You are on page 1of 100

Apt.Ahmad Syukur Hasibuan,M.

Farm
TERMINOLOGI UMUM
OBAT
• setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses kehidupan
(Lehne, 1998)

FARMAKOLOGI
• studi tentang obat dan interaksinya dengan sistem kehidupan
(Lehne, 1998)
TERMINOLOGI UMUM
(lanjutan)
FARMAKOLOGI KLINIK
• Studi tentang obat & pengaruhnya thd manusia
(Lehne, 1998)

FARMAKOLOGI TERAPEUTIK
• Cabang ilmu yang mempelajari penggunaan obat
untuk mendiagnosa, mencegah, atau menangani
penyakit atau untuk mencegah kehamilan
(Lehne, 1998)
TERMINOLOGI UMUM
(lanjutan)
FARMAKOKINETIK
“studi tentang nasib obat di dalam tubuh”

I. Absorbsi
II. Distribusi
III. Metabolisme/ biotransformasi
IV. Ekskresi
TERMINOLOGI UMUM
(lanjutan)
FARMAKODINAMIK

“studi tentang pengaruh obat terhadap


jaringan tubuh”

‘Adalah proses yang berhubungan dengan fungsi


fisiologis dan biokimia dari obat didalam tubuh’
PRINSIP PENGOBATAN
• PENGOBATAN DILAKUKAN STLH UPAYA PENCEGAHAN
DAN PENGEND. PENYAKIT TELAH TERLAKSANA BAIK

• PERTIMBANGAN :
- DIAGNOSA DITEGAKKAN DG TEPAT
- OBAT DIBERIKAN SESUAI DG AGEN PENYAKIT
- DOSIS, CARA DAN FREKUENSI PEMBERIAN
SESUAI ATURAN
TUJUAN PENGOBATAN

memberikan manfaat maksimal dengan bahaya minimal


OBAT IDEAL
• Efektif
• Aman
• Selektif
• Mudah dalam pemberian
• Bebas dari interaksi obat
• Biaya murah
• Stabil scr kimia
• Memiliki nama generik yang simpel
Obat yang ada saat ini masih jauh dari
ideal. Tidak ada obat yang memenuhi
semua kriteria obat ideal: tidak ada
obat yang aman; semua obat
menimbulkan efek samping; respons
terhadap obat sulit diprediksi dan
mungkin berubah sesuai dengan hasil
interaksi obat;
dan banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan.
Karena banyak obat tidak ideal, semua anggota tim
kesehatan harus berlatih ‘care’ untuk meningkatkan efek
terapeutik dan meminimalkan kemungkinan bahaya yang
ditimbulkan obat.

TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM


PENGOBATAN
TANGGUNG JAWAB
PERAWAT DALAM
PENGOBATAN
• Memahami daya kerja obat dan efek sampingnya
• Memberikan obat dengan benar
• Memonitor respon klien
• Membantu klien dengan menggunakan obat dengan benar
• Memberikan pendidikan ksehatan pada klien tentang obat
yang diberikan
OBAT DAN NASIB OBAT
DALAM TUBUH/ FARMAKOKINETIK

NASIB OBAT DALAM TUBUH


Obat

Absorbsi (1) Distribusi (2)

Respon
farmakologis
Interaksi dg reseptor (3)

Dengan/tanpa metabolisme (4)

Ekskresi (5)
NASIB OBAT
DALAM TUBUH (ABSORBSI)
ABSORPSI =>
SUATU PROSES DIMANA OBAT MASUK/MENCAPAI
ALIRAN DARAH.

