You are on page 1of 89

Pengelolaan

Uang Persediaan

Pelatihan Bendahara
Pengeluaran/Bendahara
Pengeluaran Pembantu
Disampaikan : Budi Sudarso

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
BIODATA
BIODATA

Budi Sudarso

Jabatan:
Widyaiswara Pusdiklat AP, Pengajar PKN- STAN, Asessor
Kemenkeu

Alamat Rumah :
Jln. H.Rijin No.186 Jatimakmur
Pondok Gede Bekasi

Email : budisudarso69@gmail.com
HP : 081369023699

Syukuri apa yang ada, hidup adalah


anugerah
Dasar Hukum
UU No. 1 Tahun 2004
Tentang Perbendaharaan Negara
• Pasal 21: kewenangan K/L atas UP
• Pasal 31-32: Pengelolaan UP untuk keperluan Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah
• Pasal 21 (2) : bahwa untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Kementerian/Lembaga, kepada PA/KPA kantor/satker, dapat
diberikan UP yang dikelola oleh bendahara pengeluaran

PP 45 Tahun 2013
Tentang Tata cara Pelaksanaan APBN
• Pasal 23: Tugas kebendaharaan atas uang persediaan
• Pasal 66: Pembayaran Tagihan dengan UP oleh Bendahara

PMK 190/PMK.05/2012
jo PMK 178/PMK.05/2018 Tata cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN
• Pasal 24: Tugas Bendahara  UP
• Pasal 43 – 49: Mekanisme Pembayaran dengan UP dan TUP
• Pasal 50 - 54: Mekanisme SPP-UP/GUP/GU Nihil
• Pasal 55 – 59: Mekanisme Penerbitan SPP-TUP/PTUP
• Pasal 56-59: Mekanisme Pengujian SPP dan Penerbitan SPM
Dasar Hukum

PMK 198/PMK.05/2018 -- PMK143/PMK.05/2018 -- PMK 160/PMK.05/2015 --


Khusus Khusus Khusus
• Tata cara Pembayaran dan • Mekanisme Pelaksanaan Anggaran • Tata cara Pelaksanaan APBN
Penggunaan KKP Belanja Negara di Lingkungan Pada Perwakilan Luar Negeri
Kementerian Pertahanan dan TNI

Peraturan tentang penarikan


Peraturan tentang penarikan dana Tata Cara Penarikan
dana PNBP terkait -- Khusus dan Pembayaran PHLN
terkait -- Khusus
UU 1 Tahun 2004

Pasal 21 (2) :
bahwa untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas kementerian/ lembaga,
kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran kantor/satuan kerja, dapat diberikan
Uang Persediaan (UP) yang dikelola oleh
bendahara pengeluaran
PP 45 Tahun 2013
• Pasal 23  Tugas kebendaharaan atas uang
persediaan
• Pasal 66  Pembayaran Tagihan dengan UP
oleh Bendahara
PMK 190/PMK.05/2012
jo PMK 178/PMK.05/2018
• Pasal 24 –> Tugas Bendahara  UP
• Pasal 43 – 49 –> Mekanisme Pembayaran
dengan UP dan TUP
• Pasal 50 - 54  Mekanisme
SPP-UP/GUP/GU Nihil
• Pasal 55 – 59  Mekanisme Penerbitan SPP-
TUP/PTUP
• Pasal 56-59  Mekanisme Pengujian SPP dan
Penerbitan SPM
Uang Persediaan (1)

1. UP digunakan untuk keperluan membiayai


kegiatan operasional sehari-hari Satker
dan/atau membiayai pengeluaran yang tidak
dapat dilakukan melalui mekanisme
Pembayaran LS.
2. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa
BUN kepada Bendahara Pengeluaran yang
dapat dimintakan penggantiannya
(revolving).
BUN UANG
PERSEDIAAN

BP

BPP
Uang Persediaan (2)

3. Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan


oleh Bendahara Pengeluaran/BPP kepada 1
penerima/ penyedia barang/ jasa paling
banyak sebesar Rp50 juta kecuali untuk
pembayaran honorarium dan perjalanan dinas
Uang Persediaan (3)

4. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang


berasal dari UP yang ada pada Kas Bendahara
Pengeluaran/ BPP paling banyak sebesar
Rp50.000.000
5. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-
pengeluaran:
– Belanja Barang;
– Belanja Modal; dan
– Belanja Lain-lain.
Uang Persediaan (4)

6. UP yang diajukan berupa:


– UP tunai; dan/ atau
– UP kartu kredit pemerintah.
UP Tunai

UP tunai merupakan UP yang diberikan dalam


bentuk uang tunai kepada Bendahara
Pengeluaran/BPP melalui rekening Bendahara
Pengeluaran/BPP yang sumber dananya berasal
dari rupiah murni.
UP Tunai
• Untuk Bendahara Pengeluaran yang dibantu
oleh beberapa BPP, dalam pengajuan UP tunai
ke KPPN harus melampirkan daftar rincian
yang menyatakan jumlah uang yang dikelola
oleh masing-masing BPP.
Pembayaran dengan UP tunai oleh Bendahara
Pengeluaran/BPP kepada 1 penerima/penyedia
barang/jasa dapat melebihi Rp.50 juta setelah
mendapat persetujuan Menteri Keuangan c.q.
Direktur Jenderal Perbendaharaan.
JENIS DAN BESARAN UP
Jenis UP

