Professional Documents
Culture Documents
Materi Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran AK3U r4
Materi Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran AK3U r4
Penanggulangan
Kebakaran
Biodata
Nama : Heru Mulyono
Perusahaan :
PT. Mitra Adi Jaya
- AK3 Umum PT. MAJ
- Internal Auditor SMK3 PT. MAJ
- Eksternal Auditor SMK3 (magang)
- Konsultan SMK3
Email : heru.maj@gmail.com
Handphone : 0812 2977 5280 (phone call only)
0878 7700 7464 (WA)
TELEGRAM : @kumanhm
Materi Belajar
A. Latar Belakang
B. Dasar hukum pengawasan K3 penanggulangan kebakaran
C. Beberapa definisi terkait penanggulangan kebakaran
D. Ruang lingkup pengawasan penanggulangan kebakaran
E. Teori Api & Fenomena Kebakaran
F. Sistem Proteksi Kebakaran
G. Manejemen Penanggulangan Kebakaran
H. Sistem Tanggap Darurat Kebakaran
I. Tehnik Pemeriksaan dan
Pengujian sistem proteksi kebakaran
A
Latar Belakang
Kasus Kebakaran
- Tempat Kerja : 76 % - 80%
- Bukan Tempat Kerja : 20% - 24%
20 %
Terbakar
Habis
Faktor Penyebab Kebakaran
- Api Terbuka : 37 %
- Listrik : 27%
- Pembakaran :7%
- Peralatan Panas : 3%
- Mekanik : 2%
- Kimia : 1%
- Proses Biologi : 0,5%
- Alam : 0,2%
- Tdk Dpt Ditentukan : 20%
Api terbuka
Biasanya dilaksanakan pada pekerjaan
yang bersifat sementara yang
pengendaliannya bisa dilakukan dengan
menggunakan WORK PERMIT .
Contoh : Memotong besi, Menggerinda, Las
Listrik
Faktor yang mempengaruhi :
- Jenis Kabel Tidak Sesuai
- Ukuran Kabel Tidak Sesuai
- Beban Terlalu Berlebihan
- Sambungan yang Tidak Benar
B
Ruang Lingkup
Amanat UU 1/1970 :
Menjalankan tugas pengawasan
langsung, mulai dari pra kondisi sampai
operasional (terutamana dalam bidang
penanggulangan kebakaran).
Aspek-2 Pengawasan :
- Normatif : Per-UU-an
- Administratif : Prosedur & kelengkapan
dokumen.
- Teknis : Konsep design sistem
proteksi kebakaran
C
Dasar Hukum
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
•KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK
Pengendalian •PERMENAKER 02/89 Prot. Petir
ENERGI •KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
•PER. KHUSUS “EE” (Bhn. MUDAH TERBAKAR)
•PER. KHUSUS “K” (Bhn. MUDAH MELEDAK)
Pasal 33
Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga)
tahap meliputi:
a. prabencana;
b. saat tanggap darurat; dan
c. pasca bencana.
Pasal 34
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahapan
prabencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf a
meliputi:
a. dalam situasi tidak terjadi bencana; dan
b. dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana.
D
Definisi
Resiko Kebakaran :
Perkiraan tingkat keparahan apabila terjadi
kebakaran.
Means of Escape :
Sarana berbentuk kontruksi permanen pd
gedung / tempat kerja yg dirancang aman
sbg jalan penyelamatan saat terjadi kondisi
darurat kebakaran.
E
akan
Terjadi penyalaan serentak (Flashover)
berkurang/
surut atau
3 - 10 menit padam
Intesitas nyala api meningkat (Decay)
secara konduksi, konveksi dan
radiasi (Growth)
th STEDY
ow
DE
s/d 3 menit Fully development fires
Gr
CA
n (600-1000 o C)
Initiatio
Y
Kontak dengan zat yang dapat terbakar TIME
Terjadi penyalaan awal (Initiation)
Sumber
Energi Nyala relatip kecil
Smoke
Temperature
Carbon
Monoxide
Carbon
Dioxide Pe
ril
P a ak
ni u
k
Oxygen
PERPINDAHAN SECARA RADIASI :
Perpindahan panas dengan paparan langsung kearah tegak
lurus dan horizontal mengingkuti glombang elektro maknetik
Kebakaran = Energi
yang tidak terkendali
sig
n
Pa
n e
Bahan Bakar
TEORI PIRAMIDA BIDANG EMPAT
5. Temperatur Nyala Sendiri
Temperatur terendah yang bisa
menyebabkan bahan padat, cair dan gas
terbakar dengan sendirinya tanpa ada suatu
penyalaan sumber api
HEAT 4. Reaksi berantai ?
OUT PUT Dalam siklus nyala api adalah reaksi kimia
oksidasi eksotermal secara berantai (Gejala kimia)
3. Fire Point ?
N
FEEDBACK
?
OX
VAPOR menerus.
FIRE
? ? 2. Flammable range. ?
