You are on page 1of 83

Asuhan Keperawatan

Ibu Post Partum

By:
Ns. Rini Rachmawaty, S.Kep.

rini rachmawaty/2005 1
A. Dasar-dasar Keperawatan Ibu
setelah melahirkan
 Masa post partum  masa sejak
melahirkan sampai pulihnya alat-alat
reproduksi & anggota tubuh lainnya yg
berlangsung sampai sekitar 40 hari (KBBI,
1990).
 Post partum  tampak masa antiklimaks
dibanding masa prenatal dan persalinan.

rini rachmawaty/2005 2
 Terjadi perubahan fisiologis & psikologis
yg sangat kompleks
 Bila adaptasi normal tdk tercapai  tdk
hanya mengganggu Ibu ttp dpt juga
mempengaruhi kesehatan bayi & proses
keluarga
 Peran perawat  membantu Ibu
beradaptasi baik fisiologis maupun
psikologis sampai kondisi yg optimal
tercapai

rini rachmawaty/2005 3
Adaptasi Fisiologis pada Masa
Post Partum

 Satu jam – bbrp hari stlh persalinan 


mengalami perub dramatis, meliputi
seluruh sistem tubuh.
 Rasa tidak nyaman yg bersifat relatif

rini rachmawaty/2005 4
B. Perubahan-perubahan yang

terjadi pada Ibu setelah


Melahirkan
 Dalam satu jam - beberapa hari stlh persalinan 
Ibu mengalami perub yg dramatis meliputi
seluruh sistem tubuh
 Banyak Ibu post partum mengalami rasa tdk
nyaman  disebabkan oleh perub fisik yg yg dpt
mengganggu istirahat
 Perubahan hrs dimonitor perawat
 Penyimpangan dr perub fisiologis  komplikasi
sep perdarahan/infeksi
rini rachmawaty/2005 5
Post partum dibagi mjd 3 fase:
 Immediate post partum
 Berlangsung dlm 24 jam pertama
 Early post partum
Berlangsung sampai minggu pertama
 Late post partum
Berlangsung sampai masa post partum berakhir
Pembagian didasari pd karakteristik yg bervariasi
Perubahan sangat besar & sangat berisiko 
masa immediate & early postpartum

rini rachmawaty/2005 6
Adaptasi Fisiologis Post
Partum meliputi:
Tanda-tanda Vital
Suhu oral dlm 24 jam pertama meningkat < 38 Celcius
 akibat dehidrasi, peregangan muskuler & perub
hormonal
Jika stlh 24 jam tdpt peningkatan suhu tubuh > 38
Celcius selama 2 hari berturut-turut dlm 10 hari
postpartum  curiga adanya sepsis puerpurial, ISK
endometritis, mastitis, atau infeksi lainnya.
Pembengkakan payudara pd hari ke 2-3 & tdk
menimbulkan peningkatan suhu tubuh  bila
meningkat tdk > 24 jam (milk fever)

rini rachmawaty/2005 7
Adaptasi Fisiologis Post Partum
meliputi:
Adaptasi Sistem Kardiovaskuler
TD stabil
Penurunan TD sistolik > 20mmHg pd saat perub
posisi dr tidur ke duduk  hipotensi ortostatik (mrp
kompensasi kardivaskuler thd penurunan resistensi
vaskuler di daerah panggul).
Kenaikan TD sistolik 30mmHg atau diastolik
155mmHg & bila disertai sakit kepala atau ggn
penglihatan  pre eklampsi post partum
Segera setelah persalinan  Ibu menggigil krn
instabilitas vasomotor (tdk bermakna bila tdk disertai
demam)

rini rachmawaty/2005 8
Adaptasi Sistem Kardiovaskuler

Beri minuman hangat & selimut  utk


meningkatkan kenyamanan
Diaforesis (pengeluaran keringat scr
berlebihan terut pd malam hari)  akibat
pengeluaran sisa cairan & pembakaran dlm
tubuh  bila tdk disertai demam maka tdk
bermakna scr klinis.

rini rachmawaty/2005 9
Adaptasi Sistem Urinaria
Selama proses persalinan Vesica Urinaria mengalami
trauma  edema & menurunnya sensitifitas thd tek
cairan tekanan yg berlebihan & pengosongan VU yg
tdk tuntas.
Biasanya Ibu mengalami kesulitan BAK sampai 2 hari
Diuresis  mulai 24 jam pertama por partum  shg tjd
penurunan BB < 2,5 kg pd masa early post partum.
Hematuri pd masa early post partum  adanya trauma pd
VU pd waktu persalinan, bila berlanjut ISK
Acetonuria & proteinuria ringan jg timbul pada early post
partum  adanya dehidrasi setelah partus lama 
menunjukan proses katabolisme yg mrp bagian dr proses
involusio uteri.
Fs ginjal kembali normal  bulan pertama post partum.
rini rachmawaty/2005 10
Adaptasi Sistem Endokrin
Mengalami perub pd kala IV persalinan
Tjd penurunan yg cepat dr estrogen, progesteron,
& prolaktin.
Kadar prolaktin pd Ibu tdk menyusui  berada
dlm batas normal sampai bbrp hari postpartum.
Pd Ibu menyusui  kadar prolaktin meningkat
sbg respon thd rangsangan dr isapan bayi.
Estrogen pd ibu tdk menyusui  meningkat scr
bertahap, ditemukan fase folikuler dlm 3 mgg
stlh melahirkan.