RM

Jenis
UP
PHLN PNBP
17
Mekanisme UP

Dispensasi UP

UP Awal GUP Tunai GUP Nihil

Perubahan UP

TUP PTUP
UP Awal

Hitung
Ajukan ke PPSPM
Kebutuhan
PPK (SPP) (SPM)
UP
Besaran Uang Persediaan

Pagu DIPA

Rp500 juta
6M -
Rp200 juta
2,4M -
Rp100 juta
0M
Pagu UP 20
Pengaturan Proporsi UP Tunai
dan KKP

Pagu UP Terbagi dalam 3 (tiga)


≤ Rp2,4 M Max. Rp100 juta
kelompok pagu
belanja yang dapat
Rp2,4 M < Pagu ≤ Rp6 M Max. Rp200 juta dibayarkan dengan UP
> Rp6 M Max. Rp500 juta

Proporsi UP Tunai dan KKP sebesar 60% dan 40 %

Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat memberikan


dispensasi terhadap perubahan UP melampaui besaran UP dan
perubahan proporsi UP
Proporsi UP
• Proporsi UP Tunai dan KKP sebesar 60%
dan 40 %
• Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat
memberikan dispensasi terhadap perubahan
UP melampaui besaran UP dan perubahan
proporsi UP
UP Kartu Kredit
UP kartu kredit pemerintah merupakan uang muka kerja
yang diberikan dalam bentuk batasan belanja (limit)
kredit kepada Bendahara Pengeluaran/BPP yang
penggunaannya dilakukan dengan kartu kredit
pemerintah untuk membiayai kegiatan operasional
sehari-hari Satker atau membiayai pengeluaran yang
menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan
melalui mekanisme Pembayaran LS yang sumber
dananya berasal dari rupiah murni.
Permintaan UP Kartu Kredit Pemerintah

BP PPK PPSPM KPA KPPN

Surat Surat Surat Persetujuan


Rencana Besaran UP Kartu
Pernyataan Pernyataan
Kegiatan UP UP
Kredit Pemerintah
Satker

BP menyampaikan Berdasarkan kebutuhan UP Surat Diterbitkan


1 kebutuhan UP Kartu 2 Kartu Kredit Pemerintah, PPK 3 Pernyataan UP 4 setelah dilakukan
Kredit Pemerintah mencantumkan kebutuhan UP penelitian
diterbitkan oleh
besaran/proporsi
Satker kepada PPK Kartu Kredit Pemerintah dalam KPA UP KKP
Surat Pernyataan UP

SPP SPM- SP2D


-UP UP -UP

Dalam hal terdapat perubahan besaran UP Kartu Kredit Pemerintah atau


perubahan proporsi UP Kartu Kredit Pemerintah setelah adanya
penyampaian SPM-UP, Satker mengajukan surat permohonan perubahan
besaran UP Kartu Kredit Pemerintah kepada KPPN dilampiri dengan Surat
Pernyataan UP dari KPA dan surat persetujuan perubahan besaran
UP/proporsi UP Kartu Kredit Pemerintah dari Kanwil DJPb 24
Jenis Kartu Kredit Pemerintah

Satker dapat memiliki 1 (satu) atau 2


(dua) jenis Kartu Kredit Pemerintah
dari 1 (satu) Bank Penerbit Kartu
Kredit Pemerintah. Kartu Kredit Untuk
Keperluan Belanja
Perjalanan Dinas Jabatan

Kartu Kredit Untuk Keperluan


Belanja Barang Operasional Serta
Belanja Modal
Tiket Penginapan

Sewa Kendaraan
ATK Pemeliharaan Jamuan
dipegang oleh pejabat pengadaan barang/jasa, pejabat struktural, Kartu Kredit Pemerintah untuk keperluan
pelaksana, dan/atau pegawai lainnya yang ditugaskan oleh KPA/PPK belanja perjalanan dinas jabatan dipegang
untuk melaksanakan pembelian/ pengadaan barang/jasa. oleh pelaksana perjalanan dinas

25
Kartu Kredit Untuk Keperluan Belanja Barang
Operasional Serta Belanja Modal

 belanja barang operasional, antara lain belanja keperluan perkantoran, belanja pengadaan bahan makanan,
belanja penambah daya tahan tubuh, dan belanja barang operasional lainnya;
 belanja barang non operasional, antara lain belanja bahan dan belanja barang non operasional lainnya;
 belanja barang untuk persediaan, antara lain belanja barang persediaan barang konsumsi;
 belanja sewa;
 belanja pemeliharaan gedung dan bangunan, antara lain belanja pemeliharaan gedung dan bangunan,
belanja barang persediaan pemeliharaan gedung dan bangunan, dan belanja pemeliharaan gedung dan
bangunan lainnya;
 belanja pemeliharaan peralatan dan mesin, antara lain belanja pemeliharaan peralatan dan mesin, belanja
bahan bakar minyak dan pelumas dan pelumas khusus nonpertamina, belanja barang persediaan
pemeliharaan peralatan dan mesin, dan belanja pemeliharaan peralatan dan mesin lainnya;
 belanja pemeliharaan lainnya, antara lain belanja barang persediaan pemeliharaan lainnya dan belanja
pemeliharaan lainnya; dan/atau
 belanja modal dengan nilai belanja paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

26
Kartu Kredit Untuk Keperluan Belanja
Perjalanan Dinas Jabatan
Digunakan untuk komponen pembayaran:
 biaya transpor,
 penginapan, dan/atau
 sewa kendaraan dalam kota.

