You are on page 1of 24

ASET TAK BERWUJUD

Praktisi :
Edwin Ronald, S.E., M.M.
08119502401
ASET TAK
BERWUJUD
Agenda
1 Tujuan Pembelajaran

2 Uraian Materi : Aset tak berwujud

3 Latihan/Tugas

4 Daftar Pustaka
Tujuan
Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa
mampu :
1. Membandingkan valuasi aset tetap dengan
aset tak berwujud
2. Menghayati urgensi aset tak berwujud di era
digital.
3. Mengindentifikasi jenis-jenis aset tak
berwujud mencakup goodwill,hak paten,
merek dagang, hak cipta, dan waralaba.
4. Membuat ayat jurnal untuk mencatat biaya
perolehan dan amortisasi aset tak berwujud.
Pengertian Aset tak berwujud
ASET TAK BERWUJUD
Sebagaimana definisi umumnya, aset adalah komoditas bukti
kekayaan (harta) suatu perusahaan yang dapat mendatangkan
kembali keuntungan bagi perusahaan. Artinya, aset adalah komoditas
yang digunakan sebagai pendukung kegiatan operasi perusahaan.
Komoditas tersebut, tidak hanya yang berwujud (tangible), tetapi juga
ada yang tidak berwujud (intangible).
Aset tidak berwujud (intangible
asset) adalah komoditas berharga
yang dimiliki perusahaan tetapi
sifat aset tersebut tidak memiliki
bentuk fisik. Di era bisnis digital Contoh sederhana, saat ini
seperti saat ini, aset tak berwujud setiap orang memiliki
justru dianggap lebih penting peluang yang sama untuk
ketimbang aset tetap. berbisnis dengan
menggunakan media sosial.
Tapa perlu punya toko, para
pelaku bisnis online mampu
menghasilkan omzet yang
besar, asalkan mereka sudah
memiliki goodwill atau brand
value yang bagus.
Contoh Aset tak berwujud

Marvel Cinematic Universe (MCU)


mampu mendapatkan keuntungan yang Produksi Film Negara (PFN)
sangat besar dari pembuatan film mendapatkan pendapatan royalty
tentang tokoh-tokoh superhero yang dari penayangan Si Unyil Di Trans7
dimilikinya. Apabila ada perusahaan
yang hendak membeli salah satu tokoh
superhero tersebut, tentu saja harus
membayarnya dengan biaya yang
sangat besar
Menurut PSAK 19, aset tak berwujud merupakan aset nonmoneter yang
dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Adapun menurut (Martani, 2016, p.
341), karakteristik aset tak berwujud yaitu,
1) Dapat diidentifikasi : dapat dipidahkan, dapat diukur nilainya, dapat
dijual, dipindahkan, disewakan, maupun ditukarkan
2) Dapat dikendalikan : manfaat ekonomis dari aset tersebut dapat
dikendalikan, agar tidak dapat dinikmati atau diambil oleh pihak lain
3) Tidak memiliki wujud fisik.

Contohnya adalah, hak cipta. Apabila seseorang memiliki hak cipta dari
pembuatan buku maka hak cipta tersebut dapat dikategorikan sebagai
aset tak berwujud karena tidak akan ada orang lain yang dapat
mengambil keuntungan dari entitas yang telah menjadi hak cipta
tersebut.
JENIS-JENIS ASET TAK BERWUJUD

1. Goodwill
2. Hak paten
3. Hak cipta
4. Merek dagang
5. Biaya lisensi
6. Waralaba
7. Dan lain-lainya
Perusahaan yang sudah go
publik, seringkali melaporkan
aset tak berwujud di dalam
laporan keuangannya.
Pada perusahaan transportasi online Meski demikian, perusahaan
GOJEK misalnya, valuasi aset tak konvensional juga tidak menutup
berwujudnya cenderung jauh lebih kemungkinan dapat
besar ketimbang perusahaan menghasilkan nilai aset tak
transportasi konvensional. Ini artinya, berwujud yang besar. Kebab
nilai aset tak berwujud ditentukan Turki misalnya, memiliki valuasi
oleh jenis perusahaan itu sendiri, aset tak berwujud yang besar
apakah jenis perusahaannya berbasis dari penjualan waralabanya.
digital, ataukah konvensional. Begitupun halnya dengan PT
Indomarco Prismatama yang
memiliki outlet waralaba di
seluruh Indonesia.
GOODWILL