rini rachmawaty/2005 11
Adaptasi Sistem Endokrin
Menstruasi  tjd pd 12 mgg post partum & ibu
menyusui tjd pd mgg ke 36.
Siklus menstruasi yg pertama tdk tjd ovulasi
(anovulasi)
Menyusui dpt memperlambat siklus menstruasi
namun bukan metode kontrasepsi yg tepat
Payudara telah dipersiapkan utk laktasi 
pengaruh dari estrogen & progesteron
Colustrum  ada sejak kehamilan trimester III,
berlanjut sampai minggu pertama post partum
Colostrum  cair, kuning tdd protein, lemak dan
antibodi.

rini rachmawaty/2005 12
Adaptasi Sistem Endokrin
Produksi ASI mulai hari ketiga postpartum.
Pembesaran payudara tjd krn peningkatan sistem
vaskuler & limfatik yg mengelilingi payudara.
Payudara menjadi besar, kenyal, kencang & nyeri
jika disentuh.
Reflek let down (keluarnya ASI ke dlm duktus
laktiferus) disebabkan o/ kontraksi sel-sel
mioepitel & tgtg banyaknya sekresi oksitosin yg
distimulasi o/ isapan bayi.
Jika laktasi mulai  ibu mengalami
pembengkakan payudara krn distensi lobus &
peningkatan produksi ASI  berlangsung sampai
laktasi berlangsung baik & menetap.
rini rachmawaty/2005 13
Adaptasi Sistem Gastrointestinal

Pengembalian fungsi defekasi scr normal tjd


lambat pd minggu pertama postpartum
Penyebab:
Penurunan motilitas usus
Kehilangan cairan & ketidaknyamanan perineal
Tindakan klisma pd kala I & penurunan otot abdomen
Fungsi defekasi kembali normal pd akhir mgg I
 sesuai dgn pulihnya selera makan ibu,
peningkatan cairan & makanan berserat, serta
berkurangnya ketidaknyamanan perineal.
rini rachmawaty/2005 14
Adaptasi Sistem Muskuloskeletal
 Otot abdomen terus menerus menegang selama masa
kehamilan  berkurangnya tonus otot yg yg tampak pd
masa post partum.
 Dinding perut sering terasa lembek, kendor dan lemah.
 Selama kehamilan otot-otot abdomen terpisah 
diastasis recti abdominis.
 Jika tjd pemisahan  uterus & kandung kemih mudah
dipalpasi mll ddg abdomen bila ibu terlentang.
 Terjadi peregangan & penekanan otot akibat proses
persalinan.
 Penurunan aktifitas & peningkatan protrombin 
tromboflebitis
 Edema berkurang pd mgg I
 Senam nifas  membantu pengembalian otot-otot &
penyembuhan alamiah
rini rachmawaty/2005 15
Adaptasi Organ Reproduksi

 Setelah plasenta lahir fundus uteri dpt


dipalpasi di daerah pusat
 Kontraksi uterus pd masa immediate kira-
kira sebesar buah anggur.

rini rachmawaty/2005 16
Adaptasi Organ Reproduksi
Waktu sejak Posisi fundus uteri Berat Lochea
melahirkan Uterus
1-2 jam Pertengahan, antara 1000 g Rubra
pusat-simfisis

