Professional Documents
Culture Documents
Luka - Bakar
Luka - Bakar
Dr. dimas
OUTLINE
• Pendahuluan
• Definisi-Klasifikasi
• Etiologi
• Patofisiologi
• Tatalaksana
• Prognosis
PENDAHULUAN
• Luka bakar kerusakan/kehilangan jaringan akibat kontak dengan
sumber panas.
– Menghilangkan integritas kulit
– Menimbulkan efek sistemik
• Dinyatakan dalam derajat, ditentukan oleh kedalaman luka.
• Angka morbiditas dan mortilitas tinggi.
– Kejadian kasus luka bakar di dunia cukup tinggi
Perbandingan estimasi dari luasnya daerah terbakar pada anak-anak dan dewasa
Luas
Metode Lund-Browder dalam menentukan Total Body Surface Area luka bakar
Anatomi kulit.
KLASIFIKASI
Kedalaman
Ditentukan oleh tinggi suhu dan lama terpapar
• Derajat I
• Derajat II
• Derajat III
• Derajat IV
Derajat I: hanya mengenai epidermis, sembuh 5-7 hari. Kulit
eritem, nyeri dan hipersensitivitas lokal.
Derajat II: mencapai dermis, masih ada sisa elemen epitel (sel
basal, gld. sebasea, gld sudorifera, rambut. Dapat sembuh 2-3
minggu, terdapat nyeri, vesikel, bula berisi eksudat.
Derajat III: mencapai seluruh kulit, mungkin subkutis dan jaring yang
lebih dalam. Biasanya terbentuk eskar. Kulit tampak abu abu, gelap,
hitam. Permukaan lebih rendah dari sekitar sehat. Bula (-), nyeri (+)
Sun burn
ETIOLOGI
Etiologi: air panas , paparan api, kontak langsung tak
langsung,, suhu tinggi matahari, sengatan listrik, dan bahan
kimia.
Air Panas
• penyebab tersering
• Air mendidih luka bakar dalam
• Kecelakaan atau disengaja.
• Anak 60% kecelakaan rumah tangga.
• Kecelakaan : biasanya ada pola percikan, terdapat kulit sehat yang
memisahkan luka.
• Sengaja : melibatkan area yang lebih luas, pola sirkum ferensial.
ETIOLOGI
Sengatan listrik
• Cedera yang timbul akibat aliran listrik yang lewat
menembus jaringan tubuh, umumnya mencapai kulit
bagian dalam.
• Listrik yang menyebabkan percikan api dan
membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar
tambahan.
ETIOLOGI
Zat kimia
• Asam atau basa kuat.
• Asam kuat, ex asam sulfat, HCl nekrosis, koagulasi,
denaturasi protein, nyeri hebat.
• Basa kuat, ex bleaching, cairan pembersih nekrosis
cair (liquefative necrosis), lebih kuat dari asam kuat,
terjadi denaturasi protein, dehidrasi jaringan. Nyeri
timbul belakangan.
ETIOLOGI
Radiasi
• Terpapar dengan sumber radioaktif.
• Biasanya berhubungan dengan penggunaan radiasi
ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk
keperluan terapeutik.
• Contoh lain termasuk sinar matahari terpapar terlalu
lama.
Patofisiologi
• Pembuluh kapiler rusak & permeabilitas edema
bulla (membawa elektrolit) volume cairan intravaskuler
• Sel darah rusak anemia
• Fase Luka bakar
- cedera inhalasi (gang. sal. napas)
- gang. mekanisme bernapas
- gang. sirkulasi (keseimbangan cairan elektrolit, syok
hipovolemia)
Tatalaksana
• Hari Pertama
• Langkah 1 : Penilaian awal dan resusitasi
• Airway.
– Tanyakan nama pasien, dengarkan adakah suara serak, ada
menandakan adanya luka bakar pada saluran napas atas
– Berikan oksigen 100%. Waspadai keracunan CO. angka saturasi
keracunan CO tinggi. Periksa gas darah bila perlu.
