You are on page 1of 58

EL2093

MTH

Analisis Keadaan Mapan


Sinusoidal
Bab 9

1
Bentuk Sinus dan Fasor EL2093

Bab 9
MTH

9.1 Motivasi
9.2 Fitur Sinusoid
9.3 Fasor
9.4 Hubungan Fasor dan Elemen Rangkaian
9.5 Impedansi dan admitansi
9.6 Hukum Kirchoff dalam Ranah Frekuensi
9.7 Kombinasi Impedansi

2
9.1 Motivasi (1)
EL2093
MTH

Bagaimana menentukan v(t) dan i(t)?

vs(t) = 10V

Dapatkah pengetahuan yang telah diperoleh


digunakan menentukan i(t) dan v(t)?
3
9.2 Sinusoid (1) EL2093
MTH

• Sebuah sinusoid adalah sinyal yang mempunyai bentuk


fungsi sinus atau kosinus.
• Ekspresi umum sinusoid,
v(t )  Vm sin(t   )

dimana
Vm = amplituda sinusoid
ω = frekuensi angular dalam radians/s
Ф = fasa
4
9.2 Sinusoid (2) EL2093
MTH

Merupakan fungsi periodik yang memenuhi v(t) = v(t + nT),


untuk semua nilai t dan bilangan bulat n.

2
T

1
f  Hz   2f
T

• Dua sinyal sinusoid dengan frekuensi sama dapat


diperbandingkan amplituda dan fasanya
• Bila selisih fasa nol disebut sefasa, bila tidak nol disebut
berbeda fasa 5
9.2 Sinusoid (3) EL2093
MTH

Contoh1

Sebuah sinusoid, 5 sin( 4t  60 o ), hitung


amplituda, fasa, frekuensi angular, perioda, dan
frequensi.

Solusi:

Amplituda = 5, fasa = –60o, frekuensi angular =


4p rad/s, Perioda = 0.5 s, frequensi = 2 Hz.

6
9.2 Sinusoids (4) EL2093
MTH

Contoh 2

o
Temukan selisih sudut fasa 1 i  4 sin( 377 t  25 )
dan i2  5 cos(377t  40 o ), apakah i1 lead
(mendahului) atau lag (dibelakang) i2?
Solusi:

Perhatikan sin(ωt-90o) = cos ωt

i2  5 sin(377t  40o  90o )  5 sin(377t  130o )


i1  4 sin(377t  25o )  4 sin(377t  180o  25o )  4 sin(377t  205o )

Dengan demikian, i1 lead i2 25o. 7


9.3 Fasor (1) EL2093
MTH

• Fasor adalah bilangan kompleks


yang menyatakan amplituda dan
fasa sinusoid.

• Fasor dapat dinyatakan dalam


bentuk-bentuk berikut:

a.Rektangul z  x  jy  r (cos   j sin  )


ar
z  r 
b.Polar r x2  y2
z  re j dimana
c.Eksponens y
  tan 1
ial x
8
9.3 Fasor (2) EL2093
MTH

Contoh3
• Evaluasi bilangan kompleks berikut:

a. [(5  j2)( 1  j4)  5 60o ]


b. 10  j5  340o
 10 30o
 3  j4

Solusi:
a. –15.5 + j13.67
b. 8.293 + j2.2

9
9.3 Fasor (3) EL2093
MTH

Operasi matematis bilangan kompleks:


1. Penjumlahan z1  z 2  ( x1  x 2 )  j ( y1  y 2 )

z1  z 2  ( x1  x2 )  j ( y1  y 2 )
2. Pengurangan

3. Perkalian z1 z 2  r1r2  1  2
z1 r1
 1   2
4. Pembagian z 2 r2
1 1
5. Resiprokal   
z r
6. Akar z  r  2
7. Konyugasi kompleks z   x  jy  r     re  j
8. Identitas Euler’s e  j  cos   j sin 
10
9.3 Fasor (4) EL2093
MTH

• Transformasi dari ranah waktu (time domain) ke ranah


frekuensi (frequency domain):

v(t )  Vm cos(t   ) V  Vm 
(time domain) (phasor domain)