12 jam 1 cm bawah pusat Rubra

3 hari 3 cm bawah pusat Serosa


(terus menurun 1
cm/hari)
9 hari Tidak teraba 500 g Alba
5-6 minggu Tdk teraba, sdkt lbh Tidak
besar drpd multipara Ada
rini rachmawaty/2005 17
Involusi Uterus
 Dalam 12 jam setelah melahirkan  fundus
uterus teraba 1 cm di bawah pusat
 Pada primipara tonus uterus tinggi & jelas
 Pada multipara  kontraksi uterus scr periodik &
relaksasi, sering menyebabkan after pain
menimbulkan ketidaknyamanan selama 2-3 hari
& sebanding dgn isapan bayi.
 Dlm 2-3 mgg postpartum kelenjar
endometrium & stroma dr jar konektif
interglandular sudah melakukan proliferasi,
endometrium scr keseluruhan pulih, kec pd
daerah bekas plasenta.
rini rachmawaty/2005 18
Lochia
 Setelah melahirkan uterus membersihkan diri dari debris
dgn pengeluaran pervaginam  Lochia
 Jenis-jenis lochia adlh:
Lochia Rubra yaitu pengeluaran pervaginam pd 3 hari pertama
postpartum berupa darah & sedikit bekuan.
Lochia Serosa berwarna lebih terang, spt pink atau kecoklatan,
pengeluaran sampai hari ke-9.
Lochia Alba yaitu pengeluaran mulai hari kesepuluh warna
kuning, keputihan, mengandung banyak sel lekosit & sel-sel
debris.
 Bau lochia  sedikit amis & segar sep darah menstruasi
 Bau busuk  ada infeksi & membutuhkan pengkajian
lebih lanjut
 Pengeluaran pervaginam stlh 2-3 mgg  kemungkinan
endometritis.
rini rachmawaty/2005 19
Karakteristik Lochia
Lochi Batas Pengeluaran Pengeluaran tdk
a waktu normal normal
sejak
melahirka
n
Rubra Hari 1-3 Darah dgn bekuan, Byk bekuan, bau busuk,
bau amis, meningkat pembalut penuh darah
dgn bergerak,
meneteki &
peregangan
Serosa Hari 4-9 Pink atau coklat dgn Bau busuk, pembalut penuh
konsistensi, darah
serosanguineus, bau
amis.
Alba Hari 10 Kuning-putih, bau Bau busuk, pembalut penuh
amis drh, lochea serosa menetap,
kembali ke pengeluaran
pink atau merah,
rini rachmawaty/2005 pengeluaran lebih dari 2-20
3mgg.
Involusio tempat menempelnya plasenta
Diameter tempat menempelnya plasenta + 8-9 cm
Perdarahan dpt berhenti dgn kompresi pembuluh
darah o/ kontraksi serat otot uterus  pembuluh
darah membeku & digantikan oleh pembuluh
darah yg lebih kecil
Tempat tsb pulih o/ eksfoliasi  tumbuh jar
endometrium baru yg dimulai dr pinggir &
proliferasi kel endometrium pada lap basal.
Jaringan menjadi nekrosis dan terlepas, biasanya
sekitar 6 mgg postpartum  tdk menimbulkan
luka parut pd endomet shg tdk menghambat
implantasi berikutnya.
Subinvolusio tempat plasenta  akibat lochia
persisten & perdarahan pervaginam tanpa nyeri
rini rachmawaty/2005 21
Perubahan pada vagina
Dinding vagina tampak edema &
memerah, serta sedikit daerah lecet.
Rugae tdk ada  Rugae akan kembali dlm
3 mgg
Hymen tampak tersisa pd bbrp tempat
Mukosa vaginal atrofi sampai siklus
menstruasi tjd kembali
Labia mayora & minora sedikit teregang &
kurang licin
rini rachmawaty/2005 22
Perubahan pada Perineum
Tindakan episiotomi pd Kala II persalinan
dilakukan utk mencegah peregangan yg
berlebihan pada perineum & kelemahan
otot perineum  mrp faktor predisposisi
ibu mengalami sistokel & rektokel
Ketidaknyaman  tjd bergantung pd jenis
& besarnya luka, penekanan daerah
perineum & keefektifan penanganan.
Latihan ringan  memperlancar
penyembuhan di daerah perineum.
rini rachmawaty/2005 23
Aspek Psikososial pada Postpartum
Menjadi ortu mrp situasi krisis & mrp
masa transisi
Perawat hrs memperhatikan fase pd masa
transisi dan situasi tersebut dlm mengelola
ibu postpartum
Ikatan kasih & keterikatan (Bonding &
Attachment) ibu-ayah-bayi dimulai pada
kala IV perawat sbg fasilitator yg
mempermudah pelaksanaannya.

rini rachmawaty/2005 24
Transisi menjadi Orang tua
menurut Rossi (1968) & Reeder dkk
(1997) membagi dlm berbagai fase, yaitu:

Fase Ancipatory
Pembagian tugas dlm keluarga terutama saat bayi
tiba di rumah.
Perawat hrs catat apakah ada negoisasi atau
fleksibilitas diantara pasangan dlmpembagian
tugas.
Pasangan mengalami perasaan yg mendalam,
berbagai tantangan & tanggung jawab.
Perawat memberikan informasi yg akurat,
memadai dan umpan balik kpd mereka.
rini rachmawaty/2005 25
Fase Honeymoon

Terjadi kasih sayang antara ortu dan bayi


yg diperoleh mll kontak yg lama & intim.
Fokus ortu lebih banyak pd pengembangan
hub baru dgn bayi.

rini rachmawaty/2005 26
Fase Plateau &
Disengagement
Fase Plateau  Berlangsung singkat &
sulit diamati
Pd fase ini ortu dpt menilai apakahmereka
mampu atau tdk menjalankan peran sbg
ortu
Fse Disengagement  fase terakhir dlm
proses menjadi ortu, dmn ortu menerima
peran sbg ortu.
rini rachmawaty/2005 27
Fase Adaptasi Maternal dlm Masa
Postpartum menurut Rubin (1963)
berdasarkan perilaku adlh sbb:

