Professional Documents
Culture Documents
undang-undang dasar
. I
negara republik indonesia
Fig
tahun 1945
“Venus is the
SMK 1 BATAM second planet
from the Sun”
Peta konsep
Pertanyaan pemantik
0
kewajiban ?
Bagaimana perbedaan
antara hak dan
wujud
kemerdekaan
5
kewajiban asasi dengan berpendapat di
3
hak dan kewajiban negara
konstitusional ? indonesia ?
01 Fig. V
Unit
s
Venu
Ide pendiri bangsa tentang konstitusi
Konstiusi uud nri tahun 1945
Konstitusi merupakan pernyataan tentang bentuk dan susunan suatu negara, yang dipersiapkan
sebelum atau sesudah berdirinya negara .
Konstitusi merupakan hukum tertinggi dan paling fundamental sifatnya. Konstitusi merupakan
legitimasi atau landasan otoritas bentuk-bentuk hukum atau peraturan perundang-undangan lainya
paham konstitusi
Tertulis
pasal 1 ayat 2 uud 1945
Tidak tertulis
Konvensi
‘’ kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan
mrenurut undang-undang dasa’’ konstitusi adalah
hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam
penyelengaraan negara.
Moon
1. Konstitusi sebagai hukum dasar
...............................................................................
• Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas peraturan perundang-undangan yang baik, perlu dibuat peraturan
mengenai pembentukan peraturan perundang-undangan yang dilaksanakan dengan cara dan metode yang pasti,baku
dan standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang membentuk peraturan perundang-undangan
UUD 1945 TERDIRI DARI
PEMBUKAAN
BAB (PASAL)
BUNYI
A. Makna Alinea Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Jika Indonesia dipandang sebagai negara yang berdaulat, berarti ada kebebasan
menentukan tujuan dan nasibnya sendiri, dengan kekuatan dan kekuasannya sendiri,
sederajat dengan bangsa-bangsa lain.
A. Makna Alinea Pembukaan UUD NRI Tahun
1945
1. Wongsonogoro
2. Achmad
soebardjo
3. Alexander andries
4. Panjji singgih
5. Agoes salim
6. Soekiman
Tugas merancang isi uud wirjosandjoyo
Pada tanggal 13 juli
1945 Panitia perancang uud membahas dan menyepakati beberapa hal, seperti
1. Lambang negara
2. Negara kesatuan sebutan majelis permusawaratan rakyat
3. Dan membentuk panitia penghalus bahasa
1. Wilayah negara indonesia adalah sama dengan bekasi wilayah wilayah Hindia
Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara( sekarang adalah wilayah
sabah dan wilayah serawak dinegara malesya serta wilayah brunai darusalam )
Papua, Timor-Portugis ( sekarang wilayah negara timor leste ), dan pulau-pulau
sekitarnya
2 Bentuk negara adalah kesatuan
3
Bentuk pemerintahan adalah republik
16 juli 1945
Mempersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan
dengan masalah
Mempersiapkan pemindahan dan ketatanegraan bagi negara
kekuasaan dari pihak jepang indonesia.
Kenaggotaan PPKI
Unit
s
Venu
Hubungan antara regulasi
hierarki perundang-undangan
4. Tata Urutan Perundang-Undangan
di Indonesia
Tata urutan peraturan perundangan-undangan di Indonesia dapat di lihat
pada tabel berikut.
1. UUD NRI Tahun 1945 1. UUD NRI Tahun 1945 1. UUD NRI Tahun 1945 1. UUD NRI Tahun 1945
2. Ketetapan MPR 2. Ketetapan MPR 2. UU/Peraturan Pemerintah 2. Ketetapan MPR
3. UU/Perpu 3. UU Pengganti Undang-Undang 3. UU/Peraturan Pemerintah
4. Peraturan Pemerintah 4. Peraturan Pemerintah 3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
5. Keputusan Presiden Pengganti Undang- 4. Peraturan Presiden Undang
6. Peraturan pelaksana Undang 5. Peraturan Daerah yang 4. Peraturan Pemerintah
lainnya, seperti 5. Peraturan Pemerintah meliputi: 5. Peraturan Presiden
Peraturan Menteri dan 6. Keputusan Presiden a. Peraturan Daerah 6. Peraturan Daerah
Instruksi Menteri 7. Peraturan Daerah Provinsi Provinsi
b. Peraturan Daerah 7. Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
c. Peraturan Desa/
peraturan yang setingkat
a. Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Dasar (UUD) NRI Tahun 1945 merupakan dasar hukum tertinggi di Indonesia
yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peraturan lain di bawahnya. UUD NRI Tahun
1945 mengalami beberapa kali perubahan.