“penyerapan/ masuknya obat dari tempat


pemberian ke jaringan target, meliputi
transformasinya dari bentuk saat diberikan (a
dosage form) menjadi bentuk yang dapat
digunakan scr biologis (a biologically usable
form)”
Absorbsi
• Rute pemberian obat
1. Enteral (oral, buccal, sublingual, atau
rektal, atau lewat selang nasogastrik):
absorbsi terutama melalui usus halus,
ttp juga melalui mukosa mulut, mukosa
lambung, usus besar, atau rektum
2. Parenteral (intravena [iv], subkutan [sc],
intramuskular [im], intradermal, intra-
artikular, intratekal, epidural)
Absorbsi
• Rute pemberian

3. Topikal (ointments/salep, krim, jelly


untuk dipakai di kulit, obat mata, obat
telinga, instilasi hidung, transdermal)
Absorbsi
• Mekanisme absorbsi
1. Difusi pasif
= perpindahan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah dg cara difusi mll
membran sel tanpa energi
 konsentrasi obat & kelarutannya dlm
lemak
2. difusi terfasilitasi= suetu proses yang terjadi
dengan bantuan suatu faktor pembawa
(carier).
Lebih serign untuk makanan. Ex glukosa
masuk ke dalam sel
Absorbsi
3. Transport aktif
= perpindahan molekul terionisasi yg
menggunakan energi sel
contoh: Levodopa (L-dopa) transport asam amino
4. Pinositosis =cara transport dengan membentuk
vesikel, misalnya untuk makromolekul seperti protein =>
sangat jarang
NASIB OBAT
DALAM TUBUH (ABSORBSI)
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
a. KELARUTAN OBAT
b. KEMAMPUAN OBAT BERDIFUSI MELALUI
MEMBRAN SEL
c. KADAR YANG DIBERIKAN
d. LUAS PERMUKAAN KONTAK OBAT
e. BENTUK SEDIAAN OBAT
f. ROUTE PEMBERIAN OBAT
Distribusi
Proses sehingga obat berada di cairan tubuh dan jaringan
tubuh

I. Aliran darah
II. Afinitas thd jaringan
III. Efek ikatan protein
Distribusi
TERDIRI DARI 2 FASE
1. FASE I ; terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke
organ yang perfusinya sangat baik. (jantug, hati, ginjal,
otak)
2. FASE II ; Jauh lebih luas mencakup daerah yang
perfusinya rendah (otot, visera, kulit, dan jaringan
lemak)
NASIB OBAT
DALAM TUBUH (METABOLISME)
3. METABOLISME (BIOTRANSFORMASI)
• PERUBAHAN STRUKTUR KIMIA OBAT DALAM TUBUH , OLEH ENZIM (HATI,
GINJAL, PARU-PARU, EPITEL SALURAN PENCERNAAN)

• TUJUAN : METABOLIT LEBIH POLAR ELIMINASI LEBIH


CEPAT

• OBAT POLAR FILTRASI (GLOMERULUS GINJAL) :

tanpa reabsorbsi ekskresi cepat


• OBAT LARUT LEMAK MELEWATI MEMBRAN SEL :

MUDAH DIREABSORBSI KEMBALI KE


OLEH TUBULI GINJAL SIRKULASI DARAH
Metabolisme/
Biotransformasi
Proses kimia yang mengubah bentuk aslinya menjadi
bentuk yang larut-air (metabolit) sehingga dapat
diekskresikan

Jenis reaksi biotransformasi


1. reaksi nonsintesis: dg oksidasi, reduksi,
2. reaksi sintesis atau konjugasi:
kombinasi dg zat endogen atau hidrolisis
Biotransformasi
• Peran enzim:
- meningkatkan kelarutan obat dlm air
untuk diekskresikan mll sist.renal
- mengubah kelarutan obat dlm lemak
untuk diekskresikan mll sist.biliaris
Drug may have actions increased or
decreased or changed

… metabolism is what the body does to


the drug
=> Terjadi di dalam hepar, ginjal, paru- paru, plasma darah, dan
mukosa usus.
NASIB OBAT
DALAM TUBUH (EKSKRESI)

4. EKSKRESI
• OBAT POLAR, DIEKSKRESI MELALUI ORGAN EKSKRESI DALAM BENTUK
UTUH
• OBAT NON POLAR, DIMETABOLISME LEBIH DAHULU UNTUK
MEMUDAHKAN EKSKRESI.

