Professional Documents
Culture Documents
Pengelolaan Up 2020 Budi Sudarso1
Pengelolaan Up 2020 Budi Sudarso1
Uang Persediaan
Pelatihan Bendahara
Pengeluaran/Bendahara
Pengeluaran Pembantu
Disampaikan : Budi Sudarso
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
BIODATA
BIODATA
Budi Sudarso
Jabatan:
Widyaiswara Pusdiklat AP, Pengajar PKN- STAN, Asessor
Kemenkeu
Alamat Rumah :
Jln. H.Rijin No.186 Jatimakmur
Pondok Gede Bekasi
Email : budisudarso69@gmail.com
HP : 081369023699
PP 45 Tahun 2013
Tentang Tata cara Pelaksanaan APBN
• Pasal 23: Tugas kebendaharaan atas uang persediaan
• Pasal 66: Pembayaran Tagihan dengan UP oleh Bendahara
PMK 190/PMK.05/2012
jo PMK 178/PMK.05/2018 Tata cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN
• Pasal 24: Tugas Bendahara UP
• Pasal 43 – 49: Mekanisme Pembayaran dengan UP dan TUP
• Pasal 50 - 54: Mekanisme SPP-UP/GUP/GU Nihil
• Pasal 55 – 59: Mekanisme Penerbitan SPP-TUP/PTUP
• Pasal 56-59: Mekanisme Pengujian SPP dan Penerbitan SPM
Dasar Hukum
Pasal 21 (2) :
bahwa untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas kementerian/ lembaga,
kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran kantor/satuan kerja, dapat diberikan
Uang Persediaan (UP) yang dikelola oleh
bendahara pengeluaran
PP 45 Tahun 2013
• Pasal 23 Tugas kebendaharaan atas uang
persediaan
• Pasal 66 Pembayaran Tagihan dengan UP
oleh Bendahara
PMK 190/PMK.05/2012
jo PMK 178/PMK.05/2018
• Pasal 24 –> Tugas Bendahara UP
• Pasal 43 – 49 –> Mekanisme Pembayaran
dengan UP dan TUP
• Pasal 50 - 54 Mekanisme
SPP-UP/GUP/GU Nihil
• Pasal 55 – 59 Mekanisme Penerbitan SPP-
TUP/PTUP
• Pasal 56-59 Mekanisme Pengujian SPP dan
Penerbitan SPM
Uang Persediaan (1)
BP
BPP
Uang Persediaan (2)
RM
Jenis
UP
PHLN PNBP
17
Mekanisme UP
Dispensasi UP
Perubahan UP
TUP PTUP
UP Awal
Hitung
Ajukan ke PPSPM
Kebutuhan
PPK (SPP) (SPM)
UP
Besaran Uang Persediaan
Pagu DIPA
Rp500 juta
6M -
Rp200 juta
2,4M -
Rp100 juta
0M
Pagu UP 20
Pengaturan Proporsi UP Tunai
dan KKP
Sewa Kendaraan
ATK Pemeliharaan Jamuan
dipegang oleh pejabat pengadaan barang/jasa, pejabat struktural, Kartu Kredit Pemerintah untuk keperluan
pelaksana, dan/atau pegawai lainnya yang ditugaskan oleh KPA/PPK belanja perjalanan dinas jabatan dipegang
untuk melaksanakan pembelian/ pengadaan barang/jasa. oleh pelaksana perjalanan dinas
25
Kartu Kredit Untuk Keperluan Belanja Barang
Operasional Serta Belanja Modal
belanja barang operasional, antara lain belanja keperluan perkantoran, belanja pengadaan bahan makanan,
belanja penambah daya tahan tubuh, dan belanja barang operasional lainnya;
belanja barang non operasional, antara lain belanja bahan dan belanja barang non operasional lainnya;
belanja barang untuk persediaan, antara lain belanja barang persediaan barang konsumsi;
belanja sewa;
belanja pemeliharaan gedung dan bangunan, antara lain belanja pemeliharaan gedung dan bangunan,
belanja barang persediaan pemeliharaan gedung dan bangunan, dan belanja pemeliharaan gedung dan
bangunan lainnya;
belanja pemeliharaan peralatan dan mesin, antara lain belanja pemeliharaan peralatan dan mesin, belanja
bahan bakar minyak dan pelumas dan pelumas khusus nonpertamina, belanja barang persediaan
pemeliharaan peralatan dan mesin, dan belanja pemeliharaan peralatan dan mesin lainnya;
belanja pemeliharaan lainnya, antara lain belanja barang persediaan pemeliharaan lainnya dan belanja
pemeliharaan lainnya; dan/atau
belanja modal dengan nilai belanja paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
26
Kartu Kredit Untuk Keperluan Belanja
Perjalanan Dinas Jabatan
Digunakan untuk komponen pembayaran:
biaya transpor,
penginapan, dan/atau
sewa kendaraan dalam kota.
