You are on page 1of 110

Pemeriksaa Pemeriksaa Pemeriksaa

Anamnesis n Fisik n Lesi n Saraf


Kulit Tepi

Bakteriologis 2 telinga kanan & kiri + 1 lesi (aktif)


Hubungan antara spel<trum penyal<it kusta, klasifikasi,
kekebalan selular(CMI) dan kekebalan humoral

cMi-----,,,
' " Humera l
immune
• response

' \. Ba cter

-
\.
.'
.................
ial load

..... '
... .. .... .. . ' ....- .. INDETERMINATE
·· ·
. --
PB MB
Lesi kulit • 1-5 lesi • >5 lesi
(makula, papul, nodus) • Hipopigmentasi/eritema • Distribusi lebih simetris
• Distribusi tidak simetris • Hilangnya sensasi kurang jelas
• Hilangnya sensasi yang jelas
Kerusakan saraf Hanya satu cabang saraf Banyak cabang saraf
(hilangnya sensasi/
kelemahan otot yang
dipersarafi oleh saraf
yang terkena)
ALUR DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI KUSTA
Reaksi kusta adalah episode akut pada perjalanan penyakit
Kusta, sebagai akibat dari perubahan sistem kekebalan
tubuh.
Dapat timbul sebelum, selama dan sesudah pengobatan.

Ditandai dengan peradangan akut pada kulit, saraf, organ


lain dan bisa disertai gangguan keadaan umum.
Meskipun secara klinis berbeda, keduanya dapat
menyebabkan kerusakan saraf dan berujung pada kecacatan
Reaksi Kusta • Episode akut dalam perjalanan
penyakit kusta yang kronis

Reaksi hipersensitivitas selular


dan humoral

• Type 1 : Reversal Reaction


2
(RR)/ T1R
type • Type 2 : Erythema
reaks Nodosum Leprosum
i (ENL)/ T2R
Kar HK, Gupta R. Management of leprosy reactions. In: Kumar B, Kar HK, editor. IAL Textbook of Leprosy. 2nd Ed. New Delhi: The Health Sciences Publisher. 2016. p.465-77
Naafs B, Noto S. Reactions in leprosy. In: Nunzi E, Massone C, editor. Leprosy a practical guide. Milan: Springer-Verlag. 2012. p.219-39.
Reaksi tipe 1 Reaksi tipe 2
- 30-50% psn borderline leprosy - Multisystem disorder dengan
- Penyebab utama NFI Circulating immune complex (CIC)
- Antigen M. leprae di kulit dan - Demam, malaise, nodus nyeri
saraf (90%)
- Sering rekuren (kronik)

Ringan
Ringan - Gejala sistemik ringan
-Nodul sedikit cepat
- Lesi kulit inflamasi menghilang
- Tidak ada neuritis - Tidak ada neuritis
- Tidak ada
gangguan fs organ

Berat Berat
- Gejala sistemik berat
-Lesi kulit diatas saraf tepi - Nodul banyak
inflamasi - Ada neuritis
- Ada neuritis - Ada gangguan fs organ
Reaksi reversal ringan Reaksi reversal
berat
Ringan Berat
Erythema nodosum leprosum Erythema nodosum leprosum
Reaksi yang menetap tanpa perbaikan
klinis

Terapi
• Faktor inadekuat
Predisposisi belum ditatalaksana
• Penyakit komorbid
• Pemilihan obat yang tidak cocok

Evaluasi tingkat keparahan


reaksi

Rekurensi terjadi menjadi kronik


Kar HK, Gupta R. Management of leprosy reactions. In: Kumar B, Kar HK, editor. IA L Textbook of Leprosy. 2nd Ed. New Delhi: The Health Sciences Publisher. 2016. p.465-
Female have more
risk, related to
History of RR pregnancy and
childbirth

Borderline type:
BL and BB have Elderl
more risk than BT y
Reversal

Reaction

Kar HK, Gupta R. Management of leprosy reactions. Dalam: Kumar B, Kar HK, editor. IAL Textbook of Leprosy. 2nd Ed New Delhi: The Health Sciences Publisher. 2016. p.465-77
Naafs B, Noto S. Reactions in leprosy. In: Nunzi E, Massone C, editor. Leprosy a practical guide. Milan: Springer-Verlag. 2012. p.219-39.
Bacterial,
viral,
parasitic
infection
MDT
AFB > 4+ treatmen
t

Pregnancy
Erythema ,
Lepromatous childbirth,
type, especially other
Nodosum
LL hormonal
Leprosu disorders
m
Kar HK, Gupta R. Management of leprosy reactions. In: Kumar B, Kar HK, editor. IAL Textbook of Leprosy. 2nd Ed. New Delhi: The Health Sciences Publisher. 2016. p.465-77
Naafs B, Noto S. Reactions in leprosy. In: Nunzi E, Massone C, editor. Leprosy a practical guide. Milan: Springer-Verlag. 2012. p.219-39.
Gangguan fungsi saraf tepi