• Amplituda dan perbedaan fasa adalah perhatian utama


pada studi tegangan dan arus sinusoid
• Selanjutnya fasor akan dinyatakan dalam fungsi kosinus
Bila ekspresi tegangan dan arus yang ada tersedia dalam
bentuk fungsi sinus, maka fungsi tersebut perlu diubah ke
bentuk fungsi kosinus terlebih dahulu.
11
9.3 Fasor (5) EL2093
MTH

Contoh 4
Transformasikan sinusoid berikut ke dalam bentuk fasor:
i = 6cos(50t – 40o) A
v = –4sin(30t + 50o) V

Solusi:
a. I  6  40 A
b. –sin(A) = cos(A+90o);
v(t) = 4cos (30t+50o+90o) = 4cos(30t+140o) V
Dalam bentuk fasor=> V V
 4140
12
9.3 Fasor (6) EL2093
MTH

Contoh 5:
Nyatakan bentuk sinusoid untuk fasor berikut:
a. V   1030 V
b. I  j(5  j12) A

Solusi:
a) v(t) = 10cos(wt + 210o) V
b) Since I  12  j5  12 2  52  tan 1 ( 5 )  13 22.62
12
i(t) = 13cos(wt + 22.62 ) A o

13
9.3 Fasor (7) EL2093
MTH

Perbedaan v(t) dan V:


• v(t) adalah representasi sesaat dalam ranah waktu
V adalah representasi ranah frekuensi atau fasor.
• v(t) bergantung waktu, V tidak.
• v(t) selalu riil tanpa bagian kompleks, V umumnya
kompleks.

Cat: Analisis fasor hanya berlaku untuk frekuensi konstan; saat digunakan
pada dua atau lebih sinusoid frekuensinya haruslah sama

14
9.3 Fasor (8) EL2093
MTH

Hubungan operasi diferensial dan integral pada fasor:

v(t ) V  V
dv
dt jV

V
 vdt j
15
Bidang Kompleks EL2093
MTH

j Imajiner • Pembentuk bidang


– horisontal riil
sin(f) – vertikal imajiner
Vm
f) Riil
• Notasi besaran
0
cos(f) tegangan
v= Vm ejf
v= Vm(cos(f)+jsin(f))
• Idem untuk arus
16
Rotasi Bidang Kompleks EL2093
MTH

j Imajiner • Rotasi 90o pada


P2=-B+jA
A vektor P1
B
P1=A+jB – P1=A+jB
– jP1 = j(A+jB)
Riil
= jA – B
-B 0 A
= -B + jA
jP1 = P2
– j operator rotasi 90o

17
Bidang Kompleks Energi EL2093
MTH

• Energi dalam komponen/ elemen rangkaian elektrik


– Energi riil: energi tersalurkan danterdisipasikan
– Energi reaktif: energi yang “tersimpan”
• Bentuk “penyimpanan” energi reaktif
– Medan elektrik pada kapasitor
– Medan magnet pada induktor
• Operator j menyatakan pemindahan energi riil ke energi
imajiner dan sebaliknya

18
Fungsi i-v pada C dan L EL2093
MTH

• Hubungan arus dan tegangan


– Kapasitor: i = C dv/dt
– Induktor: v = L di/dt
– Resistor: v = R I
• Hubungan arus tegangan kapasitor hanya
tampak bila i=f(t) atau v=f(t)

19
Arus vs Tegangan pada L EL2093
MTH

• arus i = Im cos(wt)
• tegangan v = L di/dt
= L d/dt (Im cos(wt))
= wL Im sin(-wt)
= wL Im cos(p/2+wt)
= wL Im cos(wt+p/2)
• Dalam fasor V = j wL I
• hubungan tegangan thd arus linier dengan fasa
arus tertinggal tegangan 90o
20
Pergeseran Fasa pada L EL2093
MTH

Tegangan
Imajiner
V
Arus i = Im cos(wt)
p/2-f Arus
I Fasa f = wt
f
f Riil Tegangan
0 v = wL Imcos(wt+p/2)

fasa
21
Arus vs Tegangan pada C EL2093
MTH

• tegangan v = Vm cos(wt)
• arus i = C dv/dt
= C d/dt (Vm cos(wt))
= wC Vm sin(-wt)
= wC Vm cos(p/2+wt)
= wC Vm cos(wt+p/2)
• Dalam fasor I = j wC V
• hubungan arus thd tegangan linier dengan fasa
arus mendahului tegangan 90o
22
Arus “Lead” dan “Lag” EL2093
MTH

