You are on page 1of 34

Pertemuan ke 5

VAKSIN DAN IMUNISASI

Dr. Tatik Suyarti.M.kes


PROGRAM PERENCANAAN IMUNISASI
A. Pengertian :
Merupakan suatu unsur manajemen yg penting
dalam pengelolaan Program Imunisasi.
kebutuhan untuk pelayanan imunisasi pd
dsrnya harus berasal dr unit Puskesmas
(bottom up) ,dg dasar besaran jumlah sasaran
tiap jenis pelayanan imunisasi untuk
menghindari terjadi kelebihan, kekurangan,
atau tdk sesuai dg situasi riil dilapangan
B.Menentukan jumlah sasaran imunisasi
 Menentukan jumlah sasaran pd program imunisasi

merupakan unsur yg paling penting, Angka jumlah


penduduk merupakan dasar untuk menghitung sasaran
untuk setiap jenis kegiatan pelayanan imunisasi.
 Pertambahan penduduk serta angka kelahiran dr hasil

sensus penduduk maupun Survey Penduduk Antar


Sensus (SUPAS) yg dilakukan oleh Biro Pusat Statistik
(BPS) yg mana unit terkecil dr hsl sensus adalah desa,
angka ini menjadi pegangan setiap wilayah
administrative untuk melakukan proyeksi.
 Sebelum melaksanakan perencanaan kebutuhan vaksin

terlebih dulu harus menentukan berapa besar sasaran


imunisasi dalam satu tahun yg akan dilayani di
masing2 wilayah kerja.
1. Menghitung Jumlah Sasaran Bayi
 Berdasarkan besarnya angka presentasi kelahiran bayi
dr jumlah pduduk msg2 wilayah atau dapat bdasarkan
besarnya jumlah sasaran bayi tahun lalu yg
diproyeksikan untuk tahun ini.

 Atau
Kecamatan = Jml bayi Kecamatan th lalu X Jml Bayi Kab/Kota Th ini
Jml bayi Kabupaten tahun lalu

Atau
Desa = Jml Bayi Desa tahun lalu X Jml Bayi Kec. Tahun ini.
Jml Bayi Kecamatan th lalu
2.Menghitung Jumlah sasaran Ibu Hamil
Menghitung jumlah sasaran ibu hamil didasarkan
10 % lebih besar dr jumlah bayi.
Perhitungan ini dipergunakan untuk tingkat Pusat,
Provinsi ,Kabupaten / Kota, Kecamatan dan Desa.
 
Sasaran imunisasi ibu hamil = jml bayi + (10 % X
Jumlah bayi)

 3.Menghitung Jumlah sasaran Anak Sekolah


Tingkat Dasar klas 1
* Berdasarkan data dari : Sasaran imunisasi DT yg
diperoleh dr Kantor Diknas setempat.
4.Menghitung Jumlah sasaran Anak Sekolah
Tingkat Dasar Tingkat Dasar Kelas 2 dan 3.
*Berdasarkan data dari: sasaran imunissi TT
yg diperoleh dr Kantor Diknas setempat.

5. Menghitung Jumlah Sasaran Wanita Usia


Subur (WUS)
*Berdasarkan perkiran besarnya WUS pd
Penduduk

Jml sasaran WUS : 21,9 % X Jumlah Penduduk.


C. MENENTUKAN TARGET CAKUPAN
Yaitu : Menentukan berapa besar cakupan imunisasi yg akan dicapai pada
tahun yg direncanakan utk mengetahui kebutuhan vaksin yg sebenarnya.
Target cakupan ditetapkan berdasarkan tingkat pencapaian di masing2
wilayah kerja maksimal 100 %.
 
