You are on page 1of 24

RUANG LINGKUP

PELAYANAN TERPADU PENYAKIT


TIDAK MENULAR (PANDU PTM)
DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
pertama (FKTP)

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular


Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI
dr.Yulinda Novita

• Dokter Puskesmas Simpang Rimba

No. HP : 08117114851
Email : dokteryulinda88@gmail.com
KONSEP DASAR PANDU PTM DI FKTP

• Pengertian
Pandu PTM di FKTP adalah penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian PTM
yang dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi melalui Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
• Tujuan
Pencegahan dan pengendalian PTM adalah upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif
dan rehabilitatif serta paliatif yang bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan, kecacatan, dan kematian.
• Sasaran
Sasaran Pandu PTM di FKTP meliputi individu dan/atau kelompok masyarakat
baik yang berisiko PTM maupun yang tidak berisiko.
PELAYANAN TERPADU PANDU (PTM)

• Diadop dari WHO-PEN yang disesuaikan kebutuhan program di Indonesia


• Bertujuan memperkuat sistem kesehatan dan fungsi layanan primer
• Setting intervensi prioritas yang cost effective untuk pelayanan berkualitas sesuai
dengan kemampuan daerah
• Paket intervensi essensial minimal dalam JKN
• Dititik beratkan pada manajemen Hipertensi dan DM dengan penambahan
pelayanan kanker, thalassemia, glukoma, gangguan pendengaran dan Rehabilitasi
Berbasis Masyarakat
• Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (Posbindu PTM) dikembangkan sebagai
bagian dari Pandu PTM yang memungkinkan rujukan ke Puskesmas untuk
penanganan lebih lanjut.
PERBEDAAN PAKET INTI WHO-PEN DENGAN
PANDU PTM
PAKET INTI WHO-PEN PANDU PTM
Pencegahan primer stroke dan serangan jantung √
Tatalaksana Infark Miokard Akut √
Pencegahan Sekunder Post Infark Miokard √
Pencegahan Sekunder Post Stroke √
Pencegahan Sekunder Penyakit Jantung Rematik -
Tatalaksana DM Tipe 1 -
Tatalaksana DM Tipe 2 √
Pencegahan Komplikasi Kaki DM √
Pencegahan progresifitas Penyakit Ginjal Kronis √
Pencegahan progresifitas Retinopati Diabetikum √
Pencegahan progresifitas Neuropati -
Tatalaksana Asma Bronkhial √
Tatalaksana PPOK √
Tatalaksana Kanker Kanker Payudara, Kanker Leher Rahim dan
Thalasemia
Paket Tambahan PANDU PTM Tatalaksana Glukoma, Gangguan
Pendengaran, Rehabilitasi Berbasis
Masyarakat
PENGEMBANGAN
PELAYANAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR
(PANDU PTM) DI INDONESIA

• Pelatihan Pandu
• Penyusunan • TOT PTM di
Pedoman Pandu Pandu PTM untuk 21 34 Provinsi
PTM Penilaian kesiapan Provinsi • Evaluasi penerapan
• Piloting penerapan Pandu • Pelatihan Pandu Pandu PTM di 14
Pandu PTM di 5 PTM di 2 Provinsi PTM di Provinsi
Provinsi 18 Provinsi

2011 2015 2017 2019


2011 2013
2013 2015 2017 2019

2012 2014
2012 2014 2016
2016 2018
2018

Piloting • Pelatihan Nasional


Workshop Penilaian kesaiapan • Pelatihan Nasional
Pandu PTM di untuk penerapan
WHO-PEN penerapan Pandu PTM untuk penerapan
• 50% Puskesmas
26 Provinsi WHO-PEN
WHO-PEN (3) (3)
di 2 Provinsi •• TOT
TOT melaksanakan
PanduPTM
Pandu PTMuntuk
untuk
1313 PANDU PTM
Provinsi
Provinsi
• Pelatihan
PelatihanPandu
PanduPTM
di
PTM di
4
4 Provinsi
Provinsi
Ruang Lingkup
Upaya pencegahan, pengendalian, dan tata
laksana yang terintegrasi untuk tindak lanjut
faktor risiko dan penyakit tidak menular
PELAYANAN (penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus,
penyakit paru kronis, dan kanker) serta PTM
TERPADU PTM lainnya di Puskesmas dan FKTP
(PANDU PTM)
Sasaran
Penduduk usia 15 tahun ke atas yang datang ke
Puskesmas/FKTP untuk kunjungan sakit
maupun kunjungan sehat
PROMOSI KESEHATAN

Promosi kesehatan
bertujuan untuk
mewujudkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dengan
menciptakan dan
mentradisikan perilaku
CERDIK masyarakat

