga
Menolak dikotomi administrasi – politik, teori demokrasi harus berurusan dengan
1
“Administration is politics “ administrasi dan teori administrasi harus
berurusan dengan demokrasi politik.

Dwight Waldo
(1948)
Efisiensi sebagai prinsip dasar dalam teori Administrasi yang efisien  Administrasi
3 4
administrasi ortodoks. yang baik.
2 TEORI ADMINISTRASI SEBAGAI TEORI POLITIK

Efisiensi itu sendiri adalah klaim politik dan tidak menjadi


nilai netral.

Meskipun administrasi public bahwa prinsip ortodoks


netral, namun tak terbebas dari kungkungan teoritis yang
digunakan untuk menahan diri dari dunia politik.

Filosofi politik melekat (Inherent) dalam administrasi publik,


Dwight Waldo itu bukan sebagai upaya merampas demokrasi, tapi justru
(1948) sebagai upaya korektif untuk menjaganya.
2 TEORI ADMINISTRASI SEBAGAI TEORI POLITIK

Demokrasi jika ingin survive, maka tidak boleh


menolak hikmah (pelajaran) dari kaidah sentralisasi,
hierarki dan disiplin

Masalah dalam teori administrasi dan demokrasi 


“Bagaimana mempertemukan demokrasi dengan
tuntutan dari pada pemegang otoritas”

Dwight Waldo
(1952)
PARADIGMA ALLISON MENGENAI
3
POLITIK BIROKRASI

Paradigma ini memperkenalkan pendekatan


pengambilan keputusan, dan prinsip – prinsip

Graham T. Allison
Pendekatan Pengambilan Keputusan : mengenal 2
Cabang Teori , yaitu Teori Proses Organisasi dan Teori
Birokrasi Politik
PARADIGMA ALLISON MENGENAI
3
POLITIK BIROKRASI

PENDEKATAN Graham T. Allison


PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Teori Proses Organisasi Teori Birokrasi Politik


Fokus pada proses yang bekerja melalui berfokus pada bentrokan antara para
pelaku birokrasi dengan konflik
Standar operasional prosedur dalam
kepentingan.
pemerintah

Perspektif Proses Birokrasi


Rasional Organisasi Politik
(Model I) (Model II) (Model III)
PERSPEKTIF RASIONAL ( MODEL I )
Kebijakan rasional atau aktor rasional

Hasil politik internasional sebagai pilihan rasional


pemerintah nasional.

Negara benar-benar menginformasikan, memaksimalkan


peran/ keberadaan ( utilitas) – aktor, dan bereaksi secara
strategis terhadap peristiwa yang terjadi.

Identifikasi realitas jelas, dan pendekatan neoliberal (paham


kapitalis).
TEORI PROSES ORGANISASI (MODEL II)
Bagaimana cara kerja organisasi ?

Tanggung jawab utama untuk daerah tertentu


harus dibagi.

Beberapa organisasi dalam pemerintah bertindak pada


waktu yg sama, tapi hanya sebagian saja yg terkoordinir
dalam penanganan masalah yg dihadapi pemerintah

Pemerintah menentukan alternatif melalui


Standar Operasional Prosedur ( SOP).
BIROKRASI POLITIK (MODEL II)
Diregulasikan tawar menawar antar pemain (birokrat) diposisikan secara
hiearkhis dalam pemerintahan.

Pemimpin organisasi dalam pemerintahn adalah aktor kunci, karena


menempati posisi-posisi kritis

Tumpang tindih dengan teori proses organisasi, dimana setiap departemen


atau Divisi akan memiliki Bias sendiri yang diatu dengan SOP.

“Dimana anda berdiri, tergantung dimana anda duduk” (Deplu fokus pada
negosiasi diplomati, Dep. Pertahanan fokus pada aksi militer dll.

Birokrat bertindak demi kepentingan organisasi mereka, dan bukan untuk


perusahaan atau kelompok kepentingan.
4 POLITIK, KEKUASAAN DAN ORGANISASI
Tidak terbatas ditingkat evecutive branch,
namun melibatkan struktur kekuasaan yang
luas (congress, court, organized interest
groups)

POLITIK
BIROKRAS
I

Sifat dan konteks struktur kekuasaan Terdapat 2 dimensi : terkait


bergantung pasa isu organisasi perilaku dan terkait struktur
(relatif) institusional

Terkait perilaku Terkait struktur


institusional
DIMENSI ORGANISASI DALAM TEORI POLITIK

• Mengapa birokrat • Bagaimana jalur

INSTITUSIONAL
TERKAIT STRUKTUR
TERKAIT PERILAKU

dan birokrasi kewenangan resmi


melakukan apa dari birokrasi
yang mereka • Hubungannya
lakukan dengan lembaga
lainlembaga lain
• Program dan
kebijakan apa yang
ditempatkan dalam
yuridiksinya
PERILAKU POLITIK

Memperdebatkan tentang struktur


lembaga dalam birokrasi klasik,
dimana lingkungan birokrasi
menekan mereka untuk mengikuti
pola perilaku serba prosedural,
rinci dan metodis, meskipun
nyata-nyata mengganggu
pencapaian misi utama organisasi
Robert King Merton
1957
BIROKRASI KLASIK

Birokrat memiliki kewenangan dalam Birokrasi bebas memilih dan mengatur


2
1 menentukan kebijakan apa yang harus langkah apa yang harus mereka kerjakan
mereka lakukan, sesuai beban kerja dan ekspektasi diri

James Q. Wilson
1989
Manager  Harusnya berperan seperti 4 Executive  Harus memiliki kemampuan
3 pemimpin perusahaan yang harus miliki sense
dalam membela misi dan mensupport
yang kuat atas misi organisasi, dan mampu organisasi dalam mencapai tujuan yang
mengkoordinasikan pekerjaan dengan para telah ditentukan.
operator dari semua urusan.
5 REPRESENTATIF BIROKRASI

Mencoba mempertemukan sifat hierarki


1
dan otoriter birokrasi yang sederajat.
Berfokus pada bagaimana menemukan
cara berpolitik birokrasi yang memiliki
nilai-nilai demokrasi

2 Pandangannya berfokus pada bagaimana


menemukan cara berpolitik birokrasi
Dwight Waldo
yang memiliki nilai-nilai demokrasi
(1952)
5 REPRESENTATIF BIROKRASI

Komposisi demografi birokrasi (ras, jenis kelamin,


pendidikan, dst) secara tidak langsung telah
mencerminkan Representative Nature of
Bureaucracy

Representative Nature of Bureaucracy 


representasi pasif menjadi representasi aktif,
misalnya kaum perempuan bergabung dalam
layanan sipil.

Samuel Krislov
1974

You might also like