Contoh Target Cakupan yg akan dicapai :
BCG = 95 % DPT 1 = 95 % Polio 1 = 95%HB.(0-7hr)= 90%
Campak = 90 % DPT 2 = 90 % Polio 2 = 90%HB.2 = 85%
DPT 3 = 85 % Polio 3 = 90%HB.3 = 80%
Polio 4 = 85%
 
TT 1 IH = 90 %, TT 2 + ( Plus TT 3 + TT 4 + TT 5 ) = 80%
TT SD = 100%
DT SD = 100%
TT WUS = Sesuai target suntikan T1, T2, T3, T4. Dan T5.
 
D. MENGHITUNG INDEK PEMAKAIAN VAKSIN (
IP )
IP vaksin :
- Dihitung berdasarkan jml cakupan imunisasi yg
dicapai secara absolut dan berapa byk vaksin yg
digunakan.
- Dari pencatatan stok vaksin setiap bulan diperoleh
jumlah ampul / vial yg digunakan. Untuk mengetahui
berapa rata2 jumlah dosis diberikan untuk setiap
ampul / vial, yg disebut indek pemakaian vaksin ( IP)
dpt dg mudah dihitung.
 
IP Vaksin = Jumlah suntikan (cakupan) yg dicapai tahun lalu
Jumlah vaksin yg terpakai tahun lalu
Dosis vaksin per- kemasan adalah :
No Jenis Vaksin Dosis/ Kemasan
1. BCG 20 / Ampul
2. DPT 10 / Vial
3. Polio 10 Vial
4. Campak 10 / Vial
5. Hepatitis B 1 / kemasan
6. DT 10 / Vial
7. TT 10 / Vial
8. DPT-HB 5 / Vial

Cat :
 IP Vaksin : biasanya lebih kcl atau sama dengan jml dosis efektif

perkemasan utk msg2 vaksin ( Lihat tabel diatas ).


E. MENGHITUNG KEBUTUHAN VAKSIN.
1. Setelah menghitung jml sasaran imunisasi, kmd
menentukan target cakupan dan menghitung besarnya
indek pemakaian vaksin, maka data2 tsb digunakan
untuk menghitung kebutuhan vaksin.

2. Puskesmas mengirimkan rencana kebutuhan vaksin ke


Kabupaten / Kota, kompilasi dilakukan oleh kab /Kota,
selanjutnya kebutuhan tsb dikirimkan ke Provinsi utk
dilanjutkan ke Pusat utk proses pengadaannya.
* Menghitung Kebutuhan Vaksin yg diperlukan :
 
a.BCG
 
Vaksin yg diperlukan = Sasaran X Target ( 95 % ) =……………. dosis
IP BCG tahun lalu
 
 
b.DPT (D)

Vial = ( Sas X Target D1 95%) +( Sas X D2 90%) + ( Sas X D3 85%) =….dosis


IP DPT tahun lalu

c.POLIO ( P)
Vial=(SasXTargetP1 95%)+(SasXTargetP2 90% )+(SasXP3 90%)+(SasP485%)=…..do
IP POLIO tahun lalu
d. HEPATITIS B (PID)
Buah=(SasXTarget HB1 90%)+(SasXTarg HB2 85%)+(SasXTarg HB3 80%)

e. CAMPAK
 
Vial =Sasaran X Target 90 % =………dosis
IP Campak tahun lalu

 
f. TETANUS TOXOID ( TT )
Kebutuhan vaksin TT meliputi : TT ibu hamil, anak sekolah, TT WUS
 
Vial : (TT1 IH + TT2 IH) + (TT SD ) + (TT WUS ) = …….dosis
IP TT tahun lalu
g. DIFTERI TETANUS ( DT )

Vial : ( Sasaran X Target ) =…….. dosis


IP DT tahun lalu
 
 
h. DPT--HB (DH)
 
 
Vial: (Sas X Target DH1)+(SasXTarget DH2)+(SasXTarget DH3) =...dosis
IP DPT tahun lalu
F. PERENCANAAN KEBUTUHAN ALAT SUNTIK DAN SAFETY BOX
- Perencanaan kebutuhan alat suntik dan safety box tidak dapat dipisahkan
dg kebutuhan vaksin.
- Untuk menjamin ketersediaan vaksin, alat suntik dan safety box secara
bersamaan dan cukup untuk pelayanan imunisasi maka perencanaan yg tepat
sangat diperlukan.
- Untuk menghitung alat suntik berdasarkan jumlah cakupan yg akan dicapai
tahun ini dan jumlah dosis pemberian imunisasi.
 
