You are on page 1of 15

INFECTION CONTROL

RISK ASSESSMENT
(ICRA)

Ns I Gede Made Arnata, S.Kep


Latar Belakang
⚫ Dampak dari proses renovasi dan konsruksi
bangunan di rumah sakit harus dilakukan
evaluasi
⚫ Untuk mengidentifikasi kontribusi

pengaruh lingkungan terhadap HAIs.


⚫ Penemuan jumlah koloni kuman di air dan

udara
Latar belakang
⚫ Dengan ICRA akan ⚫ Setelah proses renovasi
menurunkan resiko dan kontruski selesai
terjadinya kontaminasi dilakukan, harus
bakteri dan jamur sebagai dipastikan lingkungan
akibat dari renovasi dan sudah bersih dan aman
konstruksi bangunan
Contoh di udara
(Aspergillus spp.) atau
di air(e.g., Legionella
spp.).
Pengertian

Infection Control Risk Assessment (ICRA):


 Suatu proses untuk menentukan potensi resiko dari

penyebaran kuman di air dan udara selama ada


kegiatan renovasi, konstruksi, dan pemeliharaan
fasilitas bangunan di rumah sakit.
 Proses ini akan melibatkan banyak

departemen/unit, prose kejasama dalam


penentuan tipe, resiko dalam menentukan
kewaspadaan yang akan diambil.
TUJUAN
⚫ Untuk mengurangi resiko HAIs pada
pasien.
⚫ Mengurangi resiko terpaparnya

pasien dari jamur, bakteri dari


debu selama proses renovasi dan
konstrusi berlangsung.
Siapa saja yang terlibat dalam proses ICRA

⚫ KOMITE PPI
⚫ PERENCANAAN
⚫ SARANA
⚫ MUTU
⚫ KEPERAWATAN
⚫ MEDIS
⚫ PENUNJANG
⚫ KEAMANAN
⚫ KONTRAKTOR
⚫ PATIENT SAFETY
⚫ K3RS
PERAN KOMITE PPIRS

⚫ Membuat pengkajian resiko dari dampak


renovasi dan konstruksi
(ICRA)
⚫ Mengeluarkan ijin renovasi dan
konstruksi yang ditanda tangani oleh
ketua komite PPIRS, dan kepala proyek.
PERAN KOMITE PPIRS

⚫ Melakukan edukasi kepada semua pekerja sebelum


proses renovasi, konstruksi berlangsung.
⚫ Melakukan monitoring dan evaluasi dengan

menggunkan check list


⚫ Lakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi

dengan semua tim.


LANGKAH –
LANGKAH MEMBUAT
ICRA
Form Penerapan
Dalam Pembangunan dan Renovasi
Kewaspadaan
• Langkah ke 1 : Mengidentitifikasi tipe aktifitas
pembangunan/renovasi
• Lankah ke 2 : Identifikasi kelompok resiko
pasien yang akan terpengaruh dari kegiatan
pembangunan atau renovasi
• Langkah ke 3 : Gabungkan kelompok resiko pasien
(rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi) dengan type
aktifitas pembangunan/renovasi untuk mendapatkan
tingkat kewaspadaan yang harus dilakukan
Form Penerapan
Dalam Pembangunan dan
Kewaspadaan
Renovasi
• Langkah ke 4 : Identifikasi area sekitar proyek, mengkaji
potensi masalah yang ditimbulkan.
• Langkah ke 5 : identifikasi tempat
• Langkah ke 6 : Mengidentifikasi masalah yang berkaitan
dengan: ventilasi, pipa air, kemungkinan pemadaman listrik
• Langkah ke 7 : Mengidentifikasi kewaspadaan apa yang
diperlukan ? Partisi, filtrasi dengan system HEPA
• Langkah ke 8 : Pertimbangkan potensi risiko pencemaran air.
Apakah proyek melibatkan kemungkinan menumpahkan air,
kebocoran, atau menciptakan lingkungan yang lembab yang
memungkinkan untuk pertumbuhan jamur
 Check list pemantauan sebelum
 Seurat ijin
 Check list pemantauan selama
 Check list pemantauan setelah
Kesimpulan
 Harus ada kebijakan tentang renovasi dan konstrusi di
rumah sakit
 Semua rumah sakit seharusnya membuat ICRA
 Ijin dari komite PPI sangat menentukan proyek bisa
jalan atau tidak
 Harus dilakukan sosialisasi secara terus menerus tentan
ICRA kepada seluruh departemen, instalasi yang ada
di rmah sakit.
Pustaka
 IFIC Basic Concepts of Infection Control 2nd –
Edition –Revised 2011 hal 352
 Guidelines for Design and contruction of Health
care Fasilities 2006

You might also like