Fase Taking In

 Ibu berperilaku tergantung pd orang lain


 Perhatian ibu berfokus pd diri sendiri, pasif,
tergantung, terkenang dgn pengalamannya saat
persalinan, membutuhkan byk makanan &
istirahat
 Belum ingin kontak atau merawat bayinya
 Berlangsung sekitar 1-2 hari.
rini rachmawaty/2005 28
Fase Taking Hold

 Masa antara perilaku tergantung & mandiri


 Fokus perhatian lebih luas tmsk pd bayinya
 Mandiri & berinisiatif dlm perawatan dirinya
 Banyak bertanya berbagai hal ttg perawatan
diri & bayinya
 Timbul rasa kurang percaya diri, shg mudah
mengatakan “tidak mampu”
 Fase yg paling tepat utk diberikan penkes pd ibu
nifas  berlangsung kurang lebih 10 hari.

rini rachmawaty/2005 29
Fase Letting Go

 Memperoleh peran & tanggung jawab


baru.
 Kemandirian dlm perawatan diri &
bayinya semakin meningkat
 Menyadari bahwa dirinya terpisah dari
bayinya
 Penyesuaian hubungan klg dlm menerima
kehadiran bayinya.

rini rachmawaty/2005 30
Faktor-faktor yg mempengaruhi adaptasi
Ibu adalah:
 Kadang mengalami kekecewaan, mudah
tersinggung, sedih shg nafsu makan menurun &
sulit tidur  Postpartum Blues
 Berkaitan dgn perubahan hormonal & peran selama
fase transisi
 Faktor pencetus Postpartum Blues adalah rasa tdk
nyaman, kelelahan & kehabisan tenaga.
 Menangis  salah satu cara melepaskan diri dr
situasi yg menekan  Bila berlanjut depresi
postpartum
 Perlu perawat utk memahami permasalahan &
bantuan yg dibutuhkan.
rini rachmawaty/2005 31
Adaptasi Ayah:
 Ayah tampak antusias & bersemangat
 Ayah berusaha berbicara dgn bayinya,
menyentuh, & menggendong bayi lebih
sering dari Ibu, ttp kurang byk
memberikan senyum kpd bayi
 Ayah yg dari awal kontak dgn bayi
biasanya turut serta dlm perawatan
bayinya.

rini rachmawaty/2005 32
Faktor-faktor yg mempengaruhi
adaptasi ortu thd kelahiran bayi
Usia Ibu
Mempengaruhi kemampuan ibu &
kesiapannya menerima peran sbg ibu
Kelahiran yg tak terencana & terjadi pd usia remaja
akan membuat ibu tergantung pd orla.
Ibu berusia 30 thn atau lebih akan merencanakan
kehamilannya & scr matang dpt berperan sbg ortu.
Aspirasi Personal
Wanita karir yg hamil mgkn akan gagal
mengantisipasi kebutuhannya sbg ortu, diantaranya
kegagalan mencurahkan waktu utk anak.
Faktor lain
Mis dukungan sosial, status ekonomi, kesehatan fisik
rini rachmawaty/2005 33
& mental
Adaptasi anggota keluarga lain
meliputi sibling & nenek/kakek
 Sibling hrs mengetahui peran baru saat adiknya
lahir  cemburu adalah reaksi normal
 Biasanya menunjukan perilaku yg kekanak-
kanakan, permusuhan dan agresifitas thd adiknya
 Pada tahap awal sibling terutama melihat
kepala & wajah si adik & emneyntuh si adik
 Pada nenek/kakek kehadiran cucu (terut pd anak
pertama) membawa peran baru bg mereka 
mengarahkan sibling utk dekat kpd adik

rini rachmawaty/2005 34
MANAJEMEN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Merujuk pd catatan riw keperawatan pd
masa prenatal & intrapartal.
 Melakukan pemeriksaan fisik &
pengkajian psikososial thd ibu, ayah &
anggota keluarga
 Perawat mendeteksi adanya penyimpangan
dr kondisi yg normal

rini rachmawaty/2005 35
 Dari masa prenatal  kaji masalah kesehatan
selama kehamilan yg pernah timbul, sep: anemia,
hipertensi dlm kehamilan & diabetes.
 Kaji proses persalinan  lama & jenis
persalinan, kondisi selaput & cairan ketuban,
respon bayi thd persalinan, obat-obatan yg
digunakan, respon klg khususnya ayah pd
persalinan & kelahiran.
 Dilakukan segera pd masa immediate
postpartum, sep: observasi tanda vital,
keseimbangan cairan, pencegahan kehilangan
darah yg abnormal & eliminai urin.

