Masalah terkait dengan hipertensi Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun keatas* Kategori Sistolik Diastolik (mmHg) (mmHg) Normal < 130 < 85 Normal Tinggi 130 – 139 85 – 89 Hipertensi Tk. 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99 Tk. 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109 Tk. 3 (berat) 180 – 209 110 – 119 Tk. 4 (sgt berat) ≥ 210 ≥ 120
* Tdk sdg konsumsi obat anti hipertensi dan menderita penyakit akut TUJUAN INTERVENSI PADA PASIEN HIPERTENSI
- Mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat hipertensi - Mengontrol tensi darah dengan mengurangi faktor-faktor resiko.
The Joint national committee on Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure (1991) Lanjutan The Joint…..
Strategi terapi untuk penderita
hipertensi adalah : – Mengubah gaya hidup (modifikasi BB) – Meningkatkan aktivitas fisik – Mengurangi asupan natrium dan alkohol Lanjutan The Joint….. Perubahan gaya hidup dapat mengurangi dosis obat-obatan anti hipertensi. Modifikasi gaya hidup sangat membantu bagi pnderita yang mempunyai faktor resiko lain (ex: CHD, dislipdemia, DM) MODIFIKASI PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI Modifikasi gaya hidup untuk kontrol hipertensi/resiko CVD • Turunkan BB, bagi penderita overweigh • Batasi alkohol hingga tidak lebih dari 1 ons etanol/hari • Latihan olah raga teratur • Kurangi natrium hingga < 100 mmol (< 2,3 gram Na atau < 6 gram NaCl) • Berhenti merokok dan kurangi lemak jenuh dan kolesterol Olah raga dan hipertensi • Olah raga aerobik teratur dapat menurunkan tekanan darah ( ± 10 mmHg) • Penurunan tekanan darah dapat dicapai dengan olahraga intensif (40-60% VO2 max). • Contoh : jalan cepat selama 30-40 menit sebanyak 3-5 x/minggu • Bagi penderita dengan kelainan jantung perlu pemeriksaan lengkap dan supervisi dokter Menentukan intensitas latihan • Cari MHR, yaitu : 220 – umur • Setelah MHR ketemu, lalu tentukan Target Heart Rate (THR). Contoh : Px berumur 50 tahun, intensitas yang diprogramkan sebesar 60 %. Maka, THR = 60 % x (220 – 50) = 102 Jadi bila Px ini akan berolah raga denyut nadi sebaiknya mencapai sekitar 102 kali / menit Tahapan berolahraga bagi DM • Pemanasan : 5-10 menit, - gunanya untuk mempersiapkan sistem tubuh seperti suhu, denyut nadi mendekati intensitas latihan. - Mengurangi kemungkinan cedera. • Latihan inti, usahakan denyut nadi mencapai THR agar latihan bermanfaat. Lanjutan tahapan olah raga
• Pendinginan : 5-10 menit, gunanya :
- mencegah terjadinya penimbunan asam laktat yang dapat menimbulakn rasa nyeri dan pusing. • Peregangan - dilakukan untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang dan lebih elastis. Strategi terapi gizi hipertensi : • Mengubah gaya hidup (modifikasi BB) • Meningkatkan aktivitas fisik • Mengurangi asupan natrium • Meningkatkan asupan kalium • Mengurangi asupan alkohol
AHA, Dietary Approaches to Prevent and Treat Hypertension
MODIFIKASI GAYA HIDUP No MODIFIKASI ALASAN GAYA HIDUP
1 Menghindari Meskipun tidak berkaitan langsung dengan
tembakau (tidak hipertensi, penggunaan tembakau/merokok dapat merokok) mengurangi efek antihipertensi pada penggunaan obat pada pasien dengan penyakit jantung koroner
2 Penurunan Penelitian menunjukkan hubungan positif antara
berat badan peningkatan BB dan IMT dengan tekanan darah. (pada Penurunan BB dengan pembatasan asupan energi kegemukan dari makanan akan menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan sebanyak 5 kg berkaitan dengan berkurangnya tekanan darah sistolik 4-5 mmHg dan 2-4 mm Hg tekanan darah diastolik No MODIFIKASI ALASAN GAYA HIDUP
3. Aktifitas fisik Aktifitas aerobik yang teratur seperti jalan, joging,
atau berenang akan dapat membantu pencegahan dan penangan hipertensi. Olahraga yang teratur dapat membantu penurunan berat badan, mengurangi risiko PJK, dan mencegah kenaikan tekanan darah yang meningkat sesuai umur. Aktifitas fisik yang teratur dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 10 mmHg. Disarankan aktifitas fisik selama 30-45 menit setiap hari.
