Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 5 - Infeksi Opportunistik
Kelompok 5 - Infeksi Opportunistik
OPORTUNISTIK
KELOMPOK 5
Anggota
Dua jenis infeksi ini disebabkan oleh konsumsi makanan dan/atau minuman yang
terkontaminasi parasit. Cryptosporidiosis disebabkan oleh parasit Cryptosporidium
yang menyerang usus, sementara isosporiasis disebabkan oleh protozoa Isospora
belli. menyebabkan demam, muntah, dan diare parah. Pada pengidap HIV/AIDS,
Jenis IO
CRYPTOCOCCOSIS
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi
jamur bernama Cryptococcus
neoformans. Pada orang dengan
gangguan sistem imun, jamur ini
dapat dengan mudah masuk melalui
saluran pernapasan dan menyebabkan
pneumonia (infeksi dan radang paru).
Jamur ini juga dapat menyebar ke
otak serta bagian tubuh lain, seperti
tulang dan saluran kemih.
Jenis IO
Cryptosporidiosis
Gejala utama dari penyakit ini adalah diare. Penyebabnya
adalah infeksi parasit dari jenis protozoa yang bernama
Cryptosporidium. Diare yang tergolong infeksi oportunistik
berlangsung kronis, lebih dari satu bulan, disertai dengan nyeri
atau kram perut yang berat.
Jenis IO
INFEKSI
CYTOMEGALOVIRUS
(CMV), KHUSUSNYA
RETINITIS
Virus CMV merupakan virus yang
dapat menginfeksi banyak organ tubuh,
termasuk paru-paru, usus, dan otak.
Akan tetapi, kasus CMV yang khas
pada infeksi oportunistik umumnya
menyerang organ mata (retinitis),
sehingga menyebabkan gangguan
penglihatan yang akan memicu
kebutaan jika tidak ditangani segera.
Jenis IO
Progressive multifocal leukoencephalopathy
(PML)
PML merupakan penyakit langka yang menyerang otak serta
sumsum tulang belakang. Hampir semua kasus PML hanya
ditemukan pada orang dengan sistem imun yang telah rusak berat
akibat infeksi virus HIV. disebabkan infeksi virus JC (John
Cunningham). Gejala PML mencakup kehilangan kontrol
gerakan otot, kelumpuhan, kesulitan berbicara, dan gangguan
kesadaran.
Jenis IO
KAPOSI’S SARCOMA Kaposi’s sarcoma juga dapat
terjadi di banyak tempat di
bagian tubuh. Dari luar, penderita
sejenis kanker yang disebabkan
mengalami bintik berwana merah
oleh infeksi virus Kaposi’s
muda keunguan berbentuk datar
sarcoma herpesvirus (KSHV)
atau menonjol. Penyakit ini dapat
atau human herpesvirus 8 (HHV-
berakibat fatal apabila menyerang
8). Kaposi’s sarcoma ditandai
organ vital, seperti paru-paru,
dengan pertumbuhan jaringan
kelenjar getah bening, atau usus.
pembuluh darah kapiler yang
abnormal.
Patogen Infeksi
Jenis
bervariasi
patogen
pada
penyebab
masing-masing
IO
Oportunistik
wilayah. Infeksi yang sering
dijumpai di Amerika dan Eropa
infeksi oportunistik dapat ditimbulkan
antara lain Pneumocystis jirovecii
oleh patogen yang berasal dari luar tubuh
pneumonia (PCP), meningitis
(seperti bakteri, jamur, virus atau
Kriptokokal, Cytomegalovirus
protozoa), maupun
(CMV) dan Toksoplasmosis,Laporan
oleh mikrobiota sudah ada dalam tubuh
Surveilans AIDS Departemen
manusia namun dalam keadaan normal
Kesehatan Republik Indonesia tahun
terkendali oleh sistem imun (seperti flora
1987 sampai dengan 2009
normal usus)
mendapatkan bahwa IO yang
terbanyak adalah TB, diare kronis
dan kandidiasis orofaringeal
Hubungan IO dengan CD4
Cara utama untuk mencegah infeksi HIV adalah dengan mengurangi resiko paparan
HIV seperti berhubungan seksual tanpa kondom atau menggunakan jarum
bersamaan dan peralatan injeksi lainnya.
Perkembangan penanganan profilaksis HIV/AIDS selalu berfokus pada pencegahan
penyakitnya. Hal ini disebabkan karena obat untuk HIV/AIDS belum dapat
menyembuhkan penyakit ini secara maksimal.