rini rachmawaty/2005 36
Pengkajian Fisiologik meliputi:
 Tanda-tanda vital
harus dimonitor scr teratur pd masa
early postpartum, terutama pengkajian
thd adaptasi kardiovaskuler & tanda-
tanda infeksi
Diukur setiap 4 jam selama 24 jam
pertama & selanjutnya setiap 8 jam.

rini rachmawaty/2005 37
Tonus, posisi dan tinggi fundus
uterus
 Involusio uterus akan teraba bulat & keras, bila
terasa lembek  resiko perdarahan
 Posisi uterus yg tdk digaris tengah  distensi
kandung kemih
 Berpindahnya uterus krn kandung kemih penuh,
menjadi predisposisi atonia uterus & perdarahan
postpartum
 Pd saat palpasi  catat adanya diastasis rectus
abdominis (panjang & lebar)
 Dikaji tiap 4 jam selama 24 jam postpartum
rini rachmawaty/2005 38
Jenis & Jumlah Lochea
 Kaji jumlah, warna, bau & adanya bekuan darah
 Tanyakan pd ibu berapa kali ganti pembalut & tkt
saturasinya
 Aliran lochia sifatnya banyak, sedang & ringan
 Jika mengganti pembalut tiap 2 jam  berarti
banyak
 Jika sep menstruasi  berarti ringan
 Jika kurang  berarti sedikit
 Jika banyak  Perlu pengkajian lebih lengkap
rini rachmawaty/2005 39
Perubahan Payudara
 Perhatikan putting payudara apakah ada
lecet atau luka, menonjol atau tidak.

Kondisi Perineum & Rektum


• Kaji tiap 4 jam selama 24 jam pertama
selanjutnya setiap hari.
• Posisi ibu  miring dgn posisi kaki
ditekuk
• Bila dilakukan episiotomi  kaji REEDA

rini rachmawaty/2005 40
Kondisi Perineum & Rektum
 Jika tdk ada episiotomi  kaji edema &
bruising
 Tanyakan tkt ketidaknyamanan ibu
 Adanya bruising, edema & nyeri 
hepatoma
 Pada rektum kaji hemoroid  kapan
timbul & apakah menimbulkan ggn thd
pola BAB.

rini rachmawaty/2005 41
Fungsi Kandung Kemih

 Kaji adanya kesulitan BAK &


pengosongan KK yg tdk tuntas
 Motivasi ibu utk BAK setiap 3 atau 4 jam
 Kaji adanya rasa sep terbakar bila BAK 
tanda ISK

rini rachmawaty/2005 42
Fungsi Gastrointestinal
 Kaji bising usus & adanya mual muntah
apakah sudah flatus atau BAB
 Dikaji dua kali sehari sampai kondisi
kembali normal
 Diet ibu postpartum tinggi protein dgn
pemasukan cairan sekitar 3000 cc per hari
utk membantu proses penyembuhan &
mencegah konstipasi
rini rachmawaty/2005 43
Ekstremitas Bawah

 Kaji sensasinya, peregangan, edema &


tanda-tanda tromboembolisme pd masa
immediate postpartum
 Laporkan tim kesehatan, bila:
– Kemerahan, rasa hangat & nyeri
– Perasaan berat pd ekstremitas
– Tanda homan positif

rini rachmawaty/2005 44
Kenyamanan & Istirahat

 Kaji pola & jumlah jam tidur  apa yg dpt


dilakukan utk membantu ibu meningkatkan
istirahat selama di RS.
 Kaji rasa tidak nyaman yg timbul

rini rachmawaty/2005 45
Aspek Psikologis

 Kaji respon ibu thd persalinan, persepsi ibu


thd respon klg & status psikologi
 Kaji status psikologi ayah
 Kemampuan ortu dlm perawatan anak
 Respon kelg thd bayi
 Dukungan & bantuan kelg setelah pulang

rini rachmawaty/2005 46
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadi kekurangan cairan bd kehilangan
darah, pengeluaran yg berlebihan mll keringat,
diuresis
2. Perub pola eliminasi urin bd ketidaknyamanan
perineum, trauma sal kemih
3. Perub eliminasi BAB: konstipasi bd kurangnya
mobilisasi, diet yg tdk seimbang, trauma
persalinan
4. Gangguan rasa nyaman: nyeri bd peregangan
perineum, luka episiotomi, involusi uteri,
hemoroid, pembengkakan payudara.
rini rachmawaty/2005 47
Diagnosa Keperawatan
5. Resiko infeksi bd trauma jalan lahir
6. HDR bd belum pengalaman dlm persalinan &
merawat bayi
7. Resiko perubahan parenting bd kurangnya
pengetahuan ttg cara merawat bayi
8. Proses laktasi yg tdk efektif bd kurang
pengetahuan ttg perawatan payudara, cara
menyusui
9. Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi bd
kurangnya informasi mengenai alat-alat
kontrasepsi, manfaat, cara kerja &
kemungkinanefek sampingnya.
rini rachmawaty/2005 48
Perawat harus memonitor
komplikasi sep:
 Perdarahan postpartum
 Gangguan mood
 Infeksi postpartum

