You are on page 1of 64

MANAJEMEN RISIKO

DIPUSKESMAS

Tim Kerja Mutu Pelayanan Kesehatan PUSKESMAS

Direktorat Mutu Pelayanan Kesehatan


2023
 Pendahuluan
 Pengorganisasian dan Strategi Manajemen Risiko
 Pernyataan Risiko
 Proses Manajemen Risiko
TOPIK  Pencatatan dan Pelaporan

2
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
1
Keselamatan Pasien di Pelayanan Kesehatan

DASAR HUKUM

2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 tahun 2019 tentang


Penerapan manajemen Resiko Terintegrasi di lingkungan
Kementerian Kesehatan
PERMENKES NO.25 TH. 2019

PENGERTIAN RISIKO

Kemungkinan terjadinya suatu peristiwa


yang berdampak negatif terhadap
pencapaian sasaran organisasi
PERMENKES NO.25 TH. 2019

MANAJEMEN
RISIKO

Proses yang proaktif dan kontinyu meliputi identifikasi,


analisis, evaluasi, pengendalian, informasi komunikasi,
pemantauan, dan pelaporan Risiko, termasuk berbagai
strategi yang dijalankan untuk mengelola Risiko dan
potensinya
PERMENKES NO.25 TH. 2019

MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI

Proses identifikasi, analisis, evaluasi dan pengelolaan semua


risiko yang potensial dan diterapkan terhadap semua
unit/bagian/program/kegiatan mulai dari penyusunan rencana
strategis, penyusunan dan pelaksanaan program dan anggaran,
pertanggungjawaban dan monitoring dan evaluasi serta
pelaporan
TUJUAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
PERMENKES NO.25 TH. 2019

1. Mengantisipasi dan menangani segala bentuk Risiko secara


efektif dan efisien
2. Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi
3. Memberikan dasar pada setiap pengambilan keputusan dan
perencanaan
4. Meningkatkan pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja

7
MANFAAT PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
PERMENKES NO.25 TH. 2019

1. Meningkatnya mutu informasi untuk pengambilan


keputusan
2. Perlindungan kepada unit kerja dan aparatur sipil
negara
3. Mengurangi kejutan atas Risiko yang tidak
diinginkan
KEBERHASILAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
PERMENKES NO.25 TH. 2019
1. Komitmen Pimpinan terhadap kebijakan, proses, dan rencana tindakan
2. Pihak yang ditetapkan untuk secara langsung bertanggung jawab guna
mengoordinasikan Proses Manajemen Risiko
3. Kesadaran setiap pejabat dan/atau Pegawai terhadap prinsip
Manajemen Risiko untuk menciptakan kultur/ budaya yang tepat dan
memahami manfaat yang dapat diperoleh dari Manajemen Risiko yang
efektif
4. Kebijakan Manajemen Risiko yang merinci peranan dan tanggung
jawab dari unsur pimpinan dan staf
5. Metodologi Manajemen Risiko yang menyeluruh
6. Pelatihan tentang Manajemen Risiko untuk tujuan kepedulian Risiko
bagi seluruh pejabat dan/atau Pegawai
7. Pemantauan yang terus menerus mengenai aktivitas pengendalian
Risiko
 Pendahuluan
 Pengorganisasian dan Strategi Manajemen Risiko
 Pernyataan Risiko
 Proses Manajemen Risiko
 Pencatatan dan Pelaporan
TOPIK

10
Struktur Manajemen Risiko

1 Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat


PENGORGANISASIAN 2 Penanggung Jawab mutu (melaksanakan mutu,
MANAJEMEN
keselamatan pasien, manajemen risiko)
RISIKO
3 Pemilik RISIKO

(unit kerja yang bertanggung jawab melaksanakan


manajemen risiko terintegrasi )
KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

1. Menetapkan arah kebijakan dan pedoman Manajemen Risiko;


2. Menetapkan profil Risiko di Puskesmas beserta rencana
mitigasinya;
URAIAN TUGAS POKOK 3. Menetapkan Selera Risiko dan kriteria Risiko yang berlaku di
DAN FUNGSI Puskesmas ;
4. Melakukan reviu/peninjauan ulang dan evaluasi terhadap
penerapan Manajemen Risiko di Puskesmas;
5. Memastikan proses Manajemen Risiko berjalan efektif di
Puskesmas; dan
6. Menangani Risiko lintas unit/bagian di Puskesmas
PENANGGUNG JAWAB MUTU