27
Pemegang Kartu Kredit Pemerintah
28
Batasan Belanja Kartu Kredit Pemerintah
Total batasan belanja (limit) Kartu Kredit Pemerintah Satker paling banyak sebesar UP Kartu Kredit
Pemerintah yang telah disetujui dan/atau persetujuan TUP Kartu Kredit Pemerintah.
Total besaran UP Kartu Kredit Pemerintah dan/atau persetujuan TUP Kartu Kredit Pemerintah tidak melebihi
pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP Kartu Kredit Pemerintah dalam 1 (satu) tahun.
Pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP Kartu Kredit Pemerintah adalah sebesar 80% (delapan
puluh persen) dari pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP.
29
Penggunaan KKP
Belanja Keperluan
1 Operasional dan Belanja
Modal
Belanja Keperluan
2 Perjadin
Pendebitan
Rekening
oleh
Bendahara
Monev
Perubahan UP
UP digunakan Lengkapi
jumlah persyaratan Ajukan GUP
tertentu GUP
Jenis GUP
• GUP Tunai
• GUP KKP
• GUP Nihil
Syarat GUP Tunai
• Bendahara Pengeluaran melakukan penggantian
(revolving) UP tunai yang telah digunakan sepanjang
dana yang dapat dibayarkan dengan UP tunai masih
tersedia dalam DIPA
• Penggantian UP (GUP) tunai dilakukan apabila telah
dipergunakan paling sedikit 50% dari besaran UP tunai.
• Setiap BPP mengajukan penggantian UP (GUP) tunai
melalui Bendahara Pengeluaran, apabila UP tunai yang
dikelolanya telah dipergunakan paling sedikit 50%.
Pengawasan UP
•Surat Pemberitahuan kepada KPA apabila 1 (satu)
bulan sejak SP2D-UP Tunai diterbitkan belum
dilakukan pengajuan penggantian UP (GUP) Tunai
•Pemotongan 25% apabila 1 (satu) bulan setelah surat
pemberitahuan ke-1 tidak GUP Tunai
•Pemotongan 50% apabila 1 (satu) bulan setelah surat
pemberitahuan ke-2 tidak GUP Tunai
•Potongan UP tunai dalam SPM dan/ atau menyetorkan
ke Kas Negara.
PENERBITAN SPP-GUP Tunai
1 n dokumen
melakukan
pengujian
pengujian dokumen pendukung
SPM-GUP
Pengesahan Permintaan
penggantian UP KKP
Daftar Mengesahkan KKP
Pengeluaran Riil 4 dokumen dan bukti BP/BPP mengajukan
pengeluaran 7 permintaan
Daftar penggantian UP KKP
Berdasarkan ke PPK
2 dokumen kemudian
membuat daftar
Pembayaran
Tagihan (DPT)
pengeluaran riil
Menerbitkan
5 SPBy
SPBy
Menerbitkan SPP-
SPP-GUP 8 GUP KKP
KKP
Pendebitan Rekening
11 BP/BPP
Pendebitan
47
PENERBITAN SPP-GUP Nihil
Cek
persyaratan Ajukan TUP
TUP
• TUP Tunai
• TUP KKP
Tambahan UP
3. KPA dapat mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan melebihi waktu 1 (satu)
bulan dengan pertimbangan kegiatan yang akan dilaksanakan memerlukan waktu
melebihi 1 (satu) bulan.
