You are on page 1of 47

SEORANG LAKI-LAKI 59 TAHUN

DENGAN BELOW KNEE AMPUTATION ET


CAUSA DEAD LIMB

Oleh Yazid Azhari Utama

Pembimbing:
dr. Harry Haryana, Sp. KFR

BAGIAN KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI


RS ORTOPEDI PROF.DR.R.SOEHARSO
SURAKARTA
2023
STATUS
PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Status : Menikah
No RM : 0037xxxx
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Luka pada kaki kanan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poliklinik RS Ortopedi dengan keluhan luka pada kaki kanan
sejak 3 bulan SMRS post kecelakaan lalu lintas. Luka tersebut semakin lama
semakin meluas, menghitam hingga keluar cairan nanah, berbau. Pasien sudah
disarankan untuk amputasi kaki sejak 3 bulan SMRS di Rumah Sakit di
Kalimantan, namun pasien menolak.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat trauma : Kecelakaan sepeda motor
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat stroke : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat alergi obat/ makanan: disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat operasi : disangkal
Riwayat Tumor : disangkal Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat alergi obat/ makanan: disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat Keganasan : disangkal
Riwayat Kebiasaan dan Gizi
Penderita makan tiga kali sehari dengan sepiring nasi dan lauk pauk berupa
daging, tahu, tempe, telur, dan sayur.
Riwayat merokok : memiliki Riwayat merokok namun sudah berhenti sejak 1
tahun yang lalu
Riwayat mengonsumsi alkohol : disangkal
Riwayat olahraga : jarang olahraga

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien merupakan seorang karyawan swasta. Pasien dirawat di Rumah Sakit
sebagai pasien BPJS.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum sakit ringan, GCS E4V5M6, gizi
kesan cukup

Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36,8 0C
VAS : 3-4

Berat badan : 70 kg
Tinggi badan : 170 cm
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit: Kepala:
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), Mesocephal, simetris, tidak terdapat
petechie (-), dan sikatrik (-) deformitas

Telinga: Mata:
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-) Konjungtiva palpebrae pucat (-/-),
konjunctiva bulbi hiperemis (-), sklera
ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil
Mulut:
isokor, oedem palpebra (-/-), sekret (-/-),
Chvostek sign (-), bibir kering (-), lidah
katarak (-/-)
kotor tepi hiperemis (-), tremor bila lidah
dijulurkan (-), sianosis (-), lidah simetris,
tonsil T1-T1, stomatitis (-), mukosa pucat Hidung:
(-), gusi berdarah (-), gusi bengkak (-), Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-),
papil lidah atrofi (-) darah (-/-), sekret (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung:
Abdomen:
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada,
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
distended (-)
Perkusi : Batas jantung kesan normal
Auskultasi : bising usus (+), dalam batas
Auskultasi : terdengar bunyi jantung I dan II
normal 13x per menit
reguler, intensitas normal, bising (-)
Perkusi : timpani,
Thorax: Palpasi : supel, massa(-), nyeri tekan (-)
Inspeksi : Pengembangan dinding dada
kanan dan kiri simetris, retraksi dinding Ekstremitas:
dada (-)
Palpasi : fremitus teraba kanan dan kiri - - - -
sama,
Perkusi : sonor/sonor - - - -
Auskultasi : suara dasar vesikuler
normal, RBK (-/-), RBH (-/-) AD Oedema
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan status lokalis pada regio cruris dextra:


Inspeksi : Tampak gangren dari jari kaki hingga ke tungkai (+)
Palpasi : Teraba dingin (+), nyeri tekan (+), a. dorsalis pedis (-), masa tumor (-)
ROM : Terbatas
Pemeriksaan kekuatan, tonus, refleks fisiologis, refleks patologis:
Kekuatan Tonus R. fisiologis R. patologis

555 | 555   N N   +2 +2   - -
NT | 555   NT N   NT +2   N -
T
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Range of Motion (ROM)

Pemeriksaan ROM
NECK
ROM Pasif ROM Aktif
Fleksi 0-700 0-700
Ekstensi 0-400 0-400
Lateral bending kanan 0-600 0-600
Lateral bending kiri 0-600 0-600
Rotasi kanan 0-900 0-900
Rotasi kiri 0-900 0-900
Ekstremitas Superior ROM pasif ROM aktif
Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Pemeriksaan Range of Motion (ROM)


