Professional Documents
Culture Documents
Pelaporan Korporat Imbalan Kerja & Kontijensi
Pelaporan Korporat Imbalan Kerja & Kontijensi
Imbalan kerja adalah imbalan yang diberikan kepada pekerja atas jasa yang
telah dilakukan. Imbalan diakui secara akrual pada saat pekerja telah
memberikan jasanya. Imbalan yang diberikan dapat berupa gaji atau bentuk
fasilitas seperti kendaraan, rumah, fasilitas kesehatan dan asuransi.
Jenis-Jenis Imbalan Kerja
• Iuran Pasti
Manfaat tergantung dari akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya - Perusahaan tidak
memiliki kewajiban lagi di luar akumulasi iuran dan pengembangannya - Misalnya JHT atau tabungan
hari tua
• Manfaat Pasti
Manfaat diterima pada saat pensiun dan nilainya sudah ditetapkan terlebih dahulu - Banyak
variabel penentu: gaji dasar Imbalan, asumsi gaji dan melibatkan perhitungan yang kompleks -
Misalnya UUK-13/2003
Imbalan pasca kerja yang dihitung untuk
dicadangkan dalam PSAK 24
kewajiban imbalan kerja (selain imbalan pascakerja dan pesangon pemutusan kerja) yang tidak
seluruhnya jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah pekerja memberikan jasanya.
Imbalan pasca kerja jangka panjang meliputi sebagai berikut :
3. Imbalan Pasca Kerja Lainnya meliputi :cuti besar,cuti hari raya,cacat permanen,bagi laba,bagi
bonus serta kompensasi
Imbalan Berbasis Saham
imbalan yang diberikan kepada pekerja atau manajemen dalam bentuk saham atau yang
didasarkan pada nilai saham (misal uang). Imbalan ini muncul karena kewajiban hukum
yang tertuang dalam kontrak kerja atau peraturan yang berlaku atau kewajiban konstruktif.
Imbalan Pesangon
Pesangon pemutusan kerja adalah imbalan kerja yang terutang akibat keputusan entitas
untuk memberhentikan pekerja sebelum usia pensiun normal, atau keputusan pekerja
menerima tawaran untuk mengundurkan diri secara sukarela dengan imbalan tertentu.
Provisi dan Kontinjensi
Dalam PSAK 57 (Revisi 2009),
provisi didefinisikan sebagai liabilitas kini yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Kontinjensi merupakan
istilah umum yang digunakan untuk sesuatu yang memiliki ketidakpastian dari sisi kejadian dan jumlah. Sebelum
kita masuk lebih dalam lagi, kita harus tahu perbedaan dari provisi dan kontinjensi.
Berdasarkan PSAK 57,
provisi didefinisikan sebagai liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Provisi diakrualkan dengan
membebankannya ke beban dan kewajiban serta dicatat hanya jika memenuhi tiga kondisi yaitu:
• Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa
lalu,
• Kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi,
• Jumlah kerugian dapat diestimasi secara layak. Estimasi yang layak dilihat dari pengalaman, nasehat pengacara
dan lain-lain.
Lanjutann…