You are on page 1of 40

KOMISI INFORMASI

PROVINSI DKI
JAKARTA

Buku Saku
Keterbukaan Informasi Publik
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami haturkan dengan telah terbitnya buku saku tentang informasi Publik
Komisi Informasi Provinsi DKI Jakarta.

Dengan lahirnya Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik pada tanggal 30 April
2008, maka di mulai suatu era baru tentang tata kelola penyelenggaraan pemerintahan di negara kita dari sifatnya yang
tertutup kini menjadi terbuka.

Kami mengharapkan dengan terbitnya buku saku ini, memudahkan publik untuk memahami dan mengerti tentang
informasi publik di Komisi Informasi, khususnya di Komisi Informasi Provinsi DKI Jakarta. Sehingga publik dapat ikut
berpartisipasi aktif dalam kerangka tata kelola penyelenggaraan pemerintah yang transparan, akuntabel , efektif dan
efisien. Kami juga mengharapkan, dengan buku saku ini menjadikan proses interaksi antara lembaga Komisi Informasi
Provinsi DKI Jakarta, dengan masyarakat menjadi lebih baik lagi.

Terima kasih juga, kami haturkan kepada tim penyusunan buku saku
ini. Sekian dan terima kasih.
Jakarta, Mei 2017
KETUA KOMISI
INFORMASI PROVINSI
DKI JAKARTA

Gede Narayana
S.E.,M.Si
Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan
instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, mewajibkan
instansi pemerintah pusat dan daerah untuk membuat laporan
kinerja serta membuka akses informasi publik seperti diatur dalam
UU No 14 Tahun 2008.

(Program Nawa Cita Jokowi)


Sumber kekuatan yang baru bukan lagi uang di
tangan segelintir elit, tetapi informasi di tangan
semua.

(John Naisbitt, Futurolog dan Penulis


buku Megatrend)

Informasi adalah kekuatan; terutama ketika


persaingan mengabaikan kesempatan untuk
melakukan hal yang sama.

(Mark Cuban, Pengusaha dan Investor USA)


Membuat publik melek informasi, agar
tak mudah termakan fitnah dan caci maki.

(Najwa Shihab, Presenter Jurnalis)


”Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta
berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran
tersedia.”
yang UUD 1945 Pasal
28 F

(i)Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(ii)Dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib tunduk untuk
pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
UUD 1945 Pasal 28
J
Dasar Hukum
Keterbukaan Informasi
Publik
UUD Pasal 28
UU No.14 F dan 28 J
Peratura
PP No 61 Tahun 2008 Tahun 1945
n Komisi
Informasi Tahun 2016
Tentang
Perki 1 Tentang Keterbukaan
Tahun pelaksanaa Informasi
Perki 2 Tahun
Pergub 175 2010 n UU No Publik
2010
Tahun 2016 14
Perki 1 Tahun Tahun 2008
Tentang 2012 tentang
layanan Perki 1 Tahun keterbuka
informas 2013 an
i publik
Perki 2 Tahun informas
2013 i publik
Perki 1 Tahun
2014
Perki 1 Tahun
2016
Perki 2 Tahun
TUJUAN UNDANG-UNDANG
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
Pasal 3 UU KIP No 14 Tahun 2008

a. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik,
program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan
pengambilan suatu keputusan publik;
b. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;
c. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik
dan pengelolaan badan publik yang baik;
d. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan
efisien,
akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;
e. Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak;
f. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan bangsa; dan/atau
g. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan badan publik untuk
menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.
Maximum Access Limited Exemption
(MALE)