Materi muatan yang terkandung dalam UUD NRI Tahun 1945 antara lain sebagai berikut :
1) Memuat ketentuan-ketentuan susunan organisasi negara dan pemerintahan.
2) Memuat ketentuan-ketentuan tentang rakyat.
3) Memuat ketentuan yang berkaitan dengan identitas negara, seperti bahasa, lambang, dan
bendera.
4) Memuat jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan hak serta kewajiban sebagai warga
negara.
5) Memuat susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental.
6) Memuat pembagian dan pembatasan kekuasaan atau tugas ketatanegaraan yang bersifat
fundamental.
b. Ketetapan MPR
Ketetapan MPR adalah sebuah produk legislatif yang merupakan keputusan musyawarah, baik
yang berlaku di dalam majelis maupun yang berlaku di luar majelis. Istilah Tap. MPR
(Ketetapan MPR) tidak termuat dalam UUD NRI Tahun 1945. Istilah tersebut diambil dari
MPRS pada sidang pertama tahun 1960.
Sebagai sumber hukum, isi dari ketetapan MPR antara lain sebagai berikut :
1) Memuat garis-garis besar dalam bidang legislatif dilaksanakan dengan undang-undang.
2) Memuat Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dalam bidang eksekutif dilaksanakan
dengan keputusan presiden,
Adapun tiga hal yang harus diatur dalam Ketetapan MPR, yaitu :
1) Memperinci secara lebih lanjut aturan yang tercantum dalam Batang Tubuh UUD NRI
Tahun 1945.
2) Menjadi tempat perwujudan norma hukum yang berasal dari hukum dasar tidak tertulis
dalam aturan dasar tertulis.
3) Menjadi pelengkap aturan dasar yang tercantum dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun
1945 dan Ketetapan MPR yang sudah ada.
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang
Undang-Undang merupakan penjabaran langsung dari UUD NRI Tahun 1945 oleh DPR
dengan persetujuan Presiden. Materi muatan yang harus diatur dalam Undang-Undang berisi :
1) pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan UUD NRI Tahun 1945,
2) perintah suatu undang-undang untuk diatur dengan undang-undang,
3) pengesahan perjanjian internasional tertentu,
4) tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi, dan/atau
5) pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.
Bagian III Jenis, Hierarki, Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan Pasal 7 (1) Jenis
dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi,
Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau
komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah
Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
(4) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya
dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.
Pasal 9
(1) Dalam hal suatu Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi.
(2) Dalam hal suatu Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang diduga
bertentangan dengan Undang-Undang, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung. Dari
uraian di atas, tampak jelas, bahwa aturan perundang-undangan memiliki hierarki, dari UUD 1945
hingga peraturan daerah kabupaten/kota. Peraturanperaturan itu dalam istilah formal disebut
regulasi, yaitu seperangkat peraturan untuk mengendalikan suatu tatanan yang dibuat supaya
bebas dari pelanggaran dan dipatuhi semua anggotanya. Regulasi berasal dari berbagai sumber,
tetapi bentuk yang paling umum adalah regulasi pemerintah. Peraturan pemerintah adalah
perpanjangan dari undang-undang
Pemerintah daerah sejak saat itu, dan hingga kini, diberi kewenangan untuk mengatur dan
mengembangkan potensi daerah masing-masing, namun juga tetap harus memperhatikan
agar tidak melampaui kewenangan bidang lain. Berikut ini dapat diperhatikan, kewenangan
pemerintah daerah, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah yang digantikan oleh UU Nomor 32 Tahun 2004 dan kemudian diganti
dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014, kewenangan
pemerintahan daerah meliputi hal-hal sebagai berikut.
MISSION VISION
It’s the closest planet to the Sun and Venus has a beautiful name and is the
the smallest one in the Solar System second planet from the Sun
Pasal 26 ayat 1 dan 2
hak atas kewarganegraan
1 tersangka 25 tersangka
Sudahkah
kamu
ACTIVITIES melakukan
Mercury is the closest
planet to the Sun and bela negara
the smallest of them all
hari ini ?
GOALS
Venus has a beautiful
name and is the second
planet from the Sun
Coba kamu sebtukan
apa yang sudah kamu
lakukan untuk negara
selama ini ??
I
Fig.