Sensorik Motorik Otonom

Kelemahan Gangg. Kel keringat,


Mati Rasa Kel minyak dan
Aliran darah

Tangan/kaki Kornea mati rasa, Tangan/kaki Kulit kering/


Mati rasa Refleks kedip ↓ Lemah/lumpuh Lagophtalmus
Pecah-
pecah
Jari2
Bengkok/kaku Infeksi Luka
Luka Infeksi

Luka

Mutilasi Buta Buta Infeksi


Mutilasi
Absorbsi
Absorbsi
Tingkat Mata Telapak tangan/kaki
0 Tidak ada Tidak ada kelainan
kelainan

1 Mati rasa Mati rasa, kelemahan


kornea otot (tidak ada
kerusakan yg terlihat)
2 Lagophtalmus Ada cacat akibat kusta
yg kelihatan (ulkus,
jari kiting, kaki
semper)
Tanp
a
reaksi

Keluha
n
Utama
Ada
Ada reaksi
deformita
s
D ia osis bandin g kusta
gn (lesi kulit)
Kusta histoid Lesi hipopigmentasi Plak eritematosa

Moluskum kontagiosum Psoriasis vulgaris


Pitiriasis alba
Lesi kusta tepi aktif
Lesi kusta eritematosa

Tinea korporis
Alergi obat
(eritema multiforme)
Kedaan umum Pemeriksaan kulit
• Status gizi • Cahaya matahari tdk langsung
• Pucat (DDS) • Periksa kulit seluruh tubuh
• Edema • Privasi
• Takikardi • Charting
• Hipertensi • Tes mati rasa pada bercak
• Nyeri dan demam

Penggambaran lesi Pemeriksaan saraf tepi


• Jumlah • Penebalan
• Ukuran • Nyeri
• Distribusi • Abses
• Permukaan • Gangguan fungsi saraf
• Bentuk
• Morfologi
t<EAOAAN seKAAANG {TGL ...
PEMERIKSAAN KUUT DAN
LUKISLAH KE\.AINAN-KELAJNAN P BUH
CENGAN TANDAGAMBAR OI
Mati rasa / kurang rasa

Bercak putih / merah yang mati rasa berbatas tegas

Bercak putih / merah yang mati rasa berbatas tidak jelas

Alis mata ron ok / madarosis


Hidung pelana

Kontraktur lemas ( clawing


=c)

Di kerjaun oleh : .•. ...•. .... ... .•. ...•. .•. •.• ........ .. ... ...... . .... .
Kontraktur kaku ( stiffnes =
SIMBOL (TANOA GAMBAA) KEUINAN PA.DA K\JSTA s)
Mutilasi / absorbsi (hilangnya/susutnya jari-jari atau bagian
I i ii i Be<-c,,t P l J h / M 8 f a h g {_:!) HIO,ng p e l o M n
dari anggota gerak)
2 IU Mot l R.IMMunong Rau 10 1<0'1tr""1l6i«nas(doW1rll,I c)
Ulkus
3 • Twda 1 • 2 o. Jg an b i l l H lidak l"ll'IS 11 Konlrlllchl k.aku ($. 1 ile U a S)

4 • Tanda 1 • 2 " " ' - b o l a s ieoa• 12. M\Ala ■ V.-i,,oll)Si ( l l i a n 9 ' S U S l J