Penerapan UU 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP)


memegang prinsip yang fundamental yaitu maximum access limited exemption,
artinya akses seluas luasnya terhadap Informasi Publik dengan pengecualian yang
ketat dan terbatas.
Seluruh informasi pada hakikatnya bersifat terbuka. Hanya sebagian kecil
informasi yang sifatnya rahasia atau dikecualikan. Pemberlakuan pengecualian
informasi harus didasarkan pada asas kehati-hatian dengan menggunakan
metode uji konsekuensi dan uji kepentingan publik. Serta pemberlakuan status
kerahasiaan terhadap informasi memiliki batas waktu. Prinsip ini tidak membatasi
ruang lingkup badan publik hanya pada institusi negara saja, tetapi juga institusi
di luar negara yang mendapatkan serta menggunakan anggaran negara.
INFORMASI : keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-
tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik
data, fakta, maupun penjelasannya yang dapat dilihat,
didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai
kemasan dan format sesuai dengen perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik
ataupun nonelektronik.

INFORMASI PUBLIK : informasi yang dihasilkan, disimpan,


dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik
yang berkaitan dengan penyelenggara dan
penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan
penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan
Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan
dengan kepentingan publik.
Pengertia
n
SENGKETA INFORMASI PUBLIK : sengketa yang terjadi
antara badan publik dan pengguna informasi publik yang Umum
berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan
informasi berdasarkan perundang-undangan.
MEDIATOR : Komisioner pada Komisi Informasi yang bertugas
membantu para pihak dalam proses perundingan guna
mencari berbagai kemungkinan penyelesaian Sengketa
Informasi Publik tanpa menggunakan cara memutus atau
memaksa sebuah penyelesaian.

KAUKUS : Pertemuan mediator dengan salah satu pihak


tanpa dihadiri oleh pihak lainnya.

Pengertia
MAJELIS KOMISIONER : Komisioner Komisi Informasi yang
sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang dan
berjumlah gasal yang ditetapkan oleh Ketua Komisi
Informasi untuk memeriksa dan memutus Sengketa
Informasi Publik. n
PANITERA : Sekretaris Komisi Informasi yang bertanggung
jawab mengelola administrasi permohonan penyelesaian
Umum
sengketa, membantu mediator, membantu Majelis Komisioner
dalam persidangan, mencatat persidangan, membuat Berita
Acara Persidangan, dan menyusun laporan hasil persidangan.
AJUDIKASI NON LITIGASI :
Proses
penyelesaian sengketa informasi
publik antara para pihak yang
diputus oleh komisi informasi.

Pengertia
MEDIASI : penyelesaian
sengketa informasi n
publik antara para pihak
melalui bantuan Umum
mediator komisi
informasi
• Uji Konsekuensi adalah pertimbangan
dengan seksama dan penuh ketelitian
tentang dampak atau akibat yang
Uji timbul apabila suatu informasi dibuka
dan adanya kepentingan publik yang

Konsekuen lebih besar yang harus dilindungi


dengan menutup suatu informasi
Pengertia publik.

n
si • Uji konsekuensi dilakukan oleh badan
publik.