FUEL Kadar uap bahan bakar di udara harus dalam
campuran yang seimbang.
1. Vaporization. ?
SOURCE Diperlukan energi awal untuk merubah bahan
ENERGY bakar kedalam bentuk uap. Suhu yang
dibutuhkan disebut flash point
- Bahan Padat
Perlu panas agar terjadi penguapan
(sublimasi)
Benda butiran halus /Tepung mudah
terbakar/meledak
- Bahan cair
Mudah menguap
- Bahan gas
Sangat mudah terbakar/meledak
OKSIGEN TERDAPAT DI UDARA
- Oxygen ( O2 ) 21% ,
- Nitrogen ( N2 ) 78% dan
- gas lain-lain 1%
DAN PADA BAHAN OKSIDATOR
Angin
Pada saat terjadi kebakaran O2 akan
berkurang yg mengakibatkan tekanan udara
menurun, maka akan terjadi arus angin
besar
sehingga kobaran nyala api cepat menjalar
MUDAH TERBAKAR
WARNA MERAH
Flammable
REAKTIVITAS
WARNA KUNING
Bahan oksidator
senyawa kimia yang mengikat
banyak oksigen disebut bahan
oksidator (Oxidizer material)
(PEROKSIDA)
Air O X X X
Foam O O X X
CO2 X O O X
DP (Metal) X X X O
CARA MEMADAMKAN KEBAKARAN
Prinsip COOLING
Mengurangi panas (mendinginkan)
Prinsip STARVATION
Mengurangi bahan yang terbakar
Prinsip SMOOTHERING
Menutupi bahan yang terbakar shg tidak kontak dengan
Oksigen
Prinsip DILUSION
Mengurangi oksigen
Prinsip BREAKING CHAIN REACTION
Memutus rantai reaksi api
Mengambil bahan bakar
(Starvation)
Efektif, praktis dan berhasil
Metode mengambil bahan bakar meliputi;
menutup kerangan supply minyak,
Hydrant :
Instalasi pemadam kebakaran yg didesign untuk
memadamkan api dalam skala besar.
Terdiri dari ; unit penampung air, pompa air
bertekanan , instalasi perpipaan, selang dan nozzle
hydrant.
Dibutuhkan tim terlatih untuk mengoperasikannya.
3. Type Sidewall
Biasa digunakan pada instalasi di ruangan hotel.
4. Type Concealed
Digunakan pada ruangan yg memerlukan nilai
estika.
Jenis/tipe Sprinkler Pendent
Jenis/tipe Sprinkler Upright
Jenis/tipe Sprinkler Sidewall
Jenis/tipe Sprinkler Concealed
Jenis/tipe Sprinkler
Jenis/tipe Hydrant
Berdasarkan kode warna
Pompa Utama
Perlengkapan Hydrant
Jockey Pump
Warna Pipa dan Arah Panah
Cara Kerja Alat Detektor (Alarm) &
Sprinkler
Detektor
Fire
Nyala Sprinkler
ANN Audible
Panas Alarm
AC
Gas/Asap off
HYDRANT
Lift
off
Press
MCFA
Fan
ON
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
APAR gas CO
KRITERIA PEMILIHAN APAR
• Sifat barang yang terbakar
• Potensi keparahan (ukuran, intensitas dan kecepatan
menyebarnya) dari akibat kebakaran
• Keefektifan alat pemadam pada bahaya tersebut
• Kemudahan penggunaan alat pemadam
• Adanya orang untuk menggunakannya dan kemampuan fisik dan
reaksinya
• Kondisi suhu dan kondisi lingkungan
• Antisipasi terhadap reaksi kimia antara bahan yang terbakar dan
media pemadam
• Kesehatan dan keselamatan operasional yang terkait
• Pemeliharaan alat pemadam
PEMILIHAN MENURUT
BAHAYANYA
• APAR untuk perlindungan bahaya klas A harus dipilih dari salah satu
diantara : jenis air, busa dan tepung kering multipurpose
• APAR untuk perlindungan bahaya klas B harus dipilih dari salah satu
diantara : Carbon Dioxide (CO2), busa dan tepung kering
• APAR untuk perlindungan bahaya klas C harus dipilih dari salah satu
diantara : Carbon Dioxide (CO2) dan tepung kering
• APAR untuk perlindungan bahaya klas D harus dari jenis yang telah
disetujui untuk digunakan pada bahaya metal khusus yang dapat terbakar
PENEMPATAN APAR
• Memberikan distribusi yang merata
• Mudah dicapai
• Bebas dari halangan karena penumpukan barang
• Dekat dengan jalan orang
• Dekat pintu keluar masuk
• Bebas dari potensi kerusakan fisik
• Mudah dilihat
• Dipasang dengan ketinggian + 1 meter dari lantai
Tabel Penempatan APAR
JENIS BERAT LUAS JARAK
Industri 2 kg 150 m2 15 m
Umum 2 kg 100 m2 20 m
Perumahan 2 kg 250 m2 25 m
Campuran 2 kg 100 m2 20 m
Parkir 2 kg 135 m2 25 m
meter
ALAT PEMADAM
20 CM
120 CM
Kegagalan APAR
Jenis APAR tidak sesuai dengan peruntukannya
Ukuran tidak sesuai dengan volume kebakaran
Macet/tidak berfungsi
Tidak Bertekanan/bocor
Menggumpal/kadaluarsa/menunda refill
Salah penempatan
SDM/Petugas
Belum ditunjuk
Tidak trampil
Refilling dan Testing
Ref : Permenaker no. Per04/Men/1980
Chemical Foam 2 th 5 th
Dry Powder 5 th 5 th
Halogen 5 th 5 th
CO2 5-10th 10-5-5 th
FIRE Rating Standart Uji
Rating
Klasifik (Nilai Deskripsi
asi Klas.
