You are on page 1of 31

Deteksi Dini Kegawatdaruratan

Neonatus dan Upaya


Penanggulangannya
Dr. Ari Fibrianto,SpA
3 Macam Kondisi Bayi Baru Lahir
(BBL)

 BBL risiko rendah (Perawatan level I)


 BBL risiko menengah (Perawatan
level II)
 BBL risiko tinggi (Perawatan level III)
Perawatan Level I

 Level I (perawatan bayi sehat) : pelayanan


neonatus dasar dan bayi risiko rendah
 Resusitasi neonatus
 Evaluasi dan perawatan postnatal bayi sehat
 Stabilisasi dan perawatan bayi usia gestasi
35-37 minggu yang secara fisiologis tetap stabil
 Stabilisasi bayi sakit dan bayi lahir < 35 minggu
sampai dipindahkan ke fasilitas yang sesuai
dengan kondisi bayi
Perawatan Level IIA
 Resusitasi dan stabilisasi bayi prematur dan/atau bayi
sakit sebelum dipindahkan ke fasilitas NICU
 Perawatan bayi usia gestasi > 32 minggu dan BL 
1500 gram : (1) secara fisiologik imatur seperti apnea
prematuritas, ketidakmampuan mempertahankan suhu
tubuh atau ketidakmampuan minum per oral, (2) bayi
sakit sedang dengan masalah yang dapat diantisipasi
dan pulih dengan cepat
 Perawatan bayi pemulihan setelah perawatan intensif
Perawatan Level IIB

 Level IIB mempunyai kemampuan level IIA


dan kemampuan tambahan untuk
menyediakan ventilasi mekanik dalam
waktu singkat (<24 jam) atau continuous
positive airway pressure (CPAP)
Perawatan Level IIIA
 Perawatan bayi dengan berat lahir  1000
gram dan  28 minggu
 Mempunyai kapasitas menyediakan
ventilasi mekanik konvensional selama
dibutuhkan tetapi tidak menggunakan
HFO
 Prosedur operasi minor seperti
pemasangan kateter vena sentral atau
operasi hernia inguinal
Perawatan Level IIIB
 Perawatan komprehensif pada bayi BBLASR
(UG  28 minggu dan BL  1000 gram)
 Bantuan pernapasan lanjut seperti high-
frequency ventilation dan inhalasi nitric oxide
 Akses cepat dan on site tenaga subspesialis
anak
…Perawatan Level IIIB
 Advanced imaging dengan interpretasinya
termasuk CT scan, MRI dan ekokardiografi
 Spesialis bedah anak dan anestesiologis anak
on site atau dekat dengan institusi untuk
melakukan operasi mayor seperti ligasi PDA,
operasi defek dinding abdomen, NEC dengan
perforasi usus, fistula trakeoesofagus dan/atau
atresia esofagus, dan mielomeningokel
Perawatan Level IIIC
 Memiliki fasilitas yang sama dengan level
IIIB
 Berlokasi di rumah sakit anak
 Juga memiliki fasililitas ECMO dan
operasi kelainan jantung kongenital
kompleks yang memerlukan bypass
kardiopulmonar
Berbagai Masalah
Kegawatdaruratan Neonatus
 Suhu  hipotermi, hipertermi
 Pernapasan  apnea, sesak, hipoksia
 Sirkulasi  syok/renjatan
 Saluran cerna  kembung, muntah
 Traktus urinarius  anuri, poliuri
 Metabolisme  hipoglikemi, hipokalsemi
 Lain-lain  perdarahan, kuning, kejang
Masalah Suhu
 Normal : 36,5 – 37,5o C
 Pengukuran di aksila selama 3’
 Hindari pengukuran di anus
 4 cara kehilangan panas : konduksi,
evaporasi, konveksi, dan radiasi
 Hipotermi adalah pembunuh utama
pada neonatus
Upaya Menurunkan Risiko Hipotermi
 Suhu optimal untuk ruangan bersalin/OK dan
ruang perawatan
 Suhu ruangan bayi ideal 24 – 26o C
 Alas tidur dan handuk pembungkus hangat
 Inkubator transpor hangat
 Saat melakukan tindakan, pastikan bayi hangat
 Pintu inkubator jangan sering dibuka
 Bila sudah stabil  metoda kanguru
Masalah Pernapasan

 Normal : RR 40 – 60 x/menit
 Bedakan “Periodic Breathing” dengan apnea
 Apnea : stop napas > 20 detik, atau kurang
dari 20 detik, tapi disertai bradikardi dan
atau SpO2 menurun
Evaluasi Respiratory Distress dengan
Skor Down
0 1 2
Frekuensi Napas < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit

Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat


retraksi
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis menetap
dengan O2 walaupun diberi
O2
Air Entry Udara masuk Penurunan Tidak ada udara
ringan udara masuk
masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan tanpa alat bantu
stetoskop
…Evaluasi Respiratory Distress
dengan Skor Down

 Skor < 4 : tidak ada gawat napas


 Skor 4 – 7 : gawat napas
 Skor > 7 : ancaman gagal napas
(pemeriksaan gas darah harus dilakukan)
Upaya Mengatasi Hipoksia

 Berikan O2 seoptimal mungkin


 O2 nasal 0,5 – 2 L/menit
 O2 head box 3 – 5 L/menit
 Kadang-kadang boleh dimix antara O2 head
box 5 L/menit + O2 nasal s/d 2 L/menit
sambil dipersiapkan CPAP atau ventilator
…Upaya Mengatasi Hipoksia

 Target SpO2 BBL < 1 kg : 88 – 92 %


 Target SpO2 BBL > 3 kg : 95 -98 %
 Target SpO2 BBL > 1 - < 3 kg : 90 – 95 %
Masalah Sirkulasi
 Normal HR 120 – 140 x/menit
 Periksa kualitas isi nadi, waktu pengisian
kapiler (N < 2 detik)
 Tensi bayi harus diukur dengan manset
yang sesuai (no. 1 – 2 – 3 – 4); yang
dilaporkan MAP
 Normal : bradikardi saat tidur
Upaya Mengatasi Renjatan
 Berikan cairan isotonus 10 ml/kg/x selama
setengah jam dapat diulang 2x
 Tidak ada perubahan  inotropik
Dopamin/dobutamin 5 – 10 µg/kg/menit
 Caranya : 30 mg/kgBB inotropik, larutkan
dalam Dx 10 % sampai 50 ml, jalankan 1
ml/jam
Masalah Saluran Cerna
 Kembung, muntah, perdarahan  NEC
 Syarat pemberian minum:
– Tidak sakit berat
– Sirkulasi baik
 Residu yang dapat ditolerir: < 15 – 20 %
dari total minum sebelumnya
 Mekonium harus keluar < 48 jam
Masalah Traktus Urinarius

 Urin harus keluar < 24 jam


 Normal 2 – 4 ml/kg/jam
 Oliguri/anuri : mungkin hipoalbuminemi/syok
Hipoglikemia
 Normal Gula Darah Sewaktu (GDS) : > 40 –
45 mg/dl s/d 120 mg/dl
 Periksa GDS : Heel prick : kaki harus
hangat, merah, usap pakai alkohol 70 %,
dan tunggu sampai kuning
 Glucose Infusion Rate (GIR) : 4 – 6
mg/kg/menit
Rumus ……% Dx X ……ml/jam
6 X BB
Hipoglikemia

 Awalnya cairan Dx 10 %  60 ml/kg/hari


 Bila hipoglikemia  Dx 10 % 2 – 4 ml/kg
bolus
 Bila hipoglikemia menetap  insulin drip
Hipokalsemia

 Definisi:
– Kadar kalsium serum < 7 mg/dL (1,75 mmol/L)
– Prematur : < 7 mg/dL (1,75 mmol/L)
– Cukup bulan < 8 mg/dL (2,00 mmol/L)
– Kadar kalsium ion (lebih sensitif) 4,4 mg/dL
(1,10 mmol/L)
…Hipokalsemia

 Faktor risiko:
a. Stres berat selama masa perinatal
b. Ibu penderita DM
c. Asupan nutrisi enteral ↓
d. Transfusi berulang
…Hipokalsemia
 Faktor risiko:
e. Alkalosis
f. Diuretik
g. Hiperparatiroid kongenital
h. Asupan magnesium rendah
i. Asupan fosfat berlebihan
…Hipokalsemia

 Gejala Klinis
Akut :
Apnea, iritabel, tremor ringan, tetani, kejang.
Gangguan hantaran jantung berupa aritmia
dan Q-T memanjang
…Hipokalsemia
 Gejala Klinis
Kronis :
Rickets dengan demineralisasi tulang,
epnea,
ALP : fraktur iga dan tulang panjang
…Hipokalsemia

 Tatalaksana:
2 – 4 mL/kgBB/hari larutan kalsium glukonas 10%
Masalah Infeksi Nosokomial (IN)

 Neonatus sangat rentan terhadap IN


 Penting diperhatikan cuci tangan prosedural
– Persiapan cairan parenteral
 Penggunaan ASI eksklusif
 Rasio pasien dan perawat

You might also like