You are on page 1of 17

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN KASUS TUBERCULOSIS PADA


An. K DI DESA KARANGKEMBANG BABAT
LAMONGAN

NURUL FAIZAH
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proporsi Kejadian Tuberculosis anak 0 – 14 Tahun terhadap pasien yang ditemukan, jumlah angka yang terjadi pada
tahun 2022 di Kabupaten Lamongan sebanyak 83, sehingga diperoleh proporsi kasus penyakit Tuberculosis paru pada anak sebesar
19,48%. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil Tuberculosis. Penyakit Tuberculosis berhubungan
sangat erat dengan kemiskinan yang menyebabkan asupan gizi yang kurang, pemukiman yang tidak sehat dan akses pelayanan
kesehatan yang rendah. Dengan angka insiden rate (IR) penderita baru BTA+ sebesar 107/100.000 penduduk, maka perkiraan
banyaknya penderita baru BTA+ di Kabupaten Lamongan tahun 2022 sebanyak 129 penderita (Profil Kesehatan Kabupaten Lamongan
2022)
Prevalensi data dari RSUD Karangkembang Babat Lamongan tahun 2022 data kunjungan pasien dengan penyakit
menular angka kejadian Tuberculosis anak dengan BTA + sejumlah 7 kunjungan (RSUD Karang kembang Babat Lamongan, 2022).
Peran perawat di dalam masyarakat meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Hal itu yang mendasari
penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Kasus Tuberculosis pada An. K di Desa
Karang kembang Babat Lamongan”.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum : Penulis mampu menggambarkan tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan kasus
Tuberculosis pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Pengkajian dan analisa data pada keluarga dengan kasus Tuberculosis pada anak mencakup identitas kilen
dan keluarga, riwayat kesehatan, data umum, pemeriksaan fisik.
b. Merumuskan masalah untuk memperoleh diagnosa keperawatan pada keluarga.
c. Intervensi pada keluarga dengan kasus tersebut untuk memperoleh pemecahan masalah.
d. Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi yang telah ditentukan.
e. Evaluasi dan menemukan rencana tindak lanjut dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada
keluarga dengan kasus Tuberculosis.
f. Membandingkan antara teori dan kasus yang terjadi di masyarakat mengenai Tuberculosis pada anak.
Manfaat Penulisan

1. Teoritis : Memberikan konstribusi dalam mengembangkan keilmuan tentang Tuberculosis pada anak.

2. Praktis
a. Bagi klien dan keluarga : Memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan tentang cara perawatan
terhadap keluarga yang menderita penyakit infeksi paru pada anak di rumah serta mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Penulis : Asuhan Keperawatan keluarga ini dapat memberikan pengalaman baru tentang bagaimana
mengelola kasus keluarga dengan Tuberculosis pada anak.
c. Bagi Institusi : Sebagai sarana pelengkap pembelajaran dan pengembangan wawasan bagi mahasiswa
terhadap kasus terkait penyakit Tuberculosis paru pada anak.
DEFINISI TUBERCULOSIS PARU

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang


hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-
paru dengan gejala yang sangat bervariasi. Penyakit tersebut dapat menyebar hampir ke
setiap bagian tubuh, termasuk meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe. Infeksi awal
biasanya terjadi dalam 2 sampai 10 minggu setelah pajanan.
ETIOLOGI

Tuberculosis paru merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh basil

Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4

mm dan tebal 0,3-0,6 mm. Struktur kuman ini terdiri dari atas asam lipid (lemak) yang

membuat kuman lebih tahan terhadap asam, serta dari berbagai gangguan kimia dan fisik.

Kuman ini juga tahan berada di udara kering dan keadaan dingin (misalnya di dalam lemari

es) karena sifatnya yang dormant ,yaitu dapat bangkit kembali dan menjadi lebih aktif. Selain

itu kuman ini bersifat aerob.


