You are on page 1of 13

Persiapan dan Perawatan

Kelompok V
• Sinta putri yolanda
• Selly ramadhani
• Syalita rosanti
• Yona putri
A. Persiapan dan Perawatan Pre operasian

1. Persiapan Mental
Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integeritas seseorang yang dapatmembangkitkan
reaksi stres fisiologis maupun psikologis contohnya: perubahan fisiologis yangmuncul akibat kecemasan dan ketakutan
misalkan pasiendengan riwayat hipertensi jika mengalami kecemasan sebelumoperasi dapat mengakibatkan pasien sulit tidur
dan tekanandarahnya akan meningkat sehingga operasi bisa dibatalkan
2. Tipe pembedahan
a.Menurut fungsinya (berdasarkan tujuanya) :
 Kuratif (ablatif + tumor, appendiktomi.
 reparatif (constructi'e+ memperbaiki luka multiple.
 rekonstruktif atau kosmetik + mammoplasti, perbaikan wajah.
 Paliatif + menghilangkan nyeri, memperbaiki masalah (gastrostomiketidakmampuan menelan.
 ransplantasi + penanaman organ tubuh untuk menggantikan organ ataustruktur tubuh yang malfungsi cangkok ginjal,
kornea
b.Menurut luas atau tingkat resiko:
 Mayor Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan tingkat resiko yang tinggi terhadap kelangsungan hidup
klaen.Contoh:bypass arteri coroner ,total abdominal histerektomi reakso colon ,dll.
 Minor Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resikokomplikasi lebih kecil dibandingkan dengan
operasi mayor.Contoh: Operasi katarak, operasi plastik pada wa)ah, incisi dan drainage kandung kemih, sirkumsisi
c.Menurut urgensi 
 kedaruratan
Pasien membutuhkan perhatian dengan segera, gangguan yang diakibatkan diperkirakan dapat mengancam jiwa (kematian atau kecacatan
fisik). Contoh: pendarahan hebat,luka tembak atau tusuk, luka bakar luas)
 UrgenKlien membutuhkan perhatian segera
 pasien harus menjalani pembedahan, direncanakan dalam beberapa minggu atau bulan
 Elektif pasien harus dioperasi ketika diperlukan, tidak terlalu membahayakan jika tidak dilakukan.
 Pilihan. Keputusan operasi atau tidaknya tergantung pada pasien
B.INTRA DAN POS OPERASI

1. Jenis persiapan dan perawatan : Pre Operasi, intra dan post operasi, dan luka perinium
2. Pre Operasi Pre operasi (pre bedah) merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan,
dimulai sejak persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien di meja bedah.
3. Persiapan Pre Operasi Pegetahuan tentang persiapan pembedahan, dan kesiapan psikologis.
Prioritas pada prosedur pembedahan yang utama adalah inform consent yaitu pernyataan
persetujuan klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan yang berguna untuk
mencegah ketidak tahuan klien tentang prosedur yang akan dilaksanakan
4. Persiapa dan Perawatan Pre Operasi :Pemberian pendidikan kesehatan pre operasi. Persiapan
diet,Persiapan kulit, Latihan napas dan, latihan batuk, Latihan kaki , Latihan mobilitas, Pencegahan
cedera
5. Pemberian pendidikan kesehatan pre operasi. Informasi tersebut diantaranya tentang jenis pemeriksaan yang dilakukan
sebelum bedah, alat-alat khusus yang di perlukan, pengiriman ke kamar bedah, ruang pemulihan, dan kemungkinan
pengobatan setelah bedah.
6. Persiapan diet 8 jam sebelum bedah tersebut dilakukan, pasien tidak diperbolehkan makan. Sedangkan cairan tidak
diperbolehkan 4 jam sebelum operasi, sebab makanan dan cairan dalam lambung dapat menyebabkan aspirasi.
7. Persiapan kulit membebaskan daerah yang akan dibedah dari mikroorganisme dengan cara menyiram kulit dengan sabun
heksakloforin atau sejenisnya yang sesuai dengan jenis pembedahan. Bila pada kulit terdapat rambut, maka harus di cukur.
8. Latihan napas dan latihan batuk Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pengembangan paru-paru.
Pernapasan yang dianjurkan adalah pernapasan diafragma
9. Latihan kaki Latihan ini dapat dilakukan untuk mencegah dampak tromboflebitis.
a. Latihan mobilitas Latihan ini dilakukan untuk mencegah komplikasi sirkulasi, mencegah dekubitus, merangsang peristaltik, serta mengurangi adanya nyeri.