1. Melaksanakan Manajemen Risiko;


2. Melakukan penilaian Risiko terhadap pencapaian tujuan dan sasaran
tahunan dalam upaya pencapaian program di Puskesmas; dan
3. membuat laporan secara berkala setiap semester yang disampaikan
kepada Kepala Puskesmas.
URAIAN TUGAS POKOK 4. Memberikan usulan atas profil Risiko Puskesmas dan rencana
DAN FUNGSI penanganannya berdasarkan sasaran Puskesmas;
5. Melaksanakan dan melaporkan rencana penanganan Risiko kepada
Kepala Puskesmas yang telah ditetapkan sesuai lingkup tugasnya;
PENANGGUNG JAWAB MUTU

6. Memberikan usulan kepada Kepala Puskesmas tentang rencana


kontingensi apabila kondisi yang tidak normal terjadi;
7. Memberikan usulan/rekomendasi kepada Kepala Puskesmas
dalam pengambilan keputusan/kebijakan berdasarkan analisis
yang objektif;
URAIAN TUGAS POKOK 8. Melakukan penanganan Risiko yang diprioritaskan;
DAN FUNGSI 9. Pemantauan dan Reviu, Penerapan Manajemen Risiko pada
seluruh Unit Pemilik Risiko; dan
10. Memberikan pendampingan dan supervisi Manajemen Risiko di
Puskesmas.
PEMILIK RISIKO

1. Membuat Daftar Risiko


2. Membuat profil Risiko unit dan rencana penanganannya
berdasarkan sasaran unit/bagian Puskesmas;
URAIAN TUGAS POKOK
3. Melaporkan pengelolaan Risiko secara berjenjang kepada
DAN FUNGSI
pimpinan diatasnya hingga ke Kepala Puskesmas
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi efektivitas penerapan
Manajemen Risiko unit/bagian Puskesmas
STARTEGI MANAJEMEN
RISIKO

1.
Melakukan penilaian Risiko dan 2.
pengendalian Risiko yang mempunyai Menyiapkan sumber daya (sarana,
dampak negatif yang signifikan terhadap prasarana, alat, SDM dan anggaran)
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah dan SOP
ditetapkan

3. 4.
Mengintegrasikan Manajemen Risiko Melakukan pemantauan secara terus
dalam perencanaan, pelaksanaan dan menerus untuk upaya perbaikan
pertanggungjawaban program dan pada saat pelaksanaan,
kegiatan untuk mencapai tujuan dan pertanggungjawaban, dan ataupun
sasaran yang telah ditetapkan untuk bahan perencanaan
berikutnya.
 Pendahuluan
 Pengorganisasian dan Strategi Manajemen Risiko
 Pernyataan Risiko
 Proses Manajemen Risiko
 Pencatatan dan Pelaporan
TOPIK

17
RISIKO vs MASALAH

POTENSI TERJADI
RISIKO ADA WAKTU UNTUK DITANGANI
PREVENTIF
SEDANG/ SUDAH TERJADI
MASALAH

HARUS SEGERA DI TANGANI


KOREKTIF
SEBAB vs RISIKO vs AKIBAT

• SEBAB adalah fakta / masalah yang sudah terjadi, / sedang SEBAB FAKTA
terjadi tapi bukan risiko karena bukan ketidakpastian.

• RISIKO adalah ketidakpastian yang mungkin terjadi dan mungkin KETIDAKPASTIAN

saja tidak terjadi RISIKO YANG NEGATIF

• AKIBAT adalah alasan mengapa itu berdampak penting terhadap Hasil yang
AKIBAT mungkin terjadi
tujuan.

Risiko berada di antara Sebab dan Akibat.

Kita tidak bisa mengelola SEBAB karena itu FAKTA, AKIBAT karena MUNGKIN BELUM TERJADI.
YANG BISA KITA KELOLA ADALAH “RISIKO”
Penjelasan terstruktur dari sebuah risiko memisahkan
antara SEBAB, RISIKO, DAN AKIBAT.

