You are on page 1of 30

LAPORAN KASUS BESAR

KATARAK SEKUNDER ODS &


PTERYGIUM GRADE 3 OS

Nadia Khairunnisa / 11141030000059


Kepaniteraan Klinik Stase Mata RSUP Fatmawati
Periode Maret 2018
Pendahuluan
• Katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, dapat terjadi karena
hidrasi (penambahan cairan) pada lensa, denaturasi protein lensa atau
keduanya.
• Katarak sekunder / PCO adalah katarak ikutan yang terjadi paling cepat 2 hari
setelah operasi katarak. Kejadian penyakit ini bergantung terhadap teknik
operasi katarak yang dilakukan.
• Pterygium adalah jaringan fibrovaskular yang menyebabkan mata terlihat
merah namun tidak menganggu visus (kecuali sudah menutupi pupil)
Definisi
• Katarak adalah segala kekeruhan yang terjadi pada lensa mata
• Katarak Sekunder (Posterior Capsular Opacity) adalah katarak ikutan yang terjadi
karena terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa pasca operasi, penanaman
lensa di segmen posterior atau trauma pada lensa

• Pterygiumadalah pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif


dan invasif yang biasanya dimulai dari sisi nasal atau temporal, berbentuk segitiga
dan puncaknya mengarah ke limbus
Epidemiologi
Katarak Sekunder
• ± 20% pasien yang telah melakukan operasi katarak akan mengalami katarak sekunder
• Pasien yang mengalami katarak sekunder pada teknik operasi ECCE sebanyak 68,7% dan
teknik operasi phacoemulsification sebanyak 31,3% (Wifaaq, 2008)
• Distribusi usia terbanyak 46-60 tahun dan jenis kelamin laki-laki

Pterygium
• Penduduk daerah tropis seperti Indonesia dengan paparan sinar matahari tinggi memiliki
resiko pterigium lebih besar daripada penduduk non tropis.
• prevalensi pterigium di Indonesia pada kedua mata sebesar 3,2% dan prevalensi
pterigium satu mata sebesar 1,9% , laki-laki berisiko 4x lebih besar dibanding wanita
Etiologi
Katarak Sekunder
• Katarak sekunder bisa terjadi karena proliferasi epitel lensa bagian kapsul
posterior yang sebelumnya ditinggalkan saat operasi katarak
• Timbulnya katarak sekunder berkaitan dengan teknik operasi katarak yang
digunakan

Pterygium
• Pterygium bisa terjadi akibat paparan sinar UV, inflamasi, paparan angin, debu
dan iritasi kronis lainnya
Patofisiologi
Katarak Sekunder
• Setelah operasi epitel lensa subkapsuler yang tersisa melakukan regenerasi
serat lensa (epitel subkapsuler)  memberikan gambaran busa sabun atau telur
kodok pada kapsul posterior disebut juga dengan Mutiara Elsching
• Pecahnya kapsul anterior dan traksi kearah pinggir yang melekat pada kapsul
posterior  meninggalkan daerah jernih di tengah  membentuk gambaran
Cincin Sommering
• Karena lensa terhalang oleh penumpukan epitel (cincin sommering / mutiara
elsching)  pengelihatan terganggu  buram
Patofisiologi
Pterygium
• Abnormalitas lapisan air mata, iritasi kronis okular, inflamasi kronis 
kekeringan pada kornea  tubuh berusaha untuk menjaga kornea agar tetap
mendapat nutrisi supaya tidak rusak  proliferasi fibrovaskular dari konjungtiva
ke arah kornea (limbus)  terbentuk pterygium
Gambaran Klinis
Katarak Sekunder
• Anamnesis :
– Keluhan berupa pengelihatan buram, seperti tertutup asap/berkabut
– Fotofobia
• Pemeriksaan fisik :
– Visus menurun
– Lensa : Kapsul posterior keruh, terdapat gambaran mutiara elsching / cincin
sommering
Gambaran Klinis
Pterygium
• Anamnesis : Bisa tanpa keluhan / keluhan mata terasa mengganjal / mata merah
• Pemeriksaan fisik :
– Konjungtiva : terdapat jaringan fibrovaskular yang tumbuh mulai dari sisi
nasal/temporal mata hingga ke limbus.
Diagnosis
Katarak Sekunder
• Anamnesis  riwayat operasi katarak
• Pemeriksaan fisik :
– Visus menurun
– Pemeriksaan segmen anterior  lensa keruh, terdapat gambaran cincin sommering /
mutiara elsching
– Funduskopi  refleks fundus menurun

Pterygium
• Pemeriksaan fisik : Segmen anterior, terdapat pterygium
Tatalaksana
Katarak Sekunder
• YAG laser (pilihan utama)
• Pembedahan : disisio katarak sekunder ,
kapsulotomi, membranektomi

Pterygium
• Pembedahan : avulsi pterygium dan CLG
Komplikasi Tindakan
Katarak Sekunder
• Edema kornea
• Retinal detachment
• Kerusakan IOL / perubahan posisi IOL

