Professional Documents
Culture Documents
TM 1 Praktisi Mengajar - Akuntansi Piutang - Final
TM 1 Praktisi Mengajar - Akuntansi Piutang - Final
Praktisi :
Edwin Ronald, S.E., M.M.
08119502401
Data Diri Praktisi :
Waktu
• Sabtu, 20 Mei 2023
• 09.20 – 11.00.
Offline / Online
Offline
Universitas Pamulang Kampus Viktor. Jl.
Puspitek, Buaran, Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten
15310
Agenda
1 Tujuan Pembelajaran
3 Latihan/Tugas
4
Buku Penunjang Tujuan
Kieso, E. D. (2015). Akuntansi Intermediate.
Jakarta: Erlangga.
Martani, D. (2016). Akuntansi Keuangan Menengah
Pembelajaran
Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba Empat. Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
Warren, R. (2015). Pengantar Akuntansi Adaptasi
Indonesia. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
1. Mengklasifikasi piutang berdasarkan jenis dan jangka
waktu pembayarannya.
Menurut (Kieso, 2015, p. 346), piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada
pelanggan atau pihak lainnya.
Piutang usaha lazimnya diprediksi dapat ditagih dalam jangka waktu dekat, misalnya 30
atau hingga 60 hari. Semakin lancar piutang dapat ditagih, maka likuiditas perusahaan
semakin baik. Perputaran piutang adalah salah satu ukuran likuiditas yang disebut
dengan (receivables turnover).
Receivables Turnover
Nilai 200.000 ini didapatkan dari Nominal Wesel x 12 % x 60/360. Nilai ini
menunjukan bunga yang berlaku pada 2 bulan atau 60 hari terakhir
C. Lalu pada saat pembayaran wesel tagih, perusahaan mencatat jurnal sebagai
berikut :
Note :
• Notes Receivable : Pendapatan Wesel
• Interest Revenue : Pendapatan Bunga
• Interest Receivable : Bunga Tagihan
MENDISKONTOKAN WESEL
Mendiskontokan wesel berarti meminjam uang ke bank dengan jaminan wesel tagih. Wesel
tagih yang dijaminkan akan dikenakan bunga bank. Beban bunga yang timbul dari
penjaminan wesel tagih disebut sebagai bunga diskonto.
Syarat menjaminkan wesel adalah apabila pemberi wesel tagih tidak dapat membayar wesel
bayarnya maka, pemegang wesel tagih sebagai pihak yang mendiskontokan wesel tagih harus
melunasi pinjaman uang ke bank tersebut.
Contoh : PT XYZ memiliki wesel tagih dari PT ABC senilai 10.000.000 tanpa bunga
dengan jangka waktu 90 hari dari tanggal penerbitan 1 April 2017. Selanjutnya pada
tanggal 1 Mei, PT XYZ mendiskontokan wesel tagihnya ke bank dengan bunga
diskonto senilai 15 % per-tahun. Berarti jurnal yang harus dicatat adalah :
Nilai bunga diskonto 250.000 didapatkan dengan cara: Nominal Wesel x 15 % x 60/360.
Mengapa hanya 60 hari?, karena waktu jatuh tempo wesel tagihnya tinggal 60 hari dari
waktu 90 hari.
Diskonto Wesel Tagih Berbunga
PT Maju Jaya memiliki wesel tagih dari PT Lancar Jaya senilai 20.000.000 dengan bunga 12%
pertahun. Tanggal wesel adalah 1 April 2017 dengan jangka waktu 90 hari. Selanjutnya pada
tanggal yang sama PT Maju Jaya mendiskontokan weselnya ke bank dengan bunga diskonto 15
% pertahun. Jurnal yang diperlukan oleh PT Maju Jaya yaitu :
Mengapa bunga diskontonya hanya 150.000?. Karena wesel tagih berbunga sebesar 12%
sedangkan diskontonya 15 %. Sehingga dapat langsung bunga diskonto dikurangi dengan bunga
wesel tagih yang menghasilkan 3 %. Oleh karena itu, penghitungan bunga diskontonya adalah :
Nominal Wesel x sisa bunga diskonto x 90/360. Berarti 20.000.000 x 3 % x 90/360 = 150.000.
Apabila misalnya dibalik, bunga wesel tagih 15 %, bunga diskonto 12 %,
maka nilai 150.000 tersebut berubah menjadi pendapatan bunga, sehingga kas
yang diterimanya juga bertambah. Jurnalnya adalah :
AMORTISASI WESEL
Sebagai ilustrasi, PT XYZ memiliki wesel tagih dari PT Dudung senilai 120.000.000
dengan jatuh tempo 90 hari. Setelah jatuh tempo, ternyata PT Dudung tidak dapat melunasi
hutangnya. Semakin lama PT Dudung melunasi hutangnya, semakin besar pula kerugian
yang diderita PT XYZ, karena nilai nominal wesel tagih yang senilai 120.000.000 itu
semakin lama semakin menurun nilainya. Penunuran nilai inilah yang disebut sebagai
amortisasi wesel.