Goodwill menurut (Warren, 2015) adalah faktor-faktor


yang menguntungkan perusahaan. Diantarannya seperti
lokasi, mutu produk, reputasi, hingga keahlian manajerial
perusahaan itu sendiri. Dalam hal ini, goodwill dapat
membuat perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian
investasi yang melebihi tingkat normal. Artinya, apabila
suatu perusahaan total ekuitasnya adalah 3 miliar rupiah,
maka harga jualnya tidaklah 3 miliar, tetapi lebih dari itu.
Nilai lebih dari total ekuitasnya itulah yang dapat dicatat
sebagai goodwill.
Kebanyakan goodwill yang dilaporkan berasal dari hasil
akuisisi dan merger perusahaan. Misalnya, PT ABC
membeli atau mengakuisi PT XYZ yang memiliki ekuitas
senilai 11.000.000.000 dengan harga pembelian
11.700.000.000. Dari contoh ini, nilai 700.000.000 yang
merupakan kelebihan harga pembelian inilah yang dicatat
sebagai goodwill.

Ilustrasi : PT Bunbun membeli PT Samyong yang memiliki ekuitas


7.500.000.000 seharga 8.100.000.000. Jurnal yang perlu dicatat
oleh PT Bunbun antara lain :
Namun ternyata, setelah 2 tahun berjalan, masa depan PT
Samyong menjadi terpuruk, ditaksir terjadi penurunan nilai
goodwil senilai 350.000.000, maka jurnal untuk mencatatnya
adalah :
HAK PATEN
Hak paten (patent) merupakan hak ekslusif
atas hasil karya atau penemuan tertentu.
Misalnya PT ABC yang merupakan perusahaan
industri mobil mempatenkan teknologi injeksi,
maka perusahaan manapun yang hendak
menggunakan teknologi injeksi tersebut harus
membayar loyalti kepada PT ABC.
Di era digital seperti saat ini, hak paten
sangatlah berharga. Misalnya dalam industri
teknologi informasi smartphone, terdapat
banyak sekali paten yang dihasilkan. Dari satu
smartphone berbasis android misalnya,
terdapat sekitar lebih dari 10.000 paten
teknologi didalamnya. Paten-paten tersebut
dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar
teknologi seperti Google, Microsoft, dan
lainnya. Setiap kali perusahaan pembuat
smartphone hendak menggunakan android
untuk produknya, maka harus membayar
royalti kepada setiap pemilik patent tersebut.
Aspek akuntansi terkait hak patent berkaitan
dengan biaya perolehan, pencatatan royalti, serta
amortisasi atas hak patent tersebut. Mengenai
perolehan hak paten, terdapat 2 cara yang biasa
dilakukan yaitu dari internal dan eksternal. Dari
internal mencakup biaya-biaya riset dan
pengembangan yang dilakukan. Sedangkan cara
eksternal adalah dengan langsung membeli hak
paten yang dimiliki pihak lain. Adapun menurut
(Martani, 2016) perolehan aset tak berwujud secara
eksternal biasanya dilakukan dengan 4 cara yaitu,
1) perolehan terpisah,
2) akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis,
3) akuisisi dengan hibah pemerintah dan
4) pertukaran aset.
Berikut adalah contoh-contoh pencatatan
transaksi hak paten :
HAK CIPTA
Hak cipta (copyright) hampir mirip seperti hak
patent. Perbedaannya terletak dari segi ruang
lingkupnya. Jika hak patent ruang lingkupnya
berkaitan dengan teknologi dan
pengembangan suatu produk, maka hak cipta
berkaitan dengan karya atau ciptaan yang
berupa gagasan, ide, karya tulis, seni, sastra,
dan ilmu pengetahuan.
Perusahaan yang biasanya banyak memiliki hak
cipta diantarannya stasiun televisi, atau salah
satu program dalam televisi, seringkali
menggunakan hak cipta agar tayangan-
tayangan dalam program tersebut tidak dapat
dibajak orang lain. Jika ada pihak yang hendak
menggunakan ciptaan yang sudah didaftarkan
dalam hak cipta, maka harus membayar royalti
kepada pihak yang memiliki hak cipta.
Begitupun dengan suatu rumah produksi
seperti Disney maupun Marvel, memiliki hak
cipta atas karakter-karakter film yang
dimilikinya.
Berkaitan dengan pencatatan transaksi, berikut
contohnya : Marvel Cinematic Universe
mendaftarkan hak paten untuk tokoh Black
Panter dengan biaya perolehan senilai $5000,
maka jurnalnya adalah :

