You are on page 1of 61

Manajemen Data Puskesmas

dan Keluarga Sehat

DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

24/08/23
Manajemen Data Dan Informasi di Puskesmas
Manajemen Data dan Informasi Puskesmas
Siklus Manajemen data dan informasi di puskesmas dimulai ;
pengumpulan,
pengolahan,
analisis data,
penyajian informasi dan
penggunaan data

08/24/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 3


Analisis Data Puskesmas
Analisis Data Puskesmas
1)Pra Analisis
 Cek Kesesuaian Data Dalam Satu Program (logical check)
 Cek Kesesuaian Data Antar Program
2)Analisis
Analisis Deskriptif menurut Waktu, tempat, dan orang.
Analisis Komparatif
Analisis Hubungan Antar program
(Kasus untuk Logical Check Analysis) Jumlah Bayi dan Jumlah Immunisasi, 2015

Jlh bayi usia 6-11 logical


Puskesmas Jumlah Bulin Jumlah bayi KN1 KN lengkap BCG HB0 DPT/HB1 Imm dasar lengkap
bln analisis

98.934 103.971 108.836 95.582 91.685 89.678 81.863 89.918 81.797  


A
266.644 283.624 237.762 240.673 193.479 278.768 241.652 283.854 238.497  
B
95.180 102.664 102.654 93.748 89.602 95.865 84.759 95.318 87.684  
C
127.525 131.002 142.322 118.932 114.696 128.439 102.690 129.714 114.936  
D
69.208 72.383 74.498 64.142 62.722 70.907 63.115 72.628 62.329  
JE
156.943 174.935 174.920 164.664 161.338 160.835 142.164 162.931 139.369  
F
32.259 34.620 38.939 31.466 30.290 36.518 30.635 36.177 32.623  
G
160.579 168.996 159.072 156.155 150.521 158.337 136.765 158.809 150.665  
H
26.038 27.698 28.080 27.245 26.167 171.592 137.588 167.537 155.860 tidak logis
I
43.268 58.281 51.445 55.024 50.193 892.326 824.937 704.226 745.684 tidak logis
J
141.304 150.408 174.263 148.895 141.841 571.370 547.634 571.009 556.612 tidak logis
K
911.708 949.392 1.011.320 884.680 850.592 47.934 47.315 35.396 43.722 tidak logis
L
Kasus

Kesehatan Anak
Laporan program kesehatan anak
Puskesmas A :
Jumlah ibu bersalin di Puskesmas
A= 432 orang.
Jumlah bayi = 582bayi.
Jumlah KN1 = 583
Immunisasi HB0 = 964
Immunisasi BCG = 892

Bagaimana cara menganalis nya??


08/24/23 6
Jawaban Kasus
Data diatas menunjukkan:
•Adanya kesenjangan antara jumlah ibu bersalin dengan jumlah kunjungan
neonatus pertama kali (KN1), yaitu: 432 - 583 = - 151 neonatus.
Pertanyaannya, ‘Mengapa terjadi perbedaan yang sangat besar?’.

Kunjungan Neonatus pertama kali (KN1) dilaksanakan pada usia 6-48 jam
setelah lahir. Oleh karena itu jumlah KN1 seharusnya sama dengan ibu
bersalin.
Adanya kesenjangan antara jumlah bayi dengan jumlah bayi mendapat
imunisasi HB0, yaitu 582 – 964 = - 382
Tapi ‘Mengapa terjadi perbedaan yang sangat besar?’.
Immunisasi HB0 biasanya  diberikan segera setelah bayi lahir, maka
jumlah bayi yang mendapat imunisasi HB0 seharusnya sama dengan
jumlah bayi.

08/24/23 7
Perbedaan data kunjungan neonatus dengan ibu bersalin
dan jumlah bayi dengan jumlah bayi yang mendapat
imunisasi HB0 tersebut bisa disebabkan :
•perpindahan antar wilayah,
•bayi kembar,
•kesalahan pencatatan,
•atau data tersebut benar.

Untuk memastikan kesesuaian data tersebut, perlu


dilakukan verifikasi pada sumber data.