Ketentuan TUP Tunai (2)
4. TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan dapat
dilakukan secara bertahap.
5. Bila 1 bulan (sesuai waktu pertanggungjawab UP) belum dilakukan
pengesahan dan pertanggungjawaban TUP, maka Kepala KPPN
menyampaikan surat teguran TP kepada KPA.
6. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling
lambat 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu pengajuan pertanggungjawaban
TUP. (SPM-PTUP)
7. Kepala KPPN dapat menyetujui permohonan perpanjangan
pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan, dengan pertimbangan:
– KPA harus mempertanggungjawabkan TUP yang telah dipergunakan; dan
– KPA menyampaikan pernyataan kesanggupan untuk
mempertanggungjawabkan sisa TUP tidak lebih dari 1 (satu) bulan berikutnya.
Penerbitan SPP-TUP tunai
PPK menerbitkan SPP-TUP dan dilengkapi dengan dokumen
meliputi:
a. Rincian penggunaan dana yang ditandatangani oleh KPA/PPK
dan Bendahara Pengeluaran;
b. Surat Pernyataan dari KPA/PPK yang menyatakan bahwa TUP
digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)
bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan tidak digunakan
untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran
LS;
c. Surat permohonan TUP yang telah memperoleh persetujuan
TUP dari Kepala KPPN.
SPP TUP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya persetujuan
TUP dan Kepala KPPN
Pengajuan Permintaan TUP
• RPD yg
ditandatangani
KPA/PPK dan BP
• Surat Pernyataan KPPN –
KPA/PPK
Dilampiri PPSPM – Menerbitkan
• Surat Permohonan Menerbitkan SP2D TUP
TUP yg disetujui PPK – SPM TUP
Kepala KPPN Menerbitkan
SPP TUP
Kepala KPPN
– Menyetujui
permintaan
TUP
KPA –
Mengajukan
permintaan 1. Rincian rencana
TUP Dilampiri penggunaan TUP.
2. Surat pernyataan 55
Rencana Penggunaan Dana TUP
Satker : Pudiklat ABC
Program : Program Pendidikan & Pelatihan Aparatur
Kegiatan : Pengembangan SDM melalui Diklat
Pagu DIPA :
Sisa UP :
(dalam Rupiah)
Waktu Pelaksanaan Harga
No. Output/ Suboutput/Komponen/Akun/ Detil Volume Jumlah Biaya
Satuan
TUP
Lengkapi
digunakan
persyaratan Ajukan PTUP
jumlah
PTUP
tertentu
Penerbitan SPP-PTUP
a. Satker pengguna PNBP menggunakan PNBP sesuai dengan jenis PNBP dan
batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan sesuai yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan.
b. Batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan merupakan maksimum pencairan
dana yang dapat dilakukan oleh Satker berkenaan.
c. Satker dapat menggunakan PNBP setelah PNBP disetor ke kas negara
berdasarkan konfirmasi dari KPPN.
d. Dalam hal PNBP yang ditetapkan penggunaannya secara terpusat, pembayaran
dilakukan berdasarkan Pagu Pencairan sesuai Surat Edaran/Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan.
e. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak boleh melampaui
pagu PNBP Satker yang bersangkutan dalam DIPA.
f. Dalam hal realisasi PNBP melampaui target dalam DIPA, penambahan pagu
dalam DIPA dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan c.q
Direktur Jenderal Anggaran.
Pengelolaan UP PNBP
Satker pengguna PNBP dapat diberikan UP sebesar 20% (dua puluh persen)
dari realisasi PNBP yang dapat digunakan sesuai pagu PNBP dalam DIPA
maksimum sebesar Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
Realisasi PNBP termasuk sisa Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP tahun
anggaran sebelumnya.