Karena petugas tidak mengidentifikasi pasien menggunakan


minimal 2 ID, mungkin saja sampel bisa tertukar, sehingga
terjadi kesalahan diagnosis / tindakan

Karena Puskesmas belum menetapkan waktu pelaporan


hasil kritis, mungkin saja hasil lab terlambat dilaporkan
sehingga terjadi keterlambatan penanganan pada pasien

Karena eye wash tidak tersedia di Puskesmas , mungkin


saja petugas tidak dapat segera membersihkan mata saat
terpercik sampel infeksius, sehingga dapat mengakibatkan
cedera pada petugas
BELAJAR DARI TIKUS 1. TUJUAN: tikus mengambil keju dengan selamat

2. Tikus dalam keadaan atau dalam situasi Ketidakpastian


1) Mendapatkan keju dan terluka
2) Tidak mendapatkan keju dan terluka
3) Mendapatkan keju dan tidak terluka

3. Tikus mengidentifikasi dan membuat pernyataan RISIKO


Karena keju berada dalam perangkap, mungkin tikus
Bisa terjepit ketika akan mengambilnya, sehingga tikus bisa
terluka atau mati

4 Tikus seorang Manajer Risiko yang handal, dia sudah


mempersiapkan diri dengan memakai helm sehingga jika
sesuatu yang buruk benar terjadi, tikus tidak akan
terluka /mati

Pembelajaran dari Tikus


Semua kegiatan yang kita lakukan, ada ketidakpastian.
Kita harus mencegah kejadian yang tidak diharapkan sebelum terjadi
 Pendahuluan
 Pengorganisasian dan Strategi Manajemen Risiko
 Pernyataan Risiko
 Proses Manajemen Risiko
 Pencatatan dan Pelaporan
TOPIK

24
PROSES MANAJEMEN RISIKO

1
5
3

4
KONSULTASI

proses komunikasi antara organisasi dengan


KOMUNIKASI
pemangku kepantingan, mengenai isu
tertentu terkait dengan pengambilan
keputusan termasuk penerapan manajemen
proses interaktif
risiko
dalam tukar
menukar informasi
dan pendapat
KOMUNIKASI yang mencakup BENTUK KOMUNIKASI DAN KONSULTASI
DAN multi pesan
KONSULTASI mengenai risiko
dan  Rapat internal
pengelolaannya  Rapat insidential
 Seminar, sosialisasi, workshop atau
 Forum pengelola risiko
PENETAPAN
KONTEKS
Penetapan Konteks Internal
menjabarkan kondisi Puskesmas
terkait hal-hal yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan.
Penetapan Konteks External
menjabarkan kondisi eksternal
Puskesmas mencakup hal-hal yang
dapat mempengaruhi pencapaian
tujuan (pesaing, otoritas,
perkembangan teknologi,dll).
PENETAPAN KONTEKS
Konteks Manajemen Risiko
bagaimana manajemen risiko
diberlakukan dan bagaimana hal tersebut
akan diterapkan di masa yang akan datang

Konteks Kriteria Risiko


parameter yang disepakati bersama sebagai kriteria
risiko mis. Matriks grading risiko, kriteria risiko.
Kriteria risiko yang paling sering digunakan :
Dampak & Kemungkinan (Probabilitas)
PENILAIAN RISIKO :
menilai dan memprioritaskan risiko sehingga tingkat risiko dapat
dikelola dalam batas toleransi yang ditentukan
PENILAIAN
RISIKO
Identifikasi Risiko

Risiko Klinis Risiko Non Klinis


Risiko yang menyangkut Di luar keselamatan pasien, seperti : risiko PPI,
Keselamatan Pasien risiko K3, risiko MFK, risiko keuangan, risiko
reputasional, resiko strategi, risiko operasional,
Langkah-Langkah Pelaksanaan identifikasi risiko
Memahami dan mengidentifikasi kegiatan utama unit/bagian

Mengidentifikasi tujuan dari masing-masing kegiatan tersebut

Mengumpulkan data dan informasi tentang risiko yang mungkin


terjadi atas kegiatan tersebut

Mencari penyebab dari risiko-risiko yang telah diidentifikasi


untuk mendapatkan penyebab utamanya

Mengisi formulir daftar risiko dan memperbaharui


setiap saat terjadi pernyataan risiko
KATEGORI RISIKO

RISIKO KEUANGAN

Risiko yang disebabkan oleh segala sesuatu yang menimbulkan


tekanan terhadap pendapatan dan belanja Puskesmas kesehatan
Misalnya:  Risiko kenaikan biaya pengadaan reagen dan BHP