27
Pemegang Kartu Kredit Pemerintah

Pejabat Negara Pegawai Negeri Sipil Pegawai Lainnya

 Dalam hal terdapat keterbatasan jumlah pejabat/pegawai


Prajurit Anggota Kepolisian Negara Satker yang memenuhi syarat, KPA dapat menetapkan
Tentara Nasional Indonesia Republik Indonesia pegawai lainnya sebagai pemegang Kartu Kredit Pemerintah
dan Administrator Kartu Kredit Pemerintah.
 Pegawai lainnya adalah pegawai nonPNS yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian/pejabat yang memiliki
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, pada kementerian/ lembaga
pemerintah nonkementerian/lembaga Negara /lembaga
independen /lembaga lainnya selain lembaga nonstruktural
termasuk pegawai lainnya pada Badan Layanan Umum.

28
Batasan Belanja Kartu Kredit Pemerintah

Kartu Kredit Untuk Keperluan


Belanja Barang Operasional Serta
Belanja Modal Kartu Kredit Untuk Keperluan
Belanja Perjalanan Dinas Jabatan
Rp50.000.000,00 untuk setiap kartu
kredit dalam 1 (satu) bulan Rp20.000.000,00 untuk setiap kartu
kredit dalam 1 (satu) bulan

 Total batasan belanja (limit) Kartu Kredit Pemerintah Satker paling banyak sebesar UP Kartu Kredit
Pemerintah yang telah disetujui dan/atau persetujuan TUP Kartu Kredit Pemerintah.
 Total besaran UP Kartu Kredit Pemerintah dan/atau persetujuan TUP Kartu Kredit Pemerintah tidak melebihi
pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP Kartu Kredit Pemerintah dalam 1 (satu) tahun.
 Pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP Kartu Kredit Pemerintah adalah sebesar 80% (delapan
puluh persen) dari pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP.

29
Penggunaan KKP

Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah untuk belanja pemerintah difokuskan pada


belanja keperluan operasional yang Merupakan bagian terbesar dari penggunaan
Uang Persediaan.
Belanja Keperluan Operasional dipegang oleh
Pelaksana Kegiatan
Uang (Contoh: PPK,
Persediaan Kasubag TU)
ATK Pemeliharaan Jamuan

Belanja Keperluan Perjalanan dipegang oleh


Dinas
Pelaksana Perjadin
(Contoh:
Pegawai/Pejabat
Tiket Penginapan Pelaksana Perjadin)
Mekanisme Penggunaan
Kartu Kredit Pemerintah

Perjanjian Kerja Penerbitan Transaksi dengan Pengujian oleh


Sama antara Kartu Kartu Kredit oleh PPK dan Verifikasi Pertanggung Penerbitan
Bank dengan Kredit oleh Pemegang Kartu penerbitan oleh jawaban SP2D oleh
Satker Bank Kredit SPBy Bendahara KPPN

Belanja Keperluan
1 Operasional dan Belanja
Modal

Belanja Keperluan
2 Perjadin
Pendebitan
Rekening
oleh
Bendahara
Monev
Perubahan UP

Hitung UP Hitung Ajukan


baru perubahan UP Perubahan UP
PERUBAHAN UP
• Perubahan Uang Persediaan yang selanjutnya
disebut PUP adalah uang muka kerja dengan
jumlah melebihi rumus/formula UP Normal,
yang bersifat daur ulang (revolving), dan
diberikan kepada bendahara pengeluaran
untuk membiayai kegiatan operasional kantor
sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan
pembayaran langsung.
PERTIMBANGAN PUP
oleh Kanwil DJPB
• Perubahan UP melampaui besaran UP;
– frekuensi penggantian UP tahun yang lalu lebih dari rata-rata 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) bulan selama 1 (satu) tahun; dan
– kebutuhan penggunaan UP dalam 1 (satu) bulan yang melampaui besaran UP.
• Perubahan proporsi besaran UP tunai yang lebih besar.
– frekuensi penggantian UP tunai tahun yang lalu lebih dari rata-rata 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) bulan selama 1 (satu) tahun;
– kebutuhan penggunaan UP tunai dalam 1 (satu) bulan melampaui besaran UP
tunai; dan
– masih terbatas penyedia barang/ jasa yang menerima pembayaran dengan kartu
kredit melalui mesin Electronic Data Capture (EDC) yang dibuktikan dengan
surat pernyataan dari KPA.
KPA mengajukan UP tunai
sebesar 100%
• tidak terdapat penyedia barang/jasa yang dapat
menerima pembayaran dengan kartu kredit
melalui mesin EDC yang dibuktikan dengan
surat pernyataan dari KPA; dan
• memiliki pagu jenis belanja Satker yang dapat
dibayarkan melalui UP sampa1 dengan
Rp2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta
rupiah),
Syarat Perubahan UP
• SPP (form A).
• Surat Pernyataan dari KPA.
• Rincian Rencana Penggunaan Dana.
• Surat Persetujuan Kepala Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan setempat.
Dispensasi UP