Tangan lunglai (drop hand, drop wrist) I kaki semper (drop


n 11n-t1ro'l>ilQoan aOQgOi.
go,. )
13 U IC•• foot)
8 &?P Boo,ol,ln
(NoOUUSI 14 -l, Tonganh A Jal- -•
P e N ib a llln s a raf
7. / 15 Lo l w l n o o i <•"It memqamcan
8. ,...._ /ff., ""8 , , , . , . " " " " " (Madan: Jll• ) mlllAI
▶ Tangan kiri pemeriksa memegang ujung jari 2,3,4
tangan kanan pasien dengan posisi telapak tangan
pasien menghadap ke atas
▶ Minta pasien untuk adduksi jari 5, minta pasien untuk
menahan saat jari telunjuk pemeriksa menekan
pangkal jari 5 pasien
▶ Hasil pemeriksaan
• Lumpuh/lemah (L): jari ke 5 tidak dapat adduksi
• Sedang (S): jari ke 5 dapat adduksi tapi mudah di
abduksi
saat ditekan
• Kuat (K): Jari ke 5 tidak abduksi saat ditekan
▶ Untuk konfirmasi jika
meragukan
▶ Minta pasien menjepit dengan kuat sehelai
kertas
diantara jari 4 dan 5
▶ Pemeriksa menarik kertas dengan jari yang sama
▶ Hasil penilaian
• Lemah (L) jika kertas mudah terlepas
• Kuat (K) jika kertas tidak mudah terlepas
▶ Tangan kiri pemeriksa memegang jari 2 sd 5
pasien
dengan telapak menghadap ke atas
▶ Minta pasien untuk menggerakkan jari ke 1 tegak
lurus telapak tangan
▶ Jari ke 2 pemeriksa menekan pangkal jari 1 pasien ke
arah
telapak tangan
▶ Hasil pemeriksaan
• Lumpuh/lemah (L): jari ke 1 tidak bisa ditegakkan
• Sedang (S): jari ke 1 dapat ditegakkan tapi mudah di
jatuh
saat ditekan
• Kuat (K): Jari ke 1 tetap tegak saat ditekan
▶ Tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan
tangan
kanan pasien
▶ Minta pasien untuk mengepalkan jari lalu
dorsofleksi maksimal, posisi ini dipertahankan
▶ Pemeriksa menarik tangan pasien ke arah pemeriksa
▶ Hasil pemeriksaan
• Lumpuh/lemah (L): tidak dapat dorsofleksi
• Sedang (S): dapat dorsofleksi tapi mudah dijatuhkan
• Kuat (K): pasien mampu mempertahankan dorsofleksi
▶ Tangan pasien bertumpu pada tangan
penderita sehingga semua ujung jari tersangga
▶ Jelaskan kepada pasien sambal diperagakan
sentuhan
ringan ujung bolpoin
▶ Pasien diminta menunjuk area yang ditekan
jika merasakan sentuhan
▶ Ulangi pemeriksaan dalam kondisi pasien
menutup mata atau menoleh pada 10 titik di
telapak tangan
▶ Gangguan sensoris jika anestesi pada lebih dari 2
titik pada 1 area persarafan
▶ Pasien mengangkat bagian depan
kaki dengan tumit tetap menempel
lantai
▶ Pemeriksa dalam posisi jongkok
menekan kedua punggung kaki
dengan tekanan setengah berat badan
pemeriksa
▶ Hasil pemeriksaan
• Lumpuh/lemah (L): bagian kaki depan
tidak bias diangkat
• Sedang (S): kaki depan diangkat tapi
mudah dijatuhkan
• Kuat (K): Kaki depan tidak turun saat
ditekan
Motorik Otonom
Kelopak ma t a Kelenjar
tidak m e n u t u p keringat,
minyak
tidak
berfungsi:
kulit
kering
dan retak.
Aliran
darah
terganggu

C la w i ng An es t es i telapak
ja r i
kelingking dan t a nga n sisi lateral,
. . .
Jan m a ja ri m a n is dan
n1s kelingking

C la w i ng ibu ja ri, An es t es i tela pak


telu n ju k , d a n t a nga n bagian
jari tengah ibu ja ri telu n ju k
d a n jari tengah

Wrist d ro p

Foot d ro p

C l a w toes Anestesi telapak


kaki
PENCATATAN PENCEGAHAN CACAT
TGL : TGL : TGL : TGL :
Pemeriksaan Kanan : Kiri : Kanan : Kiri : Kanan: Klri : Kanan : Ki ri :
Kunc i :
MATA : Lingkari yang benar. mi.sal
ridak odak / tidak / ya tidllk / ya ridak ridak / ya cidak / 11d / )'I
l.ai"!Jhlhalmus :
/ya ya /ya ya ak - 11dak 1@ a tau @1 S I L
- kekualan 0101 . K kuat
©
sedang / lcmoh
L : lump uh

TA NG A N :
Mcrawat diri (Z} bila tclah dilatih /
a. Nyeri telcan saraf Ulnaris : tidak ridak / tidak/ya. tidak/ ya ridat/ ya ridak tidak ud>l</ya Mclakukan RAWAT D IRI
b. Kehiatan 01<>1 : ya Iya I ya
- jari k e - V /ya K/S/L KIS/L K/S/L K/S/L
K/S/L K/S/L K/S/L K/S/L Rasa ( )- Pc mendc kon
- ibu jari
- pergcJanpn rangan
K/SIL K/S/L K/S/L K/S/L K/S/L
Xurang I • •

J
K/S/L K/S/L K/S/ K/S/L

J J J
e. Rua raba : Marl nsa Iuka
K/S/ K/S/L L K/S/L K/S/L K /S/
K/S/L L K/S/L L
. s
(X)
.
. C "" Konlraktur • •

. Ka ku (S)
Kuli1 pccah

Clawing / bengkok (C) (lan pa

. . kaku)

. . .
KAXl :
a. Nyeri 1ekan saraf : Pera wat an d ir i :
• S. Pcroneus tidak / 1i dak/ tida.klya Lidak/yn tidak f 1idU: / lidak. / tidak. /
y=ri tidak / tidak I ya odu / y• 1idak ya 1i ya
• S. Tibialis ya
dak / ya Apakoh pendcrita sudah dilatih corn mcrawat
poi t. tidak/yo. tidak./ ya ya ya ya K/S / ya tidak: /
K/S/L K/S/l K/S/L KISIL IL KIS/L K/SIL ya diri ?
b. X.ckuatan O{0l
.. K/S/L
Q Q Q knki
kald kc nlllS :

OU O OU O
c.. Ras.I raba : mn1a tongon

Apakah pendcrita tcloh melnkulcnn cam mcrawot


diri dcngon benor ?

