You are on page 1of 19

RAPERDA DIY TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH REGIONAL


OLEH : SUSANTO BUDI RAHARJO, S.H., M.H.
TENAGA AHLI FRAKSI PDI PERJUANGAN DPRD DIY
KOMPOSISI SAMPAH
PENGELOLAAN SAMPAH REGIONAL
 Pengelolaan Sampah Regional adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh,
dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah
yang bersumber dari dua atau lebih kabupaten/kota yang ada di di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
 Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Regional yang selanjutnya disebut dengan
TPST Regional adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan,
pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan
akhir sampah yang berasal dari dua atau lebih kabupaten/kota yang ada di
Daerah Istimewa Yogyakarta dan dikelola oleh Pemerintah Daerah.
 Tempat Pemrosesan Akhir Regional yang selanjutnya disebut dengan TPA
Regional adalah tempat kegiatan memproses dan mengembalikan sampah ke
media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan yang berasal dari
dua atau lebih kabupaten/kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dan
dikelola oleh Pemerintah Daerah.
RUANG LINGKUP
a. tugas dan wewenang;
b. kebijakan dan strategi pengelolaan
TUJUAN sampah regional;
c. sistem pengelolaan sampah regional;
• meningkatkan kesehatan d. pengelolaan sampah regional;
masyarakat; e. kelembagaan;
• meningkatkan kualitas lingkungan; f. pembinaan, pengawasan dan
• memfasilitasi Pemerintah pengendalian;
Kabupaten/Kota dalam g. sistem informasi;
Pengelolaan Sampah; dan
h. kerjasama;
• menjadikan Sampah sebagai
i. pengembangan dan penerapan
sumber daya.
teknologi pengelolaan sampah;
j. kompensasi;
k. peran serta masyarakat; dan
l. pendanaan.
JENIS SAMPAH
JENIS SAMPAH KETERANGAN

SAMPAH RUMAH TANGGA sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam
rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah
spesifik
SAMPAH SEJENIS RUMAH sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan
TANGGA komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas
umum, fasilitas sosial, dan/atau fasilitas lainnya

SAMPAH SPESIFIK RUMAH sampah yang mengandung bahan berbahaya dan


TANGGA beracun yang berasal dari rumah tangga dan/atau
sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya
dan beracun yang berasal dari rumah tangga. Misalnya
batu baterai, lampu neon atau bekas kemasan tabung
obat nyamuk.
TUGAS DAN WEWENANG PEMDA
TUGAS WEWENANG
1. menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran 1. menetapkan kebijakan dan strategi
masyarakat dalam pengelolaan sampah; dalam Pengelolaan Sampah Regional;
2. melakukan penelitian dan pengembangan teknologi; 2. memfasilitasi kerja sama berkaitan
3. memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan
dengan Pengelolaan Sampah Regional;
upaya pengurangan, penanganan, dan pemanfaatan
Sampah berskala regional; 3. menyelenggarakan koordinasi,
4. penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan pembinaan, dan pengawasan kinerja
Sampah Regional; kabupaten/kota dalam Pengelolaan
5. mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat Sampah; dan
hasil pengolahan Sampah berskala regional; 4. menerima dan menindaklanjuti
6. memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang pengaduan terkait permasalahan
berkembang pada masyarakat setempat untuk Pengelolaan Sampah Regional.
menangani Sampah;
7. memfasilitasi penyediaan sistem informasi
pengelolaan Sampah Regional; dan
8. melakukan koordinasi antarlembaga pemerintah,
masyarakat, dan dunia usaha agar terdapat
keterpaduan dalam Pengelolaan Sampah Regional.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGELOLAAN SAMPAH REGIONAL
KEBIJAKA STRATEGI
1. memprioritaskan karakteristik Sampah yang akan 1. penggunakan teknologi yang ramah
menjadi target pengurangan dan pengolahan lingkungan dengan memperhatikan
Sampah, yang meliputi Sampah organik Sampah situasi dan kondisi setempat;
anorganik;
2. evaluasi secara periodik terhadap
2. menetapkan arah dan program pengurangan dan
penanganan Sampah serta pemanfaatan hasil pengelolaan Sampah Regional setiap
pengolahan Sampah; 1 (satu) tahun sekali;
3. menyediakan TPST Regional atau TPA Regional; 3. Pengelolaan Sampah secara
4. mendorong pembentukan, memfasilitasi dan berjenjang melalui Depo, TPS,
membina TPS3R ditingkat kalurahan/kelurahan; TPS3R, TPST, TPA, TPST Regional
5. mendorong pembentukan, memfasilitasi serta atau TPA Regional;
membina TPST dan TPA disetiap kabupaten/kota; 4. TPA Regional atau TPST Regional
6. mendorong Pemerintah Kabupaten/kota untuk
hanya menerima sampah organik dan
menyediakan sistem informasi pengelolaan sampah;
dan residu; dan
7. menyusun dokumen rencana induk, pra studi 5. melakukan kerjasama dalam
kelayakan dan/atau studi kelayakan pengembangan Pengelolaan Sampah Regional.
Pengelolaan Sampah Regional
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
REGIONAL

