You are on page 1of 13

Diabetes Mellitus

Pada Lansia
By :
dr. Cut Mila Sari
Menurut American Diabetes
Association, diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
atau kedua-duanya
Etiologi Beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada
lansia (Jeffrey) :

1.Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan


sekresi insulin.
2. Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya
massa otot dan perubahan vaskuler.
3. Obesitas, banyak makan.
4. Aktivitas fisik yang kurang
5. Penggunaan obat yang bermacam-macam.
6. Keturunan
7. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress
Klasifikasi & Karakteristik
Diabetes Melitus
Diabetes melitus tipe I:
Destruksi sel beta, umumnya
menjurus ke defisiensi insulin
absolut baik melalui proses
imunologik maupun idiopatik.
Pasien diabetes tipe ini mewarisi
kerentanan genetik yang
merupakan predisposisi untuk
kerusakan autoimun sel beta
pankreas. Respon autoimun
dipacu oleh aktivitas limfosit,
antibodi terhadap sel pulau
langerhans dan terhadap insulin
itu sendiri.
 Diabetes melitus tipe II:
Bervariasi mulai yang
predominan resistensi
insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang
predominan gangguan
sekresi insulin bersama
resistensi insulin. Jumlah
insulin normal, tetapi
jumlah reseptor insulin yang
terdapat pada permukaan sel
yang kurang sehingga
glukosa yang masuk ke
dalam sel sedikit dan
glukosa dalam darah
menjadi meningkat.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis Diabetes
Melitus Pada Lansia
Pada DM lansia terdapat perubahan
patofisiologi akibat proses menua,
sehingga gambaran klinisnya bervariasi
dari kasus tanpa gejala sampai kasus
dengan komplikasi yang luas. Keluhan
yang sering muncul adalah adanya
gangguan penglihatan karena katarak,
rasa kesemutan pada tungkai serta
kelemahan otot (neuropati perifer) dan
luka pada tungkai yang sukar sembuh
dengan pengobatan lazim.
 DM TIPE II
1. Sukar terjadi ketoasidosis
2. Pengobatan tidak harus dengan
insulin
3. Onset lambat
4. Gemuk atau tidak gemuk
5. Biasanya terjadi pada umur > 45
tahun
6. 30%nya ada riwayat diabetes pada
keluarga
 DM TIPE I 7. ± 100% kembar identik terkena
1. Mudah terjadi ketoasidosis
2. Pengobatan harus dengan insulin
3. Onset akut
4. Biasanya kurus
5. Biasanya terjadi pada umur yang
masih muda
6. 10%nya ada riwayat diabetes pada
keluarga
7. 30-50 % kembar identik terkena
Tes Diagnostik

 Adanya glukosa dalam urine.


Dapat diperiksa dengan cara
benedict (reduksi) yang tidak khas
untuk glukosa, karena dapat positif
pada diabetes.
 Diagnostik lebih pasti adalah
dengan memeriksa kadar glukosa
dalam darah dengan cara
Hegedroton Jensen (reduksi).
Lanjutan . . . .
 Gula darah puasa tinggi <
140 mg/dl.
 Test toleransi glukosa
(TTG) 2 jam pertama < 200
mg/dl.
 Osmolitas serum 300 m
osm/kg.
 Urine = glukosa positif,
keton positif, aseton positif
atau negative (Bare &
suzanne, 2002)
Penatalaksanaan Medik

Penataan Makan
Latihan Jasmani

Obat Hipoglikemik

You might also like