You are on page 1of 32

KELOMPOK 3

NURHIDAYU
NINDIYA OKTAVINA
YESSY ERFINA
COLORS

BLACK
SLIDESMANIA.
KEPERAWATAN KRITIS
A AN
K S AN N
AL A ATA
NA T R UR
PE T DA DOSEN PENGAMPU : Utari Yunie
GA WA
KE 1 9 Atrie S.Kep.,Ns.,M.Kep
ID
COV

COLORS

BLACK
SLIDESMANIA.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM NUCLEID ACID
AMPLIFICATION TEST (NAAT)

Pemeriksaan Laboratorium NAAT dilakukan melalui


tahapan:
1. Pemeriksaan RT-PCR dilakukan melalui Pengambilan swab nasofaring dan
orofaring.

2. Pada pasien rawat inap, pemeriksaan RT-PCR dilakukan evaluasi secara

COLORS
berkala.

BLACK
3. Untuk kasus tanpa gejala, ringan, dan sedang tidak perlu dilakukan pemeriksaan
RT-PCR untuk follow-up.
SLIDESMANIA.
4. Untuk RT-PCR follow-up pada kasus berat dan kritis, dapat dilakukan setelah
sepuluh hari dari pengambilan swab yang positif.

5. Bila diperlukan, pemeriksaan RT-PCR tambahan dapat dilakukan dengan


disesuaikan kondisi kasus sesuai pertimbangan DPJP dan kapasitas di fasilitas
pelayanan kesehatan masing-masing.

6. Untuk kasus berat dan kritis termasuk imunocompromised, bila setelah klinis
membaik, bebas demam selama tiga hari namun pada follow-up RT-PCR menunjukkan

COLORS
hasil yang positif.

BLACK
7. Pada kasus berat dan kritis, nilai Cycle Threshold (CT) value dapat menjadi salah
SLIDESMANIA.

satu pertimbangan untuk transfer pasien dari rawat intensif ke rawat inap biasa dengan
berdiskusi antara DPJP dan laboratorium pemeriksa RT-PCR
.

DERAJAT
GEJALA DAN
TATA LAKSANA
KLINIS PASIEN

COLORS
COVID-19
DEWASA

BLACK
SLIDESMANIA.
Tata Laksana Klinis Pada Pasien Terkonfirmasi COVID-19

Berikut tata laksana klinis pasien terkonfirmasi COVID-19:


1. Tatalaksana Tanpa Gejala
a. Isolasi dan Pemantauan
b. Non-farmakologis
Berikan edukasi:
COLOR

1) Pasien:
a) Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan saat
BLACK
S

berinteraksi dengan anggota keluarga.


b) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
c) Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing).
d) Upayakan kamar tidur sendiri/terpisah.
e) Menerapkan etika batuk
SLIDESMANIA.
f) Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap
harinya (antara jam 10 pagi sampai jam 3 sore).
g) Ukur dan catat suhu tubuh serta saturasi oksigen 2 (dua)
kali sehari (pagi dan malam hari).

2) Lingkungan/kamar:
a) Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara.
b) Membuka jendela kamar secara berkala.
COLOR

BLACK

3) Keluarga:
S

a) Bagi anggota keluarga yang berkontak erat dengan


pasien sebaiknya memeriksakan diri ke FKTP/Rumah Sakit.
b) Anggota keluarga senantiasa pakai masker.
c) Jaga jarak minimal 1 meter dari pasien.
SLIDESMANIA.

d) Senantiasa mencuci tangan.


c. Farmakologi
1) Bila terdapat penyakit penyerta/komorbid, dianjurkan untuk tetap
melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi.
2) Vitamin C, dengan pilihan;
a) Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari);
b) Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari); atau
c) Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet/24 jam
COLOR

(selama 30 hari).
BLACK

3) Vitamin D
S

Dosis 400 IU-1000 IU/hari


4) Obat-obatan suportif baik tradisional
5) Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan
SLIDESMANIA.
2. Tatalaksana Derajat Ringan
a. Isolasi dan Pemantauan
Pasien gejala ringan dilakukan isolasi dan pemantauan sesuai dengan
prosedur pada peraturan yang berlaku.
b. Non Farmakologis
Edukasi terkait tindakan yang harus dilakukan (sama dengan tanpa
COLOR

gejala).
c. Farmakologis
BLACK
S

1) Vitamin C dengan pilihan:


a) Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14
hari);
b) Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari);
SLIDESMANIA.
c) Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet/24 jam
(selama 30 hari).

