You are on page 1of 28

Material

Keramik
Kimia Zat Padat
Kelompok 6

Desna Romauli T 2250077034


Siti Atika Mayapramesti 2250077014
Nisa Fauziah 2250077030
Marzuqi Mubaarok 2250077048
Apa itu material keramik?
Keramik merupakan terjemahan dari bahasa Inggris :
ceramic.
Kata ceramic dari kata Yunani yaitu keramos, yang
berarti barang pecah belah atau barang yang dibuat
dari tanah liat yang dibakar (baked clay).
Berdasarkan pengertian itu, maka semua benda yang
terbuat dari tanah liat bakar dapat digolongkan
sebagai keramik.
Keramik merupakan gabungan bahan anorganik yang
dibakar pada suhu tinggi sehingga terjadi grasisasi
dan bersifat permanen
Desna
Bahan
Penyusun
Bahan Umum
dan
Bahan Khusus
Bahan Umum
Tanah liat (clay), yaitu deposit partikel terhalus akibat proses
pelapukan batuan-batuan tertentu. Komposisi utamanya adalah
aluminia, silikat, kaolin (Al203.2Si022H20), yang berasal dari batuan
felspatik (felspar yang secara alami dihancurkan oleh keasaman tanah).

Macam atau jenis tanah liat tergantung pada


(a) kondisi di mana tanah liat terdeposit
(b) perilaku kandungan-kandungan yang membentuk tanah liat itu
sendiri.
Jenis Tanah Liat
Berdasarkan di mana terdepositnya
A. Tanah liat primer (primary clays, residual clays)
Tanah Iiat yang terdeposit di tempat bebatuan induknya dan
diperoleh biasanya dengan cara ditambang (mining). Tanah liat primer
mengandung banyak impurities batuan induknya (misalnya felspar, mika,
kuarsa yang batuan induknya adalah gran it), sifatnya tidak plastis (tidak
lentur).
Contoh : kaolin (china-clay), yang berciri umum wama putih atau kuning
pucat (karena sedikitnya kandungan impurities), dan mempunyai titik
leleh yang tinggi tanpa perlu diberi tambahan fluxes.
Jenis Tanah Liat
B. Tanah liat sekunder (secondary clays, lacustrine clays)

Tanah liat yang terdepositnya jauh dari bebatuan induknya, biasanya


pada daerah-daerah berair seperti sungai dan danau, biasanya sudah
banyak tercampur dengan partikel mineral lain seperti lime, magnesia,
alkali, atau oksida besi.
Tanah-liat sekunder, antara lain :
• Ball-clays
• Red-clays, (earthenware-clays, canes) atau tanah liat merah
• Calcerous-clay (marl) atau tanah liat kapur
• Sandy-clays (siliceous-clay) atau tanah liat berpasir silika
Bahan Khusus
Bahan yang biasanya dipakai untuk membuat campuran glasir, yaitu
lapisan kilap seperti kaca pada permukaan keramik.
Bahan glasir dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
• Bahan utama (mayoritas, dominan), yaitu mineral-mineral yang
bersifat vitrous, misalnya silika (silicon oxide) dan kadang-kadang
boraxs (boric oxide)
• Bahan pencampur, yaitu oksida garam (sodium oxide), oksida potas
(potasium oxide), oksida timah hitam (lead oxide), oksida kalsit
(calcium oxide), oksida magnesium (magnesium oxide).
• Bahan pewarna, yaitu tembaga, (copper oxide), kobalt (cobalt oxide),
mangan (manganese oxide), chromium (chromium oxide), nikel (nickel
oxide), timah putih (tin oxide), atau emas.
Bahan Khusus
• Bentonite
Jenis lempung dengan sifat plastis tinggi. Lempung ini berasal dari
pelapukanbatuan vulkanik yang banyak mengandung silika. Bentonite
mempunyai kemampuan sangat baik untuk menambah keplastisan
tanah liat
• Alumina
Peranannya dalam keramik atau gelasir adalah mengontrol dan
mengimbangi pelelehan dan juga memberikan kekuatan pada badan
maupun glasir.
Klasifikasi Keramik
dan
Sifat umumnya
Maya
Berdasarkan komposisi kimia, keramik diklasifikasikan dalam lima kategori utama :
Oksida – alumina, Al2O3 (isolasi busi, grit batu gerinda), magnesia, MgO (lapisan tahan-api
untuk tanur, kowi), zirkonia, ZrO2 (kepala piston, lapisan tahan-api tanur tangki gelas),
zirkonia/alumina (media gerinda), dll

Karbida – silikon karbida, SiC (industri kimia, kowi, pelindung keramik), silikon nitrida, Si3N4
(corong untuk aluminium cair, bantalan temperatur tinggi), boron nitrida (kowi, batu gerinda
untuk baja kekuatan-tinggi).

