You are on page 1of 19

Pelatihan Manajemen Quality Assurance

Laboratorium Mikroskopis Malaria


Palembang, 7-14 Juni 2017

Pemantapan Mutu Internal (PMI)


Laboratorium Malaria
PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM
MALARIA
Serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
meningkatkan efisiensi, efektifitas biaya dan
akurasi hasil pemeriksaan yang dilakukan secara
berkesinambungan dan sistematis.
PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM
MALARIA

Tujuan utama:
• Tenaga kesehatan dan pasien mempunyai
keyakinan penuh terhadap hasil laboratorium
• Hasil diagnostik menguntungkan pasien dan
masyarakat
• Penjaminan mutu yang

PMI
dilakukan oleh
laboratorium itu sendiri

• Penjaminan mutu yang

PME
dilakukan oleh
penyelenggara /
laboratorium diluar
laboratorium
PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM
MALARIA (PMI)
DEFINISI
PMI adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-
masing Laboratorium terus menerus agar
tidak terjadi atau mengurangi kejadian
error/ penyimpangan sehingga diperoleh
hasil pemeriksaan yang tepat.
PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM
MALARIA (PMI)

• PMI sangat penting dan harus dilaksanakan oleh petugas


laboratorium untuk memeriksa kinerja mereka dan untuk
memastikan kemampuan pemeriksaan serta sensitivitas dan
spesifisitas diagnosis laboratorium.

• Kegiatan ini tidak dapat dipisahkan dari aspek kualitas


pemeriksaan laboratorium, oleh karena itu setiap
laboratorium wajib meningkatkan dan mempertahankan
mutu kinerja dengan melaksanakan PMI yang
berkesinambungan.
Tujuan Pemantapan Mutu Internal

• Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan


pasien,pengambilan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan
spesimen sampai dengan pencatatn dan pelaporan dilakukan
dengan benar
• Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya
• Menjamin kualitas bahan,alat dan SDM sesuai dengan standart
• Pelaksanaan PMI meliputi seluruh proses pemeriksaan mikroskopis
malaria sejak persiapan sampai keluar hasil.
• Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
Kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh
masing-masing laboratorium secara terus menerus agar tidak
terjadi atau mengurangi kejadian error/penyimpangan sehingga
diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat
Pra analitik Analitik Pasca Analitik

1. Tersedianya SPO
2. Pelaksanaan pemeriksaan sesuai SPO
3. Penyeliaan berjenjang
4. Dokumentasi pelaksanaan PMI
Pemantapan Mutu Internal

• SDM • Memastikan Ketersediaan SPO


• SPO • Memastikan Pelaksanaan
kegiatan
• Alat dan Bahan • Memastikan petugas lab
• Uji Kualitas Reagensia melaksanakan K3

Pra Analisis
Analisis

Lanjut
Tindak
Paska
dan
Analisis • Pencatatan dan
• Evaluasi Evaluasi pelaporan
• Tindak lanjut sesuai • Dokumentasi
permasalahan • SPO pengelolaan
limbah
• Penyeliaan berjenjang
Sumber Daya Manusia

• Setiap laboratorium harus memastikan SDM


yang bekerja adalah SDM yang trampil,
memenuhi kualifikasi sesuai persyaratan jejaring
laboratorium malaria dan secara terus menerus
ditingkatkan kualitasnya. Serta wajib bekerja
sesuai dengan SPO yang ada.
Standar Prosedur Operasi

Tersedianya SPO sesuai standart untuk:


• Pengambilan sampel/ spesimen
• Penerimaan sampel/ spesimen
• Uji kualitas Reagen Giemsa
• Uji kualitas minyak emersi
• Uji kualitas metanol
• Uji pH larutan buffer
• Pemeliharaan dan penyimpanan mikroskop
• Pelaksanaan K3 malaria
Alat dan Bahan

