You are on page 1of 30

KONSEP KEKERASAN BERBASIS GENDER,

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN


ANAK
FR
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
mampu memahami konsep kekerasan
berbasis gender dan KtP/A termasuk •Menjelaskan jenis kelamin, gender, dan bentuk
TPPO dan pemenuhan hak-hak korban. ketidaksetaraan gender
•Menjelaskan pengertian KtP/A termasuk TPPO
dan dampak tindak kekerasan serta sunat
perempuan
•Menjelaskan hak-hak korban kekerasan sesuai
kebutuhan korban dan amanat perundang-undangan

2
Pokok Bahasan

1. Jenis kelamin, gender dan bentuk ketidaksetaran gender


2. Pengertian kekerasan terhadap perempuan, anak dan tindak
pidana perdagangan orang dan dampak tindak kekerasan serta
sunat perempuan
Pokok Bahasan 1
Jenis Kelamin, Gender, dan
Bentuk Ketidaksetaraan Gender
Pengertian Jenis Kelamin
adalah kondisi biologis sebagai laki-laki dan perempuan,
merupakan pemberian Tuhan, dengan karakteristik dan fungsi
khususnya masing-masing.

Perempuan seseorang yang Laki-laki seseorang yang


memiliki kelamin dan identitas memiliki alat kelamin dan
perempuan yang secara identitas laki-laki yang
reproduksi memiliki fungsi secara reproduksi memiliki
untuk menghasilkan sel telur, fungsi untuk menghasilkan
dapat mengandung, sperma dan membuahi.
melahirkan dan menyusui.
GENDER adalah:
• Sifat-sifat atau ciri-ciri berbeda yang dilekatkan pada perempuan dan laki-laki
• Pandangan masyarakat mengenai apa yang dianggap pantas menjadi peran, tugas
dan posisi laki-laki dan perempuan
• Pembagian kerja yang dilekatkan pada perempuan dan laki-laki

Bias gender adalah kesenjangan peran, fungsi, hak dan tanggung jawab
antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan kelompok dan
masyarakat
Perbedaaan Jenis Kelamin Dan Gender
Jenis kelamin Gender
Tidak bisa berubah Bisa berubah
tidak bisa dipertukarkan Bisa dipertukarkan
Berlaku sepanjang hidup Tergantung situasi dan kondisi
Berlaku dimana saja Tergantung pada budaya
Ditentukan oleh Tuhan atau kodrat Bukan kodrat tapi dibentuk oleh masyarakat
Contoh: Contoh:
1.Hanya perempuan yang bisa melahirkan 1.Perempuan hanya tinggal di rumah dan mengurus anak
2.Hanya laki laki yang memproduksi sperma (seharusnya laki-laki juga dapat tinggal di rumah dan
mengurus anak seperti halnya perempuan)
2.Salah satu jenis pekerjaan bagi laki laki adalah supir
taksi (tetapi perempuan bisa juga mengemudikan taksi
sebaik yang dilakukan oleh laki-laki)
Pengertian Kesetaraan FR

Gender
Kesetaraan adalah kesamaan kondisi antara laki laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan dan haknya sebagai
manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam
berbagai bidang.

Kesetaraan gender akan mendorong kemajuan masyarakat


karena setiap orang berperan aktif dalam pembangunan.
Bentuk–bentuk Ketidaksetaraan Gender
◦ Stereotipi: cap/label yang dilekatkan pada laki-laki atau perempuan misalnya laki-laki mencari nafkah,
perempuan mengurus rumah tangga, laki-laki dianggap rasional, sementara perempuan dianggap emosional,
laki-laki dianggap kuat dan perempuan dianggap lemah. Padahal dalam kehidupan sehari-hari kedua aktivitas ini
dapat dilakukan oleh laki-laki dan perempuan
◦ Sub Ordinasi: dialami oleh perempuan sebagai akibat dari adanya stereotipi; artinya ditempatkan pada posisi
kedua, bukan di poros utama, baik dalam pengambilan keputusan, kesempatan untuk mendapatkan pendidikan
maupun dalam pekerjaan. Namun demikian, dalam beberapa kondisi dapat juga terjadi hal yang sebaliknya.
◦ Beban ganda: Sebagai akibat pelabelan peran gender, perempuan seringkali harus memikul beban ganda.
Seorang perempuan yang bekerja mencari nafkah, misalnya tetap harus menanggung pekerjaan domestik
(misalnya: mengurus anak, memasak), dan seringkali juga harus mengemban kewajiban-kewajiban sosial.
◦ Marginalisasi: Secara sederhana diartikan sebagai ”peminggiran” atau tidak diperhatikan dalam berbagai
hal/tidak memiliki peran penting yang menyangkut kebutuhan, kepedulian, pengalaman, dan lain-lain.
◦ Violence : segala bentuk tindak kekerasan berbasis gender yang berakibat, atau mungkin berakibat, menyakiti
secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap perempuan; termasuk ancaman dari tindakan tersebut,
pemaksaan atau perampasan semena-mena kebebasan, baik yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun
dalam kehidupan pribadi
Permasalahan Gender

