You are on page 1of 17

1.

PENGANTAR FARMASI KLINIK

Apt. NUR ATIKAH, S.Farm., M.Sc.


Pelayanan Farmasi Klinik

Pelayanan Farmasi Klinik adalah pelayanan sediaan


farmasi berpusat pada individu (person centered-
care) yang dilakukan oleh apoteker secara mandiri
atau bersama tenaga medis dan/atau tenaga
kesehatan lainnya untuk mengoptimalkan keluaran
farmakoterapi yang diterima pasien.
Karakteristik pelayanan farmasi klinik di
rumah sakit
• Berorientasi kepada pasien.
• Terlibat langsung di ruang perawatan di rumah sakit
(bangsal).
• Bersifat pasif, dengan melakukan intervensi setelah
pengobatan dimulai dan memberi informasi bila diperlukan.
• Bersifat aktif, dengan memberi masukan kepada dokter
sebelum pengobatan dimulai, atau menerbitkan buletin
informasi obat atau pengobatan.
• Bertanggung jawab atas semua saran atau tindakan yang
dilakukan.
• Menjadi mitra dan pendamping dokter.
Tujuan pelayanan farmasi klinik
• Memaksimalkan efek terapeutik.
• Meminimalkan risiko.
• Meminimalkan biaya.
• Menghormati pilihan pasien.
• Ketepatan indikasi.
• Ketepatan pemilihan obat.
• Ketepatan pengaturan dosis sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien.
• Evaluasi terapi.
Pelayanan farmasi klinik di RS, Apotek, dan Puskesmas

RS PKM Apotek

1.pengkajian dan pelayanan 1.pengkajian resep, penyerahan 1.pengkajian Resep;


Resep; Obat, dan pemberian informasi 2.dispensing;
2.penelusuran Riwayat Obat; 3.Pelayanan Informasi Obat (PIO);
penggunaan Obat; 2.Pelayanan Informasi Obat (PIO); 4.konseling;
3.rekonsiliasi Obat; 3.konseling; 5.Pelayanan Kefarmasian di
4.Pelayanan Informasi Obat (PIO); 4.ronde/visite pasien (khusus rumah (home pharmacy care);
5.konseling; Puskesmas rawat inap); 6.Pemantauan Terapi Obat (PTO);
6.visite; 5.pemantauan dan pelaporan dan
7.Pemantauan Terapi Obat (PTO); efek samping Obat; 7.Monitoring Efek Samping Obat
8.Monitoring Efek Samping Obat 6.pemantauan terapi Obat; dan (MESO).
(MESO); 7.evaluasi penggunaan Obat.
9.Evaluasi Penggunaan Obat
(EPO);
10.dispensing sediaan steril; dan
11.Pemantauan Kadar Obat
dalam Darah (PKOD).
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang


membantu apoteker dalam menjalani Pekerjaan
Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi, dan Analis Farmasi.
RUANG LINGKUP PEKERJAAN TTK
dalam Pelayanan Farmasi Klinik
1. TANGGUNG JAWAB TTK
Menjamin ketersedian dan
keterjangkauan obat, alat
kesehatan, bahan medis
habis pakai yang
dibutuhkan masyarakat.

Menjamin mutu,
keamanan, efektifitas obat
yang diberikan dan
memperhatikan hak azasi
dan keunikan setiap pribadi.
Menjamin setiap orang atau
masyarakat yang menggunakan
obat, alat kesehatan,
bahan medis habis pakai,
mendapatkan informasi demi
tercapainya kepatuhan
penggunaan.

Memiliki tanggung jawab


bersama dengan tenaga
kesehatan lain dan pasien dalam
menghasilkan keluaran terapi
yang optimal.
Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah memiliki
STRTTK mempunyai wewenang untuk
melakukan Pekerjaan Kefarmasian dibawah
bimbingan dan pengawasan Apoteker yang telah
memiliki STRA sesuai dengan pendidikan dan
keterampilan yang dimilikinya.
2. WEWENANG TTK
Melakukan penelitian Memproduksi dan
Menyusun kebijakan
dan pengembangan mengendalikan mutu
tentang obat, alat
mengenai obat dan obat, alat kesehatan,
kesehatan, bahan medis
bahan baku obat, alkes bahan medis habis
habis pakai.
dan BMHP. pakai.

Merancang dan
Mengadakan obat, alat Melakukan pengawasan melaksanakan distribusi
kesehatan, bahan medis dan pengendalian obat, alat kesehatan,
habis pakai. persedian. bahan medis habis
pakai.