– Wheezing, takipnea, stridor, dan suara serak curiga ada sumbatan
jalan napas akibat trauma inhalasi atau edema
– Pasien kesulitan/tidak bisa napas tanda2 obstruksi bebas kan
jalan napas. Bersihkan saluran napas atas : cross finger, suction,
intubasi.
– Luka bakar inhalasi, total burn surface area > 30%, luka bakar
mengenasi wajah/leher/torso risiko obstruksi/sumbatan jalan napas
meningkat.
Tatalaksana
• Breathing.
– Gangguan bernapas dapat disebabkan oleh trauma
inhalasi asap, luka bakar dalam circumferential dada atau
abdomen, atau diakibatkan cedera dada lainnya.
– Singkirkan keracunan CO jauhkan penderita dari
sumber, berikan oksigen 100%.
– Bantu usaha ventilasi dengan intubasi, pembersihan jalan
napas, bila perlu bronkospoi untuk membersihkan sekret
yang kental.
– Pertimbangan eskarotomi setelah pasien distabilkan.
Tatalaksana
• Circulation
– Peroleh akses intravena untuk memberikan cairan resusitasi.
• Pilih tempat yang tidak terkena luka bakar.
• Area terbakar boleh dijadikan sumber akses.
• Usahakan mendapatkan akses sentral bila memungkinkan.
– Pada keadaan syok target output urin 0,5cc/kg/BB (dewasa),
1cc/kg/BB (anak)
– Pilihan pertama kristaloid, ex : ringer laktat.
– Formula utama : baxter/parkland.
– Kebutuhan cairan : 4cc/kg/% Luas area luka bakar
– Setengah kebutuhan diberikan dalam 8 jam awal.
– Sisanya dalam 16 jam, berikan secara tidak mendadak.
– Ketika target tercapai (kira kira 24 jam), ubah cairan menjadi D5 atau
Normal saline dengan 20mEq KCl.
Resusitasi cairan
Dewasa : Ringer Laktat 4 cc x berat badan x % luas
luka bakar per 24 jam
Kebutuhan faali :
< 1 Tahun : berat badan x 100 cc
1 – 3 Tahun : berat badan x 75 cc
BAXTER 3 – 5 Tahun : berat badan x 50 cc
formula ½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.
½ diberikan 16 jam berikutnya.
Dewasa : ½ hari I
Hari Kedua
Anak
Usia Rumus
0-1 tahun 2100 kkal/m2 TBSA/ 24 jam + 1000 kkal/m2 TBSA burn/24 jam
1-11 tahun 1800 kkal/m2 TBSA/ 24 jam + 1300 kkal/m2 TBSA burn/24 jam
12-18 tahun 1500 kkal/m2 TBSA/ 24 jam + 1500 kkal/m2 TBSA burn/24 jam
Tatalaksana
• Langkah 8 : manajemen komplikasi
– Usahakan pencegahan komplikasi lanjut untuk mendapatkan
prognosis yang baik.
– Komplikasi yang timbul pada luka bakar antara lain gagal ginjal akut,
edema paru, SIRS, infeksi dan sepsis, serta parut hipertrofik dan
kontraktur.
Prognosis
• Bergantung pada dalam dan luasnya permukaan luka bakar, dan
penanganan sejak awal hingga penyembuhan.
• Selain itu faktor letak daerah yang terbakar, usia dan keadaan kesehatan
penderita juga turut menentukan kecepatan penyembuhan.
• Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien.
Simpulan
• Luka bakar merupakan suatu bentuk kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.
• Luka bakar dapat dibagi berdasarkan luas dan derajat
kedalamnnya.
• Luka bakar membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat
karena memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
• Penanganan luka bakar meliputi: penilaian awal dan resusitasi
(airway, breathing, circulationI), anamnesis, pengobatan
suportif, menentukan derajat keparahan, perawatan luka dan
infeksi, dan nutrisi.
THANK YOU