Imajiner Imajiner
Tegangan Arus
Arus Tegangan

Riil Riil
0 0

Pada induktor Pada kapasitor


Arus lag arus lead
23
Hukum Ohm pada C dan L EL2093
MTH

• Notasi dalam fasor


– Arus I
– Tegangan V
• Hubungan arus tegangan
– Induktor V = j wL I
– Kapasitor I = j wC V atau V = -j I /(wC)
• Membentuk Hukum Ohm (V = “R” I)
– Reaktansi induktor XL = wL
– Reaktansi kapasitor XC = 1/(wC)
– j dan –j menggeser fasa
24
9.3 Fasor (9) EL2093
MTH

Contoh 6
Gunakan fasor menentukan arus i(t) dalam rangkaian yang
dinyatakan persamaan integral-diferensial berikut.

di
4i  8 idt  3  50 cos( 2t  75)
dt

Jawab: i(t) = 4.642cos(2t + 143.2o) A

25
9.3 Fasor (10) EL2093
MTH

• Dalam Bab 6 sudah dibahas cara menyelesaikan vo(t) dan Vo.

d 2vo 5 dv0 400 o


2
  20v0   sin( 4t  15 )
dt 3 dt 3
•Namun penurunannya sangat panjang.

Adakah cara yang lebih pendek namun sistematis?

26
9.3 Fasor (11) EL2093
MTH

Jawabannya YA!

Caranya adalah dengan mentransformasikan


semua nilai elemen dalam bentuk fasor,
selesaikan dengan hukum yang berlaku dan
setelah selesai kembalikan ke ranah waktu.

27
9.4 Hubungan Fasor dan Elemen EL2093

Rangkaian (1) MTH

Resistor: Induktor: Kapasitor:

28
9.4 Hubungan Fasor dan Elemen EL2093

Rangkaian (2) MTH

Ringkasan Hubungan Arus-Tegangan


Elemen Ranah Waktu Ranah Frekuensi

R
v  Ri V  RI

L di
vL V  jLI
dt
C dv V 
I
iC
dt jC

29
9.4 Hubungan Fasor dan Elemen EL2093

Rangkaian (3) MTH

Contoh 7

Jika tegangan v(t) = 6cos(100t – 30o) digunakan pada


kapasitor 50 μF tentukan arus, i(t), melalui kapasitor tsb.

Jawab: i(t) = 30 cos(100t + 60o) mA

30
9.5 Impedansi dan Admitansi (1) EL2093
MTH

• Impedansi Z sebuah rangakaian adalah perbandingan


fasor tegangan V dengan fasor arus I, dinyatakan dalam
ohm Ω. V
Z   R  jX
I

dimana R = Re, Z adalah resistansi dan X = Im, Z adalah


reaktansi . X posistif pada L dan negative pada C.

• The admitansi Y adalah resiprokal impedansi, diukur


dalam siemens (S). 1 I
Y 
Z V 31
9.5 Impedance and Admittance (2) EL2093
MTH

Impedansi dan admintasi elemen pasif


Elemen Impedansi Admitansi
R 1
ZR Y
R
L 1
Z  j L Y
j L
C 1
Z  Y  j C
jC

32
9.5 Impedansi and Admitansi (3) EL2093
MTH

  0; Z  0

Z  j L
  ; Z  

  0; Z  

1
Z
j C   ; Z  0

33
9.5 Impedansi dan Admitansi (4) EL2093
MTH

Setelah diketahui cara mengubah RLC ke


ranah frekuensi kita dapat mengubah
keseluruhan rangkaian dari ranah waktu ke
ranah frekuensi.
Selenjutnya kita gunakan Hukum Kirchoff dan
metoda rangkaian lain untuk membentuk
persamaan arus atau tegangan dalam ranah
frekuensi dan menyelesaikannya.

