Atresia Ani Dan Hisprung

You might also like

You are on page 1of 24

ATRESIA ANI

DAN HISPRUNG

Kelompok 6
 Tiwi Christi Rajagukguk
170204073
 Ira Agustyne Damanik 170204026
 Ubay Anwairi 170204074
 Yolanda Wulandari 170204076
PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2019
DEFINISI ATRESIA ANI
Kelainan congenital di mana saat proses
perkembangan embrionik pada bagian anus atau
tertutupnya anus secara abnormal atau dengan kata
lain tidak ada lubang secara tetap pada daerah anus
dan terjadi saat usia kehamilan 5-7 minggu.
Rektum dapat berakhir pada kantong buntu yang
tidak terhubung dengan kolon. Ataupun dapat
memiliki lubang yang terhubung ke uretra, kandung
kemih, atau skrotum pada anak laki-laki atau vagina
pada anak perempuan.
Kondisi stenosis anus ataupun hilangnya anus dapat
yang dapat mungkin terjadi atau benar terjadi.
DEFINISI HISPRUNG
Suatu kelainan yang kongenital yang dimana tidak
terdapatnya sel ganglion parasimpatis (sel-sel saraf
yang mengontrol kontraksi dan relaksasi dari otot
polos dalam usus distal).
Keadaan abnormal ini menyebabkan tidak adanya
peristaltik dan evakuasi usus secara spontan,
sfingter rektum tidak dapat berelaksasi tidak
mampu mencegah keluarnya feses secara spontan
 Menyebabkan isi usus terdorong ke bagian segmen
yang tidak ada ganglion dan akhirnya feses dapat
terkumpul pada bagian tersebut sehingga dapat
menyebabkan dilatasi usus proksimal.
KLASIFIKASI ATRESIA ANI

 Anomali Rendah
Anomali Intermediet
Anomali Tinggi
KLASIFIKASI HISPRUNG
Segmen Pendek
Segmen Pendek aganglionosis mulai
dari anus sampai sigmoid.

Segmen Panjang
Daerah aganglionosis dapat
melebihi sigmoid, bahkan kadang
dapat menyerang seluruh kolon atau
sampai usus halus.
ETIOLOGI ATRESIA ANI
 Pada kondisi normal, lubang anus, saluran kemih, dan kelamin janin
terbentuk pada usia kehamilan tujuh hingga delapan minggu melalui
proses pembelahan dan pemisahan dinding-dinding pencernaan janin.
Gangguan pada masa perkembangan janin inilah yang akan
menyebabkan atresia ani.
 Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu
atau 3 bulan.
 Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga
bayi lahir tanpa lubang anus.
 Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik
didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang
terjadi antara minggu lima sampai ketujuh usia kehamilan.
ETIOLOGI HISPRUNG
Otot-otot usus dikendalikan oleh sel saraf yang disebut sel ganglion (sel-
sel saraf yang mengontrol kontraksi dan relaksasi dari otot polos
dalam usus distal). Pada penyakit ini, sel-sel ganglion ini hilang dari
bagian akhir usus, membentang hingga anus. Ketika tidak ada saraf,
maka bagian ini akan berukuran kecil dan tidak dapat mengembang dan
oleh karena itu sebagai akibatnya feses tidak dapat melewatinya. Feses
akan tertahan dan menumpuk pada usus besar dibagian sebelumnya.
Mengapa sel saraf tidak berkembang? Sel saraf memang tidak
berkembang didaerah itu ketika bayi tumbuh didalam rahim. Namun
sayangnya tidak ada yang tahu mengapa hal tersebut bisa terjadi, dan
tidak ada kaitannya dengan kebiasaan ibu lakukan ketika hamil.
MANIFESTASI KLINIS ATRESIA ANI
Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.
Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi.
Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya.
Jika anus tidak dijumpai, maka setelah lahir kotoran tidak dapat keluar.
Usus menjadi buntu sehinga kotoran bayi yang disebut mekonium tetap
berada di usus. Hal ini dapat menyebabkan muntah dan pembengkakan
abdomen. Pada beberapa kasus, rektum dapat berakhir pada letak tinggi di
pelvis atau letak rendah mendekati posisi anus seharusnya berada.
Jika dijumpai adanya fistula atau jalur hubungan antara usus dan kandung
kemih, maka kotoran akan ditemukan bersama dengan urine. Jika fistula
menghubungkan usus dengan vagina maka kotoran akan keluar melalui
vagina.
MANIFESTASI KLINIS HISPRUNG