yang rendah Respons seseorang thd asupan garam berbeda, pada pasien hipertensi dan diabetes lebih sensitive terhadap penurunan asupan natrium No MODIFIKASI GAYA ALASAN HIDUP
4 Asupan kalsium (Ca) Asupan kalsium yang adekuat berhubungan
yang adekuat terbalik dengan kejadian hipertensi. Namun tidak ada buktim ilmiah yang menujukkan bahwa asupan kalsium lebih dari AKG memberikan efek lebih baik.
5. Asupan Kalium (K) Peningkatan konsumsi Kalium berkaitan
dengan berkurangnya insiden stroke, serta mencegah hipertensi. Pada pasien hipertensi dianjurkan peningkatan konsumsi bahan makanan sumber Kalium, kecuali pada kondisi Kalium menjadi kontraindikasi (misal pasien yang mendapat angiotensin converting enzymes, atau ACE inhibitor atau pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Anjuran asupan Kalium adalah 3510 mg/hari (90 mmol/hari) dari buah dan sayuran segar N MODIFIKASI ALASAN o GAYA HIDUP
6 Asupan Magnesium memberikan efek vasodilatasi sehingga
magnesium yang bermanfaat bagi penanganan/pencegahan adekuat hipertensi. Asupan yang dianjurkan adalah sesuai dengan AKG, asupan lebih dari AKG tidak memberikan efek yang lebih baik.
7 Lemak dan Mengurangi asupan lemak dan kolesterol
kolesterol merupakan lengkah penting dalam pencegahan PJK. DASH Diet menujukkan diet yang mengandung banyak buah-buahan, sayuran, randah lemah dari susu dan hasil olahnya, bersamaan dengan mengurangi lemak jenuh dan total lemak (27%), rendah garam secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah. Tahapan konseling • Involving – Persiapan alat/materi – Persiapan pasien • Eksploring – Asesment gizi – Diagnosa gizi – Perencanaan konseling • Resolving – Pemberian intervensi berupa konseling • Concluding – Kesimpulan konseling • Monitoring dan evaluasi Melakukan konseling gizi
• Menginformasikan status gizi, asupan
energi, Na, K, Ca dan Mg • Menjelaskan tujuan diet rendah garam. • Mendiskusikan perubahan pola makan yang disusun berdasarkan kebutuhan energi dan Syarat diet rendah garam ( makanan yang boleh dan tidak) dan kebiasaan makan px. • Selama konsultasi gunakan alat bantu. • Menjelaskan tentang penerapan diet rendah garam. Lanjutan konseling..... • Menjelaskan cara membaca label pada makanan kemasan. • Menjelaskan cara melakukan modifikasi resep, baik modifikasi bahan makanan maupun teknik memasak. • Mendiskusikan hambatan yang mungkin terjadi dan alternative perubahan pola makan yang dapat dilakukan klien. • Mengukur pemahamam klien berkaitan dengan perubahan pola makan yang diberikan. • Mendiskusikan waktu kunjungan ulang klien. Monitoring dan Evaluasi Gizi
• Hasil yang diharapakan pada kunjungan
berikutnya : – Perubahan IMT jika sebelumnya tidak normal. – Penurunan tekanan darah – Perubahan asupan energi, Na, K, Ca, Mg, lemak jenuh dan kolesterol. – Klien dapat menjelaskan pola makan seimbang serta penerapannya pada pengaturan makanan sehari. • Rencana Tindak Lanjut – Ingatkan klien waktu kunjungan selanjutnya TRIMA KASIH