ORGAN EKSKRESI UTAMA : GINJAL

FUNGSI GINJAL :
• FILTRASI
• SEKRESI AKTIF
• REABSORBSI

EKSKRESI OBAT LEWAT : FESES, URIN, KERINGAT, AIR LIUR, AIR


SUSU
FARMAKODINAMIK
“studi tentang pengaruh obat terhadap jaringan tubuh”

Terjadi karena adanya interaksi obat dengan reseptor


IKATAN OBAT DAN RESEPTOR
SIFAT :
• REVERSIBEL
• IKATAN KIMIA LEMAH : IONIK, HIDROGEN, HIDROFO
BIK DAN VAN DER WAALS
• SEPERTI IKATAN ANTARA ENZIM-SUBSTRAT
• JARANG BENTUK KOVALEN KUAT DAN
IRREVERSIBEL

IKATAN OBAT -PROTEIN


• REVERSIBEL
• PROTEIN PLASMA YANG BERPERAN : ALBUMIN,
GLOBULIN, LIPOPROTEIN, GLIKOPROTEIN
IKATAN OBAT DENGAN PROTEIN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSENTRASI
PROTEIN PLASMA :
• Sintesis protein
• Katabolisme protein
• Distribusi albumin antara ruang intra dan akstra vaskuler
• Eliminasi protein plasma yang berlebih terutama albumin
• Perubahan kualitas protein plasma afinitas obat
terhadap protein berubah
Contoh : penyakit hati/ginjal Kualitas protein
plasma berubah
Kapasitas protein plasma thd obat berubah
IKATAN OBAT DENGAN PROTEIN
Obat terikat protein plasma :
• Suatu komplek yang besar
• Tidak dapat lewat membran sel
• Distribusi terbatas
• Tidak aktif secara terapeutik

Obat bebas :
• Dapat lewat membran sel secara bebas
• Distribusi luas
• Aktif secara terapeutik
IKATAN OBAT DENGAN PROTEIN
FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IKATAN
PROTEIN PLASMA :
• Sifat fisikokimia obat
• Konsentrasi obat dalam tubuh
• Jumlah protein plasma
• Afinitas antara obat dengan protein
• Kompetisi obat dengan zat lain pada ikatan protein
• Kondisi patofisiologis penderita
Kerja obat:
• Onset (mula kerja), Peak (puncak), duration (lama kerja);
waktu paruh
• Mekanisme kerja: reseptor, enzim, hormon
EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN DALAM
PENGGUNAAN OBAT
EFEK YANG DIINGINKAN DALAM PENGGUNAAN OBAT
• Hilangkan penyebab penyakit
• Hilangkan gejala penyakit
• Terapi untuk gantikan /menambah zat yang hilang/kurang

EFEK OBAT YANG TIDAK DIINGINKAN :


• Efek samping
• Efek toksik
• Alergi
• Teratogenik
EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN DALAM
PENGGUNAAN OBAT

EFEK SAMPING OBAT

• Pengertian : efek ikutan yang muncul setelah pemberian


obat dengan dosis sesuai anjuran

• Efek samping : tidak dikehendaki, merugikan,


membahayakan pasien

• Efek samping bersifat konsisten dan sudah diketahui


EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN DALAM
PENGGUNAAN OBAT
Efek Samping Obat :
Contoh : Antihistamin (dipendhidramin)

efek sedatif
• Efek samping tidak mungkin dihilangkan sama sekali
• Dapat dihindari/ditekan seminimal mungkin dengan
menghindari faktor-faktor resiko/penyebabnya
EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN DALAM
PENGGUNAAN OBAT
1. Efek Samping Obat :
• Efek samping terjadi karena interaksi yang rumit
antara obat dengan sistem biologis tubuh, antar
indivudu bervariasi

• Efek samping obat bisa terjadi antara lain :


