Professional Documents
Culture Documents
Angioedema
Angioedema
2
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. JB
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tanggal Lahir : 27 Juni 1995
Alamat : Krapyak 02/03, Matesih,
Karanganyar
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Pendidikan terakhir : SMA
Pembiayaan : BPJS
3
Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri panas ketika buang air kecil sejak 7 hari sebelum periksa ke Puskesmas.
5
Pemeriksaan Fisik
Temperatur : 36,10 C
6
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesosefal Thoraks : Simetris statis dan dinamis,
Ekstremitas
Superior Inferior
Akral hangat +/+ +/+
Capillary Refill Time < 2”/< 2” < 2”/< 2”
Edema -/- -/-
9
Status Lokalis
Regio genitalia
UKK : Tidak tampak lesi ulkus, plak,
ataupun masa.
Inspeksi : Duh tubuh (+) mukopurulen keluar
dari orificium uretra externa.
Palpasi : Pembesaran limfonodi inguinal (-),
nyeri skrotum (-), edema testis (-)
10
Pemeriksaan Penunjang
Pengecatan Gram/Sederhana IMS sekret uretra, Sifilis dan HIV
Sabtu, 19 November 2022
13
Tatalaksana
1) Terapi medikamentosa :
Paracetamol 3x500mg
14
Tatalaksana
Terapi non-medikamentosa (KIE) :
Bila memungkinkan, periksa dan obati pasangan seksual tetapnya.
Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh secara klinis dan laboratoris, dan bila
tidak dapat menahan diri supaya memakai kondom.
Kunjungan ulang pada hari ke-7
Konseling: Mengenai penyakit gonore, komplikasi, cara penularan dan pentingnya
penanganan pasangan seksual tetapnya.
15
Tatalaksana
Terapi non-medikamentosa (KIE) :
1. Mengobati sendiri cukup berbahaya.
2. IMS umumnya ditularkan melalui hubungan seksual.
3. IMS adalah ko-faktor atau faktor risiko dalam penularan HIV.
4. IMS harus diobati secara paripurna dan tuntas.
5. Pasangan seksual perlu diperiksa dan diobati.
6. Kondom dapat melindungi diri dari infeksi IMS dan HIV.
7. Tidak dikenal adanya pencegahan primer terhadap IMS dengan obat.
8. Komplikasi IMS dapat membahayakan pasien.
16
BAB II
Analisa Kasus
17
Anamnesis
Keluhan berupa nyeri panas ketika buang air kecil sejak 7 hari sebelum
periksa ke Puskesmas. Keluarnya cairan dari alat kelamin berwarna putih
kekuningan.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis (2017). Jakarta Pusat. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kulit dan Kelamin (PERDOSKI);2017 18
Anamnesis
Pasien mengaku memiliki riwayat hubungan seksual dengan teman
wanitanya dengan kontak terakhir 7 hari sebelum periksa Puskesmas.
“Faktor risiko adalah usia muda saat pertama kali berhubungan seks,
pasangan seks baru, pasangan seks lebih dari satu, pasangan seks yang
memiliki pasangan lain, pasangan seks penderita IMS, penggunaan kondom
tidak konsisten, dan riwayat atau sedang menderita IMS.”
Ison C. Biology of Neisseria gonorrhoeae and the clinical picture of infection. In: Gross GE, Tyring SK, editors. Sexually Transmitted Infections
and Sexually Transmitted Diseases. Berlin, Heidelberg: Springer; (2011). p. 77–90.3. 19
Pemeriksaan Fisik
Regio genitalia
UKK : Tidak tampak lesi ulkus, plak, ataupun masa.
Inspeksi : Duh tubuh (+) mukopurulen keluar dari orificium uretra
externa.
Palpasi : Pembesaran limfonodi inguinal (-), nyeri skrotum (-), edema
testis (-)
1. Pemeriksaan Gram dari sediaan apus duh tubuh uretra atau serviks ditemukan diplokokus
Gram negatif intraselular. Sensitivitas >95% dan spesifisitas >99% (pada laki-laki).
2. Kultur menggunakan media selektif Thayer-Martin atau modifikasi ThayerMartin dan agar
coklat McLeod (jika tersedia).
3. Tes definitif (dilakukan pada hasil kultur yang positif) (jika tersedia) Tes oksidasi Tes
fermentasi Tes beta-lactamase.
4. Tes resistensi/sensitivitas: kerja sama dengan bagian Mikrobiologi
5. Untuk kecurigaan infeksi pada faring dan anus dapat dilakukan pemeriksaan dari bahan duh
dengan kultur Thayer Martin atau polymerase chain reaction (PCR) dan nucleic acid
amplification tests (NAATs) terhadap N. gonorrhoeae dan C. Trachomatis
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis (2017). Jakarta Pusat.
21
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI);2017
Tatalaksana
Pengobatan yang diberikan pada pasien adalah antibiotik cefixime
dengan 400 miligram dosis tunggal peroral, azitromisin 1 gram dosis
tunggal peroral dan parasetamol 500 miligram tiga kali sehari.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis (2017). Jakarta Pusat.
22
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI);2017
Tatalaksana
Pengobatan yang diberikan pada pasien adalah antibiotik cefixime
dengan 400 miligram dosis tunggal peroral, azitromisin 1 gram dosis
tunggal peroral dan parasetamol 500 miligram tiga kali sehari.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis (2017). Jakarta Pusat.
25
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI);2017
PENUTUP
1) Uretritis gonore adalah salah satu penyakit menular seksual yang paling umum.
Hal ini diakui sebagai infeksi bakteri akut, yang umumnya ditularkan melalui
kontak seksual atau perinatal.
2) Penyakit ini ditandai dengan gejala peradangan uretra berupa keluarnya cairan
putih kekuningan, disuria, rasa terbakar saat buang air kecil dan gatal pada ujung
kemaluan. Beberapa hari kemudian, sangat mungkin muncul cairan bernanah dan
berdarah dari uretra.
PENUTUP