You are on page 1of 12

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI


PADA Sdr,B DENGAN TINDAKAN OPERASI
ODONDECTOMY
DIAGNOSA OPERKULITIS DENGAN
TEKNIK GENERAL ANESTESI DIRSUD
KARDINAH TEGAL
DIRUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL
MUHAMMAD ZULHAQ NURUL AQSHA SOAMOLE
200106106
BIODATA
Identitas
PASIEN
Pasien
Nama / Inisial : Sdr, B
TTL / Umur : 12 Mei 2000 / 22 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Wirausaha
Alamat : Jalan Kemiri RT/RW 02/06
Masuk RS : Senin, 27 Juni 2022
Tanggal Pengkajian : Selasa, 28 Juni 2022
Diagnosa Medis : Operkulitis

Identitas PJ
Nama : Siskaningsi
Usia : 36 Thn
Pendidikan : SMA ( Sekolah Menengah Atas )
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Keluhan Riwayat Penyakit
Utama
Pasien mengeluh untuk pengangkatan Sekarang
akar gigi. Dikarenakan seminggu yang Pasien mengeluh ingin pengangkatan
lalu gusi pasien bengkak, sehingga akar gigi bungsu.
mengkomsumsi obat dari puskesmas.
ANALISA
DATA
No Symptom Etiologi Problem
PRE ANESTESI
1. Data Subjektif :

 Pasien mengatakan bagaimana prosedur operasinya

Data Objektif :

 Pasien tampak agak tegang.


Prosedur operasi Anxiety
 Tanda-tanda vital

TD : 125/82 mmHg , N : 98 X/menit

RR : 22 X/mnt, S : 36,5 C, SPO2: 99%


ANALISA
DATA
INTRA ANESTESI

Symptom Etiologi Problem


Data Subjektif : -
Data Objektif :
 Diberikan obat propofol 10mg/ml, dengan dosis 150mg /
15 cc
 Pasien dipasangkan single lumen ETT kinkin dimasukkan
melalui nasal
Efek obat anestesi Resiko aspirasi penurunan tingkat kesadaran
 Pasien tertidur
 Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110 / 76 mmHg
Nadi : 77 x/mnit
SpO2 : 100 %
ANALISA
DATA
PASCA ANESTESI

Symptom Etiologi Problem

Data Subjektif : -
Data Objektif :
 Pasien terlihat pucat dan menggigil
 Akral pasien terasa dingin Terpapar suhu ruangan Hipotermia

 TD : 108 / 81 mmHg, N : 68 X/mnt, RR : 20


X/mnt, SPO2 : 98%
PROBLEM ( Masalah kepenataan
anestesi )

Pre-anestesi
Anxiety
Alasan prioritas:
Anxiety (cemas) merupakan salah satu masalah kesehatan anestesi yang sering muncul
pada pasien sebelum pembedahan dan pembiusan yang berpotensi muncul dan kurang
pengetahuan dalam menjalani prosedur pembiusan sehingga harus berkolaborasi untuk
pemberian premedikasi untuk mengurangi kecemasan.
PROBLEM ( Masalah kepenataan
anestesi )

Intra Anestesi
Resiko aspirasi penurunan tingkat kesadaran
Alasan prioritas :
Penurunan tingkat kesadaran yang berhubungan dengan efek obat anestesi berupa profopol
Pasca Anestesi
Hipothermia.
Alasan prioritas:
Pasien dengan kondisi hipothermia apabila tidak segera diatasi dapat berkelanjutan sehingga
terjadi shivering. Kondisi demikian akan menyebabkan pasien tidak nyaman dan dapat
mnyebabkan timbulnya nyeri pada luka post op. hemodinamika juga akan terpengaruh akibat
shivering.
Rencana Intervensi, Implementasi dan
Evaluasi
Pre-Anestesi
Problem Rencana Intervensi     Nama &
(Masalah) Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi Paraf

Setelah dilakukan tindakan keperawatana. Kaji tingkat kecemasan a. mengkaji tingkat S : Pasien mengatakan cemas
selama 15 menit cemas pasienb. Jelaskan prosedur tindakan kecemasan berkurang dan sudah paham
berkurang/hilang dengan kriteria: jenis tindakan anestesi b. menjelaskan tindakan akan prosedur operasi
yang akan dilakukan. jenis anestesi yang
a. Pasien tampak tenang dan O: KU sedang kesadaran CM
c. Dampingi pasien dalam akan dilakukan kepada
kooperatif
mengurangi rasa cemas. orang tua pasien atau Pasien tampak lebih tenang,
b. Tanda-tanda vital dalam batas
  keluarga pasien pasien kooperatif.
normal
  c. mendampingi pasien
c. Tingkat kecemasan menurun TD : 120/83mmHg N : 86x/mnt
Anxiety   dapat mengurangi rasa Zul
  RR : 20x/mnt
cemas
A: Cemas teratasi

P: Lanjutkan intervensi
pendampingan pasien di meja
operasi, pindahkan pasien dari
ruang penerimaan ke meja
operasi.
Rencana Intervensi, Implementasi dan
Evaluasi
Intra-Anestesi
Problem
Rencana Intervensi
Nama
Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
( masalah ) Paraf
Setelah dilakukan a. Mengkaji Atur posisi pasien S:-
tindakan keperawatan kemampuan Pantau tanda tanda
O : Tidak terjadi muntah dan
selama 15 menit tidak pasien dengan refleks batuk, releks
pasien mampu menelan,
akan terjadi aspirasi mampu menelan muntah dan
yang dibuktikan dengn b. Mengkaji pasien kemampuan menelan Nafas normal beserta tidakada
kemampuan kognifitif agar dapat Bersihkan jalan nafas suara paru tambahan.
dan status neurologis menggerakkan Kolaborasi dengan
A : Masalah teratasi sebagian
yang tidak berbahaya. motorik pasien DPJP
Mampu menelan c. Mengkaji   P : Lanjutkan intervensi
Bunyi paruh yang kesadaran   dengan DPJP
Resiko aspirasi
bersih pasien
penurunan tingkat Zul
kesadaran Tonus otot yang kuat
Rencana Intervensi, Implementasi dan
Evaluasi
Pasca-Anestesi Rencana intervensi
Problem
Implementasi Evaluasi Nama & paraf
(masalah) Tujuan Intervensi

Setelah a. Monitor suhu a. Memonitor suhu S:-


dilakukan pasien. pasien.
O : S : 36°C, akral
tindakan b. Identifikasi b. Mengidentifikasi
hangat dan tidak
kepenataan penyebab penyebab
tampak menggigil.
anestesi Hipotermia Hipotermia
diharapkan c. Atur suhu c. Mengatur suhu - Pasien istirahat
masalah ruangan dan ruangan dan dengan selimut
hipotermi memasang memasang tebal.
dapat teratasi selimut selimut
- Vital sign :
dengan kriteria tambahan tambahan
Hipotermia hasil : d. Tutup bagian d. Menutup bagian TD 110/88 mmHg, Zul
a. Pasien tidak tubuh yang tubuh pasien N 86 x/ menit,
menggigil terbuka yang terbuka SPO2 : 100%, RR
b. Akral hangat 18 x/ menit
c. Tanda-tanda vital
A : masalah
dalam batas
teratasi
normal
P : Pertahankan
intervensi selama
diruang pemulihan
TERIMAH
KASIH

You might also like