• Penggunaan > dari satu obat interaksi antara obat tumpang
tindih pengaruh obat terhadap organ yang sama
• Obat-obat tersebut punya efek saling berlawanan terhadap organ
tertentu
EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN DALAM
PENGGUNAAN OBAT
• Resiko efek samping merupakan konsekuensi
pemakaian obat
• Menurunkan efek samping :
• mengetahui secara seksama pengaruh-pengaruh farmakologis obat
• Cara pemakaian
• Aturan dosis
• Penelaahan manfaat dan resiko pemakaian suatu obat
pertimbangan-pertimbangan sehingga dicapai manfaat max + resiko yg
minimal
EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN DALAM
PENGGUNAAN OBAT
Obat yang ideal :
• bekerja cepat secara selektif untuk waktu tertentu
• selektif : berkhasiat untuk penyakit tertentu tanpa
aktivitas lain

AFEK SAMPING OBAT YANG BUTUH WAKTU LAMA DAN SULIT


DITANDAI :
 TERATOGENIK
 MUTAGENIK
 KARSINOGENIK
EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN DALAM
PENGGUNAAN OBAT
2.Efek Toksik Obat

• Pengertian : efek merugikan yang ditimbulkan oleh


obat akibat dosis berlebihan
• Kadar obat melebihi MTC (kadar toksik minimal)
• Obat spektrum sempit resiko tinggi terjadinya afek
toksik
EFEK interaksi OBAT
3. Interaksi Antara Obat
• Menguntungkan
- Bersifat sinergis
- Mencapai efek terapeutik tidak bisa dengan obat
tunggal
• Merugikan
- Efek samping (meningkatnya kadar suatu obat
karena obat lain)
- Efek toksik
- Kegagalan terapi karena aksi antar obat yang berla
wanan untuk organ tertentu
INTERAKSI OBAT
• Interaksi farmakodinamik
- Indifference: efek kombinasi = komponen
yg
plg aktif
- Additive: efek kombinasi= jumlah efek
setiap
obat
- Synergistic: efek kombinasi> efek masing2
- Potentiation: satu obat  kerja obat lain
- Antagonistic: satu obat  kerja obat lain
INTERAKSI OBAT
• Interaksi farmakokinetik
1. Absorbsi: waktu pengosongan
lambung, kadar pH
2. Distribusi: ikatan dg protein
3. Biotransformasi: enzim stimulan &
enzim penghambat
4. Ekskresi: / ekskresi urin,
mengubah pH urin
Cara Pemberian Obat
• Oral
• Parenteral
• Topikal
1. Oral
a. Oral
Pemberian obat melalui mulut,
merupakan cara paling mudah dan
paling sering digunakan. Obat yang
digunakan biasanya memiliki onset
yang lama dan efek lebih lama.
b. Sublingual
1. Obat yang diberikan dirancang agar
segera diabsorbsi setelah diletakan
dibawah lidah.
2. Obat ini tidak boleh ditelan, karena jika
ditelan, efek yang diharapkan tidak
akan tercapai.
3. klien tidak diperkenankan minum
sebelum obat menjadi larut.
4. Obat yang biasa diberikan antara lain
nitroglyserin
c. Buccal
1. Obat yang diberikan pada mukosa pipi
hingga obat larut.
2. Bila obat diberikan beberapa kali, klien
diminta untuk menggunakan sisi pipi
bergantian, untuk mencegah terjadinya
iritasi.
3. Klien tidak boleh mengunyah atau
menelan obat.
4. Obat ini hanya bekerja pada murkosa
dan jika tertelan akan bekerja secara
sistemik.
Kontraindikasi Pemberian obat
per oral

• Muntah
• Gastric atau intastinal suction
• Pasien tidak sadar/koma
• Tidak mampu untuk menelan
• Gangguan morilitas usus
Kerugian dan keuntungan pemberian obat
oral;
Keuntungan Kerugian