Dan komplikasi lain yg membutuhkan


kolaborasi dgn tim kes lainnya.

rini rachmawaty/2005 49
Perencanaan & Implementasi

 Dibuat berdasarkan:
– Kondisi ibu & bayi
– Antisipasi lamanya perawatan (hospitalisasi)
ibu & bayi
– Kemungkinan ayah terlibat dalam perawatan
& pendidikan kesehatan

rini rachmawaty/2005 50
Tujuan Perawatan Postpartum
1. Bebas dari infeksi
2. Menunjukan fungsi eliminasi (BAB & BAK)
yg normal
3. Mendapat istirahat yg cukup
4. Ungkapan verbal ttg kenyamanannya yg
terpenuhi, bebas dr injuri
5. Menunjukan involusi yg normal & perubahan
pengeluaran lochea tanpa perdarahan
6. Dpt mengungkapkan perasaan ttg pengalaman
persalinannya
7. Mampu menyusui dgn benar
8. Menunjukan kemampuandlm merawat bayi &
dirinya sendiri
rini rachmawaty/2005 51
Implementasi meliputi:
1. Monitor TTV & pemeriksaan fisik dr kepala hingga ke
kaki
2. Monitor & meningkatkan tonus uterus scr optimal 
lakukan masase & kolaborasi (bila diperlukan)
3. Monitor pengeluaran lochea
4. Monitor ekstremitas dr tromboplebitis. Cegah
tromboplebitis dgn mengajarkan klien tidak
menyilangkan kaki bila berbaring atau duduk. Bila
mengeluh kram atau pegal pd kaki, rendam air hangat
& penggunaan minyak kayu putih boleh dianjurkan.
Ajarkan senam nifas scr teratur utk membantu
pemulihan

rini rachmawaty/2005 52
Implementasi meliputi:
5. Meningkatkan pemulihan fungsi-fungsi tubuh,
yaitu kandung kemih, gastrointestinal. Jelaskan
klien ttg perlunya BAK scr teratur & jika
mengeluh kesakitan ajarkan utk BAK sambil
menyiram air pada perineum shg air kemih tdk
langsung mengenai luka episiotomi & jika
klien blm mampu utk jongkok, anjurkan posisi
duduk atau berdiri ketika BAK.Anjurkan klien
utk mengamati warna urin, bila urin pekat atau
kemerahan atau jika dirasakan saki ketika
berkemih laporkan. Sedangkan utk
meningkatkan pemulihan fungsi
gastrointestinal berikan diet tinggi serat &
TKTP pd klien, serta banyak minum.

rini rachmawaty/2005 53
6. Meningkatkan istirahat & kenyamanan.
Ajarkan klien utk menyesuaikan pola istirahat
& tidur dgn kehadiran bayinya. Nyeri karena
episiotomi diatasi dgn tehnik relaksasi &
mengompres air dingin pd perineum, rendam
duduk dgn cairan hangat yg mengandung
antiseptik.
7. Memberikan perawatan perineum & rektum.
Ajarkan perawatan perineum yg mudah
dilakukan di rumah & murah.
8. Meningkatkan perawatan payudara. Ajarkan
cara mencegah putting lecet &
mempertahankan produksi ASI. Pemberian ASI
yg benar & efektif akan meningkatkan
kesehatan bayi juga mencegah pembengkakan
payudara & insiden perdarahan postpartum.
rini rachmawaty/2005 54
9. Meningkatkan adaptasi psikologis ibu. Berikan
kesempatan klien utk mengungkapkan perasaan
& pengalaman thd persalinan & peran barunya.
10. Meningkatkan kemampuan sbg ortu. Rawat
gabung mrp cara yg efektif utk meningkatkan
peran klien sbg ibu. Libatkan suami klien dlm
perawatan bayinya.
11. Meningkatkan adaptasi kelg. Berikan
kelonggaran jam berkunjung kpd kleg.
12. Membantu klien memilih alat kontrasepsi yg
sesuai. Beri gambaran yg tepat & lengkap kpd
klien & suaminya ttg manfaat KB & alat-alat
kontrasepsi.

rini rachmawaty/2005 55
Evaluasi
 Mrpk proses yg berlangsung terus
menerus. Bayi, ortu & kelg scr konsisten
dikaji & menjadi indikator penetapan
kesehatan kelg stlh kelahiran bayi.