Umum
• Yang dimaksud uji kepentingan publik
dilakukan untuk menilai apakah ada
Uji kepentingan publik yang lebih besar untuk
membuka informasi daripada
Kepenting menutupnya.
an Publik • Uji kepentingan publik dilakukan oleh
komisi informasi.
Pemohon Informasi
PEMOHON INFORMASI
Pemohon informasi publik adalah KEWAJIBAN PEMOHON
warga negara dan/atau badan INFORMASI
hukum Indonesia yang
1. Pengguna Informasi Publik wajib HAK PEMOHON INFORMASI
mengajukan permintaan
menggunakan Informasi Publik
informasi publik sebagaimana 1. Memperoleh Informasi Publik sesuai
sesuai dengan ketentuan peraturan dengan ketentuan :
diatur dalam undang-undang perundang-undangan
Kategori pemohon informasi publik : 2. Melihat dan mengetahui Informasi
2. Pengguna Informasi Publik wajib Publik
• Orang perseorangan mencantumkan sumber dari mana 3. Menghadiri pertemuan publik yang
• Kelompok Perseorangan ia memperoleh Informasi Publik, terbuka untuk umum untuk
• Badan Hukum, atau badan baik yang digunakan untuk memperoleh Informasi Publik
publik yang dimaksud dalam kepentingan sendiri maupun untuk 4. Mendapatkan salinan Informasi Publik
undang- undang KIP keperluan publikasi sesuai dengan melalui permohonan sesuai dengan UU
ketentuan peraturan perundang- No. 14/2008
undangan 5. Menyebarluaskan Informasi Publik
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
6. Mengajukan permintaan Informasi
Publik disertai alasan permintaan
7. Mengajukan gugatan ke pengadilan jika
dalam memperoleh informasi publik
mendapat hambatan sesuai dengan UU
Komisi Informasi
KOMISI INFORMASI KOMISI INFORMASI
WEWENANG KOMISI INFORMASI PROVINSI DKI JAKARTA
Lembaga mandiri yang
berfungsi menjalankan undang- 1. Memanggil dan/atau mempertemukan TUGAS KOMISI INFORMASI
undang ini dan peraturan para pihak yang bersengketa
2. Meminta catatan atau bahan yang 1. Menerima, memeriksa, dan
pelaksanaannya, menetapkan memutus permohonan
relevan yang dimiliki oleh badan
petunjuk teknis standar layanan publik terkait untuk mengambil penyelesaian sengketa informasi
informasi publik dan keputusan dalam upaya publik melalui mediasi dan/atau
menyelesaikan sengketa menyelesaikan sengketa informasi ajudikasi nonlitigasi yang diajukan
informasi publik melalui mediasi publik oleh setiap pemohon informasi
dan/atau ajudikasi nonlitigasi. 3. Meminta keterangan atau publik berdasarkan alasan
menghadirkan pejabat badan publik sebagaimana dimaksud dalam
ataupun pihak terkait sebagai saksi undang-undang ini;
dalam penyelesaian sengketa 2. Menetapkan kebijakan umum
informasi pelayanan informasi publik,
4. Mengambil sumpah setiap saksi yang dan
didengar keterangannya dalam 3. Menetapkan petunjuk
Ajudikasi nonlitigasi penyelesaian
pelaksanaan dan petunjuk teknis
sengketa informasi publik
5. Membuat kode etik yang diumumkan
kepada publik sehingga masyarakat
dapat menilai kinerja komisi
Badan Publik
BADAN PUBLIK
• Eksekutif, KEWAJIBAN BADAN PUBLIK
• Legislatif, HAK BADAN PUBLIK