SUMBER DEPO/ TPS3R TPST/TPA


SAMPAH TPS
PENGELOLAAN SAMPAH REGIONAL

PENGOPERASI
PEMILAHA AN DAN
N SAMPAH PEMROSESAN

PEMELIHARAAN
, PEMANTAUAN
DAN EVALUASI
PEMILAHAN SAMPAH
 memastikan keterpilahan Sampah yang masuk ke TPST Regional atau TPA Regional sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
 menggunakan sarana pengangkut sampah yang memenuhi persyaratan:
 memiliki izin;
 memenuhi standar angkutan
 memastikan kesesuaian jumlah berat dan volume Sampah sesuai yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah.
 Selain menerima Sampah dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Daerah dapat
menerima Sampah illegal:
 sampah hasil evakuasi pembuangan Sampah ilegal di wilayah perbatasan;
 sampah hasil evakuasi kegiatan pembersihan badan sungai didalam atau yang
melintasi wilayah administrasi Pemerintah Kabupaten/Kota; atau
 hasil evakuasi Sampah dari laut yang terhempas ke pantai
 Sampah ilegal yang masuk ke TPST, TPA, TPST Regional atau TPA Regional dapat
dibebaskan dari kewajiban retribusi
Pengoperasian dan Pemprosesan Akhir
PENGOPERASIAN PEMROSESAN
Pengoperasian TPST Regional meliputi kegiatan: • Pemrosesan akhir dilakukan melalui:
a. pengumpulan sampah dari sumber, Depo, TPS, a. penimbunan;
TPS3R atau TPST; b. pemadatan;
b. pemilahan sampah; c. pengelolaan air lindi; dan
c. pengolahan sampah; d. pengelolaan gas metan.
d. pemanfaatan sampah menjadi energi; • Pemrosesan akhir menggunakan teknologi sesuai
e. menyediakan tempat penampungan sampah dengan kemampuan keuangan Daerah.
spesifik rumah tangga;
f. pengumpulan dan pengolahan lindi;
g. penanganan gas metan; dan
h. penanganan tanggap darurat bahaya kebakaran
dan kelongsoran
Pengoperasian TPA Regional meliputi kegiatan: Sarana pengoperasian dan pemprosesan akhir
a. pengumpulan Sampah residu atau organik dari Pengolahan terdiri dari:
sumber, Depo, TPS, TPS3R, atau TPA; • mesin pemotong atau pencacah;
b. pengumpulan dan pengolahan lindi; • mesin pemadat atau pembentuk;
c. penanganan gas metan; dan • mesin perubah fisik atau bentuk Sampah;
d. penanganan tanggap darurat bahaya kebakaran • mesin perubah sampah organik dengan proses
dan kelongsoran kimia atau biologi;
• pengelolaan air lindi; dan
• pengelolaan gas metan
PEMELIHARAAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI
 Pemerintah Daerah melaksanakan pemeliharaan TPST Regional
atau TPA Regional meliputi:
 pemeliharaan sarana dan prasarana pengolahan Sampah; dan
 pemeliharaan lingkungan
 Pemerintah Daerah melaksanakan pemantauan dan evaluasi
terhadap TPST Regional atau TPA Regional minimal 1 (satu)
kali dalam 6 (enam) bulan.
 Pemantauan dan evaluasi \dilakukan paling sedikit terhadap:
 Sarana dan prasarana pengolahan sampah;
 dampak pencemaran lindi; dan
 dampak gas metan.
KELEMBAGAAN
 Pemerintah Daerah dapat membentuk Forum Komunikasi Persampahan Regional untuk mengkoordinasikan Pengelolaan Sampah
Regional
 Forum Komunikasi Persampahan Regional memiliki tugas:
 memberikan masukan dan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah berkaitan dengan Pengelolaan Sampah Regional;
 mengoordinasikan dan menyinkronkan penyusunan rencana dan program kerja Pengelolaan Sampah Regional;
 mengoordinasikan penyusunan program prioritas Pengelolaan Sampah Regional;
 mengoordikasikan mobilisasi sumber dana, sarana, dan sumber daya dalam rangka pelaksanaan Pengelolaan Sampah
Regional;
 membangun kesadaran pengelolaan sampah di masyarakat; dan
 melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Pengelolaan Sampah.
 Forum Komunikasi Persampahan Regional paling sedikit terdiri atas unsur:
 Perangkat Daerah
 perangkat daerah Pemerintah Kabupaten/Kota;
 akademisi; dan
 pemerhati lingkungan.
 Forum Komunikasi Persampahan Regional ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
SISTEM INFORMASI
 Pemerintah Daerah menyediakan informasi mengenai Pengelolaan Sampah
Regional.
 Informasi pengelolaan sampah minimal memberikan informasi mengenai:
 sumber sampah;
 timbulan sampah;
 komposisi sampah;
 karakteristik sampah;
 lokasi TPS 3R, TPST Regional dan TPA Regional;
 fasilitas pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga dan penampungan Sampah Spesifik; dan
 informasi lain terkait pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga dan Sampah spesifik yang diperlukan dalam rangka
Pengelolaan Sampah Regional
KERJA SAMA
 Pemerintah Daerah dapat melakukan kerja sama untuk seluruh atau sebagian kegiatan pengelolaan
Sampah Regional melalui:
 kerja sama antara pemerintah daerah dan pemerintah kabupaten/kota;
 kerja sama antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Daerah Provinsi lain;
 kerja sama Daerah dengan Pihak Ketiga;
 kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU); dan/atau
 kerja sama Daerah dengan Pemerintah Daerah di Luar Negeri (KSDPL);
 Selain melakukan kerja sama, Pemerintah Daerah sesuai tugas dan kewenangannya memfasilitasi kerja
sama antar pemerintah kabupaten/kota atau dengan Pihak ketiga dalam Pengelolaan Sampah
 Bentuk kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
 pembangunan sarana, prasarana dan fasilitas Pengelolaan Sampah Regional;
 penyertaan modal dan/atau pembiayaan;
 penyediaan sumber daya manusia;
 pengoperasian TPST Regional dan TPA Regional;
 pemanfaatan hasil Pengelolaan Sampah Regional;
 pengembangan sistem informasi dan teknologi pengelolaan; dan/atau
 pemasaran produk hasil Pengolahan Sampah Regional yang bernilai ekonomi
PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
PENGELOLAAN SAMPAH