Cek syarat Ajukan


Dispensasi Dispensasi
UP UP
DISPENSASI UP
• Dispensasi UP untuk keperluan selain jenis belanja yang dapat
dibayarkan dengan UP.
• Dispensasi UP untuk pengadaan belanja modal tanah.
• Dispensasi UP untuk pelunasan rekening langganan daya dan
jasa Tahun Anggaran sebelumnya.
• Dispensasi UP untuk pembayaran belanja modal fisik diatas
Rp50 juta.
• Dispensasi UP untuk pembayaran belanja barang dan belanja
lain-lain yang bernilai diatas Rp50 juta.
• Dispensasi UP untuk UP Nornal, Perubahan UP, dan
Tambahan UP yang melebihi batas waktu yang ditetapkan.
DISPENSASI KARENA
KEKHUSUSAN
• Pembayaran belanja barang perjalanan dinas dalam
negeri dan luar negeri
• Pembayaran rekening listrik, air, dan telepon kepada
PT. PLN, PDAM, dan PT. Telkom
• Pembayaran pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM)
dari SPBU Pertamina
• Pembayaran belanja nongaji pada satuan kerja di
lingkungan Kementerian Pertahanan dan TNI
• Pembayaran belanja pada kantor perwakilan RI di
luar negeri
Penggantian UP

UP digunakan Lengkapi
jumlah persyaratan Ajukan GUP
tertentu GUP
Jenis GUP
• GUP Tunai
• GUP KKP
• GUP Nihil
Syarat GUP Tunai
• Bendahara Pengeluaran melakukan penggantian
(revolving) UP tunai yang telah digunakan sepanjang
dana yang dapat dibayarkan dengan UP tunai masih
tersedia dalam DIPA
• Penggantian UP (GUP) tunai dilakukan apabila telah
dipergunakan paling sedikit 50% dari besaran UP tunai.
• Setiap BPP mengajukan penggantian UP (GUP) tunai
melalui Bendahara Pengeluaran, apabila UP tunai yang
dikelolanya telah dipergunakan paling sedikit 50%.
Pengawasan UP
•Surat Pemberitahuan kepada KPA apabila 1 (satu)
bulan sejak SP2D-UP Tunai diterbitkan belum
dilakukan pengajuan penggantian UP (GUP) Tunai
•Pemotongan 25% apabila 1 (satu) bulan setelah surat
pemberitahuan ke-1 tidak GUP Tunai
•Pemotongan 50% apabila 1 (satu) bulan setelah surat
pemberitahuan ke-2 tidak GUP Tunai
•Potongan UP tunai dalam SPM dan/ atau menyetorkan
ke Kas Negara.
PENERBITAN SPP-GUP Tunai

 PPK menerbitkan SPP-GUP Tunai untuk pengisian kembali UP.


 Penerbitan SPP-GUP Tunai dilengkapi dengan dokumen pendukung
sebagai berikut:
a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;
b. Bukti pengeluaran;
c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN; dan
d. faktur pajak (jika ada)
 Sisa dana dalam DIPA yang dapat dilakukan pembayaran dengan UP
minimal sama dengan nilai UP yang dikelola oleh Bendahara
Pengeluaran.
 SPP-GUP Tunai disampaikan kepada PPSPM paling lambat
5 (lima) hari kerja setelah bukti-bukti pendukung diterima secara
lengkap dan benar.
Penerbitan SPP GUP KKP
1. PPK menerbitkan dan menyampaikan SPP-GUP Kartu Kredit Pemerintah
dilengkapi dokumen sebagai berikut:
– Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas /Perjanjian /Kontrak;
– kuitansi/bukti pembelian
– faktur pajak dan/atau Surat Setoran Pajak (SSP)
– nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya
yang diperlukan
– Daftar Pembayaran Tagihan (DPT) Kartu Kredit Pemerintah yang telah
ditetapkan oleh PPK
– Tagihan (e-billing)/Daftar Tagihan Sementara
2. PPK menyampaikan SPP-GUP Kartu Kredit Pemerintah kepada PPSPM
paling lambat 5 hari kerja setelah dokumen dan bukti-bukti pendukung
diterima secara lengkap dan benar
Click to edit Master title style

Alur Pertanggungjawaban Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah


Pemegang PPK BP/BPP PPSPM KPPN
KKP
 Tagihan
 ST/Perjanjian/
Kontrak
Pengujian Pengujian Pengujian SP2D
 Bukti Pengeluaran
Berdasarkan pengujian atas SPP-
Mengumpulka 3 dokumen, PPK
6
BP/BPP melakukan
9 GUP KKP beserta 10 Menerbitkan SP2D

