You are on page 1of 19

Memahami Fenomena Penggunaan Finstagram

Sebagai Platform untuk Self-Presentation


Yura Yunita - 14040120055
SISTEMATIKA PENULISAN

01 BAB 1 03 BAB 3
Pendahuluan Metode Penelitian

BAB 2 PENUTUP
02 Kajian Pustaka
04
01 BAB 1
Pendahuluan
LATAR BELAKANG
Temuan saat ini menunjukkan bahwa Instagram menjadi
medium untuk self-presentation khususnya bagi anak
muda. Foto dan video memiliki keunggulan lebih daripada
teks untuk melakukan self-presentation dan manajemen
kesan, karena fotografi memiliki kredibilitas yang tidak
dimiliki teks.
DATA PENGGUNA INSTAGRAM DI INDONESIA

30% 48%

48% pengguna Instagram pada


30% Penduduk Indonesia
rentang usia 18-25 tahun memiliki
menggunakan Instagram
lebih dari 1 akun Instagram
RUMUSAN MASALAH
Apa motivasi seseorang dalam menggunakan Finstagram
dan bagaimana self-presentation yang ditampilkan
pengguna Finstagram pada akun Finstagram-nya?
TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui motivasi pemilik


akun Finsta dalam menggunakan Finsta
2. Untuk mengetahui bagaimana self-
presentation yang dilakukan pemilik
akun Finsta
MANFAAT PENELITIAN

TEORITIS SOSIAL PRAKTIS


Memperkaya kajian ilmu Memberikan pemahaman Memberi pemahaman kepada
komunikasi dalam bidang media kepada masyarakat mengenai pengguna Finstagram agar lebih
baru dan memberikan fenomena Finstagram di berhati-hati dalam
penjelasan teoretis mengenai kalangan anak muda, khususnya menggunakan akunnya.
teori CPM dan self-expression mengenai bagaimana mereka
dalam penggunaan Finsta di mengelola privasi dalam
kalangan anak muda mengekspresikan persoalan
personal yang mereka alami
pada akun Finsta.
02 BAB 2
Kajian Pustaka
PENELITIAN TERDAHULU

The Use of Finstagram as a Platform for


Penelitian ini meneliti bagaimana penggunaan Finstagram untuk
Self-Disclosure oleh Fikry Zahria,
melakukan self-disclosure dengan berpedoman pada Johari Window.
Amanda Diva, dan Yustika Okta (2019)

Follow me and like my beautiful selfies:


Singapore teenage girls engagement in Penelitian ini berfokus dalam mengeksplorasi hubungan antara self-
self-presentation and peer comparison presentation remaja perempuan dengan perbandingan sesama (peer
on social media oleh Trudy Hui Hui Cha comparison) pada media sosial Instagram dalam konteks kecantikan.
dan Leanne Chang (2016)

Pictures Speak Louder than Words: Penelitian ini berfokus dalam mengetahui faktor sosial dan psikologis
Motivations for Using Instagram oleh Lee, yang memotivasi pengguna dalam menggunakan media sosial
et al. (2015) Instagram.
KERANGKA TEORI

PARADIGMA Self-Expression di
KONTRUKTIVISME Media Sosial
Realitas sosial itu subjektif menurut Media sosial menjadi wadah untuk
pemahaman dan pengalaman dari masing- mengekspresikan emosi, perasaan, ide, pikiran,
masing orang yang hidup dalam realita kepribadian dan gaya hidup dalam bentuk teks,
tersebut. Penelitian ini sangat bergantung pada foto, maupun video. Self-expression menjadi
pandangan partisipan terhadap situasi yang salah satu motivasi dari penggunaan media
dihadapkan sosial.
TEORI COMMUNICATION PRIVACY MANAGEMENT

Teori CPM menempatkan komunikasi pada inti


pengungkapan privasi karena berfokus pada interaksi
pemberian atau penolakan akses ke informasi yang
didefinisikan sebagai privasi (Petronio, 2002).
5 suposisi Teori CPM:
•Private Information
•Privacy Boundaries
•Control & Ownership
•Rule-based Management System
•Management Dialectics
OPERASIONALISASI KONSEP
Pemilik akun Finsta mempresentasikan dirinya melalui post
foto/video di feeds maupun story, caption-caption yang mereka
tulis, dan profil mereka.

Kebahagiaan dan kepositifan menjadi emosi yang dominan dalam konten-


konten yang diunggah pada Rinsta. Sedangkan, pada Finsta normal bagi
penggunanya untuk mengekspresikan emosi negatif

Dengan menggunakan teori dramaturgi Goffman, Rinsta dapat dikatakan


sebagai frontstage dan finsta sebagai backstage.
ASUMSI PENELITIAN
• Self-presentation dan motivasi seseorang dalam
menggunakan Finsta akan berbeda dengan self-
presentation dan motivasi pada penggunaan
Rinsta.
• Pada Finsta self-presentation yang ditampilkan
adalah versi diri yang tidak terfilter dan tidak
malu dalam menampilkan emosi negatif.
• Ini dikarenakan Finsta dan Rinsta memiliki jenis
audiens dan sifat privasi akun yang berbeda.
03 BAB 3
Metode Penelitian
METODE PENELITIAN

TIPE PENELITIAN SUBYEK PENELITIAN JENIS & SUMBER


DATA
Penelitian kualitatif dengan 3 informan dengan kriteria • Data Primer : indepth
metode penelitian deskriptif sebagai berikut: interview dengan informan
dan paradigma konstruktivisme • Berusia 18-24 tahun secara langsung
dan pendekatan fenomenologi.
• Berdomisili di Semarang • Data Sekunder : data
pendukung dari buku, jurnal,
• Aktif mengunggah konten internet, dll
setiap harinya pada akun
Finsta berupa foto/video di
feeds maupun insta story
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
• Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data wawancara mendalam
(indepth interview). Pertanyaan yang akan
diajukan berupa pertanyaan open-ended, yaitu
jenis pertanyaan yang memperkenakan
kebebasan informan dalam menjawab
pertanyaan sesuai keinginan mereka. Jenis
pertanyaan ini juga memungkinkan informan
untuk memberi jawaban detail dan memadai
untuk masalah yang kompleks
ANALISIS DATA
Menggunakan metode analisis Stevick-Colaizzi-Keen:
1. Mendeskripsikan pengalaman personal partisipan
2. Mengelompokkan pernyataan dari hasil wawancara menjadi “unit
makna” atau tema
3. Menulis deskripsi tekstur yaitu deskripsi apa yang dialami partisipan
Analisis & Interpretasi Data terkait fenomena tersebut
4. Menulis deskripsi struktural yaitu bagaimana pengalaman terjadi
5. Menulis deskripsi gabungan dari deskripsi tekstur dan struktural.
Apa yang dialami partisipan dan bagaimana mereka mengalami
fenomena tersebut.

Empat kriteria trustworthiness untuk menentukan keabsahan dari


penelitian:
1. Credibility
Kualitas Data 2. Transferability
3. Dependability
4. Confirmability
TERIMA
KASIH

You might also like