08/24/23 8
 
Kasus: Cek Kesesuaian Data Antar Program
Siapkan dan urutkan data berdasarkan proses, contohnya proses kehidupan (life
cycle process).
Bandingkan data berdasarkan urutan prosesnya.
Contoh:
Program kesehatan ibu (variabel persalinan oleh tenaga kesehatan) dibandingkan
dengan program kesehatan anak (variabel kunjungan neonatus 1).
Jumlah kunjungan neonatus 1 (KN1) idealnya sama atau lebih rendah dibandingkan
dengan jumlah ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan (linakes). Oleh karena itu
apabila jumlah KN1 lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah linakes, maka data
tersebut dianggap tidak logis.
Jika hasil cek kesesuaiaan tersebut logis, maka data siap untuk dianalisis. Namun,
jika hasil cek kesesuaiaan data tersebut tidak logis, maka harus dilakukan verifikasi
lebih lanjut ke sumber data dan dilakukan perbaikan.
 
Dua data yang diperbandingkan dianggap masih sesuai/logis apabila besar
perbedaanya
08/24/23 tidak lebih dari ±15%. 9
 
Pemanfaatan Data Dalam Manajemen
Puskesmas
Pemanfaatan Data dan Informasi Puskesmas
Pemanfaatan Data dalam Perencanaan Puskesmas
Pemanfaatan dalam Monotoring dan Evaluasi
1.Monitoring
2.Deteksi Wabah
3.Pemantauan Masalah Kesehatan
Pemanfaatan untuk Penilaian atau Evaluasi

08/24/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 10


Manajemen Pendataan Keluarga Sehat

08/24/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 11


Manajemen Pendataan Keluarga Sehat
Pendataan keluarga dilakukan untuk mengetahui profil keluarga. Pendataan dilakukan oleh pembina
keluarga dengan memperhatikan konsep pendekatan keluarga.
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi
keluarga.
Pendekatan keluarga merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan
perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan-
kegiatan:
1)kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data kesehatan keluarga,
2)kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif,
3)kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung, dan
4)pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk pengorganisasian/
pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.

08/24/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 12


Aplikasi Keluarga Sehat
• Aplikasi Keluarga Sehat merupakan bentuk dukungan
teknologi informasi untuk pendataan keluarga sehat
dalam kunjungan keluarga pada PIS-PK.
• Untuk melakukan input data dan menyajikan dashboard
status pendataan dan IKS.
• Aplikasi ini dapat diakses di alamat web
https://keluargasehat.kemkes.go.id
• Untuk versi mobile Android, dapat diunduh melalui
playstore dengan keyword “keluarga sehat”
• Dapat digunakan baik secara online maupun offline
• Penyajian dapat diakses pada alamat
http://dashboard-keluargasehat.kemkes.go.id (dapat
diakses oleh umum)

13
Alur Administrasi Pengguna Aplikasi
Fitur baru pada aplikasi KS v.
2.0
• Fitur Tahun Aktif
Fitur Manajemen tahun pelaporan data survei untuk seluruh pengguna,
dimana sebelum aplikasi dapat digunakan akan ditentukan kapan
periode aktif untuk penginputan data pada tahun berjalan (Khusus
Admin Pusat)

• Fitur Transfer Wilayah Kerja


Fitur untuk memindahkan data keluarga pada suatu wilayah
desa/kelurahan di puskesmas awal ke puskesmas tujuan (Khusus
Admin Pusat)

• Fitur Wilayah Kerja


Fitur untuk memetakan desa/kelurahan disuatu wilayah kerja
puskesmas dengan cara menginput atau mendaftarkan wilayah
kerjanya per desa/kelurahan baik dalam satu wilayah kecamatan
maupun lebih (Khusus Admin PKM)
Fitur baru pada aplikasi KS v.
2.0
• Fitur Rukun Warga
Fitur untuk menginput atau mendaftarkan RW dan RT sesuai yang ada
pada wilayah kerjanya per desa/kelurahan. Bila terdapat daerah yang
tidak memiliki RW maupun RT maka setiap puskesmas harus
melakukan inventarisasi daerah tersebut kemudian melakukan
penomoran secara mandiri (Khusus Admin PKM)

• Fitur Sasaran Wilayah


Fitur untuk menentukan jumlah target/sasaran pendataan di suatu
wilayah kerja puskesmas berdasarkan jumlah keluarga sasaran pada
wilayah kerjanya per desa/kelurahan (Khusus Admin PKM)