Rendahnya Marginalisasi Kesenjangan Banyaknya Tingginya jumlah


kualitas hidup perempuan dalam pendapatan peraturan perempuan yang
perempuan berbagai aspek perempuan perundang- menjadi korban
kehidupan dan laki-laki undangan yang kekerasan
(pendidikan, bias gender
ekonomi, politik)

TREY 10
research
Keadilan Gender

Setiap perempuan dan laki Perbedaan ini perlu Dengan keadilan


laki mempunyai kebutuhan
yang berbeda. diketahui untuk gender berarti tidak
dipakai sebagai dasar ada
atas pembedaan stereotipi/pembaku
perlakuan yang an peran,
diterapkan kepada subordinasi,
laki laki dan marginalisasi dan
perempuan beban ganda

TREY 11
research
Kekerasan Berbasis Gender
◦ Pembedaan laki-laki dan perempuan berdasar gender ini, dapat
menimbulkan kekerasan berbasis gender.

◦ Kekerasan berbasis gender dapat berbentuk kekerasan fisik, seksual,


psikologis maupun kekerasan ekonomi, pemaksaan atau perampasan
kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di ranah publik,
maupun di tempat kerja, atau dalam kehidupan rumah tangga.
Pokok Bahasan 2
Pengertian Kekerasan terhadap Perempuan,
Anak dan Tindak Pidana Perdagangan Orang
dan Dampak Tindak Kekerasan serta Sunat
Perempuan
Pengertian Kekerasan terhadap Perempuan
Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) adalah segala bentuk tindak kekerasan berbasis gender yang
berakibat, atau mungkin berakibat, menyakiti secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap
perempuan; termasuk ancaman dari tindakan tersebut, pemaksaan atau perampasan semena-mena
kebebasan, baik yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun dalam kehidupan pribadi

Kekerasan terhadap Perempuan dapat terjadi dalam situasi hidup normal maupun situasi konflik

◦ Kekerasan dalam hubungan dekat/pribadi dan/atau keluarga.


◦ Kekerasan dalam dunia kerja dan masyarakat.
◦ Kekerasan terhadap perempuan juga tampil dalam praktik-praktik budaya
◦ Kekerasan dalam situasi konflik dan perang.
Pengertian Kekerasan terhadap Anak

Kekerasan terhadap anak (KtA) adalah semua bentuk perlakuan


menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual,
penelantaran, eksploitasi komersial atau eksploitasi lain, yang
mengakibatkan cedera/ kerugian nyata ataupun potensial terhadap
kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh-kembang anak, atau
martabat anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan tanggung-jawab,
kepercayaan atau kekuasaan (WHO)
Pengertian Tindak Pidana Perdagangan Orang

Perdagangan Orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, atau


penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan
kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau
memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari
orang yang memegang kendali orang lain tersebut, baik yang dilakukan
di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau
mengakibatkan orang tereksploitasi
Tindak Pidana Perdagangan Orang
Harus memenuhi unsur………
Korban Usia Korban Usia
> 18 tahun < 18 tahun

PROSES: Perekrutan atau Pengangkutan atau Penampungan atau V V


Pengiriman atau Pemindahan atau Penerimaan

dengan CARA: Ancaman atau Penggunaan Kekerasan atau Penculikan V


atau Pemalsuan atau Penggunaan Kekerasan atau Penculikan atau
Pemalsuan atau Penipuan atau Penyalahgunaan Kekuasaan atau Jeratan
Utang

untuk TUJUAN: Eksploitasi termasuk Pelacuran atau Kerja Paksa atau V V


Perbudakan atau Kekerasan Seksual atau Transplantasi Organ
Pada kasus TPPO, persetujuan korban tidak
relevan, yaitu:
• Bagi orang dewasa, meskipun korban menyatakan setuju,
namun memenuhi salah satu unsur “cara” TPPO maka
persetujuannya dianggap tidak relevan (diabaikan)
• Bagi anak, persetujuan sama sekali tidak relevan
Dampak Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
1. Dampak Fisik
• Kematian, Trauma fisik
• Trauma dalam kehamilan yang bersiko terhadap ibu dan janin
• Kehamilan yang tidak diinginkan
• Meningkatkan resiko terhadap kesakitan

