You are on page 1of 19

PERKERASAN

JALAN
PAVEMENT

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
SEJARAH PERKERASAN JALAN
Perkembangan Teknologi Struktur Perkerasan

Struktur Perkerasan Trésaguet


Struktur Jalan Metcalf

Struktur Perkerasan Macadam


Struktur Perkerasan Telford
JENIS PERKERASAN JALAN
Perkerasan Aspal

Perkerasan Beton

Perkerasan Komposit Perkerasan Paving Block


KARAKTERISTIK
PERKERASAN LENTUR PERKERASAN KAKU

 Bersifat elastis jika menerima beban, sehingga dapat  Bersifat kaku karena yang digunakan sebagai
memberi kenyamanan bagi pengguna jalan; perkerasan dari beton;
 Seluruh lapisan ikut menanggung beban;  Beban ditanggung oleh plat beton;
 Penyebaran tegangan ke lapisan tanah dasar
 Digunakan pada jalan yang mempunyai lalu
sedemikian sehingga tidak merusak lapisan tanah
dasar; lintas dan beban muatan tinggi;

 Pada umumnya menggunakan bahan pengikat aspal;  Kekuatan beton sebagai dasar perhitungan
tebal perkerasan;
 Usia rencana maksimum 20 tahun;
 Usia rencana bisa lebih 20 tahun;
 Biaya pembangunan relatif rendah;
 Biaya pembangunan relatif tinggi;
 Biaya pemeliharaan relatif tinggi.
 Biaya pemeliharaan relatif rendah.
STRUKTUR PERKERASAN
1.Perkerasan Lentur (flexible pavement)
2.Perkerasan Kaku (rigid pavement)

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku


TIPE PERKERASAN UMUMNYA
Perkerasan aspal Perkerasan beton

Bahan Pengikat Aspal Bahan Pengikat Semen

Aspal Beton- Semen


Beton Semen
Beton mutu rendah
LPA
atau LPB
LPB Tanah dasar

Tanah dasar
PERSYARATAN PERKERASAN
STRUKTURAL FUNGSIONAL
Ketebalan yang cukup sehingga mampu Permukaan yang rata , tidak bergelombang, dan
menyebarkan beban / muatan lalu lintas ketanah tidak melendut;
dasar;
Permukaan tidak mengkilap, tidak silau jika kena
Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah sinar matahari atau lampu;
meresap kelapisan di bawahnya;
Permukaan cukup kesat, memberikan gesekan
Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air yang baik antara ban dan permukaan, sehingga
hujan yang jatuh di atasnya dapat dengan cepat tidak mudah slip.
dialirkan;
Konstruksi harus cukup kuat, mampu memikul
beban lalu lintas sehingga tidak mudah hancur.

KEKUATAN KENYAMANAN
MENCIPTAKAN KONSTRUKSI JALAN YANG MEMENUHI SYARAT
1. Perencanaan tebal masing-masing lapisan
perkerasan
Dengan memperhatikan daya dukung tanah dasar, beban
lalu lintas yang dipikul, keadaan lingkungan, jenis lapisan
yang dipilih, dapatlah ditentukan tebal masing-masing
lapisan berdasarkan cara-cara perhitungan yang ada.

2. Analisa campuran bahan


Dengan memperhatikan mutu dan jumlah bahan
setempat yang tersedia, direncanakan suatu susunan
campuran tertentu sehingga terpenuhi spesifikasi dari
jenis lapisan yang dipilih.

3. Pengawasan pelaksanaaan pekerjaan


Perencanaan tebal perkerasan yang baik, susunan
campuran yang memenuhi syarat belumlah dapat
menjamin dihasilkannya lapisan perkerasan yang
memenuhi apa yang diinginkan.
KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL
TIPIKAL SUSUNAN PERKERASAN LENTUR

A
Lapis Permukaan
A
Lapis Pondasi Atas ACWC
- Agregat Klas A
- CTB ACBC
- Soil Cement
ATB
Lapis Pondasi Bawah
- Agregat Klas B
- CTSB
- Soil Cement

Tanah Dasar
FUNGSI MASING - MASING LAPIS
PERKERASAN

Lapis aus (wearing course) :


 Mengamankan perkerasan dari pengaruh air
 Menyediakan permukaan yang halus
 Menyediakan permukaan yang kesat

Lapis antara (binder course):


 Mengurangi tegangan dan
 Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu-lintas sehingga harus
mempunyai kekuatan yang cukup
FUNGSI MASING - MASING LAPIS
PERKERASAN

Lapis pondasi (base course) : Tanah dasar (Subgrade):


 Mendukung lapis permukaan  Menyiapkan lapisan di atasnya
 Mengurangi tegangan dan regangan  Mendukung beban di atasnya