• Memastikan tersedianya alat dan bahan sesuai


dengan standart pemeriksaan malaria, termasuk
atlas malaria/ slide standart. Alat dan bahan
yang dipakai berfungsi dengan baik melalui
pemeliharaan dan kalibrasi, penyimpanan alat
dan bahan.
Uji Kualitas Reagensia
• Ada dua cara menguji mutu giemsa untuk mengetahui apakah giemsa stok yang akan
digunakan masih baik :
• Melakukan pewarnaan pada 1-2 SD, kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Kalau
hasilnya sesuai dengan kriteria standar pewarnaan yang baik, berarti giemsa
pengencernya masih bagus dan dapat digunakan. Pengujian seperti ini perlu
dilakukan setiap kali akan melakukan pewarnaan masal.
• Melakukan test menggunakan kertas Whatman no.2 dan metanol (metil alkohol) :
• Letakkan kertas saring diatas gelas atau petri disk supaya bagian tengah kertas tidak
menyentuh sesuatu.
• Teteskan 1-2 tetes giemsa stock pada kertas saring. Tunggu sampai meresap dan
menyebar.
• Kemudian teteskan 3-4 tetes metanol absolut di tengah bulatan giemsa perlahan
dengan jarak waktu beberapa detik sampai garis tengah giemsa menjadi 5-7 cm,
maka akan terbentuk :
– Lingkaran biru (methilen blue) ditengah
– Lingkaran cincin ungu (methilen azur) diluarnya, serta
– Lingkaran tipis warna merah (eosin) pada bagian tepi. Giemsa sudah rusak dan tidak boleh
dipakai lagi, bila warna ungu atau merah tidak terbentuk.
Uji Kualitas Minyak Emersi

• Uji kekentalan : dapat dilakukan dengan memasukkan batang


pengaduk kedalam wadah berisi minyak emersi. Angkat
batang pengaduk, dan amati. Jika minyak emersi masih
menempel pada batang pengaduk dan menetes lambat
maka kualitas minyak emersi masih baik.
• Uji kekeruhan : Amati ada tidaknya kekeruhan minyak emersi
pada wadah transparan. Bila terlihat keruh maka kualitas
minyak emersi sudah berkurang.
• Perubahan warna : Amati ada tidaknya perubahan minyak
emersi pada wadah transparan. Bila terjadi perubahan warna
(kekuningan) maka kualitas minyak emersi sudah berkurang.
Uji Kualitas Methanol

• Salah satu cara uji kualitas adalah dengan


mengukur berat jenis metanol dengan
densitometer (BJ=0,792 – 0,793).
• Penyimpanan metanol dilakukan dalam wadah
tertutup pada suhu dibawah titik didih (600C).
Uji pH Larutan Buffer

• Dengan kertas lakmus


• Dengan pH indikator
• Dengan pH meter
• larutan buffer yang digunakan memiliki pH 7,2
Analisis

• Memastikan ketersediaan SPO :


• Pembuatan sediaan malaria
• Pewarnaan sediaan malaria
• Pembacaan sediaan malaria
• Penggunaan Rapid Diagnostic Test
• Uji kualitas Reagensia (Giemsa, Methanol, Minyak Emersi
• Memastikan pelaksanaan kegiatan pembuatan, pewarnaan,
pembacaan sediaan darah mikroskopis malaria sesuai dengan
SPO
• Memastikan petugas laboratorium melaksanakan prosedur
K3
Paska Analisis

• Memastikan ketersediaan format pencatatan dan


pelaporan (formulir register laboratorium malaria)
• Semua kegiatan mulai dari tahap pra analisis sampai
paska analisis harus terdokumentasi dengan baik dan
tertelusur selama periode waktu tertentu (1-3 tahun)
oleh unit yang bersangkutan
• Memastikan ketersediaan SPO pengelolaan limbah
• Penyeliaan berjenjang
Evaluasi dan Tindak Lanjut

• Hasil Kegiatan PMI harus dievaluasi oleh


penanggungjawab laboratorium dan ditindak
lanjuti sesuai permasalahan yang ada guna
perbaikan laboratorium.

You might also like