1 n dokumen
melakukan
pengujian
pengujian dokumen pendukung
SPM-GUP
Pengesahan Permintaan
penggantian UP KKP
Daftar Mengesahkan KKP
Pengeluaran Riil 4 dokumen dan bukti BP/BPP mengajukan
pengeluaran 7 permintaan
Daftar penggantian UP KKP
Berdasarkan ke PPK
2 dokumen kemudian
membuat daftar
Pembayaran
Tagihan (DPT)
pengeluaran riil
Menerbitkan
5 SPBy

SPBy
Menerbitkan SPP-
SPP-GUP 8 GUP KKP
KKP
Pendebitan Rekening
11 BP/BPP
Pendebitan

47
PENERBITAN SPP-GUP Nihil

 Dokumen pendukung SPP-GUP Nihil sama dengan


SPP-GUP
 Penerbitan SPP-GUP Nihil dilakukan dalam hal:
 sisa dana pada DIPA yang dapat dibayarkan dengan UP
minimal sama dengan besaran UP yang diberikan;
 sebagai pertanggungjawaban UP yang dilakukan pada
akhir tahun anggaran; atau
 UP tidak diperlukan lagi.
 Penerbitan SPP-GUP Nihil merupakan pengesahan/
pertanggungjawaban UP.
Tambahan UP

Cek
persyaratan Ajukan TUP
TUP
• TUP Tunai
• TUP KKP
Tambahan UP

uang yang diberikan kepada satker untuk


kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu
bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan.
Ketentuan TUP Tunai (1)
1. Persetujuan TUP dilakukan oleh Kepala KPPN (nilai berapapun) dengan disertai:
– Rincian Rencana Pengguna TUP; dan
– Surat Pernyataan dari KPA bahwa TUP:
 digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal
SP2D diterbitkan; dan
 tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran LS.

2. Kepala KPPN melakukan penilaian atas pengajuan TUP meliputi:


– pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP bukan merupakan pengeluaran
yang harus dilakukan dengan pembayaran LS;
– pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP masih/cukup tersedia dananya
dalam DIPA;
– TUP sebelumnya sudah dipertanggungjawabkan seluruhnya; dan
– TUP sebelumnya yang tidak digunakan telah disetor ke Kas Negara.

3. KPA dapat mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan melebihi waktu 1 (satu)
bulan dengan pertimbangan kegiatan yang akan dilaksanakan memerlukan waktu
melebihi 1 (satu) bulan.
Ketentuan TUP Tunai (2)
4. TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan dapat
dilakukan secara bertahap.
5. Bila 1 bulan (sesuai waktu pertanggungjawab UP) belum dilakukan
pengesahan dan pertanggungjawaban TUP, maka Kepala KPPN
menyampaikan surat teguran TP kepada KPA.
6. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling
lambat 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu pengajuan pertanggungjawaban
TUP. (SPM-PTUP)
7. Kepala KPPN dapat menyetujui permohonan perpanjangan
pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan, dengan pertimbangan:
– KPA harus mempertanggungjawabkan TUP yang telah dipergunakan; dan
– KPA menyampaikan pernyataan kesanggupan untuk
mempertanggungjawabkan sisa TUP tidak lebih dari 1 (satu) bulan berikutnya.
Penerbitan SPP-TUP tunai
 PPK menerbitkan SPP-TUP dan dilengkapi dengan dokumen
meliputi:
a. Rincian penggunaan dana yang ditandatangani oleh KPA/PPK
dan Bendahara Pengeluaran;
b. Surat Pernyataan dari KPA/PPK yang menyatakan bahwa TUP
digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)
bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan tidak digunakan
untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran
LS;
c. Surat permohonan TUP yang telah memperoleh persetujuan
TUP dari Kepala KPPN.
 SPP TUP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya persetujuan
TUP dan Kepala KPPN
Pengajuan Permintaan TUP

• RPD yg
ditandatangani
KPA/PPK dan BP
• Surat Pernyataan KPPN –
KPA/PPK
Dilampiri PPSPM – Menerbitkan
• Surat Permohonan Menerbitkan SP2D TUP
TUP yg disetujui PPK – SPM TUP
Kepala KPPN Menerbitkan
SPP TUP
Kepala KPPN
– Menyetujui
permintaan
TUP
KPA –
Mengajukan
permintaan 1. Rincian rencana
TUP Dilampiri penggunaan TUP.
2. Surat pernyataan 55
Rencana Penggunaan Dana TUP
Satker : Pudiklat ABC
Program : Program Pendidikan & Pelatihan Aparatur
Kegiatan : Pengembangan SDM melalui Diklat
Pagu DIPA :
Sisa UP :
(dalam Rupiah)
Waktu Pelaksanaan Harga
No. Output/ Suboutput/Komponen/Akun/ Detil Volume Jumlah Biaya
Satuan