Pterygium
• Infeksi pada mata (endoftalmitis)
• Kerusakan kornea
Identitas Pasien
• Nama : Riza Ristianta
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 63 tahun
• Suku/Bangsa : Sunda
• Alamat : Bogor
• Agama: Islam
• Pekerjaan : Pensiun
• Masuk poli mata : 14/03/2018
Anamnesis
• Keluhan utama : Mata kiri dan kanan terasa buram sejah 4 bulan yang lalu
• RPS :
Sekitar 4 tahun yang lalu, pasien merasakan buram bila melihat dengan mata
kiri dan kanan. Kemudian, 2 tahun yang lalu pasien ke dokter dan melakukan
operasi katarak pada kedua mata. 4 bulan terakhir ini kedua mata kembali terasa
buram. Jika melihat seperti berkabut. Namun pengelihatan mata kiri lebih
buram dibandingkan mata kanan. Selain itu mata kiri juga sering terasa
mengganjal sejak 2 bulan yang lalu. Mata kirinya sering merah namun hanya
pada bagian yang dekat hidung saja. Tidak ada nyeri, pusing, mata berair
ataupun kotoran mata pada kedua mata.
Anamnesis
• RPD : DM (-) , Hipertensi (-) , Alergi (-)
• RPK : DM (-) , Hipertensi (-) , Alergi (-) , riwayat ayah katarak kurang lebih 30
tahun yang lalu
Status Generalis
• Keadaan umum : Sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 102/76 mmHg
• Denyut nad i : 100x/menit
• Frekuensi nafaas : 20x/menit
• Suhu : 36oC
Status Oftalmologi
Resume
• Anamnesis : Pasien datang ke poliklinik mata RSUP Fatmawati karena keluhan
pengelihatan kedua matanya terasa buram sejak 4 bulan yang lalu. Sebelumnya
saat 2 tahun yang lalu pasien pernah operasi katarak mata kiri terlebih dahulu,
kemudian seminggu setelahanya menjalani operasi katarak pada mata kanan.
Semenjak itu pengelihatannya terang. Namun pada 4 bulan terakhir ini keluhan
buram kembali terasa pada kedua mata, tapi pada mata kiri terasa lebih buram
dibandingkan mata kanan. Selain itu pasien mengeluh pada mata kiri juga sering
terasa mengganjal dan merah pada ujung bagian yang dekat hidung. Tidak ada
rasa nyeri pada mata, mata berair dan kotoran pada kedua mata.
• Pemeriksaan fisik : AVOD 5/15 f2 cc S-0.50 C-1.50 x 60o 5/10 dan AVOS 3/60 cc
S-3.00  5/30. Pada konjungtiva OS terdapat jaringan fibrovaskular yang
tumbuh dari arah nasal dengan puncak ke limbus tepat berakhir di sisi pupil.
Pada lensa OD terlihat keruh berbentuk seperti gelembung. Pada lensa OS juga
terlihat keruh berbentuk gelembung namun jumlahnya lebih banyak dibanding
dengan OD. Refleks kaca + pada ODS. Pemeriksaan reflex fundus pada kedua
mata positif menurun, terdapat bayangan abu-abu keruh pada reflex fundus
namun lainnya dalam batas normal
Penatalaksanaan
Katarak sekunder ODS :
• Laser YAG pada kedua mata, namun di hari yang berbeda.
• Edukasi mengenai kekeruhan ikutan (katarak sekunder) pasca operasi katarak.
Pterygium stadium 3 OS :
• Pembedahan dengan avulsi pterygium dan conjungtivo limbal graft (CLG) pada mata kiri.
• Edukasi untuk menghindari mata kering dengan menggunakan kaca mata bila di jalan raya,
memakai helm ketika berkendara motor dan menggunakan tetes mata pelembab mata.
Prognosis
OD Prognosis OS
Bonam Quo ad vitam Bonam
Dubia ad malam Quo ad sanationam Dubia ad malam

Bonam Quo ad functionam Bonam


Diskusi Kasus
Anamnesis:
Mata buram seperti tertutup kabut, ada
riwayat operasi katarak 2 tahun yang lalu,
keluhan tambahan mata mengganjal PSEUDOFAKIA ODS
PF : KATARAAK SEKUNDER ODS
Pterygium pada konjungtiva + OS, PTERYGIUM GRADE 3 OS
Refleks kaca + ODS, Lensa keruh dengan
gambaran gelembung + ODS, Refleks
fundus + menurun pada ODS
Kesimpulan
Diagnosis pasien : Tatalaksana :
a. Katarak sekunder :
- Pseudofakia ODS
YAG laser pada kedua mata untuk
- Katarak sekunder ODS menghilangkan kekeruhan kapsul
- Pterygium grade 3 OS posterior

b. Pterygium :
Avulsi pterygium + conjungtivo
limbal graft untuk mengangkat
pterygium yang menganggu pada
mata kiri
Daftar Pustaka
1. Ilyas Sidarta dan Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Edisi kelima. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI. 2015
2. Vaughan & Asbury. Oftalmologi umum. Edisi 17. Jakarta: EGC. 2009
3. Virginia L et all. 1996. Morphology of the Normal Human Lens: Investigative
Ophtalmologgy & Visual Science. Vol. 37, No. 7
4. Mutiarasari Diah dan Handayani F. 2011. Katarak. No. XVI
5. Jimenez EM dan Boyd K. Cataract Surgery. [online] 2017. Diakses dari
https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-cataract-surgery pada 18
Maret 2018

You might also like