0 mata O lang•m Q kaki

U U
Bila ada jawaban "YA" pad• Kcsimpulan pemcriksaan bcrarti REAKSJ yang perlu stgcn dibcri PREDNISON scsuai pcdoman, an jurkan strlapal mun gki n
/STIR.A.HAT.
I. A d w h Nodul Ulsc:rui '? tidak I ya 1idak ya lid:lk I ya 1idak I ya
2. Adabh bcrcak nklif/
bengkak di tidok I ya
tidalc I ya ridnk I ya 1idak I
daernh ..,.r tcpi ? ya
3. Adakah nyeri eek.an pa<b
saraf lepi 1 1idak I ya ridftk ya ridak I ya 1idak I ya
Tanpa
Tanpa kecacatan
reaksi Dengan
kusta kecacata
Pasie
n n
Kusta Tanpa
Dengan
reaksi kecacatan
kusta Dengan
kecacata
n
Tujuan pengobatan MDT

• Memutuskan mata rantai penularan


• Mencegah resistensi obat
• Memperpendek masa pengobatan
• Meningkatkan keteraturan berobat
• Mencegah terjadinya cacat atau
mencegah bertambahnya cacat
• Sediaan berbentuk kapsul 150 mg, 300 mg, 450 mg dan 600
Rifampisin mg
• Bakterisidal
• Diberikan peroral ½ jam sebelum makan agar absorbsi max

• Sediaan berbentuk tablet putih 50 mg dan 100


Dapson mg
• Bakteriostatik
• Disebut juga DDS (Diethyl Diamino Sulfone)

• Sediaan berbentuk kapsul lunak 50 mg dan 100 mg


Clofazimine • Bakteriostatik, bakterisidal lemah, antiinflamasi
• Diberikan peroral setelah makan agar tdk mengganggu GI
tract
PB ch Id ··e ·, -- - ent (10-14-
On -ea
· ·)::
0:ril i;I
- 2 ·. p·
1
- :a l)IC:[n (300 mg x ( 1n
2.) ( 00
.
0.
I
-· PWflle ( "O
· D 1a 2- 28 l mg)
2-28
d on ( '
On ne (5-0 mg)
FuU OOm - : el
en b1 r ·1
f)aCK.S _. lt.ha11 101 U,e
m - l;lo
u -.- -n 10 bod

-: -, chiltd tma m n · (.llO-· _4 ,


On 0111t h: !lay aB):
-2 · 1 150 rn
-
· - 3)
- -3
-
1 -2
0ii1Ge Da ·
-a ] . . •- n. :s - I - ,28
- l bl of 00 - (50 mg)
da ... 1
ull oau ; 12 b r_n .
tab
l:!i
Tipe PB

Jenis Obat < 5 th 5-9 th 10-14 th (PB anak) > 14 th (PB dws) Keterangan
Rifampisin 300 mg/bln 450 mg/bln 600 mg/bln Minum di depan petugas
Berdasa
r kan 25 mg/bln 50 mg/bln 100 mg/bln Minum di depan petugas
Dapson
BB 25 mg/hr 50 mg/hr 100 mg/hr Minum di rumah

Tipe MB

Jenis Obat < 5 th 5-9 th 10-14 th (MB anak)> 14 th (MB dws) Keterangan
Rifampisin 300 mg/bln 450 mg/bln 600 mg/bln Minum di depan petugas
25 mg/bln 50 mg/bln 100 mg/bln Minum di depan petugas
Dapson Berdasa
r kan 25 mg/hr 50 mg/hr 100 mg/hr Minum di rumah
100 mg/bln 150 mg/bln 300 mg/bln Minum di depan petugas
Clofazimine BB
50 mg 2xseminggu 50 mg setiap 2 hr 50 mg/hr Minum di rumah
Dosis anak sesuai berat badan
Rifampisin 10-15 mg/kgBB
Dapson 1-2 mg/kgBB
Lamprene 1 mg/kgBB

Note: Di bawah pengawasan dokter


Hamil dan menyusui

• Regimen MDT aman untuk bumil, busui dan


anaknya
Tuberkulosis

• Tipe PB : Cukup ditambahkan Dapson 100 mg


• Tipe MB: Cukup dengan Dapson dan
Lamprene

PB alergi Dapson

• Dapson diganti lamprene


MB alergi Dapson

• Pengobatan hanya Rifampisin dan


lamprene
Masalah Nama Obat Penanganan
Ringan
Air seni berwarna merah Rifampisin Menenangkan penderita dan konseling
Warna kulit coklat Clofazimin Konseling
Masalah saluran cerna Clofazimin Obat diminum setelah makan
Anemia Dapson Berikan tab Fe dan asam folat
Serius
Ruam kulit gatal Dapson Hentikan dapson, rujuk
Urtikaria Dapson atau Rifampisin Hentikan keduanya, rujuk
Ikterus Rifampisin Hentikan Rifampisin, rujuk
Shock, purpura, gagal ginjal Rifampisin Hentikan Rifampisin, rujuk
Terapi dalam Kondisi Khusus
Durasi terapi Obat Dosis
6 bulan Klofazimin 50 mg setiap hari
Ofloksasin 400 mg setiap hari
Minosiklin 100 mg setiap hari
Dilanjutkan dengan:
18 bulan Klofazimin ditambah 50 mg setiap hari
salah satu dari:
Ofloksasin 400 mg setiap hari
atau
Minosikli 100 mg setiap hari
n
Catatan: Klaritromisin 500 mg dapat diganti dengan Ofloksasin atau Minosiklin dalam 6
bulan pertama
WHO Expert Committee on Leprosy. 8th
Terapi dalam Kondisi Khusus