1.Menghitung Kebutuhan Alat Suntik
a.Kebutuhan alat suntik 0,05 ml.
Untuk imunisasi BCG

BCG : sasaran X target cakupan BCG


b.Kebutuhan Alat suntik 0,5 ml
 
Untuk kebutuhan : Imunisasi DPT,Campak, TT, DT, DPT-HB.
-DPT : sasaran X target cakupan DPT (1,2,3)
-Campak : sasaran X target cakupan Campak bayi
-TT ibu hamil : sasaran X target cakupan TT (1,2+)
-TT SD : sasaran X target cakupan TT SD
-TT Wus : sasaran X target cakupan ( T1,T2,T3,T4,T5)
-DT : sasaran X target cakupan DT anak sekolah
- DPT – HB: sasaran X target cakupan DPT-HB (1,2,3 )
- Campak SD : sasaran X target cakupan Campak SD.
 
 
c.Menghitung kebutuhan Alat Suntik 5 ml ( OPLOS)
* Alat suntik 5 ml yg dibutuhkan untuk melarutkan vaksin BCG dan Campak
yg mana kebutuhannya sama dg jumlah vaksin yg dibutuhkan.
Alat suntik 5 ml : jumlah kebutuhan vaksin BCG + Jml Kbth vaksin campak (bayi
dan anak sekolah ).

2.Menghitung Kebutuhan SAFETY BOX


Safety Box : adalah kotak tempat pembuangan limbah medis
tajam dg tujuan keamanan bagi petugas, sasaran dan
masyarakat.

Ada 2 jenis safety box :


- 5 liter dpt untuk menampung 100 alat suntik atau 300 uniject
HB digunakan saat pelayanan di Puskesmas dan Posyandu.
-0,25 Liter dapat menampung 10 uniject, biasanya digunakan
oleh bidan di desa atau Pustu untuk pelayanan pemberian
imunisasi dosis pertama antara 0 – 7 hari di rumah/ Polindes .
SB 5 lt : Jml alat suntik BCG+ DPT +Camp+TT+DPT- HB
100
 

SB 0,25 liter =Jml Suntik Hepatitis B 0 – 7 hari


10  
G. MENGHITUNG KEBUTUHAN PERALATAN
RANTAI VAKSIN
- Termasuk jg vaksin ,bahwa setiap obat yg
berasal dr bahan biologik hrs dilindungi
terhadap sinar matahari, panas dan suhu
beku.
- Untuk sarana rantai vaksin dibuat secara
khusus untuk menjaga potensi vaksin.
 
Tabel: Kebutuhan dan daya tahan, Sarana
Penyimpanan & Pembawa vaksin.
NO: Jenis Kebutuhan Daya tahan

1. Lemari es 1 buah 10 tahun

2. Vaccine Carrier 3 – 5 buah 4 tahun

3. Thermos+4bh Cold Pack Sejumlah tim 4 tahun


lapangan

4. Cold box 1 buah 5 tahun

5. Freeze tag /freeze watch Sejumlah tim 5 tahun


lapangan
1. Lemari Es
- Setiap Puskesmas hrs mempunyai 1 lemari es sesuai
standar program ( buka atas ).Pustu potensial secara bertahap
jg dilengkapi dg lemari es.