Amortisasi wesel diakui sebagai kerugian. Menghitung besarnya amortisasi wesel
dilakukan dengan mencari nilai PV dari bunga pasar yang dikalikan dengan jumlah tahun
pelunasan piutang tersebut.
contoh :
PT Samyong memiliki wesel tagih tanpa bunga dari PT Hamdan senilai 190.000.000 dengan
jangka waktu 2 tahun. Tanggal penerbitan wesel adalah 1 Januari 2013, maka jatuh tempo
adalah 31 Desember 2014. Ternyata, PT Hamdan tidak bisa melunasi hutangnya dan berjanji
akan melunasi hutangnya pada 31 Desember 2016, adapun bunga pasar yang berlaku adalah 12
%.
Dengan demikian, perhitungan amortisasi weselnya adalah :
ANALISA UMUR PIUTANG
Apabila piutang tidak lagi dapat ditagih, maka akan menghasilkan beban
yaitu beban piutang tak tertagih (bad debt expense).
Apabila piutang tidak lagi dapat ditagih, maka akan menghasilkan beban yaitu beban
piutang tak tertagih (bad debt expense). Beban ini muncul apabila perusahaan
menentukan untuk melakukan penghapusan atas piutang tak tertagih. Pertanyaannya
kemudian adalah, bagaimanakah menentukan bahwa piutang yang dimiliki menjadi
piutang tak tertagih?. Memang tidak ada standar baku untuk menentukannya, tetapi ada
beberapa kondisi umum yang mendasari penentuan piutang tak tertagih, sebagaimana
menurut (Warren,2015, p. 449):
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan tanggung renteng adalah tanggung jawab debitur
untuk membayar hutangnya kepada pihak kreditur.
ANJAK PIUTANG TANPA TANGGUNG RENTENG
PT Cucun menjual piutangnya dari PT Capcay senilai 190.000.000 kepada PT Arta
Finance dengan transaksi tanpa tanggung renteng. PT Arta Finance kemudian
membebani PT Cucun fee sebesar 5 % dan mencadangkan 3 % untuk penurunan
piutang. Maka jurnal yang dibuat oleh PT Cucun adalah :
Maksud dari due to factor adalah piutang yang dicadangkan oleh PT Arta Finance.
Sedangkan loss from selling receivable, dianggap sebagai kerugian dari penjualan
piutang. Dikarenakan transaksi ini bersifat tanpa tanggung renteng, maka PT Cucun
tidak akan dibebani biaya untuk resiko piutang tak tertagih oleh PT Arta Finance dari
PT Capcay.
ANJAK PIUTANG DENGAN TANGGUNG RENTENG
Anjak piutang dengan tanggung renteng berarti pihak kreditur masih harus
bertanggungjawab apabila pihak pembeli (yang memiliki hutang) tidak membayar
hutangnya kepada factor. Dengan demikian, pihak factors akan meminta biaya tanggung
renteng kepada pihak debitur yang menjual piutangnya.
Contoh transaksi anjak piutang dengan tanggung renteng adalah :
PT Sugeng Dawuh memiliki piutang dari PT Yanto senilai 190.000.000. PT Sugeng Dawuh
kemudian menjual piutang tersebut kepada PT Bina Finance dengan transaksi tanggung
renteng. PT Bina Finance membebai biaya jasa 5 %, mencadangkan piutang 3 %, dan
meminta kewajiban tanggung renteng senilai 2 %. Maka jurnal yang harus dibuat oleh PT
Sugeng Dawuh adalah
Apabila transaksinya dengan tanggung renteng, maka akan muncul akun kewajiban
tanggung renteng (joint liability) senilai 3.800.000 atau 2% dari total piutang. Sebagai
penyandingannya, kewajiban ini ditambahkan pada akun kerugian dari penjualan piutang,
dari yang tadinya hanya 9.500.000 atau 3 % dari piutang, menjadi 13.300.000.
CONTOH PIUTANG DAN WESEL TAGIH
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan perbedaan antara Piutang Dagang, Piutang Lainnya, Wesel Tagih
2. PT Laris Selalu menerima wesel tagih dari PT Cuan Terus untuk melunasi
piutang dagang yang telah jatuh tempo. Wesel tagih itu bernilai Rp. 22.000.000
dengan bunga 14% pertahun. Penerbitan wesel yaitu tanggal 1 Januari 2017
dengan jangka waktu 90 hari. Buatlah ayat jurnal pada saat, 1) Menerima wesel
tagih, 2) Menerima pelunasan wesel tagih