10.Pencegahan cedera Untuk mengatasi risiko terjadinya cedera


11. Hal yang perlu di dikaji dalam intrabedah adalah pengaturan posisi pasien. Berbagai masalah yang terjadi selama pembedahan mencakup
aspek pemantauan fisiologis perubahan tanda vital, sistem kardiovaskular, keseimbangan cairan, dan pernafasan. Selain itu lakukan
pengkajian terhadap tim, dan instrumen pembedahan, serta anestesia yang diberikan.

12. Persiapan Intra Operasi 1. Penggunaan baju seragam bedah. 2. Mencuci tangan sebelum pembedahan 3. Menerima pasien di daerah
bedah. 4. Pengiriman dan pengaturan posisi ke kamar bedah. 5. Pembersihan dan persiapan kulit. 6. Penutupan daerah steril. 7. Pelaksanaan
anestesia. 8. Pelaksanaan pembedahan

13. Post Operasi (pasca bedah) merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan
berakhir sampai evaluasi selanjutnya.

14. Lanjutan Setelah tindakan pembedahan (pra oprasi), beberapa hal yang perlu dikaji diantaranya adalah status kesadaran, kualitas jalan
napas, sirkulasi dan perubahan tanda vital yang lain, keseimbangan elektrolit, kardiovaskular, lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya, serta
alat- alat yang digunakan dalam pembedahan
15. Perawatan post Operasi 1. Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri dapat dilakukan manajemen luka. Amati
kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan abnormal. Observasi discharge untuk mencegah komplikasi
lebih lanjut
16. Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan latihan napas, tarik napas yang dalam dengan mulut terbuka,
lalu tahan napas selama 3 detik dan hembuskan. Atau, dapat pula dilakukan dengan menarik napas melalui hidung
dan menggunakan diafragma, kemudian napas dikeluarkan secara perlahan-lahan melalui mulut yang dikuncupkan.

17. Mempertahankan sirkulasi, dengan stoking pada pasien yang berisiko tromboflebitis atau pasien dilatih agar
tidak duduk terlalu lama dan harus meninggikan kaki pada tempat duduk guna untuk memperlancar vena.

18. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan memberikan cairan sesuai kebutuhan pasien,
serta mempertahankan nutrisi yang cukup.

19. Mempertahankan eliminasi, dengan mempertahankan asupan dan output, serta mencegah terjadinya retensi
urine.

20. Discharge Planning. Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondis/penyakitnya post
operasi.
21. Perawatan Luka Perineum pada Post Partum Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara
paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik
seperti pada waktu sebelum hamil.

22. Bentuk Luka Perineum 1. Rupture Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah
karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan 2. Episotomi Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada
perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi

23. Waktu Perawatan 1. Saat mandi Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan
terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut,
demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum 2. Setelah buang air kecil Pada saat buang air kecil,
pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri
pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum. 3. Setelah buang air besar. Pada saat buang air besar, diperlukan
pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya
bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.

24. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk bersih. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik (Fereer, 2001).
C. Perwatan luka operasi

Definisi luka operasi Luka yang sering terjadi diarea kebidanan yaitu, luka episiotomi, luka bedah sectio caesarea, luka bedah
abdomen karena kasus ginekologi, atau luka akibat komplikasi proses persalinan
Luka merupakan suatu keadaan yang mengakibatkan terputusnya kontinuitas jaringan. Penyebabnya bisa karena trauma, operasi,
ischemia, dan tekanan. Luka adalah suatu keadaan dimana terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang dapat menyebabkan
terganggunya fungsi tubuh dan mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari – hari . Luka Operasi yaitu luka akut yang dibuat oleh
ahli bedah yang bertujuan untuk terapi atau rekonstruksi
Definisi perawatan luka operasi post sectio caesarea Perawatan luka pada pasien diawali dengan pembersihan luka selanjutnya
tindakan yang dilakukan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan yang bertujuan untuk mencegah infeksi silang serta
mempercepat proses penyembuhan luka