2. Dampak Non Fisik


• Percobaan bunuh diri
• Gangguan mental emosional
• Kurangnya kemampuan aktualisasi diri
• Cuti sakit bertambah, Ketidakmampuan untuk mengembangkan pendapatan
• Stigmatisasi oleh komunitas sekitarnya
• Akibat kekerasan seksual dapat terjadi gangguan emosi seperti konsentrasi kurang, perubahan
tingkah laku, percobaan bunuh diri, dan juga dapat terjadi tingkah laku atau pengetahuan seksual
anak tidak sesuai dengan umurnya
Dampak Kekerasan Pada Anak
Dampak Jangka Pendek:
1.Dampak langsung : 5% kematian, 25% komplikasi serius seperti patah tulang, luka bakar, cacat
menetap dll
2.Terjadi kerusakan menetap pada susunan saraf
3.Pertumbuhan fisik anak pada umumnya kurang dari anak-anak sebayanya
4.Perkembangan kejiwaan juga mengalami gangguan, yaitu:
 Kecerdasan : keterlambatan dalam perkembangan kognitif, bahasa, membaca dan motorik
 Gangguan emosi
Konsep diri : Anak merasa dirinya jelek, tidak dicintai, tidak dikehendaki, muram dan tidak
bahagia, tidak mampu menyenangi aktifitas dan percobaan bunuh diri
Agresif
Kurang dapat bergaul dengan teman sebayanya atau dengan orang dewasa
Dampak Kekerasan Pada Anak
Dampak Jangka Panjang:
• Adanya distorsi kognitif, seperti merasa salah, • Gangguan personalitas
malu, menyalahkan diri sendiri • Gangguan tidur dan mimpi buruk
• Gangguan perasaan (mood disturbance), seperti • Masalah psikosomatik seperti nyeri daerah pelvis
ansietas atau depresi
• Problem / gangguan makan
• Kehilangan minat untuk bersekolah
• Lebih lanjut korban dapat menjadi psikosis
• Stres pasca trauma
• Masalah/problem diri sendiri (interpersonal) • Adanya gangguan personalitas multipel
• Perilaku membahayakan atau menyakiti diri • Kecacatan pada fisik
sendiri, • Anak yang mengalami kekerasan apabila tidak
• Perilaku regresif ditatalaksana dengan baik, dapat menjadi pelaku
kekerasan ketika dewasa
• Menggunakan narkotik dan zat adiktif lainnya
Sunat perempuan sebagai salah satu bentuk
kekerasan pada perempuan dan anak

Sunat Perempuan atau disebut juga dengan


pemotongan/perlukaan genitalia perempuan (P2GP) /Female
Genitale Mutilation (FGM) adalah seluruh bentuk pemotongan
alat kelamin perempuan baik sebagian atau keseluruhan atau
dalam bentuk apapun yang melukai alat kelamin perempuan,
dengan alasan di luar kepentingan pengobatan
Sunat perempuan/
Perlukaan dan Pemotongan Genitalia Perempuan (P2GP)

• FGM Merupakan Salah Satu Bentuk Tindakan Kekerasan Terhadap Perempuan dan melanggar
HAM
• Sunat Perempuan / P2GP dianggap sebagai bagian Female Genital Mutilation (FGM)
• FGM mempunyai dampak negatif jangka pendek dan jangka panjang bagi kesehatan
reproduksi

NAKES DUKUN

1. Praktik sunat perempuan bukan merupakan tindakan kedokteran


2. Nakes hendaknya memberikan edukasi kepada masyarakat untuk pencegahan
praktek P2GP
Tipe P2GP FR
Kompetensi Tenaga Kesehatan
Siapa yang melakukan tindakan ...???
Apakah memiliki kompetensi ...???

• Tidak ada dalam standar kompetensi


nakes
• Tidak diajarkan saat pendidikan

Pelanggaran kode etik karena merupakan perbuatan yang melanggar prinsip


“tidak melakukan kerusakan” / “do no harm”, yang menjadi dasar kode etik
medis
Pokok Bahasan 3
Hak-hak Korban Kekerasan
Terhadap Perempuan dan Anak
Termasuk Korban TPPO
Sesuai Kebutuhan/Perundang-
Undangan Yang Berlaku
Hak-hak Korban
Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
(UU No 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
dan Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak)

Korban berhak mendapatkan:


1.Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat, lembaga sosial,
atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan perintah perlindungan dari
pengadilan
2.Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis
3.Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban
4.Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum setiap tingkat proses pemeriksaan
5.Pelayanan bimbingan rohani
◦ Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali atau pihak lain manapun yang
bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan :
a. diskriminasi
b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual
c. penelantaran
d. kekejaman, kekerasan dan penganiayaan
e. ketidakadilan dan
f. perlakuan salah lainnya

◦ Setiap perempuan dan anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang
berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan identitasnya
Korban Tindak Perdagangan Orang
(Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang
Pemberatasan Tindak Pidana Perdagangan Orang)

1. Korban berhak memperoleh rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, pemulangan dan


reintergrasi sosial dari pemerintah apabila bersangkutan mengalami penderitaan fisik
maupun psikis akibat pedagangan orang
2. Hak-hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh korban atau keluarga korban,
teman korban, kepolisian, relawan pendamping atau pekerja sosial setelah korban melapor
kasus yang dialaminya atau pihak lain melaporkan kepada Kepolisian Negara Republik
Indonesia
3. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan kepada pemerintah melalui
menteri atau instansi yang menangani masalah-masalah kesehatan dan sosial di daerah

You might also like