1. Menunjuk dan mengangkat
Yudikatif, dan
• Badan lain yang fungsi dan PPID 1. Menolak memberikan informasi karena:
tugas pokoknya berkaitan 2. Menetapkan standar prosedur • Dikecualikan menurut
dengan penyelenggaraan operasional perundang- undangan
negara, yang sebagian atau 3. Menyediakan dan memberikan • Tidak sesuai dengan
seluruh dananya bersumber dari  secara berkala,
informasi: ketentuan perundang-
Anggaran Pendapatan dan  serta merta, undangan
Belanja Negara dan/atau  tersedia setiap saat, dan • Informasi yang dapat
Anggaran Pendapatan dan  berdasarkan permintaan membahayakan
Belanja Daerah, atau 4. Menyediakan sarana dan prasarana negara
• Organisasi nonpemerintah 5. Menetapkan standar biaya • Informasi yang berkaitan
sepanjang sebagian atau seluruh 6. Menyediakan anggaran dengan kepentingan
dananya bersumber dari perlindungan dari persaingan
7. Menanggapi keberatan
Anggaran Pendapatan dan usaha tidak sehat
8. Membuat dan • Informasi yang berkaitan
Belanja Negara dan/atau mengumumkan laporan
Anggaran Pendapatan dan dengan hak
pelayanan informasi. pribadi
Belanja Daerah, sumbangan
Definisi Badan Publik
Menurut Penjelasan
Peraturan Komisi Informasi No. 1 Tahun 2013
Tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik
BADAN PUBLIK
BADAN PUBLIK PUSAT BADAN PUBLIK PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
• Badan Publik yang lingkup • Badan publik yang lingkup • Badan publik yang lingkup
kerjanya bersifat Nasional atau kerjanya mencakup provinsi kerjanya mencakup
lembaga tingkat pusat dari setempat atau lembaga tingkat kabupaten/kota setempat atau
suatu lembaga yang hirarkis. provinsi dari suatu lembaga lembaga tingkat kabupaten/kota
Contoh : Kementrian, MPR, yang hierarkis. Contoh : dari suatu lembaga yang
DPR, Mahkamah Agung, Pemerintah Provinsi, DPRD hierarkis. Contoh : Pemerintah
Markas Besar Kepolisian Provinsi, Pengadilan tingkat Kabupaten/Kota, DPRD
Negara Republik Indonesia, banding, Kepolisian Daerah, Kabupaten/Kota, Pengadilan
Markas Besar Tentara Nasional Komando Daerah Militer, tingkat pertama, Komando
BUMD tingkat provinsi, partai Distrik Militer, BUMD tingkat
Indonesia, Partai Politik tingkat
politik tingkat provinsi, kabupaten/kota, Partai Politik
pusat, organisasi non- organisasi non pemerintah tingkat kabupaten/kota,
pemerintah tingkat pusat, tingkat provinsi, Rumah Sakit organisasi non pemerintah
BUMN, atau lembaga negara Umum Daerah (RSUD) tingkat tingkat kabupaten/kota, RSUD
lain di tingkat pusat. provinsi, atau lembaga tingkat tingkat kabupaten/kota, atau
provinsi lainnya. lembaga tingkat kabupaten/kota.
Pejabat Pengelola Informasi & Dokumen
(PPID)

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang


bertanggung jawab, di bidang penyimpanan, pendokumentasian,
penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik.

Pasal 1 ayat 9 UU 14 Tahun


2008
Atasan PPID adalah pejabat yang merupakan atasan langsung
pejabat yang bersangkutan dan/atau atasan dari atasan langsung
pejabat yang bersangkutan yang ditunjuk dan/atau
bertanggungjawab dalam memberi tanggapan tertulis atas
keberatan permohonan informasi publik yang diajukan oleh
Pemohon Informasi Publik.

Pasal 1 ayat 5 Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun


2013
Penyebab Sengketa
Informasi Publik
Pasal 35 UU No 14 Tahun 2008
1. Penolakan atas permintaan informasi
yang dikecualikan
2. Tidak disediakannya informasi berkala
3. Tidak ditanggapinya permintaan informasi
4. Permintaan informasi ditanggapi tidak
sebagaimana mestinya
5. Tidak dipenuhinya permintaan
informasi
6. Pengenaan biaya yang tidak wajar
7. Penyampaian informasi yang melebihi
waktu yang diatur undang - undang
DIUMUMKA
Pasal 9 UU KIP
N
BERKALA
DIUMUMKA Pasal 10 UU KIP
TERBUK N SERTA
A MERTA
TERSEDIA
SETIAP
Pasal 11 UU KIP
KLASIFIKA
SAAT

INFORMA
SI
SI
DIKECUALIKA
N
Pasal 17 ayat huruf a UU KIP
INFORMASI
PUBLIK MEMBAHAYAK
AN
PUBLIK
NEGARA
PERLINDUNGAN
MENURUT
USAHA DARI
PERSAINGAN TIDAK
UU 14
TERTUTU
P
SEHAT

HAK PRIBADI
Pasal 6 ayat 3 UU KIP TAHUN
RAHAS
2008
IA
JABAT
AN
BELUM
Klasifikasi Informasi Publik