Silikat – porselen (komponen listrik), steatite (isolator), mullit (bahan


tahanapi).

Sialon – berbasis Si-Al-O-N dan M-Si-Al-O-N di mana M = Li, Be, Mg, Ca, Sc, Y, tanah
jarang (mata pahat untuk pemotongan kecepatan tinggi, die ekstrusi, sudu turbin).

Keramik-gelas – Piroceram, Cercor, Pirosil (cakram rekuperator untuk alat penukar


kalor).
● Berdasarkan hubungan struktur/sifat (mikrostruktural) :

1. Kristal tunggal berukuran cukup besar (seperti krsital kaser rubi)


2. Gelas (nonkristalin) berukuran cukup besar (seperti lembaran gelas “float”)
3. Kristalin atau filamen mirip-gelas (seperti gelas-E untuk polimer diperkuatgelas,
kristal-tunggal “wisker”, gelas silika untuk lempeng pesawat ulang-alik)
4. Agregat polikristalin terikat oleh matriks mirip gelas (seperti pecah belah
5. porselen, bahan tahan-api silika, silikon nitrida tekan-panas)
6. Agregat polikristalin yang dibuat dari perlakuan–panas gelas dengan
komposisi khusus (seperti gelas-keramik).
7. Komposit (seperti silikon karbida, atau filamen karbon dalam matriks gelas
atau gelas-keramik, bahan tahan-api magnesia-grafit, beton).
Sifat Umum Keramik
● Atom pembentuk keramik memiliki gaya ikatan yang sangat kuat berupa ionik,
kovalen atau campuran keduanya. Akibatnya keramik memiliki titik leleh yang
sangat tinggi. Keramik merupakan isolator listrik yang sangat baik, karena tidak
memiliki elektron bebas. Namun, mobilitas ion menjadi signifikan pada suhu diatas
500 - 600◦C dan secara bertahap keramik berubah menjadi lebih konduktif.
● Kekuatan keramik pada tegangan kompresi sangat baik, oleh karena itu, perancang
barang keramik mulai dari busur pada bangunan hingga ujung perkakas logam
mengusahakan agar gaya Ketika pemakaian bersifat kompresif.
● Keramik dianggap sebagai material yang getas dan tidak ulet. Hal ini menyebabkan
penerapan jenis produksi mencakup deformasi yang mudah pada logam dan
polimer.
● Keramik bersifat modulus elastis tinggi atau kekauan tegangan yang dihasilkan
merupakan kriteria desain utama
Tabel sifat fisik keramik menurut Standar ISO
Pembuatan dan
Pengujian Karakteristik Keramik

Nisa
KERAMIK
Pemilihan Pembutira
Bahan Baku n

Pembentukan Pencampur
(pencetakan) an bahan

Pengering Penimban
an gan

Pendingin Pembakar
an an

Penimbang
 Pemilihan Bahan Baku
Menentukan bahan baku sesuai dengan pembuatan keramik yang
diinginkan.

 Pembutiran
Memisahkan ukuran material bahan baku menjadi seragam, ukuran yang
lazim digunakan adalah 60-100 mesh.

 Pencampuran bahan
Bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam,
dapat dilakukan secara manual ataupun menggunakan blunger maupun mixer.
 Pembentukan (pencetakan)
Bertujuan untuk mengubah bongkahan menjadi
benda yang diinginkan. Berikut ini beberapa metode
yang dapat digunakan :

● Die Pressing : bahan keramik dengan menggunakan


bahan pengikat lalu dimasukan dalam cetakan.

● Rubber Mold Pressing : menggunakan sarung yang


terbuat dari karet, lalu dimasukan kedalam sarung
karet dan dibentuk dalam cetakan hidrostatis.
● Extrusion Molding : metode melalui lubang cetakan,
umumnya digunakan untuk membuat pipa, atau
material yang memiliki suhu normal untuk penampang
lintang tetap.

● Slip Casting : proses memperkeras suspense dengan


air dan cairan lainnya dalam plester berpori.

● Injection Molding : bahan yang terbuat dari plastis


diinjeksikan dan dicampur dengan bubuk pada
cetakan.
 Pengeringan
Bertujuan untuk menghilangkan air plastis yang terikat
pada badan keramik, yaitu air pada lapisan antar partikel
lempung, air yang terserap pada permukaan partikel hilang
dan air yang berada dalam pori hilang tanpa terjadi susut.