rini rachmawaty/2005 56
Keterampilan Kep Kritis Post
Partum

 Perawatan Perineum
 Senam Nifas
 Tehnik menyusui

rini rachmawaty/2005 57
Perawatan Perineum
 Pengertian  membersihkan & merawat
area genitalia bag luar stlh melahirkan
 Tujuan:
1. Memberikan rasa nyaman
2. Mengurangi resiko infeksi
3. Menjaga kebersihan vulva & perineum
4. Memperlancar keluarnya lokhea (darah
nifas)

rini rachmawaty/2005 58
Alat-alat yg digunakan
 Softex atau pembalut wanita yg bersih
 Air hangat atau cairan antiseptik (betadine
yg diencerkan, sublimat, detol yg
diencerkan, sabun, dll)
 Tissue atau handuk kecil
 Celana dalam bersih

rini rachmawaty/2005 59
Cara Perawatan Perineum
 Mencuci tangan
 Memindahkan/mengangkat softex yg telah
digunakan dari depan ke belakang
 Perhatikan warna, bau dan banyaknya cairan di
softek, sesuai dgn keadaan normal
 Bersihkan perineum dgn menyiramnya dgn air
hangat/antiseptik di bag atas vulva
 Keringkan area perineum dgn tissue atau handuk
kecil kering dr depan ke belakang (pengusapan
berulang-ulang dihindari utk mencegah
menyebarnya kuman & menjaga kenyamanan)
rini rachmawaty/2005 60
Cara Perawatan Perineum
 Tempatkan softex mulai dr depan ke
belakang (jgn sentuh permukaan softex yg
akan menyentuh ke perineum/genitalia)
kmd pasang celana.
 Cuci tangan kembali dgn menggunakan
sabun

rini rachmawaty/2005 61
SENAM NIFAS
 Pengertian Senam/gerakan yg dilakukan
setelah melahirkan
 Dilakukan segera setelah melahirkan
sampai 7 mgg & dilakukan 2 kali dlm
sehari

rini rachmawaty/2005 62
Tujuan
1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Memperbaiki postur tubuh
3. Memperbaiki tonus otot panggul
4. Memperbaiki regangan otot tungkai
bawah
5. Memperbaiki regangan otot perut
6. Meningkatkan kesadaran utk mlakukan
relaksasi otot-otot panggul.
rini rachmawaty/2005 63
A. Latihan Penguatan Otot Perut
 Tahap 1: Pernafasan perut
Caranya:
1. Tidur terlentang dgn lutut ditekuk
2. Tarik nafas dalam dr hidung, usahakan rongga dada
tetap & rongga perut mengembang
3. Keluarkan udara perlahan-lahan dgn menggunakan
otot-otot perut.
 Tahap 2: Kombinasi pernafasn perut dgn
pengerutan panggul
rini rachmawaty/2005 64
Tahap 2: Kombinasi Pernafasan
Perut dgn Pengerutan Panggul
Caranya:
1. Tidur terlentang dgn lutut ditekuk
2. Sambil menarik napas dlm kerutkan sekitar
anus dgn pinggang mendatar pd tempat tidur
3. Keluarkan udara perlahan-lahan dorong dgn
kekuatan perut & bokong
4. Tahan 3-5 detik, lalu istirahat
5. Lakukan latihan ini sebanyak 10 kali
rini rachmawaty/2005 65
Tahap 3: Menggapai lutut
Caranya:
1. Tidur terlentang dgn lutut ditekuk
2. Sambil menarik napas dalam tarik dagu ke arah
dada
3. Ambil mengeluarkan udara, angkat kepala &
bahu perlahan-lahan. Regangkan tangan sampai
menyentuh lutut. Tubuh boleh diangkat
setinggi 15-20 cm.
4. Perlahan-lahan kepala & bahu diturunkan sep
posisi semula
5. Lakukan latihan ini sbyk 10 kali.
rini rachmawaty/2005 66
B. Latihan Penguatan Pinggang
 Tahap 1: Memutar kedua lutut
Caranya:
1. Tidur terlentang dgn kedua lutut ditekuk
2. Pertahankan bahu tetap lurus, telapak kaki tetap
& scr perlahan-lahan putar kedua lutut shg
menyentuh sisi kanan tempat tidur.
3. Pertahankan gerakan yg halus, putar kedua
lutut kembali sampai menyentuh sisi kanan
tempat tidur
4. Kembali ke posisi semula & istirahat
5. Lakukan latihan sbyk 10 kali.

rini rachmawaty/2005 67
Tahap 2: Memutar satu kaki
Caranya:
1. Tidur terlentang dgn kedua lutut kiri ditekuk
2. Pertahankan bahu tetap datar, scr perlahan-
lahan putar lutut kiri sampai menyentuh sisi
kanan tempat tidur & kembali ke posisi semula
3. Ganti posisi kaki, sentih sisi kiri tempat tidur
dgn menggunakan lutut sblh kanan lalu
kembali ke posisi semula & istirahat
4. Lakukan latihan sbyk 10 kali

rini rachmawaty/2005 68
Tahap 3: Memutar tungkai
Caranya:
1. Tidur terlentang dgn posisi lurus
2. Pertahankan bahu tetap datar, scr perlahan-
lahan tungkai kiri diangkat dlm keadaan lurus
dan putar sampai menyentuh sisi kanan tempat
tidur, lalu kembali ke posisi semula.
3. Ulangi gerakan kedua dgn menggunakan kaki
kanan shg menyentuh sisi kiri.
4. Lakukan latihan sbyk 10 kali.

