You are on page 1of 12

PERPRES 72 TAHUN 2021

PERATURAN BKKBN 12
TAHUN 2021
JUNI 2022

DISAMPAIKAN DALAM ACARA CCM LGCB ASR


INTERVENSI INDIKATOR CAKUPAN LAYANAN SESUAI PERPRES 72/2021

LAMPIRAN (A) TARGET ANTARA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

20 INDIKATOR
SASARN

Penanggung Jawab
1. Kementerian Kesehatan
2. Badan Kependudukan Dan Keluarga
Berencana Nasional
3. Kementerian Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat
4. Kementerian Sosial

LAMPIRAN (B) URAIAN 5 PILAR STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

PENANGGUNG JAWAB:
1. KEMENTERIAN DALAM NEGERI 7. BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA
51 INDIKATOR 2. SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN NASIONAL
8. KEMENTERIAN KEUANGAN
KELUARAN 3.
4.
KEMENTERIAN SOSIAL
KEMENTERIAN AGAMA 9. KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
5. KEMENTERIAN DESA PDTT 10. PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
6. KEMENTERIAN KESEHATAN 11. PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA
12. PEMERINTAH DESA

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 2


Tugas Pemerintah Daerah
Dalam Percepatan Penurunan Stunting

06
Tugas Pemerintah Daerah
(Pasal 10 Perpres 72/2021) Pembentukan Tim Percepatan Penurunan
Stunting TPPS di Provinsi, Kab/Kota,
07
01 02
Kecamatan dan Desa/Kelurahan Pemantauan & Evaluasi
(Pasal 20 - 22 Perpres 72/2021) Daerah melaksanakan
Penguatan Peningkatan Susunan keanggotaan TPPS disesuaikan pemantauan dan evaluasi (Pasal
Perencanaan & Kualitas dengan Kebutuhan Provinsi, 24 Perpres 72/2021)
Penganggaran Pelaksanaan Kabupaten/Kota

03 04 09 08
Peningkatan Peningkatan Pelaporan (Pasal 25):
Kualitas Kapasitas Pencapaian Target (Lampiran Perpres): • Bupati/Walikota menyampaikan
Pemantauan, Laporan kepada Gubernur 2 kali
Evaluasi & Sumberdaya • 43 kegiatan & Target menjadi
Pelaporan Manusia setahun
tanggungjawab Kabupaten/Kota
• Gubernur menyampaikan laporan
• 9 kegiatan & target menjadi kepada Mendagri 2 kali setahun
tanggungjawab Provinsi
8
Bidang dan Sasaran 8 Aksi Konvergensi di Tingkat Kabupaten/Kota
Aksi 3:
Aksi 4: Perbup/ Aksi 5: Aksi 7:
Aksi 2: Rembuk Aksi 6:
Aksi 1: Perwali yang Aksi 8:
Penyusunan Stunting mendukung Manajemen Pengukuran
Analisis Situasi Pelaku Review Kinerja
Rencana Kerja Kabupaten/Ko P2S Data dan Publikasi
t a P2S

Perencanaan dan Mobilisasi Peran dan Pemangku Evaluasi dan


Bidang Pemanfataan Data Pembelajara
Penganggaran Kepentingan
n

Daerah mengetahui Daerah mengetahui


permasalahan yang ada di Adanya komitmen bersama, pembagian permasalahan terkait data, Daerah dapat
Sasaran wilayahnya & dapat menyusun tugas yang jelas antar stakeholders hingga melakukan perbaikan, melakukan
Antara rencana kerja, anggaran serta ke tingkat Desa dalam melakukan melakukan pengukuran secara evalusi kinerja
prioritas berdasarkan percepatan pencegahan stunting. regular dan memanfaatkan program
permasalahan yang ada. data untuk perncanaan

Perbaikan Tata Kelola Percepatan Penurunan Stunting dan Meningkatkan


Hasil Cakupan Intervensi Spesifik di Tingkat Kabupaten/Kota, Desa hingga ke
Sasaran Program 10
STRUKTUR KELEMBAGAAN PENYELENGGARAAN
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING TINGKAT PUSAT
TIM PENGARAH TIM PELAKSANA