1.Nyaman dan 1.Pemberian obat dihindari


seringkali cocok bila klien mengalami
dengan klien gangguan pada fungsi
gastrointestinal (seperti
mual, muntah),
berkurangnya mofilitas usus
(setelah anestesi) atau
peradangan usus dan
operasi pembedahan pada
bagian saluran
gastrointestinal).
2.Lebih hemat 2.beberapa obat dapat
(obat oral dirusak oleh asam
tak semahal lambung, pemberian
obat yang obat oral
diberikan kontraindikasi pada
dengan cara klien yang tidak dapat
lain) menelan (pada klien
yang mengalami
gangguan
neuromuskuler,
struktur ephagus, lesi
pada mulut)
3. Jarang 3. Obat oral tidak
menyebb dapat diberikan
kan pada klien
kecemas- dengan suksion
an pada lambung dan
klien kontraindikasi
pada klien yang
akan menjalani
bberapa test
giagnostik atau
4. Obat oral tidak dapat
diberikan pada klien yang
tidak sadar atau gelisah
tidak dapat menelan
5. Obat oral mungkin
mengiritasi saluran
gastrointestinal, gigi
berubah menjadi warna
dan ada obat oral yang
memiliki bau yang tidak
enak
Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat
dalam memberikan obat oral (1);

• Perawat harus melindungi klien dari bahaya


aspirasi
• Posisikan klien pada posisi duduk untuk
mencegah akumulasi cairan atau
tertinggalnya obat dibelakang tengorokan
• Klien yang tidak dapat menelan dengan cepat
seharusnya diberikan sejumlah air tiap kali
klien menelan
Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat
dalam memberikan obat oral (2);
• Klien harusnya menelan hanya satu pil atau satu kapsul pada satu
waktu
• Jika klien mulai batuk pada saat pemberian obat, perawat menahan
memberikan obat yang berikutnya sampai klien dapat bernafas lebih
mudah
• Jika klien memiliki kesulitan menelan tablet, obat dalam bentuk lain
perlu dipertimbangkan untuk diberikan
2. Parenteral
Pemberian obat melalui parenteral
merupakan pemberian obat melalui
jaringan tubuh
Cara pemberian obat parental;
 Subcutan (SC), obat disuntikan
melalui jaringan antar dermis dan
kulit (jaringan subkutan)
 Intracutan (IC), obat disuntikan
melalui dermis, dibawah epidermis
 Intramuskular (IM), obat disuntikan
ke jaringan otot
 Intravena (I), obat disuntikan
melalui vena
PEMBERIAN OBAT SECARA INTRADERMAL(1)
• biasa jumlah pemerian sangat sedikit (± 0,1cc)
• Biasanya untuk tes alergi atau skreening TB
• Menggunakan syringe 1 ml ang terkalbtasi menjadi
ml
• Lokasi penyuntikan;
1. Lengan bawah sebelah dalam 4 jari dibawah lipatan siku
2. Dada bagian atas
3. Sekitar skapula
PEMBERIAN OBAT SECARA INTRADERMAL (2)

• Jarum disuntikkan dengan sudut 5-


15°,m ditandai dengan terbentuknya
bendulan pada kulit
• Evaluasi adanya tanda kemerahan dan
indurasi
• Instruksikan pasien untuk tidak
menggosok, menggaruk atau
mengucek2 daerah tusukan
PEMBERIAN OBAT SECARA SUBCUTAN (1)
• Jumlah pemerian sangat sedikit (± 0,5 - 1cc)
• Biasanya untuk vaksin, premedkasi, narkotik,
insullin, dan heparin
• Menggunakan syringe 1-2 ml => insulin degan spuit
insulin, heparin dengan spuit tuberkulin
• Lokasi penyuntikan;
1. Lengan atas sebelah luar
2. Abdomen
3. Sekitar skapula
4. Ventroglutel/dorsogluteal bagian atas
• Lokasi injeksi harus sering diganti
PEMBERIAN OBAT SECARA SUBCUTAN (2)
• Jarum disuntikkan dengan sudut 45° jika
ketebalan lipatan lemak < 1/2 inchi dengan kulit
yang dicubit, suduk 90° jika ketebalan lemak
subkutan lebih dari ½ inchi dengan kulit yang
dregangkan
• Lakukan aspirasi untuk memastikan obat tidak
mengenai pembuluh darah
• Tiadk boleh diberikan pada daerah yang erdapat
nodul, abses, nyeri, kelaianan lain
• Memilih daerah yang jauh dari pemb. Darah,
syaraf, dan tulang
• Evaluasi reaksi obat
SC Injection – Common Sites
SUBCUTANEOUS INJECTION
PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAMUSKULAR (1)
• Jumlah tergantung ketebalan otot daerah yang
dipilih. Jika tebal ± 4 ml, jika tipis 1-2 cc pada
masing2 daerah. Khusus untuk M.deltoid ± 0,5 cc
• Menggunakan syringe 2-5 ml
• Lokasi penyuntikan;
1. Ventrogluteal; untuk dewasa dan anak usia > 7 th
2. Vastus lateralis; untuk bayi dan anak usia < 7 th
3. Dorsogluteal; ubtuk dewasa dan anak < 3 th yg sudah
berjalan ± 1 th
4. Deltoid
5. Rectus femoris=> jarang
PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAMUSKULAR (2)

