You are on page 1of 21

PRODUKSI TANAMAN

SECARA
KONVENSIONAL
PENGERTIAN PERTANIAN KONVENSIONAL

• Pertanian Konvensional adalah produksi tanaman dengan prinsip


memprioritaskan pada satu jenis tanaman/komoditas dengan
memanfaatkan teknologi dan penggunaan saprotan dari luar yang cukup
besar untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dalam waktu yang
singkat (Pertanian Intensif), biasanya kurang memperhatikan kelestarian
daya dukung lingkungan.
CIRI-CIRI PERTANIAN KONVENSIONAL

• 1. Produksi tanaman berbasis tanah dan lahan terbuka


• 2. Bergantung kondisi air, tanah dan iklim
• 3. Areal lahan yang diusahakan luas dengan pola tanam monokultur
• 4. Masih menggunakan peralatan tangan dan mesin pertanian sederhana
• 5. Biaya produksi tinggi, yaitu biaya tenaga kerja dan saprotan berupa
benih, pupuk, dan pestisida
CIRI-CIRI PERTANIAN KONVENSIONAL

• 6. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia tinggi


• 7. Produk pertanian yang dihasilkan kurang sehat, karena residu pestisida kimia
yang tinggi
• 8. Tidak melakukan perencanaan produksi
• 9. Belum mengikuti inovasi dan perkembangan teknologi produksi tanaman terkini
• 10. Pemasaran produk masih mengikuti rantai pasok yang panjang, sehingga
pendapatan rendah
PRODUKSI
TANAMAN SECARA
MODERN
PENGERTIAN PERTANIAN MODERN

• Pertanian modern pada dasarnya adalah usaha pertanian


yang menerapkan teknologi terbaru yang sesuai dengan
kondisi agroekologi dan sosial ekonomi petaniannya.
Teknologi terbaru tersebut dapat berupa alat-alat mesin
pertanian, sarana dan prasarana usahatani, dan pengelolaan
usahatani.
CIRI-CIRI PERTANIAN MODERN

1. Alat dan mesin pertanian modern yang digunakan mulai yang dioperasikan manual
oleh manusia sampai yang berbasis digital/teknologi informasi/ Information
Technology (IT).
2. Alat dan mesin pertanian yang berbasis digital dioperasikan secara jarak jauh
berbasis android atau gelombang radio, seperti robot pengolah tanah/robot traktor.
3. Selain itu peralatan yang mengontrol iklim mikro tanaman, identifikasi serangan
dan populasi OPT (organisme Pengganggu Tanaman) dan lainnya.
CIRI-CIRI PERTANIAN MODERN

4. Sarana dan prasarana produksi tanaman modern yang digunakan untuk


mengoptimalkan produksi dan efisiensi serta efektifitas produksi
tanaman, dengan tetap menjaga agroekologinya (lingkungan).
5. Pengelolaan usaha tani/agribisnis sangat mempertimbangkan
perencanaan dan resiko yang dihadapi, sehingga pertanian modern
benar-benar memperhitungkan semua aspek yang mendukung produksi
tanaman secara optimal.
LINGKUP PRODUKSI TANAMAN/PERTANIAN
MODERN, DIANTARANYA :
1. Pertanian berbasis tanah yang menggunakan alat mesin pertanian modern untuk
memudahkan pekerjaan dan meningkatkan produktivitas, yaitu otomatisasi, alat
dan mesin pertanian berbasis IT.
2. Hidroponik, dengan ragamnya : NFT (Nutrient Film Technique), DFT (Deep
Flow Technique), Wick (Rendam), aquaponik, aeroponik, microgreen
3. Pembiakan tanaman dengan teknik kultur jaringan tanaman, misalnya teknik
kultur jaringan organogenesis, teknik kultur tunas, teknik somatic embryogenesis
LINGKUP PRODUKSI TANAMAN/PERTANIAN
MODERN, DIANTARANYA :
4. Pemanfaatan bioteknologi dalam pertanian, misalnya perakitan varietas
semangka tanpa biji, perakitan varietas golden rice, perakitan varietas
kedelai transgenik
5. Pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan : pertanian organik,
permakultur, pertanian perkotaan (urban farming), pertanian pintar
(smart farming), pertanian presisi.
PERTANIAN PINTAR
(SMART FARMING)
PENGERTIAN SMART FARMING

• Smart Farming adalah….