Diganti dengan : Opsi lainnya:


• Ofloksasin 400 • Rifampisin 600 mg
mg setiap hari, 1x/bulan selama
ATAU 24 bulan
• Minosiklin 100 mg ATAU • Ofloksasin 400 mg
setiap hari selama 1x/bulan selama
12 bulan 24 bulan, DAN
• Minosiklin 100 mg
1x/bulan selama
24 bulan

WHO Expert Committee on Leprosy. 8th report. 2010.


Terapi dalam Kondisi Khusus

MB PB
Rifampisin Klofazimin
STOP Dapson.
300 mg
600 mg 50 mg setiap
Tidak ada perubahan Dewasa
1x/bulan dengan hari DAN
sekali
50-70 kg sebulan
terapi lainnya supervisi
dengan
supervisi
150 mg sekali
450 mg
Anak 50 mg sebulan
1x/bulan dengan
10-14 tahun selang- dengan
supervisi
seling DAN supervisi

WHO Expert Committee on Leprosy. 8th report. 2010.


Obat Lini Kedua
Obat Dosis dan administrasi Efek bakterisidal

99,99%
Ofloksasin 400 mg, setiap hari
(4 minggu)
Minosiklin 100 mg, setiap hari N/A
99%
Klaritromisin 500 mg, setiap hari
(28 hari)
Minosiklin + Klaritromisin Dosis tunggal 96%
Minosiklin + Klaritromisin +
Dosis tunggal 98,4%
Ofloksasin

WHO Expert Committee on Leprosy. 8th report. 2010.


Regimen Pengobatan Baru yang IDEAL
Obat Anti kusta Baru
Obat Dosis dan administrasi Efek bakterisidal

Moksifloksasin 400 mg, setiap hari 92,1%

Rifapentin* 600 mg 99,6%

Bedakuilin* Digunakan untuk mengobati MDR-TB

* Belum tersedia di Indonesia

JI B, Grosset J. Combination of rifapentine-moxifloxacin-minocycline for the treatment of leprosy.


Rifampisin vs Rifapentin
Rifampisin Rifapentin
Waktu paruh (T1/2) 3 jam 14-18 jam

Aktivitas bakterisidal 92,1% 99,6%

Konsentrasi minimum yang


dibutuhkan untuk
Lebih tinggi Lebih rendah
menghambat pertumbuhan
M. leprae

Efek sterilisasi bakteri Lebih lemah Lebih kuat

Ketersediaan di Indonesia Tersedia Belum tersedia

Mieras et al. BMC Infectious Diseases. 2018.


Laporan Kasus
(alternative hepatosafe
treatment) Diubah menjadi
Pasien 18 tahun Klofazimin50+
dengan kusta dan Diberikan WHO Enzim liver
MDT-MB Klaritromisin500+
DILI Ofloksasin400
meningkat
setiap hari

Rifampisin600 +
Perbaikan klinis yang Ofloksasin400 +
signifikan dan tidak ada Minosiklin100 Enzim liver tetap
gangguan fungsi hati meningkat
setiap bulan
selama 24
bulan

Bhide et al. Alternative hepatosafe treatment option in leprosy.


Hubungan antara spel<trum penyal<it kusta, klasifikasi,
kekebalan selular(CMI) dan kekebalan humoral

cMi-----,,,
' " Humera l
immune
• response

' \. Ba cter

-
\.
.'
.................
ial load

..... '
... .. .... .. . ' ....- .. INDETERMINATE
·· ·
. --
REAKSI RINGAN :
1. BEROBAT JALAN , ISTIRAHAT
DIRUMAH
2. BERI ANALGETIK
ANTIPIRETIK
3. CARI FAKTOR PENCETUS
4. MDT DITERUSKAN

REAK
SI
BERA
T:
1. IS
TI
R
A
H
A
Jika ada
Pertimbangkan komorbid,
Konfirmasi Tentukan
indikasi dan kontra rawat bersama
diagnosis derajat berat
indikasi dengan spesialis
reaksi kusta ringan
kortikosteroid lain
reaksi
Jika manifestasi klinis
Dosis 20 mg adalah pasien memburuk,
Obat pilihan untuk dosis kritis, tapering off dosis kortikosteroid
reaksi kusta bisa lebih lambat harus ditingkatkan
sesuai kondisi klinis
1. Pemberian prednisone pada Reaksi Tipe 1 dan 2
berat

❶ ❷ ❸ ❹ ❺
Dosi

per
s 40
hari 🢣 m 30
g m 20
g 15
m 10
m
g m 5
g
g m
g
Mingg
u ke : 1 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 8 9 - 10 11 - 12
🢣
� 🢁 🢁 � � �
� Follow up Pemeriksaan POD � � �
EVALUASI PEMBERIAN PRENISON

MEMBAIK : Turunkan Dosis Prenison Dilakukan tiap 2


satu tingkat. minggu: dgn
pemeriksaan P.O.D

Evaluasi pertama :
TETAP : Pertahankan / perpanjang PENURUNAN
1 mg pada Dosis yang sama. NYERI SYARAF.