 Pra interaksi Dimana dalam tahap ini yang dilakukan adalah mengkaji kebutuhan ibu dalam perawatan luka operasi sc serta
menyiapkan alat-alat perawatan.
 Interaksi Tahap interaksi ini dapat dibagi menjadi tiga tahap diantaranya :
1. Tahap orientasi Pada tahap orientasi yang dilakukan yaitu mengucapkan salam, memperkenalkan diri perawat serta
menyampaikan maksud dan tujuan dilakukannya perawatan luka.
2. Tahap kerja Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah mulai dari mencuci tangan, menggunakan alat pelindung diri
(APD), membersihkan luka operasi dengan Nacl, sampai dengan tindakan terakhir yaitu merapikan pasien.
3. Tahap terminasi Tahap terminasi merupakan fase dimana perawat mengakhiri tindakan, yang dilakukan perawat pada saa
ini adalah mengevaluasi perasaan ibu serta membuat kontrak pertemuan selanjutnya.
 Post interaksi Pada tahap ini yang dilakukan yaitu membersihkan alat-alat, mencuci tangan serta mendokumentasikan tindakan
yang sudah dilakukan Tujuan perawatan luka post sectio caesarea Tujuan dari perawatan luka menurut Maryunani, (2013) yaitu
a. Mencegah dan melindungi luka dari infeksi.
b. Menyerap eksudat.
c. Melindungi luka dari trauma.
d. Mencegah cendera jaringan yang lebih lanjut.
D. Cara ganti balutan

a) Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh perban yang akan diganti dan luka. Pastikan tangan dalam keadaan bersih setiap akan
melakukan tindakan pada luka atau perban.
b) Lepaskan perban secara perlahan dari kulit yang mengalami luka. Setelah perban terlepas, perhatikan kondisi luka dengan baik dan
pastikan tidak ada tanda infeksi yang muncul pada luka. Ada beberapa gejala yang menjadi tanda infeksi pada luka, seperti
munculnya cairan kuning atau hijau dari luka, muncul aroma kurang sedap dari luka, nyeri yang semakin parah, mual, muntah,
hingga alami demam ringan.
c) Jika luka dalam kondisi membaik, bersihkan luka dengan larutan pembersih. Setelah bersih, keringkan luka dengan kassa.
d) Oleskan obat yang dianjurkan oleh dokter untuk mempercepat penyembuhan luka. Biasanya, luka yang akan sembuh terasa gatal,
tetapi hindari untuk menggaruk luka. 
e) Gunakan perban yang baru untuk menutup luka. Pastikan perban langsung menutup luka agar perban tidak terpapar bakteri.
f) Buang perban yang sudah dipakai pada tempat sampah. Usahakan sebelum membuang perban bekas pakai, bungkus perban dengan
menggunakan kantong plastik untuk menurunkan risiko penyebaran dan penularan bakteri.
g) Segera cuci tangan setelah mengganti perban dengan sabun antibakteri.
E. Cara angkat jahitan

1. Pastikan luka jahitan anda sudah aman untuk dilepas. Jika jahitan itu diberikan setelah prosedur operasi atau jika
perkiraan waktu kesembuhan (umumnya 10-14 hari) belum lewat, mengangkat sendiri jahitan tersebut sendiri dapat
mengakibatkan risiko infeksi yang lebih besar dan dapat mencegah luka Anda sembuh dengan benar
2. Pilih alat untuk memotong benang jahitan Anda. Gunakan gunting operasi yang tajam jika memungkinkan. Gunting
kuku yang tajam juga dapat digunakan. Hindari menggunakan segala jenis peralatan yang ujungnya tumpul. Jangan
gunakan pisau karena pisau mudah terselip.
3. Sterilkan peralatan memotong dan pinset Anda. Masukkan ke dalam mangkuk berisi air mendidih selama beberapa
menit, angkat, keringkan dengan tisu bersih, lalu oles dengan bola kapas yang sudah direndam dalam alkohol. Hal ini
dapat memastikan alat potong dan pinset untuk tidak memindahkan bakteri ke tubuh Anda.
4. Kumpulkan peralatan Anda lainnya. Ada beberapa hal lain yang harus Anda siapkan, seperti perban steril dan salep
antibiotik jika Anda perlu mengobati area kulit yang berdarah. Anda seharusnya tidak perlu menggunakan peralatan ini;
jika luka Anda sudah sembuh benar, Anda tidak memerlukan perban. Tetapi, tidak ada salahnya bersiap-siap.
5. Cuci dan sterilkan bagian yang dijahit. Gunakan air sabun, dan keringkan dengan handuk bersih. Siapkan bola kapas
yang telah ditetesi alkohol untuk membersihkan area sekitar jahitan lebih lanjut. Pastikan area tersebut benar-benar
bersih sebelum berlanjut ke langkah berikut.
KESIMPULAN
Keperawatan pre operasi merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif.Perawatan pre operasi
merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang dimulaisejak pasien diterima masuk di ruang terima
pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan
(Mirianti,2011).Pengkajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik, biologis dan psikologis sangat
diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi.

You might also like