• Lokasi injeksi harus sering diganti


• Jarum disuntikkan dengan sudut 90°
• Lakukan aspirasi untuk memastikan obat
tidak mengenai pembuluh darah
• Tidak boleh diberikan pada kulit yang
mengeras, nyeri, bengkak, gatal, terbakar,
atau mradang
• Evaluasi reaksi obat, alergi , side efek, dan
IM INJECTION SITES

Deltoid

Dorsogluteal

Ventrogluteal

Vastus lateralis
IM Injection - Deltoid
1. Used primarily
forvaccinations with
smallvolumes (up to 1ml)
because the muscle is
small
2. Can use 1” needle
3. Avoid hitting radial nerve
4. Patient should be sitting
upright or lying flat and
should be told to relax the
arm muscles
DELTOID MUSCLE
Dorsogluteal Method 1
• Divide buttocks
on one side into
imaginary
quadrants
• Administer
medication into
upper
Dorsogluteal Method 2
GLUTEUS MAXIMUS
IM Injection - Vastus Lateralis
and Rectus Femoris
• Up to 5 mL may be injected
into a well developed adult
lthough more than 3 ml
may be painful
• Acceptable volumes for
injection vary with patient
age and muscle size
• Vastus lateralis is preferred
injection site for children
(up to 2 ml)
VASTUS LATERALIS
IM Injection – Ventrogluteal
• Accessible when patient
lies in a supine or lateral
recumbent position
• Site is free of large
nerves and fat tissue
• In the adult, may
accommodate up to
5mL of a drug although
more than 3 ml may be
painful
GLUTEUS MEDIUS
Starting a Peripheral IV
• Finding a vein can be challenging
- Go by “feel”, not by sight. Good veins are bouncy to the touch, but
are not always visible.
- Use warm compresses and allow the arm to hang dependently to fill
veins.
- A BP cuff inflated to 10mmHg below the known systolic pressure
creates the perfect tourniquet. Arterial flow continues with
maximum venous constriction.
- If the patient is NOT allergic to latex, using a latex tourniquet may
provide better venous congestion
- Avoid areas of joint flexion
- Start distally and use the shortest length/smallest gauge access
device that will properly administer the prescribed therapy
(BE AWARE: Blood flow in the lower forearm and hand is 95ml/min)
Veins of the Upper Extremities

Digital Vessels
-Along lateral aspects fingers, infiltrate
easily, painful, difficult to immobilize and
should be your LAST RESORT

Metacarpal Vessels
-Located between joints and Digital
metacarpal bones (act as
natural splint)
-Formed by union of digital veins
-Geriatric patients often lack enough
connective / adipose tissue and skin
turgor to use this area successfully
Veins of the Upper Extremities
• Cephalic (Intern’s Vein)
-Starts at radial aspect of
wrist
-Access anywhere along
entire length (BEWARE of
radial artery/nerve)

• Medial Cephalic (“On


ramp” to Cephalic Vein)
-Joins the Cephalic below the
elbow bend
-Accepts larger gauge
catheters, but may be a
difficult angle to hit and
maintain
Veins of the Upper Extremities
• Basilic
- Originates from the ulner
side of the metacarpal veins
and runs along the medial
aspect of the arm. It is often
overlooked becauses of its
location on the “back” of
the arm, but flexing the
elbow/bending the arm
brings this vein into view