2) Vitamin D
Dosis 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU
dan tablet kunyah 5000 IU) selama 14 hari.
COLOR

3) Antivirus:
BLACK
S

Favipiravir (sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-
1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2- 5).

4) Pengobatan simptomatis seperti parasetamol bila demam.


5) Obat-obatan suportif baik tradisional
SLIDESMANIA.
3. Tatalaksana Derajat Sedang
a. Isolasi dan Pemantauan
1) Rujuk ke Rumah Sakit ke Ruang Perawatan COVID-19/
Rumah Sakit Darurat COVID-19.
2) Isolasi di Rumah Sakit ke Ruang Perawatan COVID-19/
Rumah Sakit Darurat COVID-19.
COLOR

3) Pengambilan swab untuk RT-PCR


BLACK

b. Non Farmakologis
S

1) Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status


hidrasi/terapi cairan, oksigen bila dibutuhkan.
2) Pemantauan laboratorium Darah Tepi
SLIDESMANIA.
c. Farmakologis
1) Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9%
habis dalam 1 jam diberikan secara drip Intravena (IV) selama
perawatan.
2) Vitamin D
Dosis 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan
tablet kunyah 5000 IU).
3) Diberikan terapi farmakologis, salah satu antivirus berikut:
a) Favipiravir (sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12
COLOR

jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5 dan dapat
BLACK

diperpanjang sampai hari ke 7); atau


S

b) Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100 mg IV


drip (hari ke 2-5).
4) Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP
5) Pengobatan simptomatis (Parasetamol dan lain-lain).
SLIDESMANIA.

6) Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada.


4. Tatalaksana Derajat Berat atau Kritis
a. Isolasi dan Pemantauan
1) Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit atau rawat secara
kohorting.
2) Pengambilan swab untuk RT-PCR
b. Non Farmakologis
COLOR

1) Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status


hidrasi (terapi cairan), dan oksigen.
BLACK
S

2) Pemantauan laboratorium darah tepi


3) Pemeriksaan foto toraks serial bila perburukan.
4) Monitor tanda-tanda sebagai berikut:
a) Takipnea, frekuensi napas ≥ 30x/min.
SLIDESMANIA.
b) Saturasi Oksigen dengan pulse oximetry ≤93% (di
jari).
c) PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg.
d) Peningkatan sebanyak >50% di keterlibatan area paru-
paru pada pencitraan thoraks dalam 24-48 jam.
e) Limfopenia progresif.
COLOR

f) Peningkatan CRP progresif.


g) Asidosis laktat progresif.
BLACK
S

5) Monitor keadaan kritis


a) Gagal napas
b) Bila terjadi gagal napas disertai ARDS pertimbangkan
penggunaan ventilator mekanik
6) Terapi Oksigen
SLIDESMANIA.
7) NIV (Non Invasive Ventilation)
a) Tenaga kesehatan harus menggunakan respirator
b) Trial NIV selama 1-2 jam sebagai bagian dari transisi terapi oksigen.
c) Inisiasi terapi oksigen dengan menggunakan NIV
d) Titrasi PEEP dan FiO2 untuk mempertahankan target SpO2 92-96%.
e) Evaluasi penggunaan NIV dalam 1-2 jam dengan target parameter
COLOR

8) Intubasi endotrakeal dan Ventilasi Mekanik invasif (Ventilator)


a) Intubasi endotrakeal berisiko terbentuknya aerosol, sebaiknya di ruangan
BLACK
S

yang bertekanan negative

9) ECMO (Extra Corporeal Membrane Oxygenation)


Pasien COVID-19 kritis dapat menerima terapi ECMO bila memenuhi indikasi
ECMO setelah pasien tersebut menerima terapi posisi prone
SLIDESMANIA.
Indikasi ECMO: Kontraindikasi relatif:
a) PaO2/FiO2 <80mmHg a) Usia ≥ 65 tahun
selama >6 jam b) Obesitas BMI ≥ 40
b) PaO2/FiO2 c) Status imunokompromis
<50mmHg selama >3 jam d) Tidak ada ijin informed
c) pH <7,25 + PaCO2 consent yang sah
>60mmHg selama >6 jam
e) Penyakit gagal jantung
sistolik kronik
COLORS

f) Terdapat penyebab yang


BLACK

berpotensi reversibel
(edema paru, sumbatan
mucus bronkus, abdominal
SLIDESMANIA.