angka)
A Tumpukan kayu dg volume
A 1A 1B tertentu dibakar selama 10
menit
B 2A 2B
B Premium dg jumlah dan
C 3A 5B volume tertentu dibakar
selama 3 menit
D 4A 10B
C Sasaran bertegangan 10.000
6A 20B volt
10A 30B D Tidak dilakukan pengujian
20A 40B
40A 60B
Jika ada kebakaran dan cara memadamkannya
Fenomena Kebakaran
Yang harus diwaspadai
BACK DRAFT
a
KEBAKARAN DALAM
ar
RUANG TERTUTUP
KEHABISAN OKSIGEN
Ud
BILA ADA KESEMPATAN
UDARA MASUK
AKAN TERJADI LEDAKAN
G
Menejemen
Penganggulangan
Kebakaran
Kebakaran besar disebabkan :
1. Kegagalan dalam upaya mencegah
terjadinya Kebakaran atau Peledakan
2. Kegagalan dalam Sistem tanggap darurat
3. Kelemahan manajemen K3
Definisi :
Manajemen Penanggulangan Kebakaran (MPK)
atau Fire Safety Management (FSM) adalah segala
upaya :
• Memobilisasi personil,
• Pemanfaatan biaya,
• Penggunaan bahan,
A1/300
C
Penanggung Jawab
Unit Penanggulangan Kebakaran
Koordinator
B1/100 Petugas Regu
1/50
Penanggulangan
Sub Unit Penanggulangan Kebakaran
Kebakaran
POSKO
IN CASE FIRE CONTROL
• INVESTIGASI
• ANALISIS
• REKOMENDASI
• REHABILITASI
Investigasi, Analisis, Rekomendasi, Rehabilitasi
Kumpulkan berbagai informasi, keterangan, data, dokumen, fakta
dan dianalisa
Susun kronologi kejadian dengan beberapa skenario dan dianalisa
Lakukan analisa kegagalan-kegagalan,
Bandingkan dengan fakta dan data dianalisis untuk menemukan :
Faktor pemicu terjadinya kebakaran dan
Kendala-kendala dalam operasi tanggap darurat
Upaya perbaikan yang direkomendasikan
Buat jadwal untuk merehabilitasi kerusakan gedung, peralatan
dan melakukan reschedule aktifitas organisasi.
H
Sistem Tanggap Darurat
Kebakaran
FIRE EMERGENCY PLAN
Lapis II
Fire Men
Lapis IV
Fire Departement
Lapis III Bantuan
dari lingkungan
Lapis I
Pet. Peran
Kebakaran
POSKO
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
(Lini I)
Petugas Peran Kebakaran (Klas D)
Tugas pokok sesuai jabatan utamanya
TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)
Tugas tambahan :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau semua aspek
pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi kebakaran agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan darurat kebakaran
untuk pemadaman dan penyelamatan
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
Klas B :
Koordinator Sub Unit Pen. Kebakaran
Bertanggung jawab di unit/zona kerja tertentu
Tugas tambahan :
· Mengkoordinasikan program penanggulangan
kebakaran (inspeksi & latihan)
• Memimpin operasi penanggulangan kebakaran
I
Teknik Pemeriksaan dan
Pengujian Sistem Proteksi
Kebakaran
Sesuai dengan Instruksi
Kepmenaker no. Inst
11/M/BW/1997, Uji riksa
sistem proteksi oleh pegawai
pengawas spesialis
Beberapa Video Praktis
1. Bola Apar 8. Kebakaran Motor Saat Isi
BBM (HP)
2. Panci Terbakar 9. Kebakaran Saat Buka Palka
Tangki (HP)
3. Percobaan Sinyal HP Pem 10. Mobil Terbakar Saat isi BB
icu Kebakaran. M (HP)
4. Pria Terbakar Gara2 HP. 11. Flash Fire-Electric Statis
5. HP Panas Meledak di sak 12. Mobil Meledak Saat Isi BB
u M (HP)
. 13. Kebakaran Gas LPG (HP)
6. Operator Pakai HP Saat Is 14. Tangki bensin disulut api.
i BBM
7. Percobaan Bateray Hp dip
anasi.