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar seharusnya memiliki kemampuan
untuk memberikan pendidikan dan koseling terhadap faktor risiko PTM
2. DETEKSI DINI FR PTM
Deteksi dini dilakukan untuk menemukan faktor risiko PTM sedini mungkin
terhadap individu dan/atau kelompok yang berisiko atau tidak berisiko secara
rutin;
 Deteksi Dini
Kegiatan deteksi dini faktor risiko ini dapat dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan atau pada kelompok masyarakat khusus melalui Posbindu.
 Skrining/Uji Tapis
Skrining/Uji Tapis bukan untuk diagnosis tetapi untuk menjaring dan
menentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau tidak, oleh karena
itu memerlukan follow-up yg cepat dan pengobatan yang tepat pula.
PANDU PTM SEBAGAI PENDEKATAN FAKTOR
RISIKO PTM TERINTEGRASI DI FKTP

 Peningkatan tatalaksana faktor risiko utama


(Konseling Upaya Berhenti Merokok,
Hipertensi, Dislipidemia, Obesitas dll) di
fasilitas pelayanan kesehatan dasar
(Puskesmas, Dokter Keluarga, Klinik/Praktek
Swasta).
 Peningkatan Respons Cepat
Kegawatdaruratan PTM di masyarakat dan
fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
 Tatalaksana terintegrasi Hipertensi dan
Diabetes melalui pendekatan Faktor Risiko.
 Prediksi risiko penyakit Jantung dan Stroke
dengan Charta WHO PEN. WHO/ISH Risk Prediction
Chart
3. PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
pengendalian PTM, baik secara perorangan maupun kelompok dilakukan
melalui kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dengan
membentuk dan mengembangkan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
PTM.
Pada Posbindu PTM dapat dilaksanakan kegiatan deteksi dini,
monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan dibawah pembinaan puskesmas.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI POSBINDU PTM

Bindu PTM
Sekolah

Kegiatan
Tempat Kerja
Monitoring :
• Obesitas Konseling :
• Hipertensi • Diet,
• Hiperglikemi • Stop merokok
Jemaah Haji / KBIH • Hiperkolesterol • Stress
• Pem.Klinis Payudara • Self Care
• Faktor lain

PO Bus /Terminal Kegiatan Bersama


Rumah Sehat • KIE
• Aktifitas Fisik
Desa • Sarasehan
Tempat Umum / Mall
4. PENEMUAN KASUS PTM
P Periksa Kesehatan secara rutin
Melakukan penemuan kasus PTM sedini dan ikuti anjuran dokter
mungkin (early diagnosis) melalui Atasi Penyakit dengan
A
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pengobatan yang tepat dan
pemeriksaan penunjang. teratur
T Tetap diet sehat dengan gizi
5. PENANGANAN KASUS PTM seimbang,
Penanganan kasus PTM sesegera mungkin Upayakan beraktivitas fisik
U dengan aman,
(prompt treatment) melalui pelayanan
pengobatan dan perawatan, serta rujukan H
Hindari rokok, alkohol dan zat
karsinogenik lainnya
ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan bila
diperlukan.
Dalam melakukan penanganan kasus, Program Patuh bagi yang sudah menyandang PTM
diselenggarakan agar mereka rajin kontrol dan minum
tenaga kesehatan di FKTP harus obat

mempromosikan perilaku ”PATUH”.


FAKTOR OBESITAS, pola
ROKOK HIPERKOLESTEROL HIPERTENSI STRESS ALKOHOL
RISIKO makan,

- Berapa lama - Derajat obesitas - Kadar - Derajat - Stressor - Berapa lama


sebagai - Lama menderita kolesterol hipertensi lingkungan sebagai
perokok obesitas - Konsumsi - Lama menderita - Stressor peminum
A - Usia mulai - Riwayat obesitas makanan hipertensi fisiologik alkohol
PENDEKATAN FAKTOR RISIKO DAN N
A
merokok
- Banyak batang
di keluarga
- Pola makan
berlemak - Riwayat
hipertensi dalam
- Stressor
pikiran
- Usia mulai
minum
M rokok yang (konsumsi keluarga alkohol
N dikonsumsi/ garam, gula, - Konsumsi - Banyak
E hari lemak, buah- garam sehari- alkohol yang
S - Jenis rokok sayuran) hari dikonsumsi/
I - Apakah - Aktivitas fisik - Riwayat hari
S terpapar rokok/ terkait pekerjaan hipertensi dalam - Kadar
perokok pasif - Olahraga kehamilan alkohol