Informasi yang Informasi yang


wajib disediakan wajib diumumkan
dan secara serta
diumumkan merta
secara berkala

Informasi
Informasi
yang wajib
yang
tersedia setiap
dikecualikan
saat
Informasi yang
Dikecualikan
Informasi yang dikecualikan :
1. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik
dapat menghambat proses penegakan hukum
2. Informasi publik yang dapat menganggu kepentingan perlindungan HAKI
3. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi
publik dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara
4. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi
publik
dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia
5. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi
Publik, dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional
6. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi
Publik, dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri
7. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik,
dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir
atau wasiat seseorang
8. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi
Publik dapat mengungkapkan rahasia pribadi
9. Memorandum atau surat surat antar badan publik atau intra badan publik, yang
menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi atau
pengadilan
Informasi yang Wajib Disediakan dan
Diumumkan Secara Berkala

Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara


berkala Informasi publik sebagaimana dimaksud meliputi :
1.Informasi yang berkaitan dengan badan publik;
2.Informasi mengenai kegiatan dan kinerja badan publik terkait;
3.Informasi mengenai laporan keuangan, dan/atau Informasi
lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
Informasi yang Wajib Tersedia Setiap
Saat
Informasi yang wajib tersedia setiap saat
Badan publik wajib menyediakan informasi publik setiap saat meliputi:
1. daftar seluruh informasi publik yang tidak termasuk informasi yang
dikecualikan
2. hasil keputusan badan publik dan pertimbangannya
3. seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya
4. rencana kerja proyek badan publik
5. Perjanjian badan publik dengan pihak ketiga
6. Informasi dan kebijakan yang disampaikan pejabat publik dalam pertemuan
yang terbuka untuk umum
7. Prosedur kerja pegawai badan publik yang berkaitan dengan
pelayanan masyarakat, dan/atau
8. Laporan mengenai pelayanan akses informasi publik sebagaimana diatur
dalam undang-undang
Informasi yang wajib
diumumkan secara
serta-merta

Informasi yang wajib diumumkan secara serta-merta :


•Badan publik wajib mengumumkan secara serta merta
suatu informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang
banyak dan ketertiban umum

Misal : berita tsunami, banjir bandang, epidemi, dll


PERMOHONAN
INFORMASI
PUBLIK
Prinsip Memperoleh Informasi Publik
Pasal 21 UU 14 Tahun 2008

CETA
TEPAT
CEP
WAKT
AT U

R
(Cepat,Tepat Waktu dan Biaya Ringan)