RISIKO STRATEGIS

Risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan


kebijakan organisasi baik internal maupun eksternal
yang berdampak langsung kepada Puskesmas kesehatan
Misalnya: Pelayanan Puskesmas Kesehatan tepat waktu
KATEGORI RISIKO

RISIKO OPERASIONAL

Risiko yang disebabkan oleh :


 Ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia dan tidak kegagalan
sistem di Puskesmas
 Adanya keadaan eksternal yang mempengaruhi
operasional Puskesmas
Misalnya:
 Klinis:
 Non Klinis
KATEGORI RISIKO
RISIKO KEPATUHAN
Risiko yang disebabkan oleh organisasi atau pihak
eksternal yang tidak mematuhi dan/ atau tidak
melaksanankan peraturan perundang-undang dan
ketentuan lain yang berlaku
Misalnya: Puskesmas tidak patuh terhadap regulasi
eksternal

RISIKO REPUTASIONAL
Risiko yang disebabkan oleh menurunnya kepercayaan
public/masyarakat yang bersumber dari persepsi negative tentang
Puskesmas kesehatan
Misalnya: Kesalahpahaman antara pelanggan dan Puskesmas
sehingga menyebabkan citra Puskesmas menjadi kurang baik
ANALISIS RISIKO
Proses analisa pada potensi risiko dengan mempertimbangkan
frekuensi & dampak risiko
Analisis Risiko menggunakan :
Risiko Klinis Risiko Non Klinis

Matriks Grading Risiko Kriteria Risiko

Urutan Pelaksanaaan Analisis Risiko

a) Dapatkan data hasil identifikasi risiko


b) Evaluasi atas kecukupan pengendalian intern current control (yang sudah ada)
c) Ukur tingkat probabilitas terjadinya risiko
d) Ukur tingkat besaran dampak jika risiko terjadi
e) Hitung skor risiko dengan mengalikan probabilitas dengan dampak
f) Tentukan tingkat risiko, apakah termasuk risiko tingkat rendah, rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi
g) Isikan hasil langkah-langkah di atas ke dalam analisis risiko
h) Dari risiko diatas, selanjutnya dibuat peta risiko
RISIKO KLINIS (KESELAMATAN PASIEN)
1. Probabilitas /Frekuensi / Likelihood 2. Dampak Klinis / Consequences / Severity
3. MATRIKS GRADING RISIKO
= Dampak x Probabilitas
Potencial Concequences
Frekuensi/
Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Likelihood
1 2 3 4 5

Sangat Sering Terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme


(Tiap mgg /bln)
5

Sering terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme


(Bebrp x /thn)
4
Mungkin terjadi Low Moderate High Extreme Extreme
(1-2 thn/x)
3

Jarang terjadi Low Low Moderate High Extreme


(>2-5 thn/x)
2

Sangat jarang sekali (>5 thn/x) Low Low Moderate High Extreme
1

Can be manage by procedure Clinical Manager / Lead Clinician should assess Detailed review & urgent treatment Immediate review & action required
(Tindak lanjuti sesuai SPO) the consequences againts cost of treating the should be undertaken by senior at Board level. Director must be
risk management informed
(Manajer analisa dampak yg akan timbul terkait (Analisa detail & urget (RCA) oleh (Analisa segera (RCA) di BOD. Dirut
cost) Manajemen senior) di informasikan
RISIKO NON KLINIS MENGGUNAKAN KRITERIA RISIKO:

1. Probabilitas
KRITERIA RISIKO
KATEGORI DAMPAK
          Dampak pada Kesehatan   
Skor Derajat (tingkat) Dampak Tuntutan Ganti Rugi Penundaan Pelayanan dan Keselamatan Reputasi Dampak pada pihak terkait
Keuangan

          Luka kecil pada orang atau Diketahui oleh seisi kantor Hanya berdampak pada
1 Sangat rendah ≤ 3% anggaran ≤ Rp 1.000.000 ≤ 1 hari kerja beberapa orang satu pihak

            Dimuat oleh media massa lokal namun  


        Luka kecil berarti pada orang cepat dilupakan masyarakat  
2 Rendah > 3 - 5% anggaran > Rp 1.000.000 – Rp > 1 - 2 hari kerja atau beberapa orang Berdampak pada 2 - 3 pihak
5.000.000