Pendidikan dan kebudayaan
Sudahkah anda
mendaptkan hak sebagai
warga negara dalam
pasal 31 dan 32 ???
Lalu bagaimana
pendidikan
diindonesia ???
Provinsi kepri
Apakah ini
sudah
terhujud
MARS JUPITER dalam
Despite being red, Mars Jupiter is a gas giant and kehidupan
is a cold place. It’s full of the biggest planet in the
iron oxide dust Solar System bernegara ???
Bagaimana dengan
ini ?
12 tkj sampai
sini
2. Makna kewajiban warga negara
Menurut prof dr. Natenegoro , kewajiban adalah beban untuk
memberikan sesuatu semsetinya diberikan secara terus menerus
oleh pihak manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara
paksa oleh pihak yang berkepentingan
contoh Kewajiban warga negara
1. Hak dan kewajiban warga negara dalam nilai praksis sila pancasila
Untuk mengetahui hubungan antara hak dan kewajiban warga negara dalam
nilai ideal pancasila kita dapat memahami penjabaran tersebut
c. Persatuan indonesia
Pasal 31 ayat (2) berbunyi “ setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasaar dan
pemerintah wajib membiayainya
Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara
2. Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara
1.
• Pendidikan Tidak Merata
2.
• Munculnya Ketidakadilan Hukum
3.
• Menciptakan Kegaduhan di
Perpustakaan
4.
• Tidak Mendapatkan Kesempatan
Memilih
5.
• Banyaknya Anak di Bawah Umur
yang Harus Mencari Penghasilan
6.
• Tingginya Angka Pengangguran
7
• Pelanggaran Hak Cipta
Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga
Negara Menghindari Tugas
Melanggar 2 Menjaga
Keamanan
Aturan Berlalu 1 Lingkungan
Lintas
Ciri
kebaha- Unjuk Rasa
saan 3 Berakhir Ricuh
Tidak
Membayar 4
Pajak
Penyebab pelangaran hak dan peningkaran kewajiban kewajiban warga negara
03 Fig. V
Unit
s
Venu
Konsekuensi pelanggaran kesepakatan
A. NORMA YANG BERLAKU
DALAM MASYARAKAT
Norma dibuat
berdasarkan nilai-nilai
yang dijunjung oleh
kelompok masyarakat
dan menjadi
perwujudan dari nilai-
nilai yang dianut oleh
Sumber : OpenClipart-Vectors, pixabay.com sekelompok
A. NORMA YANG BERLAKU
DALAM MASYARAKAT
A
M
R
O
N
M
A
C
A
M
-
M
A
C
A
M
Norma Agama
Norma Kesopanan
Norma Kesusilaan
Norma Hukum
A. NORMA YANG BERLAKU DALAM
MASYARAKAT
NORMA AGAMA
adalah aturan yang
bersumber pada
hukum agama atau
kitab suci yang
berasal dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Sumber : id.wikipedia.org
A. NORMA YANG BERLAKU DALAM
MASYARAKAT
NORMA KESUSILAAN
adalah aturan-aturan
Sumber : Clker-Free-Vector-Images, pixabay.com hidup yang berkaitan
dengan bisikan kalbu dan
A. NORMA YANG BERLAKU
DALAM MASYARAKAT
NORMA
KESOPANAN
adalah aturan atau
kaidah yang
mengatur tingkah
laku manusia yang
bersumber dari
tata kelakukan
Sumber : id.wikipedia.org atau tata krama
kebiasaan dalam
A. NORMA YANG BERLAKU
DALAM MASYARAKAT
NORMA HUKUM
adalah kaidah atau
aturan yang mengatur
tingkah laku manusia
yang bersumber dari
peraturan yang dibuat
oleh pemerintah atau
penguasa negara.
Sumber : succo, pixabay.com
A. NORMA YANG BERLAKU
ADALAM MASYARAKAT
M
R
O
N
N
A
T
A
K
G
N
I
T
Cara (usage)
Kebiasaan (folkways)
Adat istiadat
(custom)
B. ARTI PENTING NORMA DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA
Norma-norma yang
berlaku dalam
masyarakat adalah
tuntunan
masyarakat dalam
menjalankan
Sumber : Clker-Free-Vector-Images, pixabay.com kehidupannya.
B. ARTI PENTING NORMA DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA
Sumber : id.wikipedia.org
Mengimplementasikan
norma-norma yang ada
dalam kehidupan sehari-
hari tentunya akan
membantu kita untuk
mewujudkan kehidupan
Sumber : Clker-Free-Vector-Images, pixabay.com
yang diinginkan.