Lapis pondasi bawah (subbase course):


 Sebagai lantai kerja
 Menyebarkan beban di atasnya
 Sebagai lapis perata
 Mengalihkan infiltrasi air
Tanah Dasar

Dapat berupa tanah asli, galian atau timbunan


beberapa pengujian yang harus dilakukan untuk
mengidentifikasi tanah dasar:
 Pengujian Batas-batas Atterberg
 Pengujian gradasi butir
 Pengujian Kekuatan (CBR)
Agregat
Agregat bisa diperoleh dari agregat alam, agregat melalui proses
pengolahan dan agregat buatan (seperti ALWA/Artificial Lightweight
Aggregate).
Jenis pengujian yang dilakukan untuk mengetahui mutu agregat umumnya
adalah:
 Abrasi (untuk agregat kasar)
 Berat Jenis (untuk agregat kasar dan halus)
 Penyerapan (untuk agregat kasar dan halus)
 Sand Equivalent (untuk agregat halus)
 Kepipihan dan Kelonjongan(untuk agregat kasar)
 Analisa saringan (untuk agregat kasar dan halus)
 Kemampuan lekat terhadap aspal,
Aspal
Secara garis besar aspal dapat dibedakan atas aspal alam
(seperti Asbuton) dan aspal buatan hasil penyulingan minyak
bumi (aspal keras, aspal cair cutback dan aspal emulsi)
 Aspal Alam Deposit Aspal Alam di Dunia
No. Negara Perkiraan Deposit Aspal Alam
(ton)
1. Indonesia 677.000.000
2. Asiatic 35.000.000
3. Canada (Trinidad Lake Asphalt) 30.000.000
4. Swiss 10.000.000
5. Perancis 7.000.000
6. Bosnia 7.000.000
Asbuton
Terdapat dua jenis asbuton, berupa asbuton padat yang terdapat pada
daerah dataran tinggi dan dinding bukit serta asbuton berbentuk cair pekat
yang dapat diperoleh pada daerah dataran rendah dan celah-celah rekahan
asbuton padat.
Pada tahun-tahun belakangan ini Asbuton padat sudah diproses menjadi
beberapa jenis produk, antara lain Asbuton Butir, Bitumen Asbuton Murni
dan Asbuton Modifikasi.
Jenis pengujian Asbuton Butir adalah:
 Analisa saringan butir asbuton
 Pemisahan bitumen dan mineralnya (ekstraksi)
 Analisa saringan butir mineral asbuton
 Pengujian karakteristik bitumen asbuton, dengan jenis pengujian relatif
sama dengan pengujian aspal keras
 Aspal Buatan
 Aspal buatan merupakan residu penyulingan minyak bumi, dengan karakteristiknya
sangat tergantung dari jenis minyak bumi yang disuling (dikilang), apakah minyak
bumi berbasis aspal (asphaltic base) atau parafin (parafine base) atau berbasis
campuran (mixes base)
 Jenis pengujian Aspal Keras:
◦ Pengujian nilai penetrasi
◦ Pengujian titik lembek
◦ Pengujian titik nyala
◦ Pengujian kehilangan berat
◦ Pengujian kelarutan dalam CCL4
◦ Pengujian daktilitas
◦ Pengujian berat jenis
◦ Pengujian viskositas kinematik pada temperatur tertentu.
 Jenis pengujian Aspal cair cutback dan aspal emulsi :
◦ Kekentalan
◦ Pengendapan (khusus untuk aspal emulsi)
◦ Pemeriksaan muatan listrik (khusus untuk aspal emulsi)
◦ Analisa saringan (khusus untuk aspal emulsi)
◦ Pemeriksan hasil penyulingan
CAMPURAN BERASPAL
Campuran beraspal yang direncanakan harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
◦ Cukup stabil atau tidak mudah berubah bentuk; fungsi dari gradasi, tekstur, bentuk
butir agregat, nilai penetrasi aspal serta kadar aspal campuran.
◦ Cukup fleksibel atau tidak mudah retak; fungsi dari gradasi agregat, penetrasi
aspal dan kadar aspal dalam campuran.
◦ Tahan lama atau sesuai dengan umur rencana; fungsi dari tebal film aspal, VMA
dan VIM yang cukup
◦ Kedap air; fungsi dari gradasi agregat yang akan menghasilkan VMA dan VIM yang
cukup, tebal film aspal pada agregat serta kadar aspal dalam campuran.
◦ Tahan terhadap geser; fungsi dari bentuk butir serta tekstur dari agregat serta
ketahanan aus dari agregat.
◦ Mudah untuk dikerjakan; fungsi dari gradasi agregat, temperatur pencampuran dan
kandungan bahan pengisi.

You might also like