• Fitur Target Surveyor


Fitur untuk menentukan target kinerja surveyor, target ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kepedulian dan rasa tanggung jawab bagi para
surveyor terhadap data keluarga yang menjadi tanggugjawabnya
(Khusus Admin PKM)
Fitur baru pada aplikasi KS v.
2.0
• Fitur Monitoring Wilayah
Fitur untuk memantau kinerja capaian dari puskesmas maupun
surveyor dengan membandingkan antara target/sasaran yang telah
ditetapkan dengan realisasi data keluarga yang telah diinput

• Fitur IKS Puskesmas


Fitur untuk melihat Indeks Keluarga Sehat (IKS) berdasarkan wilayah
kerja puskesmasnya pada setiap indikator

• Fitur Crosstab
Fitur yang dapat digunakan untuk analisis data dengan memanfaatkan
raw data yang telah diunduh melalui akun admin pkm untuk diolah
secara mandiri dan diupload kembali ke aplikasi untuk di
kustomisasi
dalam bentuk crosstab analisis data, baik dalam bentuk tabulasi,
grafik, dll
TAMPILAN APLIKASI KS
Tampilan Halaman awal
Tampilan menu admin puskesmas
Menu User Manajemen
Menu pengaturan wilayah kerja
Menu pengaturan wilayah RW dan RT
Menu pengaturan wilayah RW dan RT
Menu pengaturan wilayah RW dan RT
Menu pengaturan Target Pendataan (Jumlah KK per wilayah)
Menu Entri Data Rumah Tangga
Menu Entri Data Rumah Tangga
ANALISIS DATA KELUARGA SEHAT

08/24/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 31


Perhitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS)
Perhitungan Indeks Keluarga Sehat bertujuan untuk menentukan tingkatan keluarga menurut status kesehatan yang dimiliki keluarga tersebut
Pada perhitungan ini akan didapatkan 2 IKS, yaitu IKS keluarga inti dan IKS keluarga besar
IKS keluarga inti dapat dilakukan secara manual maupun melalui program entry
IKS keluarga besar hanya dapat diperoleh melalui program entry

Nilai Indeks > 0.8 Keluarga Sehat


Nilai Indeks 0.5 – 0.8 Keluarga Pra Sehat
Nilai Indeks < 0.5 Keluarga Tidak Sehat

08/24/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 32


Cara penghitungan IKS Keluarga
Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu indikator:
•Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1
• Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 0
•Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status N,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N (tidak
dihitung)
•Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan status T, maka
indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0 meskipun di dalamnya
terdapat status Y atau N
Rumus penghitungan IKS Keluarga

IKS Keluarga = ∑ Indikator bernilai 1


12-∑ N
Contoh Kasus Keluarga
1. Ibu menggunakan alat kontrasepsi
2. Ada balita usia 12 bulan, dilahirkan di fasyankes
3. Ada balita usia 12 bulan, imunisasi dasar tidak lengkap
4. Ada balita usia 12 bulan, mendapat ASI eksklusif
5. Ada balita usia 12 bulan, bulan lalu tidak dibawa ke Posyandu; Ada balita usia 48 bulan, bulan lalu dibawa
ke Posyandu
6.Tidak ada anggota keluarga menderita TB
7.Ayah tidak pernah didiagnosis hipertensi namun saat pengukuran sistole diatas 140 mmHg dan diastole =90
mm Hg; ibu dan anak usia 16 thn pernah didiagnosis hipertensi dan minum obat secara teratur
8. Anak usia 16 thn menderita schizophrenia, tapi minum obat secara teratur
9. Ayah merokok, anggota keluarga lain tidak merokok
10. Semua anggota keluarga memiliki JKN
11.Terdapat air bersih dan semua anggota keluarga menggunakan air bersih
12. Terdapat jamban saniter dan semua anggota keluarga BAB di jamban
Hasil Perhitungan IKS Keluarga
Pertanyaan Ayah Ibu Anak Anak Anak Nilai
No Indikator Keluarga (16 thn) (48 bln) (12 bln) Keluarga
A B C D E F G H I
1 Keluarga mengikuti program KB*) N*) Y 1
2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Y 1
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap T 0
4 Bayi mendapatkan ASI eksklusif Y 1
5 Pertumbuhan balita dipantau Y T 0
6 Penderita TB paru yang berobat sesuai standar N N N N
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur T Y Y 0
Penderita gangguan jiwa berat berobat, diobati
8 Y 1
dan tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok**) T Y Y Y Y 0
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN Y Y Y Y Y 1
Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana
11 Y Y Y Y 1
air bersih
Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban
12 Y Y Y Y 1
keluarga
∑ indikator bernilai 1 / (12-∑N) 7/(12-1)
In d eks Kelu arg a Seh at (I KS) 0,636
Analisis Data Kesehatan Keluarga di Tingkat Keluarga
Data cakupan 12 indikator kesehatan keluarga merupakan gabungan dari cakupan indikator dari masing-masing anggota keluarga
Selanjutnya permasalahan kesehatan keluarga dapat diidentifikasi berdasarkan capaian dari masing-masing indikator yang memang ada di
keluarga.
Setelah dilakukan perumusan masalah selanjutnya adalah bagaimana menentukan prioritas intervensi berdasarkan 12 indikator permasalah
kesehatan serta rencana intervensi yang akan dilakukan. Diharapkan pembina keluarga pada masing-masing wilayah (RT/RW/Desa) dapat
mengetahui keluarga mana yang berkontribusi membuat wilayah binaannya termasuk sebagai Sehat, pra sehat dan tidak sehat.