Dalam hal UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP sebesar kebutuhan riil
1 (satu) bulan dengan memperhatikan batas Maksimum Pencairan (MP).
Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimal sesuai formula sebagai
berikut:
MP = (PPP x JS) – JPS
MP : Maksimum Pencairan
PPP : proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan
JS : jumlah setoran
JPS : jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM terakhir yang
diterbitkan
Tata cara penerbitan dan pengujian SPP dan SPM-UP/ TUP/PTUP/GUP/GUP
Nihil/LS dari dana yang bersumber dari PNBP mengacu pada mekanisme
dalam Peraturan Menteri ini.
SPP-UP
• Daftar Realisasi Pendapatan dan
Penggunaan Dana DIPA (PNBP)
tahun anggaran sebelumnya
• Surat keputusan tentang proposi
penarikan dana PNBP dari
menteri/ketua lembaga terkait
SPP-TUP
• Daftar perhitungan setoran dan SSBP
• Rincian rencana penggunaan dana
• Surat pernyataan TUP dari KPA
• Surat Keputusan tentang proposi penarikan dana PNBP
dari menteri/ketua lembaga terkait
• Perhitungan maksimum pencairan
• Rekening koran yang menunjukkan saldo terakhir
• Surat pernyataan KPA yang berisi kebutuhan
mendesak, tidak dapat dibayarkan secara langsung,
dan sisa dana akan disetorkan ke kas negara
SPP-GUP
• DRPP
• Kuitansi
• SSP yang telah dilegalisir oleh KPA
• SPK, jika dipersyaratkan
• Perhitungan maksimum pencairan
• Fotokopi SSBP
PENGELOLAAN UANG
PERSEDIAAN SUMBER DANA
PHLN
TATA CARA PENARIKAN PHLN 74
Tahap Pendahuluan
• Pembukaan rekening khusus
• Pengajuan innitial deposit
• Penerbitan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan
Pagu DIPA
Rp500 juta
6M -
Rp200 juta
2,4M -
Rp100 juta
0M
Pagu UP 78
Batasan UP
Digunakan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan (b)
Apabila tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang ada pada bendahara
harus disetor ke rekening kas negara (c)
Apabila ketentuan butir (b) dan (c) tidak dipenuhi, dispensasi perpanjangan waktu
pertanggungjawaban TUP lebih dari 1 bulan menjadi kewenangan Kepala Kanwil
DJPBN (d)
SPP UP
• Perhitungan Porsi Pendanaan
• NOL atau Approval dari Lender, jika dipersyaratkan
SPP-TUP
• Rincian RPD
• Perhitungan Porsi Pendanaan
• NOL atau Approval dari Lender, jika dipersyaratkan
• Rekening Koran
• Surat Pernyataan TUP
• Surat ijin/dispensasi, jika dipersyaratkan
Penyiapan SPP (UP/TUP/GUP)
SPP GUP
• Daftar Rincian Permintaan Pembayaran
• Kuitansi
• SPK dan resume, jika dipersyaratkan
• Perhitungan Porsi Pendanaan
• NOL atau Approval dari lender, jika dipersyaratkan
• SSP dan Faktur Pajak
• Surat ijin/dispensasi, jika dipersyaratkan
Pengisian Kembali
Bahan Replenishment
1. SP2D-LS
a. SPM dan copy SP2D lembar kedua
b. Berita Acara Pembayaran
c. NOL/Approval/NRC (jika dipersyaratkan)
d. Dokumen lain yg dipersyaratkan dalam NPLN
e. Rekening koran reksus mingguan
2. SPM GUP (Isi/Nihil)
f. SPM dan copy SP2D lembar kedua
g. Daftar Rincian Pembayaran
h. Rekapitulasi pengeluaran per kategori NPLN
i. Rekening koran reksus mingguan
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Penatausahaan Uang pada
Badan Layanan Umum
Penatausahaan Uang/Surat Berharga