BIAYA
RINGA
N
Syarat dalam Mengajukan Informasi Publik

Mengajukan permintaan
informasi publik secara tertulis
Mengisi permohonan atau tidak tertulis (email, pos,
formulir telepon)
permohonan
Identitas diri beserta informasi publik
fotocopy
KTP/Paspor
PROSEDUR PERMOHONAN INFORMASI
PUBLIK Pengajuan • PPID memberikan tanggapan
Permohonan
ke Badan paling lambat 10 hari kerja sejak
Publik/PPID diterimanya permintaan informasi
publik
• PPID dapat memperpanjang
Selesai Puas
Tidak (10+7) waktu maksimum selama 7 hari
Puas Hari kerja kerja
?
?
• Jika PPID tidak memberi
tanggapan, pemohon dapat
Pengajuan mengajukan keberatan kepada
Keberatan Atasan PPID
ke Atasan
PPID • Atasan PPID memberikan
30 Hari
kerja tanggapan atas keberatan yang
diajukan oleh pemohon dalam
Tidak
Puas
jangka waktu 30 hari kerja sejak
Selesai Puas
? ? diterimanya keberatan secara
14 Hari tertulis
kerja • Jika Atasan PPID tidak
Pengajuan
memberikan jawaban, berarti
Sengketa
Informasi ke sama dengan penolakan
Komisi • Pemohon diberikan waktu
Informasi maksimum 14 hari kerja setelah
ASAS PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI
(Pasal 4 Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2013 )
1. Para pihak yang mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik wajib
mengikuti proses penyelesaian sengketa informasi publik dengan sungguh-sungguh dan itikad
baik.
2. Komisi Informasi tidak wajib menanggapi permohonan yang tidak dilakukan dengan sungguh-
sungguh dan itikad baik.
3. Yang dimaksud dengan permohonan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan itikad baik
adalah :
a) Melakukan permohonan dalam jumlah yang besar sekaligus atau berulang – ulang namun
tidak memiliki tujuan yang jelas atau tidak memiliki relevansi dengan tujuan permohonan.
b) Melalukan permohonan dengan tujuan untuk mengganggu proses penyelesaian sengketa.
c) Melakukan pelecehan kepada petugas penyelesaian sengketa dengan perlakuan di luar
prosedur penyelesaian sengketa.
4. Dalam hak Komisi Informasi tidak menanggapi permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Ketua Komisi Informasi menetapkan keputusan penghentian proses penyelesaian
sengketa didasarkan pada alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
5. Ketentuan lebih lanjut akan ditetapkan di dalam Keputusan Ketua Komisi Informasi Pusat.
Waktu Permohonan
Jangka Waktu Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian Sengketa Informasi ( Perki No 1/2013
Pasal 13 )
Informasi Permohonan diajukan selambat – lambatnya
(empat belas) hari kerja sejak :
14

Waktu Penyelesaian Sengketa


a. Tanggapan tertulis atas keberatan dari atasan PPID
Informasi ( UU No 14/ 2008
diterima oleh Pemohon; atau
Pasal 38 ) b. Berakhirnya jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja
1) Komisi Informasi Pusat dan Komisi Informasi
provinsi dan/atau Komisi Informasi untuk atasan PPID dalam memberikan tanggapan
kabupaten/kota harus mulai mengupayakan tertulis.
penyelesaian Sengketa Informasi Publik
melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi
paling lambat 14 (empat belas hari kerja
setelah menerima permohonan penyelesaian
Sengketa Informasi Publik.
2) Proses penyelesaian sengketa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling lambat dapat
diselesaikan dalam waktu 100 (seratus) hari
kerja.
SKEMA INTERAKSI PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK

BADAN PUBLIK Permohonan PEMOHON INFORMASI


Informasi

Perorangan Kelompok
Perseorangan
INFORMASI PUBLIK SENGKETA
INFORMA yang
INFORMASI YANG DIKECUALIKAN berbadan
SI PUBLIK
hukum

KOMISI INFORMASI

PTUN/
PN

MA
SIDANG AJUDIKASI NON
LITIGASI
Persidangan Ajudikasi non Litigasi
Pasal 26 Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2013

Prinsip Persidangan Ajudikasi non Litigasi


1. Sidang ajudikasi bersifat terbuka untuk umum kecuali dalam hal Majelis Komisioner
melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan dokumen-dokumen yang
dikecualikan.
2. Majelis Komisioner bersifat aktif dalam proses persidangan.
3. Majelis Komisioner wajib menjaga kerahasiaan dokumen dalam hal dilakukannya
pemeriksaan yang berkaitan dengan dokumendokumen yang termasuk dalam
pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
4. Pemohon dan/atau kuasanya tidak dapat melihat atau melakukan pemeriksaan
terhadap dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Tata Cara Persidangan
Pasal 27 Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2013

Persidangan dilakukan untuk memeriksa:


a. keterangan Pemohon atau kuasanya;
b. keterangan Termohon atau kuasanya;
c. surat-surat;
d. keterangan saksi, apabila diperlukan;
e. keterangan ahli, apabila diperlukan;
f. rangkaian data, keterangan, perbuatan, keadaan, atau peristiwa yang
bersesuaian dengan alat-alat bukti lain yang dapat dijadikan petunjuk,
apabila diperlukan; dan/atau
g. kesimpulan dari Para Pihak, apabila ada.
Penyelesaian Sengketa Melalui Komisi Informasi