Sama seperti hak paten, hak cipta juga


memiliki beban amortisasi karena berkaitan
dengan jangka waktu perizinan hak cipta
tersebut. Contohnya : Hak cipta dengan biaya
perolehan senilai 120.000.000 pada tanggal 1
Oktober 2017 jangka waktu 12 tahun. Maka
jurnal amortisasi pada 31 Desember 2017
adalah
MEREK DAGANG
Merek dagang adalah hak ekslusif yang dimiliki
perusahaan atas simbol, nama, logo, dan
atribut-atribut lainnya. Misalnya ADIDAS,
memiliki hak atas merek dagangnya. Apabila
ada pihak yang memproduksi barang dengan
menggunakan merek tersebut, maka dapat
dituntut secara hukum. Bahkan, apabila 70 %
hanya menyerupai sekalipun, tetap tidak
diperbolehkan, misalnya ADEDAS, ADUDAS,
dan sebagainnya.
Perusahaan mendaftarkan merek dagangnya
kepada Pemerintah untuk kemudian
dikeluarkan hak merek dagang yang biasa
ditandai dengan simbol ®. Perusahaan
selanjutnya mengajukan perpanjangan izin
dalam kurun waktu 10 tahun sekali. Bagi
perusahaan, merek dagang ini dicatat sebagai
aset tak berwujud dan dilaporkan dalam
laporan keuangan
Sama halnya dengan goodwill
merek dagang tidak diamortisasi,
tetapi ditaksir penurunan nilainya.
Apabila merek dagang tersebut
semakin berkembang, semakin
baik kualitasnya, maka dicatat
sebagai peningkatan ekuitas
merek. Tetapi apabila ternyata
merek dagang tersebut mengalami
penurunan nilai, merek dagang
tersebut perlu dicatat penurunan
nilainya dengan mendebit akun
kerugian penurunan nilai merek
dagang.
WARALABA
Bisnis yang juga cukup digandrungi saat ini adalah
waralaba (franchise). Jenis bisnis ini yang paling
banyak berada di sektor retail, kuliner, hingga jasa
ekspedisi. PT Indomarco dengan merek retail
Indomart misalnya, sudah memiliki ribuan retail
di seluruh Indonesia. Namun tentu saja, retail-
retail yang ada di setiap daerah itu bukanlah
sepenuhnya milik Indomarco. Dalam hal ini,
Indomarco hanya menjual izin waralaba saja.

Untuk setiap izin waralaba, pengusaha mitra


akan dikenai tarif perbulan dengan
persentase keuntungan tertentu. Oleh karena
itu, perusahaan yang memiliki banyak
waralaba, akan mendapatkan keuntungan
berlipat, yaitu dari penjualan izin, tarif
prosentase keuntungan perbulan, hingga
penjualan produk untuk suplai persediaan ke
setiap toko mitra.
Agar dapat menjaring mitra untuk waralaba, tentu
saja perusahaan harus memiliki nilai brand waralaba
yang kuat. Seperti misalnya Kebab Turki Baba Rafi,
sebenarnya memiliki banyak kompetitor, tetapi
mengapa justru Kebab Turki Baba Rafi yang memiliki
banyak outlet waralaba. Jawabannya adalah karena
brand nya yang kuat dan dikenal sangat enak oleh
masyarakat. Kekuatan brand waralaba inilah yang
dalam lingkup akuntansi dicatat sebagai aset tak
berwujud waralaba. Adapun bagi pihak pengusaha
mitra waralaba, izin waralaba yang dimiliki juga
dicatat sebagai aset tak berwujud. Izin tersebut akan
diamortisasi sesuai dengan masa kontrak
waralabanya. Berikut contoh soal dan jurnal untuk
transaksinya :

You might also like