MEMBURUK : Naikkan Dosis 1 tingkat


Lama pemberian Jenis kortikosteroid
Prednisone Methylprednisolone
1st - 2 weeks 40 mg/day 32 mg/day
2nd - 2 weeks 30 mg/day 24 mg/day
3rd - 2 weeks 20 mg/day 16 mg/day
4th - 2 weeks 15 mg/day 12 mg/day
5th - 2 weeks 10 mg/day 8 mg/day
6th - 2 weeks 5 mg/day 4 mg/day
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan Kusta. Jakarta
2019.
FORM EVALUASI PENGOBATAN
PREDNISON
lndikasl Pemberian Prednison Sar,an
l( esimpu lan pemeir sn n : Pemberian prednlson: (dosis lun ggal)
1. Adakah oercak yang pecah / nodule yang Ya/tidak - 40 mg selama 2 Minggu
pecah ? Va I - 30 mg selama 2 Minggu
2. Adakah nven tekan padi saiaf ? tidak - 20 mg selam 2 Mifl!lgu
3. Apakah kf kuatanotot atau rasa raba - 15 mg selam3 2 Mingg11
Derf<Urang dalam wa_l\'tu < dari 6 Va I - 1O mg selama 2 Minggu
btJlan tm kllir? tidak -5 mg selama 2 Minggu
4. Apakah ada lagoplhalmus yang baru terjadi Perawalan din batu dibenkan bila
dalam Va/ keadaan pe<iderita sudah
waktu < dan 6 b!Jlan terakhir ? Tidak mernbaik
Pengamalan dan lidak lanjul pengobatan reaksl (Follow Ya/Tida
5. Apakah ada bercak aldif didekat saraf
up) k
tepi ?
Petunjuk cara mengisi
Kol om 2: : berapa mm cela ll Kolom 2 - 12 : hanya iisi kelainan yan
Kolom 3 , 9, 10 : (+ +) l)jla nye s t a n atau ada
bila diraba sangal nyeri Kolom 4,5,6,11 : diisi K (Kuat), S (sedai,g)
, (+ ) bila digulir1<an nyerl Kolom 14 Ldi1isjenisoba,t
(lumpuh} <losis & lama
Kolom 7,8,12,13 : beri tanda X pada titik yang (hari)·pernberian
mati;asa Kolom 15 : dilsi kelainan organ kuht yang ada
T angan Ka k i
1
a Mata Kekuatan llycfl Dosi
saraf Trb. Kekua s Ke!.
n l..Jgo ti l'ley 0101 Jari Gangguan Per Gangguan
ri lbu Per one Pos Ian
Ob.lt
g Tnalmus sarar Rasa Raba us
Rasa Raba dan
5 jil/i laman
1, ulnar gel (lili k) Otot (t ik}
ya
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

a
Ka Ka Ka Ka Ka Ka Ka
Kanan Ki Kanan
Ki Ki KiKa K ri1 Ki Ki Kin
Ki i Ki

. \
\
lD
:

.
.
I
(I'

0
loD
,1,

;-::
I

:oD
I

I I
I

o
● Pengobatan Reaksi Tipe 2 (ENL) berat berulang
Prednison :

Dosi
per
s
❶ ❷ ❸ ❹ ❺ ❻
hari 🢣
40
m 30
g m 20
g m 15
g m 10
g m
Minggu 5
g
ke mg STOP
:
11-12
1-2 3-4 5-6 7-8 9-10

LAMPRENE 3 X 100 mg ( 2 bl ) 2 X 100 mg ( 2 bl ) 1 X 100 mg ( 2 bl )

Pemeriksaan POD tiap 2


minggu

Follow up
Kombinasi prednisolone dengan
klofazimin or thalidomid

Immunotherapy : sedang
dikembangkan
• Kar HK, Gupta R. Management of leprosy reactions. In: Kumar B, Kar HK, editor. IAL Textbook of Leprosy. 2nd Ed. New Delhi: The Health Sciences Publisher. 2016. p.465-77.
• Darlong J, Govindharaj P, Charles DE, Menzies A, Mani S. Experiences with thalidomide for erythema nodosum leprosum- a retrospective study. Lepr Rev. 2016;87:211-20.
• Nabarro LEB, Aggarwal D, Armstrong M, Lockwood DNJ. The use of steroids and thalidomide in the management of erythema nodosum leprosum; 17 years at the Hospital for Tropical Diseases, London. Lepr Rev. 2016;87:221-
31.
Betamethasone pulse therapy :
Betamethasone 40 mg dalam dextrose 5%, infus lambat, 3
hari berturut2, interval satu bulan

