You are on page 1of 20

201883099

 Infeksi dengue diklasifikasikan sebagai dengue berat jika terjadi


kebocoran plasma yang parah, perdarahan hebat, atau kerusakan
organ yang parah.
 Kebocoran plasma yang parah akan menyebabkan syok
hipovolemik dengan atau tanpa perdarahan (klasifikasi WHO
tahun 1997 termasuk dalam sindrom syok dengue) dan/atau
penumpukan cairan dengan gangguan pernapasan.
 Perdarahan berat didefinisikan sebagai perdarahan yang disertai
dengan keadaan hemodinamik tidak stabil yang memerlukan
penggantian pemberian cairan dan/atau transfusi darah. Yang
dimaksud dengan perdarahan adalah semua jenis perdarahan,
seperti hematemesis, melena, atau perdarahan lain yang dapat
mengancam jiwa.
 Keterlibatan organ yang parah, termasuk gagal hati, radang otot
jantung (miokarditis), keterlibatan saraf (ensefalitis), dan lain-lain.

Hadinegoro RS, Kadim M, Devaera Y, Ambarsari, Idris NS, Gita C. Pilhan Terapi Antibiotik untuk Demam Tifoid dalam Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Departemen Ilmu Kesehatan Anak. 2012. 27–50 p.
 Sistem triase yang harus disosialisasikan kepada dokter yang bertugas di unit
gawat darurat atau puskesmas. Dalam sistem triase tersebut, dapat dipilah pasien
dengue dengan warning signs dan pasien yang dapat berobat jalan namun
memerlukan observasi lebih lanjut

Hadinegoro RS, Kadim M, Devaera Y, Ambarsari, Idris NS, Gita C. Pilhan Terapi Antibiotik untuk Demam Tifoid dalam Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Departemen Ilmu Kesehatan Anak. 2012. 27–50 p.
Tata laksana kasus sindrom syok dengue (DSS) dengan dasar pemberian cairan
yang adekuat dan monitor kadar hematokrit. Apabila syok belum teratasi
selama 2 x 30 menit, pastikan apakah telah terjadi perdarahan dan transfusi
PRC merupakan pilihan

Hadinegoro RS, Kadim M, Devaera Y, Ambarsari, Idris NS, Gita C. Pilhan Terapi Antibiotik untuk Demam Tifoid dalam Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Departemen Ilmu Kesehatan Anak. 2012. 27–50 p.
Hadinegoro RS, Kadim M, Devaera Y, Ambarsari, Idris NS, Gita C. Pilhan Terapi Antibiotik untuk Demam Tifoid dalam Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Departemen Ilmu Kesehatan Anak. 2012. 27–50 p.
Ditemukan plasmodium falciparum
stadium aseksual dengan minimal satu
dari manifestasi klinis atau didapatkan
temuan hasil lab.
Penatalaksanaan kasus malaria berat pada
prinsipnya meliputi :
1.Pemberian obat anti malaria : Artesunate
intravena (2,4 mg/kgBB per Iv) sebanyak 3x jam
ke 0, 12, 24. selanjutnya 2,4 mg/kgBB per iv setiap
24 jam.
2.Penanganan komplikasi

3.Tindakan penunjang

4.Pengobatan simptomatik
Total CAIRAN TUBUH akan didistribusikan
Ke Dalam Seluruh Bagian Tubuh.

Bila Hal Tersebut BERUBAH Atau


Mendapatkan GANGGUAN, Maka Akan
Terjadi GANGGUAN KESEIMBANGAN
CAIRAN Baik Berupa KEKURANGAN Cairan

You might also like