08/24/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 36


Analisis Data Kesehatan Keluarga pada Wilayah
Binaan
Dari setiap keluarga dapat ditentukan prioritas intervensi berdasarkan 12 indikator
permasalah kesehatan sehingga pembina keluarga pada masing-masing wilayah
binaan (RT/RW/Desa) dapat mengetahui keluarga mana yang berkontribusi membuat
wilayah binaannya (RT/RW/Desa) mereka termasuk yang sehat, pra sehat dan tidak
sehat.
Pembina keluarga juga harus dapat menganalisis dasar permasalahan kesehatan dan
prioritas masalah dari 12 indikator di masing-masing wilayah binaan (RT/RW/Desa)
tersebut dengan melakukan interview mendalam melalui kunjungan keluarga ulangan
kepada beberapa keluarga dengan nilai IKS-nya paling kecil sehingga dapat
meningkatkan kualitas dari rumusan permasalahan di wilayah binaannya
(RT/RW/Desa).
08/24/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 37
Analisis Data Lanjut
1. Berdasarkan tingkat/wilayah
2. Berdasarkan indeks
3. Tabulasi Silang antar indikator
4. Tabulasi Silang antar variabel
5. Tabulasi Silang antara variabel dengan karakteristik

STATISTIK
Diperlukan pada analisis yang lebih lanjut
IKS Wilayah
Analisis untuk status IKS Desa

Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan


diintervensi pada level Desa
Perhitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS)
Perhitungan IKS dapat dilakukan mulai dari level Keluarga, wilayah RT, RW, Desa
dan Kecamatan/Puskesmas
Sub Pokok Bahasan 2

Idetifikasi masalah
rencana intervensi

08/24/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 42


Contooh : Identifikasi Masalah Kesehatan
Contoh Identifikasi Masalah Kesehatan di Level RW
Analisis untuk status IKS RW pada Desa “1” didapatkan
1.Pada RW 4 didapatkan: Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak
sehat (25,0%)
2.Pada RW 3 didapatkan : Sehat (75,0%), pra-sehat (25,0%) dan tidak
sehat (0%)

•Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi


pada level RW di Desa “1”
Contoh : Perhitungan untuk menentukan prioritas indikator yang akan
diintervensi pada level RW di Desa “1”
Contoh Identifikasi Masalah Kesehatan di Level RW
Analisis untuk status IKS RW pada Desa “1” didapatkan
1.Pada RW 4 didapatkan: Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak
sehat (25,0%)
2.Pada RW 3 didapatkan : Sehat (75,0%), pra-sehat (25,0%) dan tidak
sehat (0%)

•Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi


pada level RW di Desa “1”
Contoh : Identifikasi Masalah Kesehatan di Level RT
Untuk melakukan intervensi pada wilayah yang lebih kecil dari RW, pembina wilayah
melakukan analisis pada level RT