Seperti diketahui bahwa infeksi HIV merupakan penyakit kronis yang dapat
dikendalikan dengan pemberian obat ARV seumur hidup. Antiretroviral yang sering
disebut ARV merupakan satu-satunya obat yang dianggap memberikan manfaat
besar dalam menekan perkembangan virus HIV di dalam tubuh. Obat ARV mampu
menekan jumlah virus HIV di dalam darah sehingga kekebalan tubuhnya (CD4)
tetap terjaga
STUDI KASUS
Infeksi jamur oleh spesies-spesies Candida merupakan infeksi oportunistik yang
paling sering dialami ODHA, bahkan pada beberapa wilayah menjadi penyebab
terbanyak terhadap kesakitan dan mortalitas penderita HIV-AIDS. Candidiasis
mulut esofagus merupakan 80,8% dari seluruh IO di Indonesia (Ariani & Suryana,
2014). Hal ini merupakan pola IO yang umum ditemukan di negara
berpenghasilan rendah. Sementara itu, tuberculosis (TB) merupakan infeksi yang
juga paling sering (40,1%) ditemui pada pengidap HIV di Indonesia. Infeksi
oportunistik popular CMV lainnya adalah CMV (28,8%); Ensefalitis toksoplasma
(17,33): dan pneumonia Pneumocystis carinii. Tercatat hampir setengah jumlah
kasus infeksi tersebut terjadi pada perempuan (Osman et al., 2015). Perempuan
dengan HIV berat,sangat berisiko terkena infeksi oportunistik. Perempuan dengan
beban HIV ditubuhnya 5 kali lebih berpotensi terhadap kanker mulut Rahim
(serviks) dan neoplasia intraepithelial serviks dibandingkan dengan yang non-HIV
(Chakravarly ct al., 2016). Selain itu, pada perempuan hamil risiko penularan HIV
terhadap janinnya juga meningkat sama seperti penyakit Hepatitis C
STUDI KASUS
Hampir semua ODHA pernah mengalami IO dari level ringan hingga berat, seperti
diungkapkan dari staf LSM. Infeksi oportunistik di Jakarta Timur pada ODHA
seringkali menyertai penderita. Menurut data RS POLRI Soekanto selama 2015,
ditemukan bahwa Kandidiasis mulut menempati infeksi oportunistik terbanyak
(sekitar 44,4%) dikuti oleh penyakit diare sebanyak 33 persen dan selanjutnva
penyakit TB dan hepatitis. Sama halnya seperti di Layanan kesehatan pratama di
bilangan Jakarta Timur, kasus kandidiasis mulut pada perempuan cukup
mendominasi. Hal yang sama disampaikan juga oleh pendamping ODHA di Jakarta
Timur bahwa TB paru merupakan salah satu kasus IO tertinggi pada ODHA.
STUDI KASUS
Dari hasil observasi data yang ada di Jakarta Timur, Infeksi oportunistik yang banyak
kasusnya adalah Candidiasis yang diakibatkan oleh jamur jenis Candida yang dalam
kondisi normal tidak mengakibatkan dampak negatif namun dengan menurunnya daya
tahan tubuh jamur ini berkembang dengan mudah dan menyebabkan penyakit penyerta
HIV-AIDS. Kandidiasis dapat terjadi dalam tiga bentuk :penyakit oropharyugeal,
esophageal dan vulvovagina. Sementara itu, IO lainnya yang sering diderita ODHA
adalah TB paru. Hal ini sesuai dengaa stndi yang dilakukan di India bahwa Tuberculosis
merupakan IO yang sering ditemui pada penderita HIV bahkan menyebabkan 25 persen
kematian. Begitupula kasus toksoplasmosis masih ditemukan dalam jumlah sedikit
(Indira, Kumar, Shatter, & Vamaa, 2015). Studi yang dilakukan oleh Bhuvana dkk
mengilustrasikan bahwa pengobatan ARV yang tepat waktu dapat menurunkan kejadian
infeksi oportunistik. Begitupun sebaliknya, jika inlervensi ARV terlambat dapat
meningkatkan kasus IO (Bhuvana, Hema, & Patil, 2015). Studi di Jakarta Timur
memperlihatkan bahwa banyak kasus IO terjadi karena penderita (ODHA) tidak memiliki
pemahaman tentang HIV dan IO. Mereka bahkan sebagian besar ada yang tidak
mengetahui dirinya HIV sehingga memudahkan terjadinya IO.
Program yang Sedang Berjalan
Infeksi penStrategi Pemerintah terkait dengan Program
Pengendalian HIV-AIDS dan PIMScernaan