Melayani permintaan Memberikan informasi


Mengelola obat, alat
obat, alat kesehatan, obat, alat kesehatan,
kesehatan, bahan medis
bahan medis habis bahan medis habis
habis pakai.
pakai masyarakat. pakai.
Memonitor dan
mengevaluasi penggunaan Memusnahkan obat, alat Menganalisa obat, alat
obat, alat kesehatan, bahan kesehatan, bahan medis kesehatan, bahan medis
medis habis habis pakai. habis pakai.
pakai.

Memilih obat, alat


Mengkaji penggunaan obat, Mengidentifikasi,
kesehatan, bahan medis
alat kesehatan, bahan medis memastikan kebenaran dan
habis pakai yang sesuai
habis pakai melalui rekam kebaikan suatu obat, alat
dengan kemampuan
medik pasien, resep dan atau kesehatan,
keuangan dan kondisi
rekam farmasi lain. bahan medis habis pakai.
konsumen.

Menghitung dosis,
menentukan macam sediaan
yang paling cocok
Meracik menjadi sediaan yang
Membuat keputusan profesional
sesuai kebutuhan, memberikan
mengenai ada atau tidaknya atau
Label,menyerahkan obat, alat
kemungkinan terjadi masalah
kesehatan, bahan medis habis pakai
dengan obat, alat kesehatan, bahan
diikuti dengan pemberian informasi
medis habis pakai beserta
yang cukup menjamin pasien
penyelesaiannya.
menggunakan obat yang benar

Mengamankan persediaan obat, alat


kesehatan, bahan medis habis pakai
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009
TENTANG
PEKERJAAN KEFARMASIAN

Dalam hal di daerah terpencil tidak terdapat


Apoteker, Menteri dapat menempatkan Tenaga
Teknis Kefarmasian yang telah memiliki STRTTK
pada sarana pelayanan kesehatan dasar yang
diberi wewenang untuk meracik dan
menyerahkan obat kepada pasien.
3. Hak Pelayanan Kefarmasian
Hak untuk mendapatkan posisi kemitraan dengan profesi
tenaga kesehatan lain.

Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum pada saat


melaksanakan praktek sesuai
dengan standar yang ditetapkan.

Hak untu mendapatkan jasa profesi sesuai dengan kewajaran


jasa profesi kesehatan.

Hak untuk bicara dalam rangka menegakkan keamanan


masyarakat dalam aspek penggunaan obat, alat kesehatan,
bahan medis habis pakai.
4. STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN OLEH
TTK

Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan oleh


Tenaga Teknis Kefarmasian adalah
membantu Apoteker dalam menyiapkan obat,
alat kesehatan atau bahan medis habis pakai
atau mempersiapkan data atau perlengkapan
adminstrasi yang berkaitan dengan pekerjaan
kefarmasian untuk selanjutnya di tindaklanjuti
oleh Apoteker sebagai penanggungjawab
Pengkajian resep atau • Kajian resep secara administratif
rekam medis dan • Kajian resep secara farmasetik
• Distribusi obat ke pasien (UDD atau ODD)
pelayanan obat
• Mendapatkan informasi mengenai seluruh obat/Sediaan Farmasi lain yang
Penelusuran riwayat pernah dan sedang digunakan
• Dokumentasi alergi/ROTD, obat yang dibeli sndr tnppengetahuan dokter
penggunaan Obat • Identifikasi IO, kepatuhan pasien, pemahaman px thd obat

• Membandingkan instruksi pengobatan dengan Obat yang


Rekonsiliasi Obat telah didapat pasien

• Menyiapkan data terkait obat yang akan diberikan Pelayanan


Pelayanan Informasi Obat Informasi Obat (PIO) kepada pasien, tenaga klinisi maupun
(PIO) keluarga

• Menyiapkan data berkaitan obat yang bermasalah untuk


Konseling selanjutnya diberi nasehat oleh Apoteker

• Meyiapkan data dukung tentang obat yang digunakan pasien


Visite selama kunjungan ke pasien rawat inap secara mandiri atau
bersama tim tenaga kesehatan
Pemantauan Terapi • memastikan obat yang diberikan pasien adalah obat yang aman, efektif
Obat (PTO) dan rasional bagi pasien

Monitoring Efek • Pemantauan setiap respon terhadap Obat yang tidak dikehendaki,
Samping Obat yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk
tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi
(MESO)

Evaluasi Penggunaan • Malakukan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) yang terstruktur dan
Obat (EPO) berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif

• Dispensing sediaan steril harus dilakukan di Instalasi Farmasi dengan


Dispensing sediaan teknik aseptikuntuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan
steril melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta menghindari
terjadinya kesalahan pemberian Obat

Pemantauan Kadar • Melakukan penilaian kebutuhan pasien yang membutuhkan


Obat dalam Darah Pemeriksaan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).

(PKOD)

You might also like