rini rachmawaty/2005 69
C. Istirahat dgn Posisi Telungkup

 Caranya:
Tidur dgn posisi telungkup dgn kaki lurus, posisi
ini dpt membantu mengembalikan rahim dlm
posisi normal & dpt mencegah kekakuan pd
punggung & bokong.

rini rachmawaty/2005 70
Tehnik Menyusui
 Manfaat menyusui dgn benar:
1. Nutrisi bayi terpenuhi
2. Bayi mendapatkan imunitas yg cukup
3. Mencegah bengkak pd payudara
4. Mencegah nipple pecah-pecah
5. Memperkuat tlg rahang bayi
6. Mengurangi penggunaan tenaga yg
berlebihan pd bayi
7. Memberikan kenyamanan pd ibu & bayi
rini rachmawaty/2005 71
Cara Menyusui dgn Benar
 Bibir bayi berbentuk huruf C. Otot pipi
berkontraksi
 Lidah bayi ke depan memegang nipple &
areola
 Nipple dimasukkan saat lidah mendorong
ke belakang & membawa areola ke mulut.
 Bag bibir menjepit areola & menghisap
susu ke bagian akhir tenggorokan
rini rachmawaty/2005 72
Posisi Menghisap dgn Botol
 Karet nipple botol masuk ke rahang atas
sesuai pergerakan lidah. Lidah bergerak ke
depan melawan bibir utk mengontrol aliran
susu berlebih yg masuk ke esofagus.

rini rachmawaty/2005 73
Masalah Pembengkakan Payudara
thd Pemberian ASI
 Pada saat menyusui pd payudara normal,
bibir bayi menekan areola dgn tepat & baik
menahan bag pinggir nipple.
 Pada saat terjadi pembengkakan payudara,
bayi kesulitan utk memegang nipple &
bayi kesulitan utk bernapas.

rini rachmawaty/2005 74
KOMPLIKASI POST PARTUM

 perdarahan,
 infeksi,
 tromboplebitis dan trombosis

rini rachmawaty/2005 75
1. Perdarahan
 Perdarahan dini < 24 jam: atonia uteri,
trauma, laserasi, hematoma.
 Perdarahan lambat > 24 jam: sisa plasenta,
infeksi, subinvolusio.

rini rachmawaty/2005 76
2. Infeksi Puerpurial
 Merupakan penyebab meningkatnya angka
kesakitan & kematian Ibu.
 Bag yg terinfeksi: rongga panggul, perineum,
mammae, sal kemih, sist vena.
 Suhu > 38 derajat celsius selama 2-3 hari
berturut-turut pd 10 hari post partum.
 Faktor Risiko:
– Antenatal: nutrisi yg kurang, status sosek rendah:
ANC <, infeksi/penyakit, obesitas, anemia
– Intrapartum: partus lama & KPD, tehnik aseptif <,
trauma jalan lahir, kateterisasi urin, seksio caesaria
– Pospartum: plasenta manual, perdarahan

rini rachmawaty/2005 77
Tanda-tanda
 Suhu meningkat
 Nyeri
 Lemah
 Lokhea berbau busuk

rini rachmawaty/2005 78
Peran Perawat
 Mencegah apabila ditemukan faktor risiko
 Monitor status klien
 Pelihara kebersihan
 Diet seimbang, cairan cukup, ambulasi dini
 Penyuluhan cara perawatan perineum.

rini rachmawaty/2005 79
Komplikasi
 Perdarahan >>>
 Parametrisis
 Peritonitis
 Shock
 Endometriosis
 Endomiometritis

rini rachmawaty/2005 80
3. Tromboplebitis dan Trombosis

 Tanda & gejala nyeri pd gastroknemius,


tegang, vena mengeras, mudah diraba.
 Faktor predisposisi riw tromboplebitis,
obesitas, seksio caesaria, lahir dgn tindakan, usia
tua, paritas sering, infeksi, supresi laktasi dgn
estrogen, varises, anemi.
 Komplikasi emboli paru, emboli otak, nekrosis
jaringan

rini rachmawaty/2005 81
Tindakan:
 Meningkatkan sirkulasi
 Mengurangi nyeri
 Mencegah komplikasi
 Kompres hangat, bedrest gejala berkurang
 Cek ekstremitas
 Intake cairan adekuat
 Ambulai dini
 Senam Nifas
 Perbaiki posisi tungkai hindari tekanan, kaki
tdk boleh disilangkan, kaki dinaikkan pd saat
duduk, stoking khusus.

rini rachmawaty/2005 82
rini rachmawaty/2005 83

You might also like