2. Vaccine Carrier.
- Di tingkat Puskesmas biasanya digunakan untuk
pengambilan vaksin ke Kabupaten / Kota.
- Vaccine carrier sangat cocok digunakan ke lapangan,/
daerah yg sulit mengingat jarak tempuh maupun sarana jalan
maka diperlukan vaccine carrier yg mempertahankan suhu
relatif lebih lama.
3. Thermos
- Untuk membawa vaksin ke lapangan / Posyandu.
- Setiap thermos dilengkapi dg cool pack minimal 4 bh @ 0,1 liter.
- Krn daya tahan untuk suhu hanya kurang lebih 10 jam, mk sangat cocok
digunakan untuk daerah yg transportasinya mudah dijangkau.
 
4. Cold Box.
- Ditingkat Puskesmas digunakan bila keadaan darurat spt listrik padam utk
waktu ckp lama, atau lemari es yg sedang mengalami kerusakan yg bila
diperbaiki dalam waktu lama.
 
5. Freeze Tag / freeze watch.
- Untuk memantau suhu dr Kabupaten ke Puskesmas pd wkt membawa
vaksin serta dr Puskesmas sampai lapangan / Posyandu dalam upaya
peningkatan kualitas rantai vaksin.
H.PENGIRIMAN DAN PERMINTAAN VAKSIN

1.Perhitungan permintaan vaksin


a. Memperhitungkan kapasitas tempat penyimpanan.
b. Permintaan vaksin dilakukan sesuai dg kebutuhan
penggunaan
c. Pada saat stock vaksin telah mencapai stock minimum,
lakukan permintaan vaksin di semua tingkatan.
d. Bila permintaan pengiriman vaksin dilakukan dlm 1 kali
setahun mk dibutuhkan tempat penyimpanan vaksin yg besar
dan risiko kerusakan vaksin dlm penyimpanan jg akan menjadi
besar. Namun biaya pengiriman menjadi murah.
e. Permintaan pengiriman vaksin bila dilakukan tiap 1 bulan
sekali maka persediaan vaksin akan menjadi kecil. Tdk
mbutuhkan tempat penyimpanan yg besar.Risiko kerusakan pd
vaksin dlm penyimpanan menjadi kcl krn penyimpanan dpt
sesuai persyatan .Tetapi biaya pengiriman menjadi mahal.
f. Permintaan vaksin sesuai tingkatan administrasi
Pusat Biro Farma
Stock 6 bulan+ 1 bln cadangan

Permintaan setiap 2 bln


Provinsi
Stock 2 bln + 1 bln cadangan

Permintaan setiap 1 bln

Kabupaten /Kota
Stock 1 bln + 1 bln cadangan

Permintaan setiap 1 bln


Puskesmas
Stock 1 bln + 1 minggu cadangan
2.Periode Permintaan Vaksin Tingkatan Puskesmas.

a. Tingkat Puskesmas ke Kabupaten / Kota


* Vaksin yg diminta ke Kabupaten /Kota banyaknya : untuk
kebutuhan 1 bulan pemakaian + 1minggu cadangan – sisa
vaksin yg masih ada.
* Permintaan dilakukan setiap bulan sekali.
 
b. Menentukan Stock minimum dan maximum.
1.Stok vaksin di Puskesmas hrs dilaporkan setiap bulan.Data
stok vaksin dpt dilihat pd buku stock vaksin.
2.Stok minimum : jumlah vaksin yg tersedia untuk kebutuhan
minimum ( Puskesmas 1 minggu)
3.Stok maksimum : jumlah vaksin yg tersedia untuk kebutuhan
maksimum ( Puskesmas 1 bulan + 1 minggu cadangan )
3 .Memilih Methode Pengiriman dan Sarana Pengiriman Vaksin
Bagaimana vaksin sampai pada tempat2 penyimpanan tingkat lebih bawah dg
tetap poten dan suhu yg sesuai.
 