            Dimuat oleh media massa lokal & media  


        sosial namun cepat dilupakan  
3 Sedang >5 - 8% anggaran > Rp 5.000.000 - Rp > 2 - 3 hari kerja Luka berarti pada orang atau
masyarakat Berdampak pada 3 - 4 pihak
25.000.000 beberapa orang

            Dimuat di media nasional dan media  


            online dan diingat  
4 Tinggi > 8 - 12% > Rp 25.000.000 - Rp > 3 - 5 hari kerja Luka serius pada orang atau sementara oleh masyarakat Berdampak pada 4-5 pihak
anggaran 50.000.000 beberapa orang

            Dimuat oleh media nasional/  


           
Luka berganda atau kematian internasional dan media
5 Sangat Tinggi > 12% anggaran > Rp 50.000.000 > 5 hari kerja sosial/media online Berdampak pada lebih dari 5
atau cacat permanen
diingat lama oleh masyarakat pihak
EVALUASI RISIKO

 Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil analisa risiko dengan
grading / kriteria / kelompok risiko sesuai yang ditetapkan untuk menentukan
apakah risiko dapat diterima / ditoleransi.

 Tujuan Evaluasi  membantu dalam pengambilan keputusan berdasarkan hasil


analisis risiko dan risiko yang memerlukan prioritas penanganan

 Evaluasi risiko membandingkan antara biaya dan keuntungan


(cost benefit analysis/ CBA)
EVALUASI RISIKO

Profil risiko adalah prioritas dari daftar risiko yang akan dilakukan penilaian risiko.
Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud berisi urutan prioritas risiko dan daftar risiko
yang akan ditangani dengan mengalikan skor risiko dengan menentukan rangking
prioritas risiko dengan mengalikan score risiko (Frekuensi X Dampak) X Skor
Kontrolibilitas .
 

Skor Kontrolibilitas Keterangan

1 Easy = Mudah di kontrol

2 Moderate Easy = Agak mudah dikontrol

3 Moderate difficult = Agak sulit dikontrol

4 Difficult = Sulit untuk dikontrol


TOLERANSI RISIKO
Sejumlah dampak risiko yang berani
diambil oleh organisasi untuk
mencapai tujuan

Jumlah risiko maksimum yang dapat


di terima / ditoleransi organisasi
untuk mencapai tujuannya

Setelah Risiko ditoleransi, maka Risiko


akan diterima dan tidak dilakukan
tindakan penanganan terhadap risiko
tersebut
SELERA RISIKO
Tingkat Risiko yang bersedia diambil instansi
dalam upayanya mewujudkan tujuan dan sasaran
yang dikehendakinya (PMK No.25 th.2019)
Atau
kebijakan yang menjadi acuan dalam menentukan
apakah suatu Risiko perlu ditangani atau tidak

Dampak kerugian yang mungkin


terjadi untuk mencapai tujuan
organisasi. Misalnya: kerugian
finansial, rusaknya reputasi
2 faktor utama yang
menentukan Selera
Risiko
Budaya / kecenderungan organisasi
terhadap risiko : waspada atau agresif
SELERA RISIKO KLINIS SELERA RISIKO NON KLINIS
5 5 10 15 20 25 Sangat Tinggi 15 - 25
5 5 10 15 20 25 Sangat Tinggi

PROBABILITAS
PROBABILITAS

4 8 12 16 20 4 4 8 12 16 20 Tinggi 10 - 14
4
Tinggi
3 6 9 12 15 3 3 6 9 12 15
3 Sedang 5 - 9
2 4 6 8 10 Sedang 2 2 4 6 8 10
2 Rendah 3 - 4
1 2 3 4 5 1 1 2 3 4 5
1 Rendah Sangat Rendah 1 - 2
4 1 2 3 4 5
1 2 3 5
DAMPAK
DAMPAK