• Medial Basilic
- Empties into the Basilic
vein running parallel to
tendons, so it is not always
well defined. Accepts larger
gauge catheters.
- BEWARE of Brachial
Artery/Nerve
Pemberian obat parenteral,
merupakan pilihan jika
pemberian obat melaui mulut
merupakan kontra indikasi.
Obat yang diberikan akan lebih
cepat terabsorbsi dibandingkan
dengan oral atau topikal.
Kerugian Ditimbulkan oleh
Pemberian Obat Melalui Parenteral;
• Resiko untuk terjadinya infeksi obat lebih
mahal,
• Klien mengalami tusukan jarum
• Resiko terjadinya kerusakan jaringan
dengan cara SC.
• Pemberian obat dengan IM atau IV lebih
beresiko karena cepat terabsorbsi
• Pada banyak klien, terutama anak cara ini
menimbulkan ketakutan
Infiltration/Extravasation
The most common cause is damage to the
wall during insertion or angle of placement.

STOP INFUSION and treat


as indicated by Pharmacy,
Medication package insert
or drug reference book.

Notify MD and document


Phlebitis/Thrombophlebitis
 Chemical
- Infusate chemically erodes internal
layers. Warm compresses may help
while the infusate is stopped/changed.
Anti-inflammatory and analgesic
medications are often used no matter
what the cause

 Mechanical  Bacterial
- Caused by irritation to internal lumen - Caused by introduction of
of vein during insertion of vascular bacteria into the vein. Remove the
access device and usually appears device immediately and treat
shortly after insertion. The device may w/antibiotics. The arm will be
need to be removed and warm painful, red and warm; edema may
compresses applied accompany
Cellulitis

 Inflammation of loose connective


tissue around insertion site.
- Caused by poor insertion technique
- Red swollen area spreads from
insertion site outwardly in a diffuse circular
pattern
- Treated w/antibiotics
Septicemia/Pulmonary Edema/
Embolism
 Septicemia
- Severe infection that occurs to a system or entire body
- Most often caused by poor insertion technique or poor site care
- Discontinue device immediately, culture and treat appropriately
 Pulmonary edema- caused by rapid infusion
 Pulmonary embolism - Caused by any free floating substances that
require thrombolytic therapy for several months. Increased risk w/lower ext.
 Air embolism- caused by air injected into IV system. Keep insertion site
below level of heart
Troubleshooting

• Vascular access device will not flush/can’t draw blood


- Evaluate for kink in tubing or catheter tip against vein wall.
• Vascular access device (VAD) leaking when flushed
- Verify that hub access cap is connected correctly
• Patient complains of pain while VAD being flushed
- Assess for infiltration
• VAD broken
- PICC’s may be repaired. All other devices must be replaced

Call IV therapy team member for any concerns or questions.