Shoulder Fleksi 0-900 0-900 0-900 0-900
Ekstensi 0-300 0-300 0-300 0-300
Abduksi 0-1800 0-1800 0-1800 0-1800
Adduksi 0-450 0-450 0-450 0-450
External Rotasi 0-450 0-450 0-450 0-450

Internal Rotasi 0-550 0-550 0-550 0-550


Elbow Fleksi 0-800 0-800 0-800 0-800
Ekstensi 5-00 5-00 5-00 5-00
Pronasi 0-900 0-900 0-900 0-900
Supinasi 900-0 900-0 900-0 90-00
Wrist Fleksi 0-900 0-900 0-900 0-900
Ekstensi 0-700 0-700 0-700 0-700
Ulnar deviasi 0-300 0-300 0-300 0-300
Radius deviasi 0-200 0-200 0-200 0-200
Finger MCP I fleksi 0-500 0-500 0-500 0-500
MCP II-IV fleksi 0-900 0-900 0-900 0-900

DIP II-V fleksi 0-900 0-900 0-900 0-090


PIP II-V fleksi 0-1000 0-1000 0-1000 0-1000
MCP I ekstensi 0-00 0-00 0-00 0-00
Pemeriksaan Range of Motion (ROM)
Ekstremitas Inferior ROM Pasif ROM Aktif
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Hip Fleksi 0-100 0-100 0-1000 0-1000
Ekstensi 0-30 0-30 0-300 0-300
Abduksi 0-30 0-30 0-300 0-300
Adduksi 30-0 30-0 300-00 0-300
Eksorotasi 0-45 0-45 0-450 0-450
Endorotasi 0-35 0-35 0-350 0-350
Knee Fleksi 0-100 0-135 0-600 0-1350
Ekstensi 0-0 0-0 0-00 0-00
Ankle Dorsofleksi NT 0-20 NT 0-200
Plantarfleksi NT 0-50 NT 0-500
Eversi NT 0-5 NT 0-50
Inversi NT 0-5 NT 0-50
Ekstremitas Superior Dextra Sinistra
Shoulder Flexor M.Deltoideus 5 5
    M.biceps brachii 5 5
  Extensor M.Deltoideus 5 5
    M.teres major 5 5
  Abduktor M.deltoideus 5 5

Manual Mucle Test (MMT)


    M.biceps brachii 5 5
  Adduktor M.latissimus dorsi 5 5
    M.pectoralis major 5 5
  Rotasi internal M.latissimus dorsi 5 5
    M.pectoralis major 5 5
  Rotasi eksternal M.teres major 5 5
    M.pronator teres 5 5
Elbow Flexor M.biceps brachii 5 5
    M.brachialis 5 5
  Extensor M.triceps brachii 5 5
  Supinator M.supinator 5 5
  Pronator M.pronator teres 5 5
Wrist Flexor M.flexor carpi radialis 5 5
  Extensor M.extensor digitorum 5 5
  Abduktor M.extensor carpi radialis 5 5
  Adduktor M.extensor carpi ulnaris 5 5
Finger Flexor M.flexor digitorum 5 5
  Extensor M.extensor digitorum 5 5
Manual Mucle Test (MMT)
Extremitas Inferior Dextra Sinistra
Hip Flexor M.psoas major 5 5
  Extensor M.gluteus maximus 5 5
  Abduktor M.gluteus medius 5 5
  Adduktor M.adductor longus 5 5
Knee Flexor Hamstring muscles 3 5
  Extensor M.quadriceps femoris 4 5
Ankle Flexor M.tibialis NT 5
  Extensor M.soleus NT 5
Index Barthel
Aktivitas Tingkat kemandirian N

Feeding Independent 10
Kriteria hasil:
Bathing Independent 5
0-20 = total dependent
Grooming Independent 5
21-61 = severe dependent
Dressing Independent 10
62-90 = moderate dependent
Bowel control Continent 10
91-99 = slight dependent
Bladder control Continent 10
100 = independent
Toilet use Independent 10
Transfer (bed to chair and
Independent 15
back)
Mobility on level surfaces Independent 15
Needs help (verbal, physical,
Stairs 5
carrying aid)
Total 95
Slight Dependent
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