Tanda dan gejala pada bayi yang baru Tanda dan gejala pada bayi yang baru
lahir: lahir:
• Tidak ada pengeluaran mekonium 24 • Perut membengkak
jam pertama kelahiran • Nyeri abdomen dan distensi
• Perut membengkak atau buncit • Sembelit kronis
• Muntah berwarna hijau
• Impaksi tinja
• Distensi abdomen, konstipasi
• Sembelit atau gas, menyebabkan bayi
• Malnutrisi
rewel • Mudah merasa lelah
• Menyusui dengan buruk •,Diare berulang
• Kenaikan BB yang buruK • Mengalami gangguan pertembuhan
• Jarang dan buang air yang meledak-
ledak
PATOFISIOLOGI ATRESIA ANI
Pada usia gestasi minggu ke-5, kloaka berkembang menjadi saluran
urinari, genital dan rektum. Usia gestasi minggu ke-6, septum urorektal
membagi kloaka menjadi sinus urogenital anterior dan intestinal
posterior. Usia gestasi minggu ke-7, terjadi pemisahan segmen rektal
dan urinari secara sempurna. Pada usia gestasi minggu ke-9, bagian
urogenital sudah mempunyai lubang eksterna dan bagian anus tertutup
oleh membrane. Atresia ani muncul ketika terdapat gangguan pada
proses tersebut. Selama pergerakan usus, mekonium melewati usus
besar ke rektum dan kemudian menuju anus. Persarafan di anal kanal
membantu sensasi keinginan untuk buang air besar (BAB) dan juga
menstimulasi aktivitas otot. Otot tersebut membantu mengontrol
pengeluaran feses saat buang air.
Pada bayi dengan malformasi anorektal (atresia ani) terjadi
beberapa kondisi abnormal sebagai berikut: lubang anus sempit
atau salah letak di depan tempat semestinya, terdapat membrane
pada saat pembukaan anal, rectum tidak terhubung dengan anus,
rectum terhubung dengan saluran kemih atau sistem reproduksi
melalui fistula, dan tidak terdapat pembukaan anus.
PATOFISIOLOGI HISPRUNG
Istilah megakolon aganglionik menggambarkan adanya kerusakan
primer dengan tidak adanya sel-sel ganglion parasimpatik otonom
pada pleksus submukosa (Meissner) dan myenterik (Auerbach)
pada satu segmen kolon atau lebih. Ketidakadaan ini menimbulkan
keabnormalan atau tidak adanya gerakan tenaga pendorong
(peristaltik), yang menyebabkan akumulasi/ penumpukan isi usus
dan distensi usus yang berdekatan dengan kerusakan (megakolon).
Selain itu, kegagalan sfingter anus internal untuk berelaksasi
berkontribusi terhadap gejala klinis adanya obstruksi, karena dapat
mempersulit evakuasi zat padat (feses), cairan, dan gas.
Persarafan parasimpatik yang tidak sempurna pada bagian usus
yang aganglionik mengakibatkan peristaltik abnormal, konstipasi
dan obstruksi usus fungsional. Di bagian proksimal dari daerah
transisi terjadi penebalan dan pelebaran dinding usus dengan
penimbunan tinja dan gas yang banyak. Penyakit Hirschsprung
disebabkan dari kegagalan migrasi kraniokaudal pada prekursor sel
ganglion sepanjang saluran gastrointestinal antara usia kehamilan
minggu ke-5 dan ke-12. Distensi dan iskemia pada usus bisa terjadi
sebagai akibat distensi pada dinding usus, yang berkontribusi
menyebabkan enterokolitis (inflamasi pada usus halus dan kolon),
yang merupakan penyebab kematian pada bayi dan anak dengan
penyakit Hirschsprung.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ATRESIA ANI