34
9.5 Impedansi dan Admitansi (5) EL2093
MTH

Contoh 8

Untuk rangkaian berikut tentukan v(t) dan i(t).

vs  5 cos(10t )

Jawab: i(t) = 1.118cos(10t – 26.56o) A; v(t) = 2.236cos(10t + 63.43o) V

35
9.6 Hukum Kirchhoff dalam Ranah
Frekuensi (1) EL2093
MTH

• Baik KVL dan KCL digunakan dalam ranah


fasor atau lebh sering disebut ranah frekuensi.

• Selenjutnya variabel dinyatakan dalam fasor,


yang merupakan bilangan kompleks.

• Operasi matematika selanjutnya dalam


bilangan kompleks.

36
9.7 Kombinasi Impedansi (1) EL2093
MTH

• Prinsip yang digunakan pada rangkaian DC


juga digunakan pada rangkaian AC.

• Contoh:
a. Pembagi tegangan
b. Pembagi arus
c. Penyederhanaan rangkaian
d. Ekivalensi impedansi
e. Transformasi Y-Δ

37
9.7 Kombinasi Impedansi (2) EL2093
MTH

Contoh 9

Tentukan impedansi rangkaian berikut pada ω =10 rad/s.

j20
-j50
-j25

Jawab: Zin = 32.38 – j73.76


38
EL2093
MTH

Alexander-Sadiku
Fundamentals of Electric Circuits
Bab 14
Respons Frekuensi
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.

39
Respons Frekuensi EL2093

Bab 14
MTH

14.1 Pendahuluan
14.2 Fungsi Transfer
14.3 Resonansi Serie
14.4 Resonansi Paralel
14.5 Filter Pasif

40
14.1 Pendahuluan (1) EL2093
MTH

Apakah respons frekluensi rangkaian itu?

Variasi perilaku rangkaian sebagai


fungsi perubahan frekuensi dan dapat
pula dianggap sebagai variasi
penguatan (gain) dan fasa rangkaian
terhadap frekuensi
41
14.2 Fungsi Transfer (1) EL2093
MTH

• Fungsi transfer H(ω) sebuah rangkaian adalah rasio bergantung


frekuensi fasor output Y(ω) (tegangan atau arus elemen) terhadap
fasor input X(ω) (tegangan atau arus sumber)

Y( )
H( )   | H( ) | 
X( )
42
14.2 Fungsi Transfer (2) EL2093
MTH

• Empat kemungkinan fungsi transfer:


Vo ( ) Vo ( )
H( )  Voltage gain  H( )  Transfer Impedance 
Vi ( ) I i ( )

Y( )
H( )   | H( ) | 
X( )

I o ( ) I o ( )
H( )  Current gain  H( )  Transfer Admittance 
Ii ( ) Vi ( )

43
14.2 Fungsi Transfer (3) EL2093
MTH

Contoh 1

Untuk rangkaian RC berikut, carilah fungsi transfer Vo/Vs


dan frekuensi responsnya.
Gunakan vs = Vmcosωt.

44
14.2 Fungsi Transfer (4) EL2093
MTH

Solusi:

Fungsi transfer adalah


1
V j C 1
H( )  o  
Vs R  1/ j C 1  j RC
,
1
Magnitudanya H( ) 
1  ( / o ) 2


Fasanya    tan 1
o
Low Pass Filter
o  1/RC 45
14.2 Fungsi Transfer (5) EL2093
MTH

Contoh 2

Perolehlah fungsi transfer Vo/Vs rangkaian RL berikut,


anggap vs = Vmcosωt. Buatlah sketsa respons
frekuensinya.

46
14.2 Fungsi Transfer (6) EL2093
MTH

Solusi:
Vo j L 1
H( )   
Fungsi Transfernya: Vs R  j L 1  R
j L

High Pass Filter

, 1
H ( ) 
Magnituda: 
1  ( o )2


Fasa   90  tan 1
o
o  R/L 47
14.3 Resonansi Seri (1) EL2093
MTH

Resonansi adalah keadaan sebuah rangkaian RLC yang


reaktansi kapasitif dan induktifnya memiliki magnituda
yang sama sehingga menghasilkan impedansi resistif
murni.