Garis putus-putus berwarna merah menjelaskan batas selera risiko yang akan ditagani.
Area yang berada diatas garis putus-putus adalah risiko yang akan ditangani sedangkan area yang berada
dibawah garis putus-putus adalah risiko yang tidak ditangani
PETA RISIKO
Peta Risiko adalah gambaran
total Risiko dan distribusi
posisinya dalam grafik dengan
frekuensi pada sumbu horizontal
(x) dan konsekuensi pada sumbu a. Impact/dampak low (rendah) dan probability/
vertikal (y) kemungkinan low (rendah) maka penanganan risiko adalah
accept
b. Impact/dampak medium (sedang) dan probability
kemungkinan medium (sedang) maka metode penanganan
risiko dengan cara di share
c. Impact/dampak low (rendah) dan probability/
kemungkinan high (tinggi) maka metode penanganan risiko
dengan cara dikontrol
d. Impact/dampak high (tinggi) dan probability/
kemungkinan high (tinggi) maka metode penanganan risiko
dengan cara dilakukan mitigasi dan control
PENANAGANAN RISIKO

Mencegah atau mitigasi risiko

PENANAGANAN Membayar kerugian


yang terjadi
RISIKO
1. HINDARI RISIKO
- Menghindari kegiatan yang
berisiko yg menimbulkan banyak
risiko dari pada peluang
- Satu-satunya teknik kontrol
PENGENDALIAN/RISK CONTROL
risiko yg menghilangkan
kerugian dgn tidak terlibat dalam
risiko tersebut
- Tidak berdampak pada finansial
dan tidak perlu mitigasi

2. CEGAH KERUGIAN

Reduksi/eliminasi potensial
kerugian (inspeksi fasilitas,
pelaporan nilai kritis, hand
hygiene, survei kepuasan,dll
PENGENDALIAN/RISK CONTROL 3. REDUKSI KERUGIAN
Mitigasi dampak saat pertama kejadian
dan reduksi kerugian selanjutnya
(Sprinkle System)

4. SEGREGASI (PEMISAHAN DAN DUPLIKASI)

a. PEMISAHAN : Membagi asset/pelayanan menjadi 2 atau


lebih dilokasi yang terpisah untuk mengurangi kerugian
dalam Satu kejadian

b. DUPLIKASI : Produk/pelayanan selalu tersedia karena Duplikasi


walau produk/pelayanan utama mengalami kerugian

5. CONTRACTUAL TRANSFFER
Mereduksi kerugian dengan membuat
Kontrak dan Pergeseran Tanggung Jawab
Hukum kerugian dari satu pihak ke pihak lain.
Contohnya Kontrak perjanjian
Risk Retention
Dilakukan bila Puskesmas
berasumsi beban
keuangan
PEMBIAYAAN RISIKO
risiko lebih ringan daripada
membayar asuransi

RiskTransfer

Puskesmas dapat
mentransfer risiko keuangan
ke pihak lain.
Contoh: kerugaian ditransfer
kepada asuransi
PEMANTAUAN MONITORING DAN REVIEW

Pemantauan (monitoring) & Review


Untuk memastikan bahwa seluruh tahapan proses dan fungsi
manajemen risiko berjalan dengan baik.

Pelaksanaan monitoring & review :


1. Pengendalian rutin penanganan risiko dengan cara membandingkan
kinerja actual dengan kinerja yg diharapkan
2. monitoring efektivitas semua langkah dalam proses penanganan risiko
berdasarkan laporan pelaksanaan tahap sebelumnya guna
memastikan bahwa prioritas penanganan Risiko masih selaras
dengan perubahan di dalam lingkungan kerja
3. monitoring dan review secara berkala min. 6 bulan
HASIL MONITORING DAN RIVIEW

Keluaran pelaksanaan pemantauan (monitoring) & reviu 


Laporan hasil pemantauan (monitoring) & reviu :
Pelaporan kelemahan yang masih ada tanpa
meninggalkan hal-hal positif yang telah dicapai
 Pendahuluan
 Pengorganisasian dan Strategi Manajemen Risiko
 Pernyataan Risiko
 Proses Manajemen Risiko
 Pencatatan dan Pelaporan
TOPIK

52
PENCATATAN & PELAPORAN

Laporan Profil Risiko : Laporan Proses Manajemen Risiko : di


masing-masing unit kerja yang memuat Laporan Pemantauan & Reviu :
merupakan kumpulan risiko proses manajemen risiko di masing-
kunci (utama) yang disusun informasi mengenai risiko kunci (utama)
yang dikelola, rencana mitigasi / masing unit kerja
pada di masing-masing unit
pada saat penyusunan pengelolaan, dan realisasi mitigasi /
rencana kerja dan anggaran pengelolaan Risiko yang telah dijalankan
TABEL IDENTIFIKASI RISIKO
PEMILIK RISIKO :
KOORDINATOR MANAJEMEN RISIKO :
 