Hematologi      

Eritrosit 4,44 juta 4,0-6,2

Trombosit 392.000 /µL 150-500

Leukosit 18.710 / µL 4.000-10.000

Hemoglobin 11,7 gr/dL 13,0-17,0

Hematokrit 34 % 40,0-54,0

MCV 76,8 fL 80-100

MCH 26,4 Pg 26-34

MCHC 34,3 g/dL 32-36


ASSESSMENT
BELOW KNEE AMPUTATION
ET CAUSA DEAD LIMB
IMPAIRMENT,
DISABILITY DAN
HANDICAP
Impairment/gangguan :
Below Knee Amputation

Disability/ketidakmampuan:
ADL pasien menurut Index Barthel memiliki nilai 95 yang
berarti slight dependent.

Handicap/rintangan :
Kondisi pasien saat ini mengganggu pasien dalam beberapa
kegiatan dan peran dalam lingkungan sosial, dan pekerjaan
Fisioterapi:
TATALAKSANA KFR
• Stump Exercise

Planning Edukasi:
• Penjelasan penyakit pasien
• Penjelasan tujuan pemeriksaan dan
tindakan yang dilakukan
• Edukasi untuk home exercise dan
ketaatan untuk melakukan terapi
Ortose/Prostese:
Kaki prosthesis Planning evaluasi:
Psikologi Evaluasi hasil terapi dalam 1
• Psikoterapi bulan
TUJUAN TERAPI
Tujuan jangka pendek:
Mengurangi nyeri sendi lutut pada pasien

Tujuan jangka panjang:


Membantu meningkatkan kualitas hidup pasien.
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : malam
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI
ANATOMI
Below Knee Amputation
Below Knee Amputation (BKA) adalah amputasi transtibial yang melibatkan
pengangkatan kaki, sendi pergelangan kaki, tibia distal, dan fibula dengan struktur
jaringan lunak terkait. Umumnya, BKA lebih disukai daripada Above Knee Amputation
(AKA), karena memiliki hasil rehabilitasi dan fungsional yang lebih baik. 8
Amputasi ekstremitas bawah dilakukan ketika jaringan ekstremitas bawah yang tidak
dapat hidup muncul karena berbagai alasan, termasuk iskemia, infeksi, trauma, atau
keganasan.7
Epidemiologi
Amputasi ekstremitas bawah berfungsi sebagai prosedur penyelamatan jiwa. Iskemia
ekstremitas bawah, penyakit arteri perifer, dan diabetes dianggap sebagai penyebab utama
amputasi ekstremitas pada lebih dari 50% kasus. Trauma adalah penyebab utama amputasi
ekstremitas bawah berikutnya.9
TransAtlantic Inter-Society Consensus (TASC II) melaporkan kejadian amputasi
besar akibat penyakit arteri perifer hingga 50 per 100.000 orang setiap tahunnya. 10
Etiologi
Penyebab dari amputasi bawah lutut diantaranya:

1. Penyakit vascular perifer.

2. Trauma.

3. Tumor.

4. Infeksi.9
INDIKASI AMPUTASI
Ada tiga kategori utama indikasi untuk melanjutkan dengan BKA. Ini termasuk kasus
mendesak di mana kontrol sumber infeksi nekrotikan atau cedera hemoragik melebihi
pemeliharaan anggota tubuh.11