C. PERILAKU YANG SESUAI DENGAN NORMA
Perilaku sesuai norma yang dapat
diwujudkan di LINGKUNGAN SEKOLAH
a. Mematuhi tata tertib sekolah, berpakaian
sesuai dengan peraturan sekolah.
b. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan belajar.
c. Mendengarkan dan mematuhi perintah
guru selama kegiatan belajar.
d. Mencium tangan guru sebelum dan
setelah pelajaran usai.
e. Melaksanakan kewajiban piket
membersihkan kelas.
Sumber : id.wikipedia.org
f. Mengerjakan ulangan dengan jujur.
C. PERILAKU YANG SESUAI DENGAN NORMA
Perilaku sesuai norma yang dapat
diwujudkan di LINGKUNGAN RUMAH
04 Fig. V
Unit
s
Venu
Studi kasus pelanggaran norma dan regulasi
Studi kasus
Latar Belakang Masalah
Pada kasus ini kami menyimpulkan pelecehan seksual terjadi ketika pelaku mempunyai
kekuasaan yang lebih dari korban. Abuse of Power yang dilakukan MSAT sebagai
pengelola pondok pesantren sekaligus anak pendiri pesantren sudah dilakukan sejak lama.
“MSAT terkenal playboy dari dulu. Ia akan mengajak santri yang cantik menjadi pacarnya.
Ciri santri idaman MSAT bodynya ideal, kulit putih bersih”. Pada modus ritual “Mandi
Kemben” dengan dalih untuk transfer ilmu bathin para korban dibawa ke gubung
Cokrokembang. Disana korban disuruh memakai kemben saja lalu masuk kolam dalam
kondisi telanjang bulat. Ritual dilanjutkan dengan persetubuhan. Tersangka mengancam
korban tidak lulus seleksi jika menolak permintaannya.
Pasal dan Sanksi
Pasal 285 KUHP jo Pasal 65 KUHP
“ Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan memaksa perempuan yang bukan
istrinya bersetubuh dengan dia, dihukum, karena
memperkosa, dengan hukuman penjara paling
lama dua belas tahun “
Pasal 289 KUHP jo Pasal 65 KUHP
“ Barang siapa dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan
memaksa seseorang melakukan
atau membiarkan dilakukan pada
dirinya peruatan cabul, dihukum
karena merusakkan kesopanan
dengan hukuman penjara selama-
lamanya sembilan tahun “
Pasal 294 ayat 2 KUHP jo Pasal 65 KUHP
“ Pegawai negeri yang
melakukan perbuatan cabul
dengan orang yang dibawah
perintahnya atau dengan orang
yang dipercayakan atau
diserahkan padanya untuk
dijaga, dihukum penjara selama-
lamanya tujuh tahun”
SANGSI PELANGGRAN LALU
LINTAS
1. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang tidak memiliki SIM dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 4 bulan atau denda paling banyak Rp 1 juta (Pasal 281).
2. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang memiliki SIM namun tak dapat
menunjukkannya saat razia dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau
denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 288 ayat 2).
3. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang tak dipasangi Tanda Nomor Kendaraan
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu
(Pasal 280).
4. Setiap pengendara sepeda motor yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik
jalan seperti spion, lampu utama, lampu rem, klakson, pengukur kecepatan, dan knalpot
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp
250 ribu (Pasal 285 ayat 1).
5. Setiap pengendara mobil yang tidak memenuhi persyaratan teknis seperti spion,
klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu rem, kaca depan, bumper, penghapus kaca
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp
500 ribu (Pasal 285 ayat 2).
6. Setiap pengendara mobil yang tidak dilengkapi dengan perlengkapan berupa ban
cadangan, segitiga pengaman, dongkrak, pembuka roda, dan peralatan pertolongan
pertama pada kecelakaan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau
denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 278).
7. Setiap pengendara yang melanggar rambu lalu lintas dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 287 ayat 1).
8. Setiap pengendara yang melanggar aturan batas kecepatan paling
tinggi atau paling rendah dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 287 ayat 5).
11. Setiap pengendara atau penumpang sepeda motor yang tak mengenakan helm
standar nasional dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda
paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 291 ayat 1).
12. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan tanpa menyalakan
lampu utama pada malam hari dan kondisi tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
107 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda
paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). (Pasal 293 ayat 1)
13. Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor di
Jalan tanpa menyalakan lampu utama pada siang hari
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (2) dipidana
dengan pidana kurungan paling lama