PERIODE :
 
Tujuan Kode Pernyataan UC/ C Dampa k
 No  Kegiatan Kegiatan Risiko Risiko  Sebab
1 2 3 4 5 6 7 8
               
               
               
               
               
               

…….., dd/mm/yyyy

Pemilik Risiko
Koordinator Manajemen Risiko

………………………………………….
NIP
Petunjuk Pengisian :

1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut


2. Kolom (2) diisi dengan nama kegiatan utama
3. Kolom (3) diisi dengan tujuan kegiatan
4. Kolom (4) diisi dengan kode/nomor risiko
5. Kolom (5) diisi dengan pernyataan risiko potensial, yang diidentifikasi dan berdampak terhadap
pencapaian tujuan
6. Kolom (6) diisi dengan penyebab/pemicu terjadinya risiko tersebut
7. Kolom (7) diisi kategori penyebab, apakah uncotrollable (UC) atau controllable © bagi unit kerja
8. Kolom (8) diisi dengan uraian dampak, jika risiko kolom (5) terjadi
TABEL ANALISIS RISIKO
Pemilik Risiko :
Koordinator Manajemen Risiko :
Periode :
                Pengendalian Yang Ada          
               
No. Kegiatan Tujuan Kode Pernyataan Sebab UC/C Dampak   Desain Efektifitas
P D T R P R Pemilik
Risiko Risiko Uraian     T E K E  Risiko
A T E

   
 1  2  3  4  5  6  7  8 9 10 11  12  13 14 15 16  17  18 19

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

………..,dd/mm/yyyy
Pemilik Risiko Koordinator Manajemen
…………………………. …………………………………
NIP
NIP
Petunjuk pengisian
• Kolom (1) diisi dengan nomor urut
• Kolom (2) diisi dengan nama kegiatan utama .
• Kolom (3) diisi tujuan kegiatan
• Kolom (4) diisi dengan kode/nomor risiko
• Kolom (5) diisi dengan pernyataan risiko potensial yang diidentifikasi dapat berdampak terhadap pencapaian tujuan.
• Kolom (6) diisi dengan penyebab/pemicu terjadinya risiko tersebut.
• Kolom (7) diisi kategori penyebab apakah Uncontrollable (UC) atau Controllable (C) bagi unit kerja
• Kolom (8) diisi dengan uraian dampak jika risiko kolom (5) terjadi.
• Kolom (9) diisi uraian/nama kegiatan pengendalian yang sudah ada (termasuk juga compensating control, jika ada).
• Kolom (10) diisi tanda tickmark (V), jika ada kegiatan pengendalian tersebut dalam kolom (9).
• Kolom (11) diisi tanda tickmark (V), jika tidak ada kegiatan pengendalian.
• Kolom (12) diisi tanda tickmark (V), jika kegiatan pengendalian yang ada tidak efektif mengurangi risiko.
• Kolom (13) diisii tanda tickmark (V), jika kegiatan pengendalian yang ada kurang efektif mengurangi risiko.
• Kolom (14) diisii tanda tickmark (V), jika kegiatan pengendalian yang ada telah efektif mengurangi risiko.
• Kolom (15) diisi dengan tingkat probabilitas (P), yaitu tingkat kemungkinan terjadinya risiko. Tingkat kemungkinan terjadinya risiko dapat diperoleh
dari pengalaman sebelumnya atau hasil diskusi (FGD)
• Kolom (16) diisi dengan tingkat dampak (D), yaitu tingkat besaran dampak jika risiko terjasi. Tingkat dampak risiko dapat diperoleh
dari pengalaman sebelumnya atau hasil diskusi (FGD)
• Kolom (17) diisi dengan tingkat risiko (TR), yaitu perkalian antara probabilitas dan dampak.
• Kolom (18) diisi dengan peringkat risiko, apakah sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, atau sangat tinggi.
TABEL ANALISIS RISIKO
Pemilik Risiko :
Koordinator Manajemen Risiko :
Periode :
      Pengendalian Yang Ada          
Kode Pemilik Risiko
No Pernyataan Risiko   Desain Efektifitas P D TR PR
Risiko
Uraian
A T TE KE E