KETUA KETUA

WAKIL PRESIDEN RI KEPALA BKKBN

WAKIL KETUA WAKIL KETUA

MENKO PMK PEJABAT PIMPINAN TINGGI MADYA DARI KEMENTERIAN


MENTERI PPN/BAPPENAS PPN/BAPPENAS, KEMENKO BIDANG PMK, KEMENKES ,
MENDAGRI KEMENDAGRI DAN SETWAPRES

Tim Percepatan Penurunan Stunting Tim Percepatan Penurunan Stunting Tim Percepatan Penurunan Stunting Tim Pendampiing Keluarga
Tingkat Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota Tingkat Desa/Kelurahan

1. Kepala desa/lurah menetapkan tim


1. Gubernur menetapkan tim 1. Bupati/walikota menetapkan Percepatan Penurunan Stunting tingkat 1. Bidan
Percepatan Penurunan Stunting tim Percepatan Penurunan Desa/Kelurahan.
tingkat Provinsi. Stunting tingkat
2. Kader/pengurus TP-
2. Tugas : koordinasi, sinergi, dan evaluasi.
2. Tugas : koordinasi, sinergi, dan Kabupaten/Kota. 3. Tim melibatkan : bidan, tenaga gizi, dan PKK tingkat
evaluasi. 2. Tugas : koordinasi, sinergi, tenaga kesehatan lingkungan; desa/kelurahan
3. Tim terdiri atas perangkat daerah 4. Penyuluh Keluarga Berencana dan/atau
dan Pemangku Kepentingan,
dan evaluasi. Petugas Lapangan Keluarga Berencana;
3. Kader KB
termasuk Tim Penggerak 3. TP-PKK 5. TP-PKK;
Pemberdayaan Kesejahteraan 4. Susunan tim disesuaikan 6. Pembantu Pembina Keluarga Berencana
Keluarga (TP-PKK). dengan kebutuhan Desa (PPKBD) dan/atau Sub-PPKBD/ Kader
4. Susunan tim disesuaikan dengan Pemerintah Daerah Pembangunan Manusia (KPM), kader,
kebutuhan Pemerintah Daerah dan/atau unsur masyarakat lainnya.
kabupaten/kota. 7. Susunan tim disesuaikan dengan kebutuhan
provinsi.
pemerintah desa/kelurahan.

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 5


ARAHAN PRESIDEN PADA RATAS PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING 6
11 JANUARI 2022

1) Tahun 2022 prevalensi stunting harus diturunkan


sedikitnya 3% melalui intervensi spesifik dan
sensitif, pembentukan Tim Percepatan
Penurunan Stunting (TPPS) dan penguatan
implementasi di Posyandu.

2) BKKBN sebagai Ketua Pelaksana TPPS perlu


didukung oleh Kementerian/Lembaga lain.

3) Intervensi yang dilakukan harus tepat sasaran,


didukung data sasaran yang lebih baik dan
terintegrasi.

4) Alokasi anggaran Tahun 2022 melalui APBN dan


APBD perlu dioptimalkan.

5) Difokuskan pada daerah yang prevalensi


stuntingnya tinggi.
PERPRES NO. 72 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
PENANGANAN STUNTING

BAB I
RENCANA AKSI NASIONAL
TUJUAN
STUNTING Pendekatan Keluarga

Gangguan pertumbuhan dan 1. Menurunkan prevalensi 1. Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di
perkembangan anak akibat stunting kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
kekurangan gizi kronis dan infeksi 2. Meningkatkan kualitas Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah
berulang. penyiapan kehidupan Desa;
berkeluarga 2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan
panjang atau tinggi badan 3. Menjamin pemenuhan pemberdayaan masyarakat;
di bawah standar yang 3. Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik dan
asupan gizi
ditetapkan oleh menteri Intervensi Sensitif di kementerian/lembaga, Pemerintah
yang menyelenggarakan 4. Memperbaiki pola asuh
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
urusan pemerintahan di 5. Meningkatkan akses dan
dan Pemerintah Desa;
bidang kesehatan. kualitas pelayanan
4. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat
kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat;
6. Meningkatkan akses air 5. Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi,
minum dan sanitasi riset, dan inovasi
POKOK-POKOK SUBSTANSI PERPRES NOMOR 72
TAHUN 2021
TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
No. Pokok Substansi KETERANGAN