Ada 2 cara pengiriman vaksin :
a.Vaksin diambil sendiri
1. Kebaikan :
- Petugas dpt memanfaatkan kesempatan untuk keperluan lainnya.
-Yg mengambil petugas yg bertanggung jawab langsung terhadap vaksin.
-Jumlah permintaan sesuai kebutuannya
-Kendaraan dapat mengunakan yg tepat
-Petugas memungkinkan dapat berkonsulasi tentang masalah Program
imunisasi didaerahnya.
-Dapat menentukan waktu yg tepat untuk pengambilan vaksin.
2.Kelemahan.
-Ongkos biaya menjadi mahal
-Kemungkinan petugas gudang tdk ditempat bila tdk ada jadwal.
-Stok salah satu vaksin kemungkinan tdk dapat terpenuhi.
-Pengambilan vaksin bila bersamaan dg daerah lain .kebutuhan cool
Pack / cold pack / kotak vaksin akan menjadi banyak.
b.Vaksin dikirim
1. Kebaikan:
-Kekurangan dapat terpenuhi
-Sekaligus dapat supervisi.
-Menghemat waktu bagi petugas Kab /Kota atau
petugas Puskesmas.

2. Kelemahan
-Tidak dpt mengetahui dg tepat jenis vaksin &
barang yg dibutuhkan
-Membutuhkan kendaraan khusus.
-Memerlukan waktu yg lama dlm satu periode
pengiriman.
I.PERENCANAAN PELAKSANAAN KEGIATAN IMUNISASI DI
PUSKESMAS.
Rencana kerja sebaiknya dipadukan dg kegiatan2 lain di
Puskesmas ,perlu diperbaiki dan dirubah bdsrk data dr hasil
monitoring pelaks keg imunisasi setiap bln atau triwulan.
1.Membuat Peta Operasional Pelayanan Imunisasi Puskesmas.
Cara yg paling tepat untuk memulai untuk adalah mgamb
sebuah peta ttg wil kerja Puskesmas.Utk membantu dlm
membantu menentukan penduduk mana yg akan dilayani dg
pelayanan secara rutin dan mana yg memerlukan strategi
tertentu. Tdk hrs sesuai skala ,tapi hrs berisi ciri2 penting,
tandai peta dg informasi yg dibutuhkan a.l :
- Jml penduduk. , Jalan2
- Desa2 dg resiko yg tinggi dg prioritas
- Tanda2 geografis: sungai, aliran sungai dan gunung.
- Tandai desa dg jenis pelayanan apa untuk menjangkau desa

tsb.
2.Menghitung Jumlah Pelayanan yg diperlukan setiap bulan.
- Kita asumsikan pelay di dalam gedung Puskesmas bisa memberikan paling sedikit 70
suntikan per pelayanan.
- Untuk satu Posyandu paling sedikit dapat memberikan 35 suntikan per pelay.Jml ini
dapat berbeda – beda krn tgt pd kondisi setempat, spt jumlah petugas ketersediaan
vaksin dll.
Paling sedikit 4 kali pelay per tahun akan diperlukan untuk pelay keluar gedung

Puskesmas untuk imunisasi semua bayi secara lengkap.

Menghitung jml pelayanan per bulan :


*Dalam gedung Puskesmas : Jml suntikan yg diperlukan dlm 1 bln dibagi 70 , untuk
diluar gedung (outreach) dibagi 35.
*Jika hasil perhitungan ini tidak dilaksanakan selanjutnya dapat menambah atau
mengurangi beban kerja. Mis : 4 pelayanan per bulan (satu kali per minggu lbh mudah
dilakukan dr pd 5 pelayanan.)
 