1. Training Pengembangan Kepribadian 4 s/d 15 Maret 2013


A. Tahap Persiapan
521211 – Belanja Bahan
 Biaya snack rapat 10 O 10.000 100.000
524119 – Belanja Perjalanan Lainnya
 Biaya transport peserta rapat dari luar kantor 3O 150.000 450.000
B. Tahap Pelaksanaan
521211 – Belanja Bahan
 Biaya pencetakan buku pedoman 30 SW 10.000 300.000
522151 – Belanja Jasa Profesi
 Honor Penceramah 2O 450.000 900.000
 Honor Nara sumber 50 JP 400.000 20.000.000
524119 – Belanja Perjalanan Lainnya
 Biaya transport pengajar dari luar kantor 3O 150.000 450.000
C. Tahap Evaluasi
521211 – Belanja Bahan
 Biaya penggandaan soal ujian 3.000 LS 200 600.000
 Biaya sncak rapat 10 O 10.000 100.000
522191 – Belanja Jasa Lainnya
 Honor Pengawas Ujian 12 OJ 50.000 600.000
Jumlah 150.000.000

Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran


56
TUP KKP

uang muka kerja yang diberikan dalam bentuk


batasan belanja (limit) kredit kepada BP/BPP
untuk kebutuhan yang sangat mendesak, tidak
dapat ditunda, dan/ atau tidak dapat dilakukan
dengan Pembayaran LS dalam 1 bulan melebihi
pagu UP Kartu Kredit Pemerintah yang telah
ditetapkan
Ketentuan TUP KKP (1)
• KPA dapat mengajukan TUP Kartu Kredit Pemerintah
untuk membiayai kegiatan yang sifatnya mendesak,
tidak dapat ditunda, dan/atau tidak dapat dilakukan
Pembayaran LS.
• Pengajuan TUP Kartu Kredit Pemerintah dilakukan
dengan menyampaikan permohonan persetujuan
TUP Kartu Kredit Pemerintah kepada Kepala KPPN
disertai:
– rencana nilai batasan belanja (limit) TUP Kartu Kredit Pemerintah
– Rincian rencana pengeluaran yang akan dibiayai dengan TUP Kartu
Kredit Pemerintah yang ditandatangani oleh KPA dan BP/BPP
– rencana periode penggunaan batasan belanja (limit) TUP Kartu Kredit
Pemerintah (mulai-berakhir).
Ketentuan TUP KKP (2)
• Kepala KPPN melakukan penilaian terhadap:
– nilai batasan belanja (limit) TUP Kartu Kredit Pemerintah masih/cukup
tersedia dananya dalam DIPA
– pengeluaran pada rincian rencana penggunaan yang akan dibiayai
dengan TUP Kartu Kredit Pemerintah bukan merupakan pengeluaran
yang harus dilakukan dengan Pembayaran LS
– pertanggungjawaban TUP Kartu Kredit Pemerintah sebelumnya;
– periode penggunaan batasan belanja (limit) TUP Kartu Kredit
Pemerintah yang akan diberikan (darihingga)
– pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP Kartu Kredit
Pemerintah.
• Persetujuan atau penolakan TUP Kartu Kredit Pemerintah
disampaikan kepada KPA paling lambat 1 hari kerja setelah
surat pengajuan permohonan persetujuan TUP Kartu Kredit
Pemerintah diterima KPPN.
Pertanggungjawaban TUP

TUP
Lengkapi
digunakan
persyaratan Ajukan PTUP
jumlah
PTUP
tertentu
Penerbitan SPP-PTUP

 PPK menerbitkan SPP-PTUP sebagai pengesahan/


pertanggungjawaban atas TUP
 Dokumen pendukung penerbitan SPP-PTUP:
a. Daftar rincian penerimaan pembayaran;
b. Bukti pengeluaran:
 Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta
fatur pajak dan SSP; dan
 Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen
pendukung lainnya yang diperlukan yang telah disahkan
PPK
c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN.
 SPP-PTUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima)
hari kerja sebelum batas akhir pertanggungjawaban TUP.
Penerbitan SPP PTUP KKP
1. PPK menerbitkan dan menyampaikan SPP-PTUP Kartu Kredit
Pemerintah dilengkapi dokumen sebagai berikut:
– Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas /Perjanjian /Kontrak;
– kuitansi/bukti pembelian
– faktur pajak dan/atau Surat Setoran Pajak (SSP)
– nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya
yang diperlukan
– DPT Kartu Kredit Pemerintah yang telah ditetapkan oleh PPK
– Tagihan (e-billing)/Daftar Tagihan Sementara
2. PPK menyampaikan SPP-PTUP Kartu Kredit Pemerintah kepada PPSPM
paling lambat 5 hari kerja setelah dokumen dan bukti-bukti pendukung
diterima secara lengkap dan benar
PENGELOLAAN UANG
PERSEDIAAN SUMBER DANA
PNBP
Jenis-Jenis Satker Pengelola
PNBP