Ya Ya
GEJALA PTM

KONSELING SESUAI FAKTOR RISIKO

FAKTOR - Batuk kronis - Sering makan - Nyeri dada - sesak - Denyut jantung - Gangguan
RESIKO berdahak - Sering merasa - kesemutan - udem kedua bertambah lambung
DENGAN - Sesak nafas haus - sakit kepala tungkai cepat - Berkeringat
GEJALA - Peningkatan - Sering BAK hebat - sakit kepala - Banyak keringat berlebihan
produksi - sesak - Rasa hebat atau tidak - Pernafasan - Berdebar-
sputum berdebar- biasa terganggu debar
- Perubahan debar - sakit pada - Otot terasa
warna dahak belakang tegang
- Batuk dengan kepala - Sulit tidur
demam - Gangguan
lambung
- Perubahan
nafsu makan
- Sulit
berkonsentrasi
- Sering BAK

DIAGNOSA PPOK, ASMA, TB, DM- Hipertensi Penyakit Jantung Infark Miokard Infark Miokard Infark Miokard
KERJA Kanker Paru, Infark Miokard Strok Strok Penyakit
Pneumonia Jantung
Penanganan PTM lebih terarah dan terpadu
kepada sasaran yang jelas
Faktor risiko PTM dapat terdeteksi sejak dini
MENGAPA
ALGORITMA Dokter yang merawat dapat melakukan telusur
pengobatan
PANDU PTM?
Meningkatkan keterampilan petugas dalam
penanganan PTM di FKTP
Integrasi dengan BPJS dan pemanfaatan teknologi
informasi
BAGAN ALUR
PANDU PTM
DI FKTP
Pelayanan Terpadu PTM

Algoritma
RUJUKAN KASUS DI PUSKESMAS
(TERINTEGRASI DENGAN RUJUK BALIK BPJS KESEHATAN)
PROGRAM RUJUK BALIK
(PERMENKES NO. 28 TAHUN 2014)

 Program Rujuk Balik (PRB) meliputi: penyakit-penyakit


kronis (DM, Hipertensi, Penyakit Jantung, Asma, PPOK,
Epilepsy, Skizofren, Stroke, dan SLE.
 Wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan
stabil.
 Disertai surat rujuk balik dari dokter spesialis/sub spesialis.
6. PENCATATAN DAN Alur-1
PENGENDALIAN PTM MULAI DARI POSBINDU PTM, PUSKESMAS,
PELAPORAN DAN RUMAH SAKIT

Setiap penyelenggaraan
kegiatan dalam rangka FR PTM:
-Hipertensi
PENYAKIT TIDAK
MENULAR:
- PJK-PD
pencegahan dan pengendalian Hasil DIAGNOSIS:
-Dislipidemia - Pemeriksaan -Stok
wawancara dan
-Hiperglikemia - Pemeriksaan -Diabetes Melitus
pemeriksaan
PTM harus dicatat dan -Obesitas
-dan lain-lain
penunjang -Kanker
-PPOK dan Asma
-Gakti
dilaporkan oleh petugas
penanggung jawab sesuai POSBINDU
PUSKESMAS
PTM
dengan sistem pelaporan yang TATALAKSANA DINI
-Respon cepat
terintegrasi dalam sistem -Pengobatan dini

informasi kesehatan. KONSELING

- Berhenti merokok

Pencatatan dan pelaporan RUJUKAN:


-
-
Konsumsi makanan sehat
Berhenti minum alcohol
- Lakukan aktifitas fisik secara
rutin, merujuk pada sistem RUMAH SAKIT
teratur
- Kendalikan stres
KIE
“CERDIK”

pencatatan dan pelaporan - Taat terhadap pengobatan

melalui Sistem informasi dan


Surveilans PTM
7. SURVEILANS TERPADU PTM
Surveilans PTM adalah kegiatan
pengamatan yang sistematis dan
terus menerus terhadap data dan
informasi tentang kejadian faktor
risiko dan kasus PTM, serta
kondisi yang mempengaruhi
peningkatannya untuk
memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan
tindakan pencegahan dan
pengendalian secara efektif dan
efisien.
8. PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KEGIATAN
• Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
melakukan pemantauan dan penilaian (monitoring dan evaluasi)
penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian PTM di FKTP sesuai
dengan kebijakan dan strategi pencegahan dan pengendalian PTM di FKTP.
• Tujuan kegiatan penilaian kinerja pengendalian PTM di puskesmas adalah
untuk mengetahui:
o Tingkat kesadaran masyarakat;
o Tingkat pemanfaatan Puskesmas sebagai pusat pelayanan pengendalian
PTM di masyarakat dan pusat rujukan antara/rujukan medik spesialistik
terbatas antar puskesmas;
o Tingkat kemampuan menangani kasus emergensi/komplikasi, dalam
batas kewenangan yang boleh dilakukan oleh tim inter-profesi terlatih;
o Mendapatkan data dan informasi untuk perencanaan tahun yang akan
datang;
o Pemanfaatan data dan informasi yang dihasilkan.
2
4

You might also like