3. Topikal
a. Kulit => diberikan di kulit
b. Instilasi/iirigasi => diberikan ke dalam
rongga tubuh atau orifisum, seperti
mata, telinga, hidung, rektum atau
vagina
c. Inhalasi => diberikan ke dalam saluran
napaS dengan nebulizer atau tekanan
postif. Obat masuk dengan bantuan
udara, oksigen atau uap
3. Topikal
Obat diberikan pada kulit atau
mukosa. Obat-obatan yang diberikan
biasanya memilki efek lokal. Obat
dapat diolesan di area yang diobati,
atau medicated baths. Efek sistemik
dapat timbul jika kulit klien tipis atau
konsentrasi obat tinggi atau ada
kontak lama dengan kulit.
Beberapa cara digunakan untuk
memberikan obat melalui
mukosa;
 Memberikan cairan secara langsung
 Mmemasukkan obat melalui body cavity,
misalnya dengan memasukkan obat
supositoria melalui rectum atau vagina
 Instalasi, yaitu memasukan obat melalui
body cavity, sehingga obat tersebut dapat
terabsorbsi secara perlahan. Misalnya tetes
mata, tetes hidung.
 Irigasi, yaitu mencuci body cavity,
misalnya menyemprotkan mata,
telinga, vagina, kandung kemih, atau
rectum dengan cairan obat.
 Spray, yaitu instilling obat ke hidung
dan tenggorokan
Keuntungan dan kerugian pemberian
obat topical;
Keuntungan Kerugian
1. Obat topical 1. Pemberian obat yang
pada kuli memiliki luas sekali mungkin dapat
efek lokal menyebkan kesulitan dalam
memberikannya
2. Memberi obat 2. Klien dengan abrasi kulit
dengan cara ini beresiko mengalami
tidak absorbsi obat yang cepat
menimbulkan dan dapat mengalami efek
nyeri sistemik
3. Efek samping 3. Meninggalkan bekas
yang terjadi pada kulit dan pakaian
minimal
Inhalasi
Jalan nafas memberikan tempat
yang luas untuk absorbsi obat. Obat
dapat diinhalasi melalui mulut atau
hidung. Obat yang diberikan dapat
menimbulkan efek lokal, namun
oksigen dan obat anestesi
memberikan efek sistemik.
• Inhalasi nasal, obat diberikan melalui
hidung menggunakan suatu alat. Lokal
anestesi, steroid dan oksigen biasanya
diberikan dengan cara ini.
• Inhalasi oral, target penggunaan cara
ini adalah sel atau organisme pada
parenchim paru. Obat akan diberikan
dengan alat yang dapat dipegang klien
Pada pemberian inhalasi
penting bagi perawat untuk
memonitor teknik yang klien
gunakan, terutama pada klien
anak-anak atau sudah tua. Pada
keadaan darurat, saat cara IV
tidak dapat digunakan,
beberapa obat emergency dapat
diberikan melalui trachea.
Intraokular
Bentuk obat mirip dengan lensa kontak
yang kemudian dimasukkan ke mata klien.
Kedua sisi obat ini lunak. Obat dapat
diberikan selama satu minggu. Obat yang
diberikan melalui cara ini antara lain
Pilocarpine, yang merupakan obat
glukoma, dan obat lain untuk mengobati
infeksi jamur pada mata
10 tahap pemberian obat dengan
aman (1);
KESALAHAN DALAM PEMBERIAN OBAT MENJADI TANGGUNG JAWAB
PERAWAT YBS!!!!! => KLARIFIKASI!!!!
• Mengetahui obat
• Komunikasi yang jelas
• Gunakan hanya obat degan label yg jelas
• Hati-hati dengan obat yang mempunyai nama mirip atau memiliki
bentuk mirip
• Ketat dan lakukan standarisasi terhadap penyimpanan, persediaan
dan distribusi obat
10 tahap pemberian obat dengan
aman (2);
6) Pastikan pasien yang diberikan obat benar
7) Berikan obat yang disiapkan sendiri Hitung dosis secara tepat.. Jika
tidak yakin tanyakan perawat lain untuk klarifikasi
8) Lakukan pendidikan terhadap petugas
9) Dorong klien untuk menjadi bagian dari pengamanan obat
10) Tetapkan target pada proses, bukan pelaku.
11) Jika obat dimuntahkan laporkan kepada dokter atau perawat pada
shift selanjutnya
12) Jika obat tidak diberikan, tuliskan di MAR beserta alasannya
PRINSIP 6 ‘BENAR’ DALAM
PEMBERIAN OBAT
1. BENAR OBAT
2. BENAR DOSIS
3. BENAR WAKTU
4. BENAR CARA
5. BENAR PASIEN
6. BENAR DOKUMENTASI
LAKUKAN 3X PENGECEKAN
‘BENAR’ OBAT
1. SAAT OBAT DIAMBIL DARI TEMPAT PENYIMPANAN
2. SEELUM OBAT DIOPLOS/DISIAPKAN
3. SETELAH OBAT DISIAPKAN/DIOPLOS=> SEBELUM DIBERIKAN
PADA KLIEN

You might also like