Pemeriksaan Awal Mediasi


Pasal 36 Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2013 Pasal 39 UU 14 Tahun 2008

Majelis Komisioner melakukan pemeriksaan


untuk memeriksa:
a. kewenangan Komisi Informasi;
b. kedudukan hukum atau legal standing para
Putusan Komisi Informasi yang
pihak berasal dari kesepakatan
c. batas waktu pengajuan melalui Mediasi bersifat final
permohonan penyelesaian sengketa
informasi.
dan mengikat.
Apabila permohonan tidak memenuhi salah satu
ketentuan diatas Majelis dapat menjatuhkan putusan
sela untuk menerima atau menolak PSI
Pembuktian
Pasal 51 Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2013

Alat bukti yang dapat diajukan untuk diperiksa


di persidangan sebagai berikut:
a. surat;
b. keterangan saksi;
c. keterangan ahli;
d. keterangan Pemohon dan Termohon;
e. petunjuk yang diperoleh dari rangkaian
data, keterangan, perbuatan, keadaan, atau
peristiwa yang bersesuaian dengan alat
bukti lain; dan/atau
f. informasi yang diucapkan, dikirimkan,
diterima atau disimpan secara elektronik
dengan alat optik atau yang serupa dengan
Putusan
Pasal 58 Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2013

1. Majelis Komisioner melakukan musyawarah untuk


menghasilkan putusan atas sengketa informasi.
2. Musyawarah dilakukan secara tertutup dan bersifat rahasia.
3. Musyawarah dipimpin oleh Ketua Majelis Komisioner.
4. Dalam hal terdapat pendapat yang berbeda dari anggota
Majelis Komisioner, pendapat tersebut dilampirkan dalam
putusan.
Penyelesaian
Sengketa Informasi
Pasca Putusan
Komisi Informasi
(Gugatan dan Kasasi)

Apabila putusan Komisi Informasi tidak diterima oleh


salah satu atau para pihak, maka dapat melanjutkan Pihak yang tidak menerima putusan PTUN/PN
keberatannya dengan mengajukan gugatan melalui dapat mengajukan kasasi kepada Mahkamah
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) apabila yang
Agung selambat-lambatnya dalam waktu 14
digugat adalah Badan Publik negara & Pengajuan gugatan
melalui Pengadilan Negeri (PN) apabila yang digugat (empat belas) hari sejak diterimanya putusan
adalah badan publik non pemerintah paling lambat 14 PTUN/PN.
(empat belas) hari kerja setelah diterimanya putusan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 F dan Pasal 28 J
2. Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
3. Peraturan Pemerintah No.61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 3 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Kementrian Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah
5. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No 1740 Tahun 2016
tentang Organisasi Pengelola Informasi dan Dokumentasi Kementerian Komunikasi dan
Informatika
6. Peraturan Komisi Informasi
7. Peraturan Gubernur Prov. DKI Jakarta No. 175 Tahun 2016 tentang Standar
Layanan Informasi Publik
8. Panduan Penyusunan Informasi Publik yang Terbuka dan Dikecualikan pada Badan Publik
Negara. 2013. Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia
BUKU SAKU
KETERBUKAAN INFORMASI
PUBLIK

Tim Penyusun:
Komisioner Komisi Informasi Provinsi DKI Jakarta
Natalia Maria Yesica
Richard Roberto H
Sirait Irawati
Mahardiyatsih
Kokom Komariyah,
Afriyani, Rahadi, Imam,
Suwito, dan Tri Andri

Diterbitkan oleh:
Komisi Informasi Provinsi DKI Jakarta
Gedung Graha Mental Spiritual Lt. 7
Jl. Awaludin II No. 1, Jakarta Pusat
10230

You might also like