Instansi Pengguna PNBP


• Penyetoran Terpusat
• Penyetoran Tidak Terpusat

Perguruan Tinggi Negeri Non-BHMN

Badan Layanan Umum


Pembayaran Tagihan beban PNBP

a. Satker pengguna PNBP menggunakan PNBP sesuai dengan jenis PNBP dan
batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan sesuai yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan.
b. Batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan merupakan maksimum pencairan
dana yang dapat dilakukan oleh Satker berkenaan.
c. Satker dapat menggunakan PNBP setelah PNBP disetor ke kas negara
berdasarkan konfirmasi dari KPPN.
d. Dalam hal PNBP yang ditetapkan penggunaannya secara terpusat, pembayaran
dilakukan berdasarkan Pagu Pencairan sesuai Surat Edaran/Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan.
e. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak boleh melampaui
pagu PNBP Satker yang bersangkutan dalam DIPA.
f. Dalam hal realisasi PNBP melampaui target dalam DIPA, penambahan pagu
dalam DIPA dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan c.q
Direktur Jenderal Anggaran.
Pengelolaan UP PNBP
Satker pengguna PNBP dapat diberikan UP sebesar 20% (dua puluh persen)
dari realisasi PNBP yang dapat digunakan sesuai pagu PNBP dalam DIPA
maksimum sebesar Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

Realisasi PNBP termasuk sisa Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP tahun
anggaran sebelumnya.
Dalam hal UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP sebesar kebutuhan riil
1 (satu) bulan dengan memperhatikan batas Maksimum Pencairan (MP).

Pembayaran UP/TUP untuk Satker Pengguna PNBP dilakukan terpisah dari


UP/TUP yang berasal dari Rupiah Murni.
Besaran UP PNBP

Satker pengguna PNBP yang belum memperoleh Maksimum Pencairan (MP)


dana PNBP dapat diberikan UP sebesar maksimal 1/12 (satu perduabelas) dari
pagu dana PNBP pada DIPA, maksimal sebesar Rp200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah), dapat dilakukan untuk pengguna PNBP:
a.  yang telah memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP namun
belum mencapai 1/12 (satu perduabelas) dari pagu dana PNBP pada
DIPA; atau
b. yang belum memperoleh Pagu Pencairan.
Penggantian UP PNBP
Penggantian UP atas pemberian UP dilakukan setelah Satker pengguna PNBP
memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP paling sedikit sebesar UP
yang diberikan.

Penyesuaian besaran UP dapat dilakukan terhadap Satker pengguna PNBP


yang telah memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP melebihi UP
yang telah diberikan.

Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimal sesuai formula sebagai
berikut:
MP = (PPP x JS) – JPS
MP : Maksimum Pencairan
PPP : proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan
JS : jumlah setoran
JPS : jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM terakhir yang
diterbitkan
Tata cara penerbitan dan pengujian SPP dan SPM-UP/ TUP/PTUP/GUP/GUP
Nihil/LS dari dana yang bersumber dari PNBP mengacu pada mekanisme
dalam Peraturan Menteri ini.

Penyampaian SPM atas beban PNBP juga dilampiri :


a. bukti setor PNBP yang telah dikonfirmasi oleh KPPN; dan
b. Daftar Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan (MP) dibuat sesuai
format

Untuk Satker pengguna PNBP secara terpusat, penyampaian SPM mengacu


pada mekanisme penyampaian SPM bukan PNBP.

KPPN melakukan penelitian terhadap kebenaran perhitungan dalam Daftar


Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan (MP).
Penyiapan SPP

SPP-UP
• Daftar Realisasi Pendapatan dan
Penggunaan Dana DIPA (PNBP)
tahun anggaran sebelumnya
• Surat keputusan tentang proposi
penarikan dana PNBP dari
menteri/ketua lembaga terkait
SPP-TUP
• Daftar perhitungan setoran dan SSBP
• Rincian rencana penggunaan dana
• Surat pernyataan TUP dari KPA
• Surat Keputusan tentang proposi penarikan dana PNBP
dari menteri/ketua lembaga terkait
• Perhitungan maksimum pencairan
• Rekening koran yang menunjukkan saldo terakhir
• Surat pernyataan KPA yang berisi kebutuhan
mendesak, tidak dapat dibayarkan secara langsung,
dan sisa dana akan disetorkan ke kas negara
SPP-GUP
• DRPP
• Kuitansi
• SSP yang telah dilegalisir oleh KPA
• SPK, jika dipersyaratkan
• Perhitungan maksimum pencairan
• Fotokopi SSBP
PENGELOLAAN UANG
PERSEDIAAN SUMBER DANA
PHLN
TATA CARA PENARIKAN PHLN 74

1. Pembukaan Letter of Credit (L/C)


Berdasarkan L/C dari BI, Letter of Comitment dari PPHLN, bank
koresponden melakukan pembayaran kepada pihak ketiga & selanjutnya
mengajukan tagihan ke PPHLN
2. Pembayaran Langsung (Direct Payment)
Melalui penarikan dana oleh KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah (KPH)
dengan mengajukan aplikasi ke PPHLN untuk membayar pada pihak
ketiga
3. Rekening Khusus (Special Account)
Penarikan PHLN melalui fasilitas Reksus pada BI atau Bank
Pemerintah lain yang ditunjuk Menteri Keuangan. Dana reksus yang
telah dipakai diisi kembali dengan mengajukan aplikasi replenishment
kepada PPHLN
4. Hibah Langsung dalam bentuk Barang/Jasa untuk melakukan
kegiatan
Pengertian