PATOFISIOLOGI
Bakteri Tuberculosis masuk kedalam tubuh melalui udara ( droplet infection). Dengan begitu masuk melalui
jalan nafas dan menempel pada paru mengakibatkan terjadinya infeksi primer. Infeksi primer dapat menyebakan
kesembuhan dan penyebaran bakteri secara bronkogen, limfogen dan hematogen. Infeksi primer sembuh
dengan fokus ghon (sarang dari mycobacterium). Infeksi pasca-primer menyebabkan bakteri dorman. Bakteri
muncul beberapa tahun kemudian setelah sembuh dengan fibrotik mengakibatkan kurang pengetahuan. Reaksi
infeksi terjadi setelah sembuh mengakibatkan peningkatan produksi sekret dan menjadi batuk sehingga terjadi
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Selain itu juga terjadi radang tahunan di bronkus, berkembang
menghancurkan jarigan sekitar kemudian menjadi batuk berat dan mengalami mual muntah dan terjadi masalah
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan. Setelah mengalami reaksi infeksi mengakibatkan radang tahunan di
bronkus dan berkembang menghancurkan jaringan sekitar, membentuk jaringan keju kemudian keluar secret
saat batuk. Batuk menjadi produktif mengakibatkan droplet infeksion dan terhirup orang sehat yang
mengakibatkan resiko infeksi.
MANIFESTASI KLINIS DIABETES MELLITUS

Gejala yang sering muncul pada anak yang mengalami Tuberculosis paru adalah :

1. Sistemik : Malaise, anoreksia, BB menurun, dan keluar keringat malam.

2. Akut : Demam tinggi, seperti flu dan menggigil.

3. Milier : Demam akut, sesak napas, dan sianosis (kulit kering)

4. Respiratorik : Batuk lama lebih dari dua minggu, sputum yang mukoid atau
kopurulen, nyeri dada, batuk darah, dan gejala lain. Bila tanda-tanda
penyebaran ke organ lain, seperti pleura, akan terjadi nyeri pleura, sesak nafas,
ataupun gejala meningeal ( nyeri kepala, kaku kuduk).
KOMPLIKASI

Apabila Tuberculosis Paru tidak ditangani dengan benar maka akan menimbulkan komplikasi. Ada dua

komplikasi , yaitu komplikasi dini dan komplikasi lanjut :

1. Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empisema, laringitis, usus, poncet’s orthropathy

2. Komplikasi lanjut : obstruksi jalan napas -> SOPT (sindrom obstruksi pasca Tuberculosis ), kerusakan

parenkim berat -> fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal napas dewasa

(ARDS), sering terjadi pada Tuberculosis milier dan kavitas Tuberculosis.


PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Tuberculosis paru dibagi menjadi tiga bagian, pencegahan, pengobatan, dan penemuan penderita.
a. Pencegahan Tuberculosis paru
• Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan penderita Tuberculosis paru
BTABasil Tahan Asam) positif.
• Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan masal terhadap kelompok- kelompok populasi tertentu.
• Vaksinasi BCG (Bacillus Calmatte-Guerin) diberikan pada bayi baru lahir sampai usia 3 bulan.
• Kemoprokfilaksis yaitu dengan menggunakan INH (Isoniazid) 5 mg/kg BB selama 6-12 bulan dengan tujuan
menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang masih sedikit.
• Komunikasi, informasi dan edukasi tentang penyakit Tuberculosis.

b. Pengobatan : Tujuan pengobatan pada penderita, selain untuk mengobati, juga untuk mencegah kematian, kekambuhan,
resistensi kuman terhadap OAT (Obat Anti Tuberculosis), serta memutuskan mata rantai penularan.