Frekuensi Resonansi:
1
o  rad/s or
LC
1
1 fo  Hz
Z  R  j ( L  ) 2 LC
C
48
14.3 Resonansi Seri (2) EL2093
MTH

1
Fitur resonansi seri: Z  R  j ( L  )
C

Impedansinya resistif murni, Z = R;


• Tegangan catu Vs dan arus I sefasa, sehingga cos q = 1;
• Magnituda fungsi transfer H(ω) = Z(ω) minimum;
• Tegangan induktor dan kapasitor bisa jauh lebih besar dari pada
tegangan sumbernya.

49
14.3 Resonansi Seri (3) EL2093
MTH

Lebarpita (Bandwidth) B

Respons frekuensi rangkaian 1


Z  R  j ( L  )
resonansi adalah sbb.: C
Vm
I | I |
R 2  ( L  1 /  C) 2

Daya rata-rata diserap rangkaian


RLC adalah 1 2
P( )  IR
2

Daya terdidipasi yang paling tinggu 1 Vm2


terjadi saat resonansi:
P(o ) 
2 R 50
14 3 Resonansi Seri (4) EL2093
MTH

Frekuensi setengah daya ω1 dan adalah frekuensi dimana daya


terdisipasi adalah Setengah nilai maksimum:
1 (Vm / 2 ) 2 Vm2
P(1 )  P(2 )  
2 R 4R
Frekuensi daya setengah dapat diperoleh dengan menyamakan Z
dengan √2 R.
R R 1 R R 1
1    ( )2  2   ( )2   o  1 2
2L 2L LC 2L 2L LC

Bandwidth B B  2  1
51
14.3 Resonansi Seri (5) EL2093
MTH

Faktor Kualitas,
Energi Puncak Tersimpan di Rangkaian o L 1
Q  
Energi Terdisipas i dalam satu perioda R o CR

Hubungan B, Q dan B
R o
  o2 CR
ωo: L Q

• Faktor kualitas adalah rasio frekunsi


resonansi dan bandwidthnya
• Bila bandwdth sempit faktor kualitas
rangkaian resonansi tinggi
• Bila bandwidth lebar faktor kualitas
rangkaian resonansi rendah
52
14.3 Resonansi Seri (6) EL2093
MTH

Contoh 3

Rangkaian terkoneksi seri memiliki R = 4 Ω


dan L = 25 mH.
a. Hitunglah nilai C yang menghasilkan resonansi
dengan faktor kualitas 50
b. Carilah ω1 dan ω2, serta B.
c. Tentukan daya rata-rata terdistribusi pada ω = ωo,

ω1, ω2. Gunakan Vm= 100V.

53
14.4 Resonansi Paralel (1) EL2093
MTH

Terjadi saat bagian imajiner admitasi Y rangkaian nol

1 1
Y   j ( C  )
R L

Frekuensi Resonansi:

1 1
o  rad/s or f o  Hz
LC 2 LC
54
14.4 Resonansi Paralel (2) EL2093
MTH

Ringkasan perilaku rangkaian resonansi seri dan paralel:


Karakteristik Rangkaian Seri Rangkaian Paralel
ωo 1 1
LC LC
Q ωo L 1 R
or or o RC
R ωo RC o L
B o o
Q Q

ω1, ω2 1 2  1 2 o
o 1  ( )  o o 1  ( ) 
2Q 2Q 2Q 2Q

Q ≥ 10, ω1, ω2 B B
o  o 
2 2

55
14.4 Resonansi Paralel (3) EL2093
MTH

Contoh 4

Hitunglah frekuensi rangkaian resonansi rangkaian


berikut ini.

Jawab: 19
  2.179 rad/s
2 56
14.5 Filter Pasif(1) EL2093
MTH

• Filter adalah rangkaian


yang dirancang untuk
melewatkan frekuensi Low Pass
yang diinginkan dan
menolak atau meredam
High Pass
frekuensi lainnya.

• Filter pasif adalah filter


yang terdiri dari Band Pass

komponen pasif R, L,
dan C saja.
Band Stop
• Ada empat jenis filter.
57
14.5 Filter Pasif (2) EL2093
MTH

Contoh 5

Untuk rangkaian berikut ini carilah fungsi transfer Vo(ω)/Vi(ω).


Periksalah perilakunya memanuhi bentuk filter apa dan tentukan
frekuensi sudutnya. Ambilah R1=100W =R2
Dan L =2mH.

Jawab:   25 krad/s
58

You might also like