Dexamethasone pulse therapy + Azathioprine :


Dexamethasone 100 mg + 500 mL glucose, infus, 3 hari berturut-
turut, interval 1 bulan, diberikan bersama azathioprine 50
mg/hari
Pentoxyfilline : 1200 mg/day, divided
dose

Plasma exchange : remove Ag, Ab and


immune complex

Consider alternative drugs


Reaksi Methotrexate : 5 – 7,5
mg/minggu
reversa Cyclosporine : mulai 5 mg/kg/hari, kemudian tapering
l down

Azathioprine : 2 mg/kgBB/hari, selama 6 - 8 bulan

Mycophenolate mofetil: 2 g/day, kombinasi dengan


with prednisolone 10mg/day dan tacrolimus 6 mg/day
Tacrolimus : 6 mg/day, kombinasi dengan prednisolone
dan
mycophenolate mofetil serta salep tacrolimus 0,1%
Clofazimine
ENL 300 mg/hari selama 1-3 bulan, 200 mg/hari selama 3 bulan,
100 mg/hari selama masih ada gejala

Thalidomide
Dosis awal 400 mg/hari, dilanjutkan dengan tapering off 100 mg
tiap bulan

Siklosporin
Mulai dengan 5 mg/kg/hari, diikuti tapering off

• Kar HK, Gupta R. Management of leprosy reactions. In: Kumar B, Kar HK, editor. IAL Textbook of Leprosy. 2nd Ed. New Delhi: The Health Sciences Publisher. 2016. p.465-77.
• Darlong J, Govindharaj P, Charles DE, Menzies A, Mani S. Experiences with thalidomide for erythema nodosum leprosum- a retrospective study. Lepr Rev. 2016;87:211-20.
• Nabarro LEB, Aggarwal D, Armstrong M, Lockwood DNJ. The use of steroids and thalidomide in the management of erythema nodosum leprosum; 17 years at the Hospital for Tropical Diseases, London. Lepr Rev. 2016;87:221-
31.
Untuk episode pertama reaksi tipe 2
r
Pertimbangka
n
Pertimbangkan alternative
prednisolone/thalidomide lain
Tingkatkan dosis
Pertimbangka
prednisolone
Mulai dengan dosis n
dose dan tambah
rekomendasi dan Keterbatasan thalidomide penambahan
clofazimine
tapering off thalidomide
Add/
ADD increase
dose
Respons tdk
Prednisolone Rekuren/kronis
ada/inadekuat

Respons thd Respons terhadap Kar HK, Gupta R. Management of leprosy reactions. In : Kumar B, Kar
HK,editor.
terapi terapi IAL Textbook of Leprosy. India : Jaypee Brothers Medical Publisher ; 2016. p.474
Relaps Reaksi

 1 th sesudah Waktu Biasanya 6 bl


RFT Setelah RFT
Tidak disertai Gangguan umum Demam sp panas
demam tinggi
Timbul lesi baru Kelainan Kulit Aktifasi lesi lama
Cardinal sign + Tanda radang ( 4
OR)
Tidak nyeri tekan Kelainan syaraf Neuritis ( nyeri
syaraf ) dg gg
fungsi.
MDT Pengobatan POD -> Prednison
Pendahuluan

Penyakit infeksi kronik berulang


Treponema pallidum subsp.per e ue
Kecacatan t n
Sinonim: framboesia tropi ca (frambesia), yaws,
pian, buba, patek (Indonesia)
komunitas sosek rendah
(kemiskinan, padat, gizi
buruk)

Kebersihan personal (PHBS)

Lingkungan buruk (akses air


bersih, sanitasi)

Kasus anak sebagai


reservoar
2.5 – 4
bulan, dlm 5 th lesi
3– 6 memanjan >6 dpt muncul setelah 5 -10
bulan g 2 th bulan kembali th laten

Laten Laten Stadiu


Stadium I Stadium II
awal lanjut m
III

Early yaws late yaws


(menular) (tidak menular)
Lesi early yaws Lesi late yaws
• Papilloma • Hyperkeratosis
• Serpiginous papilloma • Nodular scars
• Ulceropapillomata • Gangosa
• Squamous macules • Saber tibia
• Maculopapules • Goundou
• Nodules • Monodactylitis
• Plaques • Juxta-articular nodules
• Hyperkeratosis of palms and
soles (crab yaws)
• Bone and joint lesions
• Generalized lymphadenopathy
(may occur)
Stadium I Stadium II Stadium III
 Papul: Sama seperti stadium I Gumma (benjolan, perlunakan
Tunggal atau tapi tersebar, banyak. & destruktif  cacat)
>1 (multipel) Selain itu dapat  Ganggosa (hidung
 Papiloma mengenai: keropos)
 Nodul  Telapak kaki/tangan:  Juxta articular nodus
 Ulkus basah penebalan, pecah (benjolan pd sendi)
pecah  Kelainan tulang, seperti
 Krusto
papillom
 Kelainan tulang: pedang
a osteoporosis,jari  Gondou:benjolan di
bengkak,nyeri tulang
 Kelainan kuku  Penebalan,
pecah2,nyeri
pada telapak
tangan/kaki
Early (dini) -Late (lanjut)