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

0 0 0                 0    

0 0 0                 0    

0 0 0                 0    
0 0 0                 0    
0 0 0                 0    

0 0 0                 0    
………..,dd/mm/yyyy
Pemilik Risiko Koordinator Manajemen
Risiko
………………………………………………. ……………………………………
NIP NIP
Petunjuk pengisian :
Kolom (2) dan (3) diisi berdasarkan hasil identifikasi risiko sebagaimana tercantum pada formulir identifikasi
risiko kolom (4) dan (5)
1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut
2. Kolom (2) diisi dengan kode/nomor risiko
3. Kolom (3) diisi dengan pernyataan risiko yang diidentifikasi dapat berdampak terhadap pencapaian tujuan
4. Kolom (4) diisi uraian/nama kegiatan pengendalian yang sudah ada
5. Kolom (5) diisi tanda tick mark (v) jika ada kegiatan pengendalian tersebut
6. Kolom (6) diisi tanda tick mark (v) jika tidak ada kegiatan pengendalian tersebut
7. Kolom (7) diisi tanda tick mark (v) jika kegiatan pengendalian yang ada tidak efektif mengurangi risiko
8. Kolom (8) diisi tanda diisi tanda tick mark (v) jika kegiatan pengendalian yang ada kurang efektif
9. Kolom (9) diisi tanda diisi tanda tick mark (v) jika kegiatan pengendalian yang ada telah efektif
10 Kolom (10) diisi dengan tingkat probabilitas (P)
11. Kolom (11) diisi dengan tingkat dampak (D)
12. Kolom (12) diisi dengan tingkat risiko (TR)
13. Kolom (13) diisi dengan prioritas risiko (PR)
14. Kolom (14) diisi dengan pemilik risiko
TABEL ANALISIS KECUKUPAN PENGENDALIAN YANG ADA DAN RENCANA KEGIATAN
PENGENDALIAN
 
Pemilik Risiko :
Koordinator Manajemen Risiko :
Periode :

      Pengendalian Yang Ada   Rencana Pengendalian    


Kode   Desain Efektifitas Peringkat     Pemilik PJ TL
No Risiko Pernyataan Risiko Uraian Risiko Uraian Jadwal Risiko
A T TE KE E

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0    0 

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0    0 

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0    0 

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0    0 

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0    0 
………..,dd/mm/yyyy
Pemilik Risiko Koordinator Manajemen
Risiko

…………………………………. ………………………………………
Petunjuk Pengisian
Kolom (1) s.d. (10) diambil dari hasil penilaian risiko. Kegiatan dan risiko yang akan ditangani merupakan kegiatan
yang risikonya tinggi terhadap pencapaian tujuan organisasi, sehingga diprioritaskan untuk ditangani/dikelola
risikonya.
1. Kolom (1) diisi nomor urut.
2. Kolom (2) diisi kode risiko.
3. Kolom (3) diisi pernyataan risiko
4. Kolom (4) diisi kegiatan pengendalian yang sudah ada (termasuk juga compensating control, jika ada).
5. Kolom (5) diisi tickmark (V), jika ada kegiatan pengendalian tersebut dalam kolom (6).
6. Kolom (6) diisi tickmark (V), jika tidak ada kegiatan pengendalian.
7. Kolom (7) diisii tickmark (V), jika kegiatan pengendalian yang ada tidak efektif mengurangi risiko.
8. Kolom (8) diisii tickmark (V), jika kegiatan pengendalian yang ada kurang efektif mengurangi risiko.
9. Kolom (9) diisii tickmark (V), jika kegiatan pengendalian yang ada telah efektif mengurangi risiko.
10. Kolom (10) diisi level risiko.
11. Kolom (11) diisi dengan rencana pengendalian risiko/pengembangan infrastruktur pengendalian
(kebijakan/SOP/aturan lainnya).
12. Kolom (12) diisi dengan jadwal waktu pengembangan infrastruktur pengendalian (kebijakan/SOP/aturan
lainnya).
13. Kolom (13) diisi dengan pemilik risiko.
14. Kolom (14) diisi penanggung jawab tindak lanjut pengembangan infrastruktur pengendalian.
FORM DAFTAR RISIKO
PROFIL RISIKO
TERIMA KASIH

You might also like