compartment syndrome)
Kontraindikasi absolut:
a) Clinical Frailty Scale Kategori ≥ 3
b) Ventilasi mekanik > 10 hari
c) Adanya penyakit komorbid yang
bermakna:
(1) Gagal ginjal kronik stage III
(2) Sirosis hepatis
(3) Demensia

COLORS
(4) Penyakit neurologis kronis yang tidak

BLACK
memungkinkan rehabilitasi
(5) Keganasan metastase
(6) Penyakit paru tahap akhir
(7) Diabetes tidak terkontrol dengan
SLIDESMANIA.

disfungsi organ kronik


(8) Penyakit vaskular perifer berat
d) Gagal organ multipel berat
e) Injuri neurologik akut berat
f) Perdarahan tidak terkontrol
g) Kontraindikasi pemakaian
antikoagulan
h) Dalam proses Resusitasi Jantung Paru
Komplikasi berat sering terjadi pada

COLORS
terapi ECMO seperti perdarahan,

BLACK
stroke, pneumonia, infeksi septikemi,
gangguan metabolik hingga mati otak.
SLIDESMANIA.
Kriteria DIC berdasarkan The International Society of Thrombosis Haemostasis (ISTH).

Kategori Skor Nilai


Jumlah trombosit (/mm3) 2 <50.000
1 ≥ 50.000, <100.000
D-dimer/FDP 3 Meningkat tinggi
COLORS

2 Meningkat sedang
Pemanjangan PT 2 ≥ 6 detik
BLACK

1 ≥3 detik, <6 detik


Fibrinogen (g/mL) 1 <100
Total skor ≥5 Overt DIC
<5 Non-overt DIC
SLIDESMANIA.
Risiko Perdarahan IMPROVE
Faktor Risiko Poin
Insufisiensi ginjal moderat (klirens keratin/LFG 1
30-50 mL/mnt)
Pria 1
Usia 40-84 tahun 1.5
Kanker aktif 2
Penyakit reumatik 2
Pemakaian kateter vena sentral 2
Admisi di ICU/CCU 2.5
COLORS

Insufisiensi renal berat (klirens keratin/LFG < 30 2.5


mL/menit)
BLACK

Insufisiensi liver (INR>1,5) 2.5


Usia ≥ 85 tahun 3.5
Trombositopenia < 50.000/UI 4
Riwayat perdarahan dalam 3 bulan terakhir 4
Ulkus gastro-intestinal aktif 4

Risiko Perdarahan IMPROVE


Skor total: 30,5;
interpretasi: < 7 risiko terjadinya perdarahan rendah, ≥ 7 peningkatan risiko terjadinya perdarahan. laju filtrasi glomerulus
SLIDESMANIA.

(LFG); intensive care Unit (ICU); Coronary Care Unit (CCU),


Penggunaan antikoagulan pada pasien kritis
Dosis penyesuaian CrCl ≥ 30 CrCl < 30mL/menit

mL/menit
Standar
Enoxaparin 40 mg UFH 7.500 units tiga
dua kali sehari kali sehari subkutan
subkutan, atau UFH
7.500 units tiga kali
sehari subkutan
Obes (≥120kg Enoxaparin 0,5 UFH 10.000 units tiga
or BMI ≥ mg/kg dua kali sehari kali sehari subkutan
35) subkutan (dosis
maksimal
COLORS

100 mg dua kali


sehari), atau UFH
10.000 units tiga
BLACK

kali sehari
Enoxaparin 30
Berat badan kurang dari UFH 7.500 units tiga
60 kg mg dua kali sehari kali sehari subkutan

subkutan, atau UFH


7.500
units tiga kali

sehari subkutan
SLIDESMANIA.
DERAJAT GEJALA DAN TATALAKSANA KLINIS PASIEN COVID 19
NEONATUS, ANAK DAN REMAJA
A. Pasien Anak dan Remaja
1. Derajat Gejala
D e r a ja t G e j a la G e ja la
Tan pa G e ja la H a s il u ji C O V I D - 1 9 p o s i tif t a n p a a d a t a n d a d a n g e j a la
(a s im p to m a tik ) k lin is .
G e ja la R i n g a n G e j a l a i n f e k s i s a l u r a n n a p a s a t a s s e p e r t i d e m a m , f a ti g u e ,
m i a lg i a , b a tu k , n yeri te n g g o r o k a n , p ile k , dan b e rs in .
B eb erapa kasus m u n g k in tid a k d iserta i dem am , dan
la in n y a m e n g a la m i g e ja la s a lu r a n p en cern aan se p e rti
m u a l, m u n tah , n yeri p e ru t, d ia r e ,
a ta u g e ja la n o n - r e s p ir a to r i la in n y a .
G e ja la S e d a n g G e ja la dan ta n d a k lin is p n e u m o n ia . D em am , b a tu k ,
ta k ip n u * , dapat d is e r t a i ron k i ata u w h e e z in g pad a
a u s k u lt a s i p a r u ta n p a d is tr e s n a p a s d a n h ip o k s e m i a .