Sangat menular -Tidak/kurang menular


Lesi dapat sembuh spontan, sering
komplikasi infeksi sekunder dan
meninggalkan skar.
10°/o pasien tidak diterapi stadium III
yang
Gangguan KV dan neuro logik hampir tidak
pernah terjadi pada frambusia
Tite
6 r Primer
4
Sekunder
32
Tersier
Pengobata
16
n
8 RPR

2 TPHA
FTA (Abs)
EIA
0 1 2 3
Tahun
Uji non-treponemal
antigen nonspesifik (cardiolipin combine with lesitin and
cholesterol) VDRL dan RPR.
titer meningkat seiring perjalanan penyakit
menghilang setelah terapi
Sangat sensitif tetapi tidak spesifik
False positive pada : leprosy, TB, leptospirosis, morbili,
varicela, hepatitis, mononu kleos is infeksiosa,
rickettsiosis, tripan osomiasis, SLE
Digunakan untuk skrining dan follow-up
Kasus yg didiagnosis secara serologik dgn uji ini
sebaiknya diikuti dengan uji treponemal (lebih spesifik)
Uji treponemal

Antigen spesifik
Untuk konfirmasi diagnosis dan skrining
FTA-ABS, MHA-TP, T PHA, TPPA, Elisa, ICS
(TPHA-based ra pid test) - ROT
Sangat spesifik
False positive pada infeksi t nemal lain
repo
Hasil positif menetap seumur hidup
Ektim
Ulkus tropikum Ulkus frambusia
a

Psoriasis vulgaris plantaris


Skabies (medicinenet.com)
PIODERMA TBC Kutis
koreng Positif
Pemeriksaa Konfirm
(bukan Suspek
n sasaran
trauma) asi = kasus
RDT

98
SANGAT MUDAH SEMBUH dengan dosis tunggal
Azitromisin (30 mg/kg) per oral.
Sebelum
diobati

Setelah

diobati

Evaluasi Pengobatan
dilakukan pada hari ke-7,
ke-15, ke-30
Pengobatan
dengan
Azithromisin

Kasus di Halbar, 2018


Pengobata
Sebelum diobati Setelah 15 hari diobati
n dengan
Benzatin
Penicilin

Kasus di Jayapura,
9 October
2008
• Min 1 kasus di desa yang belum pernah
ditemukan kasus frambusia
POPM • Min 1 kasus di desa yang sudah
dilakukan
POPM sebelumnya namun cakupan < 90%
(semua pddk desa) • Min 10 kasus di desa yang sudah dilakukan
POPM sebelumnya dengan cakupan ≥ 90%

• 1 – 9 kasus di desa yang sudah dilakukan


POPM sebelumnya dengan cakupan ≥ 90%
Pengobatan kasus
dan kontak
Cara
No. Nama Obat Umur (tahun) Dosis Lama
Pemberia Pemberian
n
1. Azitromisi 2-5 th 500 mg Oral Dosis tunggal
n tablet
6–9 th 1000 mg Oral Dosis tunggal

10-15 th 1500 mg Oral Dosis tunggal

16-69 th 2000 mg Oral Dosis tunggal

*Kasus < 2 tahun dan > 69 tahun, wanita hamil, warga sakit
berat, atau alergi obat azitromisin, pengobatannya
konsultasikan ke dokter
No Klasifikasi Gejala Penanggulangan Rujukan

1 Ringan Diare P e m b e r i a n oralit Petugas


Puskesmas,
dokter
Mual, P e m b e ria n o b a t a Petugas
m u n ta h , n ti m u a l ( B 6 ) P uskesmas,
dokter
K r a m perut Anti spasmodik Petugas
Puskesm as,
dokter
2 Sedang Rujuk ke R S

3 B e rat Rujuk ke R S

Efek samping yang sering: pada sal cerna dengan gejala mual, muntah
dan diare, nyeri abdomen.
Efek samping yang jarang: sakit kepala, ruam, nilai fungsi hati yang
tidak normal dan gangguan indra penciuman dan pengecap.
Pengobatan KIPO adalah dengan memberikan obat sesuai keluhan
Jika ringan rujuk ke petugas kesehatan/yankes terdekat, jika tidak bisa
menangani, rujuk ke dokter atau RS terdekat
Obat antisipasi KIPO

Disediakan di fasilitas pelayanan kesehatan (puksesmas/RS) :


Epinefrin/ adrenalin
injeksi
Kortikosteroid injeksi (deksametason / metil
prednisolon)
Difenhidramin inj
Cairan infus RL atau Nacl 0,9%
CTMtab
Prednison tab, deksametason tab
Antasida tab
Paracetamol tab
Ranitidin tab
Domperidon tab
Terima
kasih

You might also like