 Dalam melaksanakan Pengelolaan Sampah wajib menerapkan pengembangan


teknologi ramah lingkungan.
 Teknologi pengolahan dapat berupa:
 teknologi pengolahan secara fisik berupa pengurangan ukuran Sampah,
pemadatan, pemisahan secara magnetis, masa-jenis, dan optik.
 teknologi pengolahan secara kimia berupa pembubuhan bahan kimia atau bahan
lain agar memudahkan proses pengolahan selanjutnya;
 teknologi pengolahan secara biologi berupa pengolahan secara aerobik dan/atau
secara anaerobik seperti proses pengomposan dan/atau biogasifikasi;
 teknologi pengolahan secara termal berupa insernerasi, pirolisis dan/atau
gasifikasi; dan
 pengolahan sampah dapat pula dilakukan dengan menggunakan teknologi lain
sehingga dihasilkan energi lain
KOMPENSASI
 Pemerintah Daerah memberikan kompensasi kepada
masyarakat yang mendapat dampak negatif yang ditimbulkan
oleh kegiatan Pengelolaan Sampah di TPST Regional dan TPA
Regional
 Kompensasi dapat berbentuk:
 relokasi;

 pemulihan lingkungan;
 biaya kesehatan dan pengobatan; dan/atau
 kompensasi lain yang setara dengan dampak negatif yang
ditimbulkan dari kegiatan pengelolaan Sampah
PERAN SERTA MASYARAKAT
 Peran Serta masyarakat dapat dilakukan melalui:
 pengurangan Sampah;
 memberikan usul, pertimbangan dan saran kepada pemerintah daerah, pemerintah
kabupaten/kota, atau pengelola yang mendapat izin;
 memberi dukungan sarana prasarana dan/atau dana sesuai dengan potensi dan
kebutuhan;
 mengawasi kinerja kelompok masyarakat pengelola Sampah;
 menyampaikan keberatan terhadap kegiatan Pengolahan Sampah Regional;
 melakukan Pengelolaan Sampah sesuai dengan norma, standar, pedoman, dan kriteria;
 melaporkan pelanggaran ketentuan Pengelolaan Sampah Regional;
 menjaga tata kelola lingkungan sesuai dengan adat istiadat dalam kebudayaan
Daerah Istimewa Yogyakarta; dan/atau
 mengembangkan potensi dengan membangun pola pikir dalam mengelola
sampah agar menjadikan sampah sebagai barang yang memiliki nilai ekonomi.

You might also like