1. Dead limb (anggota tubuh yang mati): kelainan vaskuler, trauma, luka bakar,
frost bite.

2. Dangerous limb: tumor ganas, infeksi yang mengarah ke sepsis, crush injury.

3. Damn nuisance: kelainan kongenital, nyeri yang hebat, gangguan fungsi yang
berat atau infeksi kronis yang berulang.
KONTRAINDIKASI
Insufisiensi vaskular diAMPUTASI
lokasi amputasi yang direncanakan adalah kontraindikasi
paling signifikan untuk melakukan BKA yang tidak mendesak. Keputusan untuk
melakukan amputasi seringkali muncul setelah semua opsi lain habis. Kontraindikasi satu-
satunya untuk amputasi adalah kesehatan yang buruk yang mengganggu kemampuan
pasien untuk mentolerir anestesi dan pembedahan. Pengangkatan anggota tubuh yang sakit
diperlukan untuk menghilangkan racun sistemik dan menyelamatkan nyawa pasien. 12
KONTRAINDIKASI
Seperti semua AMPUTASI
prosedur pembedahan, ada kemungkinan komplikasi akut berupa
perdarahan yang tidak terkontrol, infeksi, nyeri akut pasca operasi, dan komplikasi medis
yang lebih luas, termasuk anemia kehilangan darah akut dan iskemia jantung akibat stres.
Phantom limb pain, atau persepsi rasa sakit atau sensasi yang mengganggu pada anggota
tubuh yang hilang, adalah keluhan umum. Efek kejiwaan dan psikosomatis dari BKA tidak
boleh diabaikan pada pasien pasca operasi, karena kelompok ini telah terbukti memiliki
tingkat depresi dan bunuh diri yang lebih tinggi.
PENANGANAN
Pembalutan rigid REHABILITATIF
Teknik ini mencegah edema pada daerah operasi, meningkatkan penyembuhan luka
jaringan lunak, mempercepat maturase dari stump, mengurangi nyeri pasca operatif dan
mempercepat ambulasi dengan alat bantu
Pemasangan prosthesis
Setelah pemasangan balut yang rigid, ambulasi dengan kaki prosthesis dapat dimulai
segera setelah operasi, setelah penyembuhan stump tampak mulai terjadi (hari ke 7-10),
segera setelah stump sembuh (2-3 minggu).
DAFTAR PUSTAKA
1. Binstead JT, Munjal A, Varacallo M. StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing;
Treasure Island (FL): May 29, 2022. Anatomy, Bony Pelvis and Lower Limb: Calf.
2. Garrett A, Geiger Z. StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing; Treasure Island
(FL): Aug 8, 2022. Anatomy, Bony Pelvis and Lower Limb: Superficial Peroneal
Nerve (Superficial Fibular Nerve)
3. Lezak B, Massel DH, Varacallo M. StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing;
Treasure Island (FL): Nov 14, 2022. Peroneal Nerve Injury.
4. Torres AL, Ferreira MC. Study of the anatomy of the tibial nerve and its branches in
the distal medial leg. Acta Ortop Bras. 2012;20(3):157-64
5. Raj MA, Mabrouk A, Varacallo M. StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing;
Treasure Island (FL): Sep 25, 2022. Posterior Cruciate Ligament Knee Injuries.
6. Hyland S, Varacallo M. StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing; Treasure Island
(FL): Jun 6, 2022. Anatomy, Bony Pelvis and Lower Limb: Popliteus Muscle.
7. Gupton M, Munjal A, Kang M. StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing; Treasure
Island (FL): May 23, 2023. Anatomy, Bony Pelvis and Lower Limb: Fibula.
8. El Hage R, Knippschild U, Arnold T, Hinterseher I. Stem Cell-Based Therapy: A
Promising Treatment for Diabetic Foot Ulcer. Biomedicines. 2022 Jun 25;10(7)
9. Thorud JC, Plemmons B, Buckley CJ, Shibuya N, Jupiter DC. Mortality After
Nontraumatic Major Amputation Among Patients With Diabetes and Peripheral
Vascular Disease: A Systematic Review. J Foot Ankle Surg. 2016 May-
Jun;55(3):591-9.
11. Solomon L, Warwick DJ, Nayagam S. Arnold Edward., editor. Appley System of
Orthopaedics And Fractures. 8 2001. pp. 267–267.
12. Simsir IY, Sengoz Coskun NS, Akcay YY, Cetinkalp S. The Relationship Between
Blood Hypoxia-Inducible Factor-1α, Fetuin-A, Fibrinogen, Homocysteine, and
Amputation Level. Int J Low Extrem Wounds. 2022 Dec;21(4):405-413.

13. Adams CT, Lakra A. Below-Knee Amputation. [Updated 2023 May 7]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534773/
TERIM
A
KASIH

You might also like