CIRI-CIRI PERTANIAN SMART FARMING

1. ….
2. ….
3. ….
4. ….
5. ….
PERTANIAN
PERKOTAAN (URBAN
FARMING)
PENGERTIAN URBAN FARMING

• Urban Farming merupakan suatu kegiatan yang


memanfaatkan baik lahan maupun ruang untuk
memproduksi hasil pertanian di wilayah perkotaan untuk
kebutuhan pangan secara mandiri. Jadi titik beratnya adalah
pemanfaatan lahan sempit sekitar rumah untuk
memproduksi bahan pangan secara mandiri.
KONSEP DASAR DARI URBAN
AGRICULTURE/URBAN FARMING :

1. Jauh dari lahan produksi Lokasi perkotaan yang jauh dari lahan produksi,
menjadi alasan yang relevan untuk mengaplikasikan urban agriculture.
2. Keterbatasan lahan dan ruang, cahaya dan air. Keterbatasan lahan bukan
menjadi pembatas untuk mengoptimalkan pemanfaatannya sebagai lahan
produktif.
3. Kesibukan masyarakat bekerja, dan tidak cukup waktu berkebun.
Masyarakat perkotaan selalu sibuk dengan rutinitas yang padat, seringkali
menimbulkan stress. Urban agriculture menjadi pilihan aktivitas relaksasi yang
murah dan produktif
KONSEP DASAR DARI URBAN
AGRICULTURE/URBAN FARMING :
4. Pengangguran. Urban agriculture merupakan aktifitas produktif sebagai salah satu kegiatan
yang solutif untuk mengatasi pengangguran perkotaan. Apalagi jika dilakukan secara kontinyu
dan berorientasi bisnis, akan sangat menguntungkan pelaksananya.
5. Keanekaragaman hayati rendah . Vegetasi di perkotaan semakin sempit dan terbatas,
sehingga keanekaragaman hayati rendah. Urban agriculture dapat menambah keanekaragaman
hayati di perkotaan dan menjadi sumber oksigen tambahan, serta mengurangi polusi udara.
6. Produksi sampah tinggi (bahan organik). Kepadatan penduduk kota berbanding lurus
dengan produksi sampah yang tinggi, terutama sampah rumah tangga. Baik sampah organik,
maupun sampah non organic.
LINGKUP URBAN FARMING, YAITU :
1. Budidaya tanaman berbasis tanah Merupakan budidaya tanaman yang menggunakan media tanam tanah
yang ditambahkan bahan organik. Misalnya : tanaman buah dalam pot atau dikenal dengan tabulampot,
tanaman sayur dalam kemasan bekas, dan lainnya
2. Hidroponik Hidroponik merupakan salah satu teknik budidaya tanaman secara modern, karena
menggunakan media tanam selain tanah. Media tanam yang digunakan berupa air dan substrat. Substrat
sebagai media tanam dapat berupa bahan organik dan non organik. Substrat bahan organik, diantaranya
hydrogel, arang sekam, coopeat atau pecahan arang kayu. Sementara yang non organik, diantaranya
rockwool, hidroton, styrofoam, busa (foam). Teknik hidroponik NFT (Nutrient Film Technique), DFT (Deep
Flow Technique), aquaponik, aeroponik. Gambar 3.8 Sistem Hidroponik Deep Flow Technique (DFT)
Sumber : guyubtani.blogspot.com
3. Ternak . Ternak merupakan lingkup besar dari pertanian, yang memproduksi
bahan pangan sumber protein hewani. Aktivitas ternak yang mudah dilakukan di
lahan sempit adalah budidaya ikan dan unggas. Misalnya budidaya ikan dalam
ember (budikdamber).
4. Budidaya jamur. Memproduksi jamur konsumsi di lahan sempit menjadi
keniscayaan pada saat ini. Mengapa? Karena kemudahan untuk mendapatkan
baglog jamur tanpa harus memproduksi sendiri, sudah banyak ditemui.
Pembudidya tinggal menyiapkan tempat produksi jamurnya saja, tentu tetap
memperhatikan syarat tumbuh jamur agar berproduksi maksimal. Selain tempat
yang bersih untuk penataan baglog, suhu, kelembaban, sirkulasi uadara yang baik
dan pencahayaan harus diperhatikan dengan benar.
5.Pengelolaan limbah rumah tangga Limbah rumah tangga menjadi
masalah besar di perkotaan. Mengatasi limbah rumah tangga diawali
dari kesadaran masyarakat perkotaan akan hidup sehat dan
keberlanjutan kehidupan bumi. Untuk itu salah satu lingkup urban
farming adalah pengelolaan limbah rumah tangga. Misal memisahkan
sampah rumah tangga antara yang organik dan basah, kertas, 79 kaca,
plastik agar masing-masing dapat diolah. Sampah organik dapat dibuat
kompos.

You might also like