Pengelolaan Uang Persediaan yang


bersumber dari dana pinjaman dan
hibah luar negeri dapat diartikan
sebagai jumlah UP yang dapat ditarik
oleh Bendahara pengeluaran dari pagu
belanja DIPA yang dapat dibayarkan
melalui UP yang bersumber dari
pinjaman dan hibah luar negeri
Rekening khusus adalah rekening
pemerintah atas nama menteri keuangan
yang berada di Bank Indonesia atau bank
lain yang ditunjuk Menteri Keuangan untuk
menampung penarikan UANG MUKA
(initial deposit) PHLN, serta penggantian
rekening khusus (replenishment) yang
sifatnya berdaur ulang (revolving)
Mekanisme Penarikan Dana
Melalui Reksus

Tahap Pendahuluan
• Pembukaan rekening khusus
• Pengajuan innitial deposit
• Penerbitan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan

Penarikan Dana Reksus


• Pembayaran langsung kepada yang berhak
• Mekanisme penyediaan dana UP
Besaran Uang Persediaan

Pagu DIPA

Rp500 juta
6M -
Rp200 juta
2,4M -
Rp100 juta
0M
Pagu UP 78
Batasan UP

UP diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:

• belanja barang (52)


• Belanja modal (53) untuk honor tim, ATK, perjalanan dinas, biaya
pengumuman lelang, pengurusan surat perijinan dan pengeluaran lain yang
tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung dalam rangka
perolehan aset
• Belanja lain-lain (58)

Diluar ketentuan pada butir diatas, dapat diberikan pengecualian


atas persetujuan Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Persyaratan Pengajuan TUP

Untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak/tidak dapat ditunda

Digunakan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan (b)

Apabila tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang ada pada bendahara
harus disetor ke rekening kas negara (c)

Apabila ketentuan butir (b) dan (c) tidak dipenuhi, dispensasi perpanjangan waktu
pertanggungjawaban TUP lebih dari 1 bulan menjadi kewenangan Kepala Kanwil
DJPBN (d)

Permohonan dispensasi perpanjangan batas akhir pertanggungjawaban TUP (d)


diajukan PA/KPA disertai alasan yang jelas
Penyiapan SPP (UP/TUP/GUP)

SPP UP
• Perhitungan Porsi Pendanaan
• NOL atau Approval dari Lender, jika dipersyaratkan

SPP-TUP
• Rincian RPD
• Perhitungan Porsi Pendanaan
• NOL atau Approval dari Lender, jika dipersyaratkan
• Rekening Koran
• Surat Pernyataan TUP
• Surat ijin/dispensasi, jika dipersyaratkan
Penyiapan SPP (UP/TUP/GUP)

SPP GUP
• Daftar Rincian Permintaan Pembayaran
• Kuitansi
• SPK dan resume, jika dipersyaratkan
• Perhitungan Porsi Pendanaan
• NOL atau Approval dari lender, jika dipersyaratkan
• SSP dan Faktur Pajak
• Surat ijin/dispensasi, jika dipersyaratkan
Pengisian Kembali
Bahan Replenishment
1. SP2D-LS
a. SPM dan copy SP2D lembar kedua
b. Berita Acara Pembayaran
c. NOL/Approval/NRC (jika dipersyaratkan)
d. Dokumen lain yg dipersyaratkan dalam NPLN
e. Rekening koran reksus mingguan
2. SPM GUP (Isi/Nihil)
f. SPM dan copy SP2D lembar kedua
g. Daftar Rincian Pembayaran
h. Rekapitulasi pengeluaran per kategori NPLN
i. Rekening koran reksus mingguan
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Penatausahaan Uang pada
Badan Layanan Umum
Penatausahaan Uang/Surat Berharga

Uang yang ditatausahakan oleh BLU


meliputi Dana Operasional, Dana
Pengelolaan Kas, Dana Kelolaan

Bendahara Penerimaan menatausahakan


uang yang menjadi hak BLU

Bendahara Pengeluaran menatausahakan


seluruh uang dalam rangka belanja BLU
dan uang yang belum tercakup dalam hak
BLU
Penatausahaan Uang/Surat Berharga

Bendahara penerimaan menyalurkan uang kepada


bendahara pengeluaran berdasarkan
perencanaan dan/atau permintaan dana dengan
perintah dari pemimpin BLU atau pejabat yang
ditunjuk

Bendahara pengeluaran menerima dan mengelola


uang dari dana RM dan/atau dari Bendahara
Penerimaan

Mekanisme penatausahaan dan pengelolaan uang


dari bendahara penerimaan dilakukan sesuai
peraturan/SOP internal satker BLU
Penatausahaan Uang/Surat Berharga

Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran


atas uang setelah mendapat perintah pemimpin
BLU atau pejabat ditunjuk

Bendahara Pengeluaran dapat menyalurkan


dana kepada BPP sesuai perencanaan dan/atau
permintaan dengan memperhatikan
ketersediaan dana yang dikelola

BPP menyampaikan pertanggungjawaban


kepada BP

You might also like