 
 
 
 
 
 
 
3. Membuat Rencana Kerja Puskesmas
Rencana kerja untuk setiap desa perlu dibuat bdsrk jml sasaran yg
akan dilayani.
Tabel: Contoh rencana pelayanan untuk Puskesmas
Desa Jml Jml Jenis pelay: Suntikan/ Suntikan/ Pelay/bln Transport Penang -
pddk sas Di tempat Tahun(sun Tahun(sun (statis= 70 Untuk pelay gung jwb
bayi ttt/keluar tikan per tikan per suntikan keluar
/keliling tahunX8) Tahun dibagi Perpelay,
12) lapangan≥35
suntikan per
pelay

A 1875 75 Pusk 600 50 1 tidak Bidan Ani

B 500 20 Posy 160 13 1 Sepeda Sutrisno


motor
C 625 25 Posy 200 17 1 Sepeda Bidan Wulan
motor
D 1250 50 Posy 400 33 1 Pusling Perawat Tiko
* Kemudian perlu membuat jadwal kegiatan antara lain berisi:
a.Nama desa / kelurahan yg akan dilayani.
b.Dmn, kapan pelay dilaksanakan brp kali setiap bulan.
c. Tgl pelaks dan transportasi yg diperlukan ke lapangan
d.Keg2 lain yg direncanakan mis: pertemuan dg masy,
pelatihan, pertemuan bulanan dll.
e. Lakukan pengkajian ulang min setiap triwulan dan analisa
thd data yg diperoleh, dan perbaikan rencana kerja dg
menambah bbrp keg yg diperlukan dlm pemecahan
masalah yg ditemui & menambah keg2 baru utk rencana
kerja triwulan berikutnya.
f. Monitor kelengkapan pelayanan yg telah direncanakan dg
menjumlah keg pelay yg dilaksanakan.
4. Mengkaji ulang Rencana Kerja.
- Lakukan scr rutin untuk pelay yg telah dibuat
terhadap tempat pelay,frekwensi dan kualitas
pelay di wil kerja Puskesmas.
- Memastikan org2 mengetahui tgl dan jenis pelay
apa yg akan dlkk /dijadwalkan.
-Setiap perub pd rencana pelay sebaiknya
dilakukan mel musyawarah dg masyara- kat, dan
ibu2 shrsnya sdh dberitahu sblmnya prub tsb dg
cara benar
5. Perencanaan khusus untuk Pelayanan
Imunisasi di Perkotaan
Perkotaan berbeda dg daerah pedesaan krn bbrp
alasan:
a.Prasarana perawatan kesehatan dasar yg buruk
dibeberapa daerah perkotaan.
b.Tingginya mobilitas penduduk.
c.Pemukiman “liar” yg tdk diijinkan pemerintah
d.Tidak ada informasi ttg jml penduduk yg tinggal
didaerah “kumuh”
e.Perenc & anggaran pemerintah yg tdk memadai
utk memberikan pelay perawatan kes dasar ke-
daerah2 ini.
 
6.Menghitung Kebutuhan Vaksin dan Peralatan
untuk Pelayanan
Perkiraan ini dihitung dg meilihat :
- Perkiraan jml sasaran tiap hr pelayanan pd
msg2 tempat pelayanan
- Jumlah dosis vaksin perkemasan.
- Jumlah suntik yg akan diberikan,dpt
dipergunakan perhitungan perkiraan jumlah
suntikan yg akan diberikan di Posyandu.
 
Tabel : Perhitungan kebutuhan vaksin & alat suntik untuk pelayanan Imunisasi
di………………Tanggal……………

Pelay BCG OPV DTP DTP- HepB Camp TT Semprit Semp Semp Kotak
imm (20ds/ (20ds / (10ds HepB (1ds / (10ds/ (10ds/ AD utk AD utk Utk Penga
Posy / vial) vial) /vial) (5ds / vial) Vial) Vial) BCG Vaksin Mcamp man
Pusk vial) lain 5ml
BCG,
Camp

Jml 10 30 30 20 30 10 20
vaks

Kbth 1amp 3 vial 3vial 4 vial 30 bh 1vial/ 2 vial 20 80 2 1


masy + 1 pe pelar-
-larut ut

You might also like