1. Kelompok sasaran dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting Pasal 3

2. Target tujuan yang dicapai melalui lima pilar dalam Stranas Percepatan Pasal 6
Penurunan Stunting
3. Kegiatan prioritas dalam RAN Percepatan Penurunan Stunting Pasal 8
BAB II
RAN Percepatan Penurunan Stunting dilaksanakan oleh K/L, Pemerintah daerah
4. provinsi, pemerintah daerah kab/kota, pemerintah desa, dan pemangku Pasal 8
kepentingan
5. Penyediaan data keluarga berisiko stunting Pasal 9

Stranas dan RAN Percepatan Penurunan Stunting menjadi acuan bagi K/L,
6.
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kab/kota, pemerintah desa
BAB III Pasal 10
Upaya yang dilakukan K/L, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
7. kab/kota, pemerintah desa dalam pelaksanaan program percepatan penurunan
stunting
POKOK-POKOK SUBSTANSI PERPRES NOMOR 72
TAHUN 2021
No. TENTANG PERCEPATAN
Pokok Substansi PENURUNAN STUNTING KETERANGAN
Dalam penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting, K/L, PemDa provinsi,
PemDa kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa dapat melibatkan K/L, PemDa
8. Pasal 13
provinsi, PemDa kabupaten/kota, Pemerintah Desa terkait, dan Pemangku BAB III
Kepentingan yang dilakukan secara konvergen dan terintegrasi
9. Kriteria penetapan lokasi prioritas yang ditetapkan oleh Menteri PPN/Bappenas Pasal 14

10. Susunan anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting Pasal 15

11. Tugas Pengarah Pasal 16


BAB IV
12. Tugas Pelaksana Pasal 17
Kriteria penetapan, susunan anggota, dan tugas Tim Percepatan Penurunan Pasal 20, 21,
13.
Stunting di tingkat provinsi 22
14. Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan percepatan penurunan stunting Pasal 24
BAB V
15. Sistem Pelaporan hasil penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting Pasal 25

16. Sumber pendanaan Percepatan Penurunan Stunting BAB VI Pasal 27


RAN PASTI
1. Fokus program 2. Strategi nasional

Secara jelas menyasar program ‘stunting’ dan menjelaskan 5 strategi nasional:


definsinya: Pilar 1: komitmen dan visi kepemimpinan
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan Pilar 2: komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan masyarakat;
infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi Pilar 3: konvergensi Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif di
badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa;
bidang kesehatan. Pilar 4: peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat
(Pasal 1) individu, keluarga, dan masyarakat; dan
Dengan kelompok sasaran : Pilar 5: penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi,
a.remaja; riset, dan inovasi
b.calon pengantin; (pasal 6 ayat 2)
c.ibu hamil;
d.ibu menyusui; dan Ukuran keberhasilan implementasi lima pilar dijabarkan dalam 71
e.anak berusia O (nol) - 59 (lima puluh sembilan) bulan. indicator pada lampiran B.
(pasal 3) Penjabaran strategi nasional dituangkan ke dalam Rencana Aksi
Nasional (RAN PASTI)
RAN PASTI
3. Kelembagaan 4. Pemantauan, evaluasi & pelaporan
Dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS):
1.Pusat: Pengarah dan pelaksana
a. Ketua Pengarah: Wakil Presiden dengan anggota 5 pimpinan K/L Pemantauan dan evaluasi dilakukan masing-masing tingkatan sesuai kewenangan yang
teknis didukung dengan sistem manajemen data terpadu serta riset dan inovasi serta
b. Ketua Pelaksana: Kepala BKKBN dengan 5 wakil dari 5 es 1 K/L pengembangan pemanfaatan hasil riset dan inovasi.
2.Provinsi
3.Kab/kota Pelaporan berjenjang setiap 2 kali/tahun atau sewaktu-waktu jika diperlukan dari:
4.Kecamatan a.pimpinan daerah kepada Kemendagri, selanjutnya kepada Ketua Pelaksana
5.Desa/kelurahan b.Kementerian/Lembaga kepada KemenPPN/Bappenas, selanjutnya kepada Ketua
(pasal 15-26) Pelaksana
c.Ketua Pelaksana kepada Ketua Pengarah
TPPS daerah terdiri dari pengarah yang diketuai pimpinan daerah dan (pasal 23 s.d 25)
pelaksana yang diketuai wakil pimpinan daerah (kecuali disebut lain). TPP Kerangka pemantauan dan evaluasi mencakup:
terdiri dari unsur pemerintah & pemangku kepentingan termasuk tim d.20 target antara
penggerak PKK. e.71 indicator berdasarkan pilar:
11 indicator pilar 1
Khusus TPPS desa terdiri dari nakes (bidan, tenaga gizi, dan tenaga 13 indicator pilar 2
kesehatan lingkungan); Penyuluh Keluarga Berencana dan/atau Petugas 22 indicator pilar 3
Lapangan Keluarga Berencana; TP-PKK, PPKBD) dan/ atau Sub-PPKBD/ 7 indicator pilar 4
Kader Pembangunan Manusia (KPM), kader, dan/atau unsur masyarakat 18 indicator pilar 5
lainnya. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemantauan, evaluasi dan pelaporan diatur di
dalam RAN PASTI.
Tersedia Satgas di tingkat pusat s.d desa yang menjadi katalisator dan
eksekutor program & kegiatan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme & tata kerja diatur di
dalam RAN PASTI.
Perbaikan mutu pelayanan untuk
pencegahan risiko stunting yang serupa
1. Evaluasi RTL: Segera & terencana 4 Langkah
4.
Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
(RTL) Audit Kasus Stunting 2. Evaluasi perubahan status risiko kasus audit audit kasus stunting
stunting
Tersedia anggaran di 514 kabupaten dan
1. Diseminasi regular: 2 kali setahun kota untuk melaksanakan audit kasus
3. Diseminasi Audit Kasus Stunting stunting tahun 2022 melalui BOKB.
2. Diseminasi kontinyu (tele-konsultasi) antara
tim pakar dan tim teknis

3. Pelaporan ke TPPS Provinsi


1. Identifkasi & seleksi kasus
Berbasis risiko pada kelompok sasaran dan kasus
baduta/balita stunting
Kelompok sasaran: Menjadi masukan dalam:
Pelaksanaan audit & manajemen
2.
pendampingan
a. Calon pengantin/remaja (bersumber dari elsimil) 1.Perencanaan dan penganggaran
b. Ibu hamil (bersumber e ppgbm, elmisil, PK/PBDKI)
c. Ibu nifas (bersumber e-ppgbm, elsimil, PK/PBDKI) program & kegiatan
d. Baduta (bersumber e-ppgbm, elsimil, PK/PBDKI, 2.Penguatan implementasi SOP
KKA)
e. Balita (bersumber e-ppgbm & PK/PBDKI, KKA) manajemen kasus
Ditambah medical record 3.Validasi instrument Kartu
2. Kajian dan Rencana Tindak Lanjut
Kembang Anak
Pembentukan Tim Audit Kasus
1. Stunting Tim terdiri dari unsur OPD KB, Dinkes, RSUD, Tim Pakar
(SK Wakil Bupati/Walikota) dan Tim Teknis (Kepala Puskesmas, Camat, PKB/PLKB,
TPK)

You might also like