COLORS
* T a k ip n u = F r e k u e n s i n a p a s < 2 b u la n : ≥ 6 0 x / m e n it, 2 –
11 b u la n : ≥ 5 0 x / m e n it , 1–5 ta h u n : ≥ 4 0 x / m e n it , >5

BLACK
ta h u n : ≥ 3 0 x / m e n it.
G e ja la B e r a t • G e ja la dan ta n d a k lin is p n e u m o n ia b erat beru p a
n a p a s c u p in g h id u n g , s ia n o s is , r e t r a k s i s u b c o s t a l.
• A danya ta n d a dan g e ja la bahaya um um s e p e r ti
k e ja n g , p en u ru n an k esad aran , m u n ta h p r o fu s e ,
ti d a k d a p a t m i n u m , d e n g a n a t a u t a n p a g e ja la
re s p ira to r i.
SLIDESMANIA.

D e s a tu r a si (S ta tu s o k s ig e n a si: SpO 2 < 95% pada


u d ara ru an gan )
K r itis P a sien m en g ala m i perburu kan dengan cepat m e n ja d i
a c u t e r e s p i r a t o r y d is t r e s s s y n d r o m e ( A R D S ) a t a u g a g a l n a p a s
a ta u te rja d i s y o k , e n s e f a lo p a ti, k e r u s a k a n m i o k a r d atau
gagal ja n tu n g , k o a g u lo p a ti, gan gguan
Tatalaksana Kasus Pada Anak
Kriteria Diagnosis
Tata Laksana
Kontak erat Tanpa gejala Suspek/Probable/ Kasus suspek berat Kasus probable/
tanpa gejala terkonfirmasi, Terkonfirmasi Sedang dan kritis konfirmasi berat dan kritis,
suspek/probable/ MIS-C
terkonfirmasi
ringan
+ +
Isolasi mandiri + setelah pulang dari RS, + setelah pulang dari RS + setelah pulang dari RS, tetap
dan pemantauan tetap melakukan protokol jika terbukti positif, tetap melakukan protokol
Tatalaksana Kasus Pada Anak pencegahan infeksi melakukan protokol pencegahan infeksi
COLORS

pencegahan infeksi
BLACK

- -
Isolasi di rumah sakit + ventilasi natural/ + tekanan negatif Jika + tekanan negatif Dilanjutkan
tekanan negatif terbukti positif, dilanjutkan isolasi
isolasi mandiri jika dinyatakan boleh
Dilanjutkan isolasi mandiri jika rawat jalan
mandiri jika dinyatakan boleh
dinyatakan boleh rawat jalan
rawat jalan
SLIDESMANIA.
Kriteria Diagnosis

Tata Laksana
Kontak erat Tanpa gejala Suspek/Probable/ Kasus suspek berat Kasus probable/
tanpa gejala terkonfirmasi, Terkonfirmasi Sedang dan kritis konfirmasi berat dan kritis, MIS-C
suspek/probable/
terkonfirmasi
ringan

- - + + +
Pemeriksaa Anak dengan
Darah lengkap, CRP,
Darah rutin, hitung jenis, Darah rutin, hitung jenis, analisis
D-dimer
n darah komobiditas: atas analisis gas darah, CRP. gas darah,
pertimbangan khusus Pemeriksaan fungsi ginjal, CRP.
lain-lain sesuai
COLORS

fungsi hati, elektrolit, faktor Pemeriksaan fungsi


indikasi/komorbiditas
koagulasi seperti ginjal, fungsi hati, elektrolit,faktor
koagulasi seperti
d-dimer, fibrinogen, PT/APTT,
BLACK

