You are on page 1of 7

Pencegahan NAFLD

1. Mempertahankan berat badan ideal sesuai perhitungan indeks massa tubuh.

2. Gaya hidup yang sehat seperti diet dan olahraga yang teratur.

3. Konsumsi makanan dan minuman bernutrisi seperti mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak
serat dan hidrasi yang cukup.

4. Berolahraga secara teratur, olahraga dapat membakar lemak dalam tubuh.

5. Menghindari merokok.

6. Menjaga kebersihan lingkungan.

7. Melakukan deteksi dini dengan cara pemeriksaan fungsi hati ke dokter spesialis hati.
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mencegah NAFLD dilakukan dengan
cara:

1. Kampanye kesehatan: digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko NAFLD dan
cara mencegahnya, dapat melalui media sosisal atau brosur.

2. Edukasi pada sekolah dan tempat kerja mengenai pentingnya gaya hidup sehat seperti pola makan seimbang
dan olahraga yang teratur.

3. Promosi aktivitas fisik yang dapat dilakukan melalui program-program olahraga yang diadakan di
komunitas, hal ini dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah NAFLD.

4. Promosi pola makan sehat di komunitas.


Intervensi Gizi Untuk NAFLD

• Prinsip Gizi:

- Rendah kalori

- Tinggi serat

- Tinggi MUFA dan PUFA


Rekomendasi diet pada pasien NAFLD:

 Energi: 25-30 kkal/kg IBW/hari atau pengurangan 600-800 kkal/hari.

 Karbohidrat (KH): 40-50%.

- Hindari KH kompleks seperti gula, kue kering, permen dan kerupuk.

- Pilih KH yang mempunyai Indeks Glikemik rendah (dibawah 55) seperti: beras merah, oat, roti gandum, buah, dan sayuran.

 Protein: 10-20% dari total kalori, jika fungsi ginjal baik dapat diberikan 1-1,5 g/kg BBI/hari.

- Contoh pemilihan sumber proteinnya adalah: putih telur, ikan, ayam tanpa kulit, tahu, tempe,dll.

 Lemak: <30%; SFA <7%, kolesterol <200 mg/hari.

- Pilih lemak tidak jenuh tunggal seperti: minyak zaitun

- Hindari mentega, krim dan keju.

 Tingkatkan konsumsi buah dan sayur. Konsumsi serat 20-39 gram/hari


Rekomendasi diet:
 Diusahakan jangan konsumsi makanan yang digoreng dalam jumlah minyak yang banyak (deep frying)dan dalam
waktu lama dan berkali-kali.

 Lebih baik pilih makanan yang dikukus atau dipepes.

 Hindari makanan siap saji, makanan yang mengandung banyak tepung.

 Makan terakhir harus dikomsumsi paling lambat 3 jam sebelum tidur.

 Makanan harus dikonsumsi dengan pelan.

 Penting untuk mengakhiri waktu makan ketika pasien tidak ada merasakan kenyang, sinyal kenyang biasanya
dirasakan 15 menit setelah konsumsi makanan.

• (Kargulewicz, et al, 2014)


Daftar Pustaka
• Chalasani N, Younossi Z, Laivine JE, Diehl AM, Brunt EM, Cusi K et al. The Diagnosis and Management of Non-Alcoholic Fatty Liver
Disease: Practice Guideline by the American Association for the Study of Liver Disease, American College of Gastroenterology, and the
American Gastroenterolgical Association. Official Journal of the American Association for the Study of Liver Disease. 2012;55(6):1-19.

• Dhiya, S. S., I. N. Ramadhan, M. T. Qurrohman, N. Dewi, dan A. Ariyanti, A. 2023. Pencegahan kerusakan hati dan penyakit alzheimer
akibat konsumsi alkohol terselubung dengan pola hidup sehat. Jurnal Peduli Masyarakat. 5(2): 409-416.

• Gunawan, S., A. Sarjuwita, V. C. A. Rajagukguk, dan Y. Firmansyah. 2023. Kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka peningkatan
pemahaman masyarakat tentang penyakit perlemakan hati dan deteksi dini penyakit liver. Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan. 3(2): 50-
59.

• Hasse, JM & Matarese, LE. MNT for Liver, Billiary System, and Exocrine Pancreas Disorders. In Mahan, LK and Escott Stump, S.
2008. Krause’s Food & Nutrtion Therapy, 12e. Canada: Saunders Elsevier.

• Zelber-sagi S, Ratziu V, Oren R. Nutrition and physical activity in NAFLD. An overview of the epidemiological evidence World
Gastroenterol. 2011 Agustus 7; 17 (29):3377-3389

•  

You might also like