 Penimbangan
Bertujuan untuk mengetahui massa kering sampel
sebelum dilakukan proses pembakaran.
 Pembakaran
Bertujuan untuk mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang
padat, keras, dan kuat. Proses pembakaran dilakukan dalam sebuah
tungku/furnace pada suhu tinggi.
Hal yang dapat mempengaruhi hasil pembakaran yaitu, suhu
sintering, atmosfer tungku dan kandungan material. Sebelum proses
pembakaran, padatan keramik dipisahkan oleh porositasnya (25%-60%).
Pada proses pembakaran pada suhu 700-800°C, bertujuan untuk
mengumpulkan partikel-partikel menjadi massa yang koheren, dan
menghilangkan porositasnya.
 Pendinginan
Bertujuan untuk menghindari terjadinya degradasi partikel-partikel dari
luar yang akan mengganggu keramik yang telah dibuat. Proses pendinginan
dilakukan secara lambat, untuk menghindari keramik menjadi tidak bagus.

 Penimbangan Massa
Bertujuan untuk mengetahui besarnya massa keramik yang akan
dibandingkan dengan besarnya massa keramik sebelum dibakar.

 Pengujian
Bertujuan untuk mengetahi sifat fisis dan mekanik dari keramik
yang telah dibuat
Pengujian Karakteristik Keramik
1. X-Ray Diffraction (XRD)
Metode untuk mengetahui struktur kristal, perubahan fasa dan derajat
kristalinitas.

2. Scanning Electron Microscopy (SEM)


Jenis microskop elektron untuk menganalisis gambar sampel permukaan
dengan pemindai menggunakan energi tinggi.

3. Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR)


Metode untuk mengidentifikasi kandungan gugus fungsi suatu senyawa
organic dan membandingkannya dengan daerah sidik jarinya tetapi tidak dapat
menentukan molekuler unsur penyusunnya.
4. Analisis Termal
Analisis dengan Differentian Thermal Analysis untuk mengamati perubahan-
perubahan material sebagai fungsi suhu. Seperti, perubahan struktur fasa
(transformasi polimorf), proses pelepasan air atau zat-zat yang menguap lainnya,
proses oksidasi/reduksi dan proses peleburan.

5. Kekuatan Patah
Evaluasi sifat mekanik untuk material keramik dilakukan pengujian kekuatan
patah (bending strength) untuk mengetahui ukuran ketahanan bahan terhadap
tekanan mekanis dan tekanan panas.
Pengaplikasian Material Keramik
Fungsi dan Struktur
Conventional Ceramic Advanced Ceramic
menggunakan bahan-bahaalam fasa amorf Advanced ceramics yang menggunakan
(dengan atau tanpa diolah). Keramik bahan baku artifikal murni yang mempunyai
konvensional dapat dibagi dalam 2 golongan fasa kristalin.  Beberapa contoh keramik
masing-masing yaitu, industri keramik berat oksida ialah alumina (Al2O3), Silika (SiO2),
terdiri dari refraktori, mortar, abrasive, Zirkonia (ZrO2) dan Barium Titanat (BaTiO2).
industri semen, dan industri keramik halus Bahan jenis ini wujud secara alami di dalam
yang terdiri dari industri gerabah/keramik batu-batuan dan mineral. Keramik bukan
hias, porselen lantai, dan dinding, saniter, oksida termasuklah nitrida (Si3N4,TiN dan
tableware, dan isolator listrik. BN) dan karbida (SiC, TiC dan B4C).
Bioceramics
Salah satu material yang digunakan dalam bioceramics adalah Hidrioksiapatit (Hap).
Hap digunakan dalam pembuatan Scaffold untuk implan tulang. Scaffold pada aplikasi
implan tulang harus memiliki sifat biokompatibilitas, biodegradabel, sifat mekanik sesuai,
struktur arsitektural, dan dapat difabrikasi secara massal. Sifat biokompatibel adalah sifat
yang membuat sel dapat melekat dan tumbuh pada scaffold yang sudah terimplan di dalam
tubuh. Selain itu, scaffold juga harus biodegradable yaitu sifat mampu terserap oleh tubuh
pada rentang waktu tertentu.
Hidroksiapatit (HA) merupakan salah satu material keramik yang memiliki sifat
 biokompatibel dan biodegradable. Rumus kimia dari HA adalah Ca5(PO4)3OH dan memiliki
sifat kimia yang sama dengan mineral tulang. Sehingga material tersebut dapat digunakan
sebagai material pengganti tulang.
Keuntungan dan Kerugian
1. Cepat bersesuaian kedalam 1. Tidak dapat digunakan untuk
tubuh manusia, saat bentuk yang besar (bulk)
bersamaan tubuh tidak khususnya beban fatik
merasakan apa-apa kalau ada (fatigue) karena tidak mampu
benda asing didalamnya. menahan beban yang besar.
2. Hidroxyapatite mempunyai Seperti dalam ilmu bedah
kemampuan pengikat ke tulang
tulang 2. Sifat perakat antara pelapis
kalsium pospate dan material
cangkoknya sangat
kurang/lemah

You might also like