Dari hasil analisis IKS di Desa “1” terlihat status IKS (sehat) yang rendah ada di RW 4

Misalnya Pembina wilayah menentukan RW 4 dan akan melakukan intervensi pada


wilayah yang lebih kecil pada level “RT”
Hasil analisis untuk status IKS RT di wilayah RW 4 Desa “1” didapatkan
1. Pada RT 5 didapatkan: Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak sehat (25,0%)
2. Pada RT 6 didapatkan : Sehat (25,0%), pra-sehat (50,0%) dan tidak sehat (25,0%)
Contoh : Perhitungan untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi
pada level RT di RW 4 Desa “1”
Penjelasan
Untuk melakukan intervensi pada wilayah Puskesmas, dapat
dilakukan analisis status IKS dan perhitungan indikator

Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan


diintervensi di Puskesmas “X”
Analisis untuk status IKS Puskesmas

Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan


diintervensi pada level Puskesmas
Database IKS Tingkat Puskesmas
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
Indikator Puskesmas
A B C D E F G H
KB 56.3% 62.7% 74.2% 70.6% 80.8% 61.3% 60.9% 26.2% 71.3%
Linfaskes 54.9% 98.7% 89.6% 82.7% 46.3% 58.0% 31.1% 43.7% 70.4%
Imunisasi 43.0% 17.8% 23.4% 30.9% 17.3% 44.0% 34.3% 39.3% 33.6%
ASI eksklusif 32.4% 58.2% 52.9% 48.8% 27.3% 34.2% 18.3% 25.8% 41.5%
Timbang 45.0% 93.7% 78.9% 84.9% 52.3% 57.7% 62.1% 41.4% 69.1%
TB 26.1% 64.5% 35.9% 29.5% 21.0% 32.6% 47.7% 35.4% 42.9%
42,9%
Hipertensi 23.3% 34.0% 30.5% 23.4% 27.8% 32.4% 21.7% 12.8% 29.3%

Gangguan Jiwa 47.7% 49.0% 47.3% 43.3% 49.5% 47.3% 48.3% 38.5% 47.8%

Rokok 48.7% 51.9% 51.0% 48.5% 27.3% 47.1% 41.7% 32.0% 48.0%
Air bersih 85.5% 91.0% 89.4% 85.0% 47.9% 82.6% 73.2% 56.2% 84.2%
Jamban 69.9% 81.9% 60.3% 48.0% 58.9% 61.3% 52.4% 29.6% 63.8%
JKN 49.2% 75.3% 48.5% 58.6% 50.0% 91.6% 67.8% 68.3% 57.7%
IKS 0.539 0.761 0.573 0.531 0.385 0.665 0.511 0.322 0.583
Kesimpulan Pra=S Pra-S Pra=S Pra-S Tdk_S Pra-S Pra-S Tdk-S Pra-S
Analisis Prioritas Indikator di Level Puskesmas
Untuk tingkat Puskesmas:
IKS = 0,583  Puskesmas termasuk dalam kategori Pra-sehat
Selanjutnya diidentifikasi berapa persen proporsi desa yang
termasuk : sehat, pra-sehat dan tidak sehat.
Ada 4 indikator yang capaiannya paling rendah, yaitu:
Hipertensi (29.3%)  ada sekitar 70,7% penderita hipertensi belum
melakukan pengobatan secara teratur.
Imunisasi (33,6%)  ada sekitar 66,4% bayi belum mendapatkan imunisasi
lengkap
ASI eksklusif (41,5%)  ada sekitar 58,5% bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif
TB (42,9%)  ada sekitar 57,1% penderita TB tidak mendapatkan pengobatan
sesuai standar
4 indikator kesga harus tetap diintervensi di semua desa:
Intervensi
• Intervensi melalui UKM dan UKBM sesuai kelompok sasaran:
– Balita: Posyandu, PAUD, Stimulasi Dini, dsb
– Usia Sekolah: UKS, Dokter kecil, SBH, Poskestren, dsb
– Remaja: UKS, SBH, Poskestren, PMR, dsb
– Usia Kerja: UKK, Pos UKK, Posbindu PTM
– Usia Lanjut: Posyandu usila/wulan/adiyuswa
• Bila sasaran tidak datang  Kunjungan rumah: promosi kesehatan  paket informasi
yang sesuai
• Kunjungan rumah juga dapat dilakukan langsung, karena data-base keluarga sudah ada
Rumusan intervensi
• Allternatif I: Intervensi bisa dilakukan menyeluruh, artinya seluruh desa dilakukan
intervensi sesuai masalah utama setempat. Penyuluhan umum di tingkat Puskesmas
dengan topik: hipertensi, imunisasi dan ASI eksklusif, intervensi di setiap desa sesuai
dengan masing2 prioritas masalahnya.
• Alternatif II: Intervensi bisa difokuskan pada desa yang paling tertinggal, yaitu desa
dengan IKS terrendah dalam hal ini Desa H dan Desa E. Sumber daya difokuskan
untuk melakukan intervensi pada 2 desa tersebut.
• Alternatif III: Masih banyak alternatif yang dipilih, misalnya dari sisi pendekatannya:
mungkin di desa H menggunakan tokoh agama sementara di desa E menggunakan
jalur PKK 
Analisis Lanjut
 Selain analisis indikator, data yang diperoleh dari pendataan keluarga sehat ini juga bisa untuk
menghitung proporsi atau prevalensi variable
 Tb Paru
1. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang pernah didiagnosis menderita Tb Paru oleh petugas kesehatan
2. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang pernah didiagnosis menderita Tb Paru oleh petugas kesehatan
dan mendapatkan pengobatan standar
3. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang mengalami gejala Tb Paru
4. Hasil analisis didapatkan:

Tb Paru Ya Tidak Jumlah


Pernah didiagnosis oleh petugas kesehatan 6 (9,7%) 56 (90,3%) 62
Pernah didiagnosis oleh petugas kesehatan dan mendapat
6 (100%) 0 6
pengobatan standar
Ada gejala TB Paru 6 (10,7%) 50 (89,3%) 56
Analisis Lanjut
 Selain analisis indikator, data yang diperoleh dari pendataan keluarga sehat ini juga bisa untuk
menghitung proporsi atau prevalensi variable
 Tb Paru
1. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang pernah didiagnosis menderita Hipertensi
2. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang pernah didiagnosis menderita hipertensi minum obat
terartur
3. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang mengalami hipertensi berdasarkan pengukuran
4. Hasil analisis didapatkan:

Hipertensi
Ya Tidak Jumlah

Pernah didiagnosis oleh petugas kesehatan 6 (9,7%) 56 (90,3%) 62

Penderita hipertensi minum obat teratur 2 (33,3%) 4 (66,7%) 6

Hipertensi hasil pengukuran 10 (17,8%) 46 (82,2%) 56


Analisis Lanjut
 Selain analisis indikator, data yang diperoleh dari pendataan keluarga sehat ini juga bisa untuk
menghitung proporsi atau prevalensi variable
 Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat :
1. Proporsi keluarga yang memiliki jamban
2. Proporsi keluarga yang memiliki jamban saniter
3. Proporsi perilaku BAB dari anggota rumah keluarga
4. Hasil analisis didapatkan:

Kepemilikan Jamban di Keluarga Ya Tidak Jumlah

Ketersediaan Jamban di Keluarga 70 (70,0%) 30 (30,0%) 100

Jenis Jamban di Keluarga (Saniter atau Tidak) 40 (57,0%) 30 (43,0%) 70


Analisis Lanjut
Kepemilikan Jamban di Keluarga Ya Tidak Jumlah

Ketersediaan Jamban di Keluarga 70 (70,0%) 30 (30,0%) 100

Perilaku Anggota Keluarga menggunakan Jamban 200 (50,0%) 200 (50,0%) 400
Pengelolaan dan Analisis Data Kesehatan Keluarga

Pengelolaan Data
Pengumpulan Data
Editing
Coding
Receiving & Batching
Entry
Cleaning

08/24/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 59


Analisis Data Keluarga Sehat
1. Crosstab pada Aplikasi KS
2. Tools Excel INARATA Minimal Office 2016 (download Tools di
bit.ly/INARATA_PIS-PK)
3. SPSS Minimal Seri 21

08/24/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 60


TERIMA KASIH
24/08/23

You might also like