penanda inflamasi seperti d-dimer, fibrinogen,

ferritin, LDH, dan marker PT/APTT, penanda


jantung seperti troponin/NT-
inflamasi seperti
pro BNP
ferritin, LDH, dan marker jantung
seperti troponin/NT-pro BNP
Lain-lain sesuai
SLIDESMANIA.
Kriteria Diagnosis
Tata Laksana
Kontak Tanpa gejala Suspek/Probable/ Kasus suspek berat Kasus probable/
terkonfirmasi, Terkonfirmasi Sedang dan kritis konfirmasi berat dan kritis,
erat tanpa gejala suspek/probable/ MIS-C
terkonfirmasi
ringan
indikasi/komorbiditas
Lain-lain sesuai
indikasi/
komorbiditas
- - + + +
Pemeriksaan
Rontgen Anak dengan
COLORS

komobiditas: atas

pertimbangan khusus
BLACK

+ +
Pemeriksaan EKG/
Echocardigraphy

- + + + +
Pemberian suplementasi
Vitamin C, D3 Nutrisi adekuat Oral Oral/enteral Oral/enteral/intravena
Oral/enteral/ intravena
dan Zink
SLIDESMANIA.
Jenis dan Dosis Obat Tata Laksana COVID-19 Pada Anak
Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Dosis Durasi Keterangan
Remdesivir COVID-19 konfirmasi Untuk pasien
 Gangguan hepar (ALT ³ 5x <40 kg: 5 mg/kg IV Tersedia melalui
klinis sedang dengan komorbid batas atas normal atau ada loading dose pada hari yang permintaan khusus
 COVID-19 konfirmasi elevasi ALT yang berkaitan ke-1; diikuti 2,5 tidak memerlukan untuk anak-anak.
klinis berat dengan meningkatnya mg/kg IV tiap 24 jam ventilasi mekanik Pemberian
 COVID konfirmasi bilirubin direk, alkalin ≥40 kg: 200 mg IV didiskusikan dengan
dengan fosfatase, atau INR) loading dose pada atau ECMO tim penanganan
komorbiditas/immunucompr hari ke-1; diikuti 100 diberikan selama COVID-19
COLORS

omais mg IV tiap 24 jam 5 di


Gangguan ginjal (>28 hari
 MISC dengan RT Drip selama 30-
dengan eFGR <30 ml/menit hari atau rumah
BLACK

RT-PCR positif 120 menit sakit masing-masing


atau neonates cukup bulan sampai
(7-28 hari kehidupan)dengan pulang mana yang
serum kreatinin ≥ 1 mg/dL, lebih cepat Jika
kecuali manfaat lebih banyak
dari risiko belum perbaikan
pemberian obat maka dapat
diberikan sampai
SLIDESMANIA.

10 hari
COLORS
SLIDESMANIA.
A SU H A N K E P E R A W A T A N P A D A P A SIE N D E N G A N
C O V ID 19

1. Pengkajian
Pada pasien yang dicurigai COVID-19 (memiliki 3 gejala utama demam, batuk dan sesak)
perlu dilakukan pengkajian:

a. Riwayat perjalanan: Petugas kesehatan wajib mendapat secara rinci riwayat perjalanan
pasien saat ditemukan pasien demam dan penyakit pernapasan akut.

b. Pemeriksaan fisik: Pasien yang mengalami demam, batuk dan sesak napas dan telah
melakukan perjalanan ke Negara atau Daerah yang telah ditemukan COVID-19 perlu
dilakukan isolasi kurang lebih 14 hari.

2. Diagnosis Keperawatan
COLORS

Hasil pengkajian dan respon yang diberikan pasien, paling banyak diagnosis keperawatan
yang diangkat pada COVID-19 adalah.
BLACK

a. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

b. Pola napas tidak efektif terkait dengan adanya sesak napas

c. Kecemasan terkait dengan etiologi penyakit yang tidak diketahui

Tujuan dan kriteria hasil


1. Cegah penyebaran infeksi
SLIDESMANIA.

2. Pelajari lebih lanjut tentang penyakit dan penatalaksanaannya


3. Kontrol suhu tubuh
4. Frekuensi napas kembali normal
5. Kecemasan menurun

1. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Hipertermia NOC: NIC :