 Pemeriksaan rectal digital dan visual adalah pemeriksaan


diagnostik yang umum dilakukan pada gangguan ini.
 Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa
adanya sel-sel epitel mekonium.
 Pemeriksaan sinyal X lateral infeksi (teknik wangensteen-
rice)
 Ultrasound dapat digunakan untuk menentukan letak rectal
kantong.
 Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rectal dengan
menusukan jarum tersebut sampai melakukan aspirasi, jika
mekonium tidak keluar pada saat jarum sudah masuk 1,5
cm Derek tersebut dianggap defek tingkat tinggi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG HISPRUNG

Foto polos abdomen tegak akan memperlihatkan usus-


usus melebar atau terdapat gambaran obstruksi usus
rendah.
Enema barium ; untuk mengetahui adanya
penyumbatan pada kolon.
Pemeriksaan radiologis akan memperlihatkan kelainan
pada kolon setelah enema bariun. Radiografi biasa
akan memperlihatkan dilatasi dari kolon di atas
segmen aganglionik.
Biopsi rectum
Manometri Anorektal
PENATALAKSANAAN
Atresia Ani
Pembuatan stoma pada usus yang dikenal dengan
Kolostomi, agar bayi yang baru lahir dengan stoma
akan membutuhkan kantung khusus untuk
mengumpulkan feses.
Anoplasti yaitu menarik turun rektum ke posisi
anus dimana akan dibuat anus buatan.
Beberapa bulan kemudian setelah anus baru sudah
sembuh maka dilakukan prosedur ketiga yaitu
penutupan stoma.
PENATALAKSANAAN
Hisprung
Ileostomi
Dengan mengangkat seluruh usus besar dan
menyambungkan usus kecil kepada stoma. Feses
keluar dari tubuh melalui stoma ke dalam kantung.
Kolostomi
Prosedur kolostomi dilakukan dengan cara membedah
usus besar, lalu membuat bukaan atau lubang pada
dinding perut untuk disambungkan dengan bagian
ujung bawah dari usus besar yang masih berfungsi.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian (Atresia Ani dan Hisprung)
Biodata
Identitas Klien
Identitas Penanggung Jawab
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pola Fungsi Kesehatan
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Atresia Ani
Dx Pre Operasi :
 Konstipasi berhubungan dengan aganglion.
 Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya
intake, muntah.
 Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
penyakit dan prosedur perawatan.

Dx Post Operasi :
 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma saraf
jaringan.
 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kolostomi.
 Resiko infeksi Berhubungan dengan prosedur pembedahan.
 Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah.
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Hisprung
Pre Operasi :
 Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan spastis usus
dan tidak adanya daya dorong.
 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang inadekuat.
 Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah dan diare.
 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya distensi abdomen.

Post operasi
 Gangguan integritas kulit b/d kolostomi dan perbaikan pembedahan
 Nyeri b/d insisi pembedahan
 Kurangnya pengetahuan b/d kebutuhan irigasi, pembedahan dan
perawatan kolostomi.
DISCHARGE PLANNING
Atresia Ani
Ajarkan keluarga mengenai tanda dan gejala (demam,
kemerahan didaerah luka dan terasa panas atau tanda
infeksi)
Ajarkan bagaimana cara pengamanan bayi dan
melakukan dilatasi anal
Beritahu keluarga bagaimana cara perawatan luka post
operasi secara mandiri
Tetap ingatkan keluarga untuk terus menstimulasi
tumbuh kembang anak
DISCHARGE PLANNING
Hisprung
 Ajarkan pada orang tua untuk memantau adanya tanda dan gejala
komplikasi jangka panjang
1. Stenosis dan kontriksi
2. Inkontinensia
3. Pengosongan yang tidak edekuat

 Ajarkan tentang perawatan kolostomi pada ornag tua dan anak


1. Pengguanaan alat kolostomi
2. Perawatan dan pembersihan alat kolostomi
3. Irigasi kolostomi
4. Ajarkan orang tua cara mengkaji distensi abdomen dan obstruksi

 Beri dan kuatkan informasi – informasi tentang penatalaksanaan diet


SEKIAN DAN TERIMA KASIH

You might also like