Berhubungan dengan : Thermoregulasi ▪ Monitor suhu sesering mungkin
- penyakit/ trauma ▪ Monitor warna dan suhu kulit
- peningkatan metabolisme Setelah dilakukan tindakan ▪ Monitor tekanan darah, nadi dan RR
- aktivitas yang berlebih keperawatan selama………..pasien ▪ Monitor penurunan tingkat kesadaran
- dehidrasi menunjukkan : ▪ Monitor WBC, Hb, dan Hct
Suhu tubuh dalam batas normal ▪ Monitor intake dan output
DO/DS: dengan kreiteria hasil: ▪ Berikan anti piretik:
● kenaikan suhu tubuh diatas ❖ Suhu 36 – 37C ▪ Kelola Antibiotik:………………………..
rentang normal ❖ Nadi dan RR dalam rentang ▪ Selimuti pasien
● serangan atau konvulsi (kejang) normal ▪ Berikan cairan intravena
● kulit kemerahan ❖ Tidak ada perubahan warna ▪ Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
● pertambahan RR kulit dan tidak ada pusing, ▪ Tingkatkan sirkulasi udara

COLORS
● takikardi merasa nyaman ▪ Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
● Kulit teraba panas/ hangat ▪ Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

BLACK
▪ Catat adanya fluktuasi tekanan darah
▪ Monitor hidrasi seperti turgor kulit, kelembaban
membran mukosa)
SLIDESMANIA.
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan : NOC: NIC:
- Hiperventilasi ❖ Respiratory status : Ventilation ● Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Penurunan energi/kelelahan ❖ Respiratory status : Airway patency ● Pasang mayo bila perlu
- Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal ❖ Vital sign Status ● Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Kelelahan otot pernafasan ● Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Hipoventilasi sindrom Setelah dilakukan tindakan keperawatan ● Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Nyeri selama ………..pasien menunjukkan ● Berikan bronkodilator :
- Kecemasan keefektifan pola nafas, dibuktikan dengan -…………………..
- Disfungsi Neuromuskuler kriteria hasil: …………………….
- Obesitas ❖ Mendemonstrasikan batuk efektif dan ● Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
- Injuri tulang belakang suara nafas yang bersih, tidak ada ● Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
sianosis dan dyspneu (mampu ● Monitor respirasi dan status O2
DS: mengeluarkan sputum, mampu ❖ Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
- Dyspnea bernafas dg mudah, tidakada pursed ❖ Pertahankan jalan nafas yang paten

COLORS
- Nafas pendek lips) ❖ Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
DO: ❖ Menunjukkan jalan nafas yang paten ❖ Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

BLACK
- Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi (klien tidak merasa tercekik, irama ❖ Monitor vital sign
- Penurunan pertukaran udara per menit nafas, frekuensi pernafasan dalam ❖ Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik
- Menggunakan otot pernafasan tambahan rentang normal, tidak ada suara relaksasi untuk memperbaiki pola nafas.
- Orthopnea nafas abnormal) ❖ Ajarkan bagaimana batuk efektif
- Pernafasan pursed-lip ❖ Tanda Tanda vital dalam rentang ❖ Monitor pola nafas
- Tahap ekspirasi berlangsung sangat normal (tekanan darah, nadi,
SLIDESMANIA.

lama pernafasan)
- Penurunan kapasitas vital
- Respirasi: < 11 – 24 x /mnt
4. EVALUASI STATUS KLINIS PASIEN COVID-19

A. Pada pasien dengan isolasi mandiri, harus dilakukan pemantauan oleh


petugas Kesehatan terhadap tanda klinis yang memerlukan
penanganan lebih lanjut di fasilitas pelayanan kesehatan.
Tanda Klinis tersebut adalah sebagai berikut:
1. Demam tinggi >38 °C;
2. Kesulitan bernafas/sesak nafas;
3. Wajah atau bibir kebiruan;
4. Gasping (nafas tersenggal saat berbicara);
5. Batuk bertambah;

COLORS
6. Nyeri dada, yang tidak berkaitan dengan batuk;

BLACK
7. Gangguan kesadaran (bingung, gangguan tidur yang berat);
8. Tidak mampu makan, minum, berjalan; atau
9. Kondisi komorbid yang tidak terkontrol.
Bagi pasien isolasi mandiri yang mempunyai kesulitan bernafas/sesak nafas dengan saturasi
SLIDESMANIA.

oksigen < 95 % dapat menggunakan oksigen untuk pertolongan pertama dan segera dibawa ke
rumah sakit untuk dilakukan penanganan.
Di atas pohon ada sarang lebah

Lebahnya berdengung saat


lewat

Ayo, makan sayur dan buah

Agar kekebalan tubuh jadi kuat

COLORS

BLACK
SLIDESMANIA.

You might also like