c. Penemuan penderita
1) Penatalaksanaan terapi : asupan masakan tercukupi.
2) Kemoterapi , yang mencakup pemberian:
• Isoniazid (INH) sebagai bakterisidial terhadap basil yang tumbuh aktif. Obat ini diberikan selama 18-24 bulan
dengan dosis 10-20 mg/kg BB/hari melalui oral.
• Kombinasi antara NH, rifampicin, dan pyrazinamid yang diberikan selama 6 bulan.
• Obat tambahan, antara lain Streptomycin dan ethambutol.
• Terapi kortikosteroid diberikan bersamaan dengan obat anti-Tuberculosis untuk mengurangi respon
peradangan.
• Pembedahan dilakukan jika kemoterapi tidak berhasil.
• Pencegahan dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi basil Tuberculosis
serta mempertahankan asupan nutrisi yang memadai.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Klien bernama An.K berjenis kelamin laki-laki, umur 4 tahun, beragama Islam. Beralamat di Desa Karangkembang
Babat Lamongan. Pengkajian dilakukan dan mendapat data riwayat kesehatan An.K sebelumnya belum pernah menderita
penyakit apapun, hanya saja terkadang mengalami demam dan batuk. Ny.V mengatakan An. K sakit dengan keluhan yang
sama yaitu sudah batuk selama 1 minggu dan disertai demam dengan suhu 39 0C. Mengalami penurunan berat badan dari
12 kg menjadi 10 kg. Lalu untuk memastikan kesehatan, Ny. V membawa An. K ke RSUD Karangkembang Babat
Lamongan. untuk memeriksakan kesehatan An. K. Pemeriksaan awal dilakukan pada tanggal 10-01-2023 diberikan suntik
Mantoux pada tangan kiri, dan dinyatakan menderita Tuberculosis paru ketika pada test Mantoux tersebut 2-3 hari pada area
suntikan muncul benjolan merah dan didiagnosa terkena Tuberculosis paru. Lalu mendapatkan pengobatan mulai tanggal
10-01-2023, dan mendapatkan pengobatan Rifampisin 25 mg dan Vitamin B6. Obat Rifampisin diminum tiga tablet sekaligus
dan vitamin B6 5 mg satu tablet di pagi hari sebelum makan dan diminum secara teratur. Pengawasan minum obat An.K
dilakukan oleh anggota keluarga.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 10 Januari 2023 didapatkan data bahwa keluarga klien mengatakan tidak tahu
tentang Tuberculosis paru, tahunya hanya batuk biasa. Keluarga tidak mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
pengobatan, dan pencegahan dari penyakit itu sendiri. Ny.V mengatakan batuk kadang kadang, dan tidak terdapat dahak.
Saat pengkajian Ny.V mengatakan An. K mengalami penurunan berat badan dari 12 kg menjadi 10 kg. An.K sudah tidak
panas pada saat pengkajian dengan suhu 37,70C. Perkembangan tumbuh kembang An.K baik, di usia 4 tahun An,K dapat
berjalan berjinjit, melompat dengan 1 kaki, menangkap bola dan melemparkannya dari atas kepala. Sudah bisa
menggunakan gunting dengan lancar, sudah bisa menggambar kotak, menggambar garis vertikal maupun horizontal, belajar
membuka dan memasang kancing bajunya sendiri.
ANALISIS DATA DAN DIAGNOSA PRIORITAS

Hasil pengkajian ditemukan data bahwa anaknya menderita demam dan batuk selama 1
minggu. Ibu klien membawa An. K untuk memeriksakannya dan di diagnosa menderita
Tuberculosis paru di RSUD Karangkembang Babat Lamongan. Keluarga mengatakan tidak
mengetahui tentang penyebab, tanda gejala, cara pencegahan, penularan dan manfaat minum
obat. Kamar tidur pada dinding temboknya lembab, jendela yang ada di ruang tamu tidak dibuka
lalu ruangan menjadi pengap, lembab dan gelap. Ny.V memeriksakan anaknya dan meminta
obat setiap kali obat habis. An.K mendapat dukungan dari orang tuanya dalam memenuhi
kebutuhan kesehatannya.
Prioritas diagnosa ditentukan sebagai berikut Defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan terkait Tuberculosis paru.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perencanaan dilakukan pada tanggal 10 Januari 2023 pukul 11.00 WIB. Diagnosa keperawatan

keluarga mempunyai tujuan umum yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga berupa:

Pendidikan kesehatan diharapkan keluarga mampu mengetahui tentang penyakit Tuberculosis paru.

1) Kaji tingkat pengetahuan tentang Tuberculosis paru

2) Menjelaskan mengenai definisi, tanda gejala, cara pengobatan dan perawatan

3) Mengevaluasi pemahaman tentang penyakitnya

4) Memberikan reinforcement positif


IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan dilakukan pada hari Rabu 11 Januari 2023 pada pukul 08.00 WIB

dengan masalah keperawatan pertama defisiensi pengetahuan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan terkait Tuberculosis paru. Penulis

memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, tanda gejala, penyebab, cara

pencegahan, penularan dan pengobatan Tuberculosis pada ibu klien dan anggota keluarga.

Keluarga sangat senang dan merasa sudah jelas mengenai Tuberculosis paru.
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi pada tanggal Jumat 12 Januari 2023 setelah dilakukan pendidikan kesehatan

adalah sebagai berikut :

S : Ibu klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan akan mengingat hal-hal yang telah

disampaikan.

O : Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang penyakit Tuberculosis paru dengan bahasa

mereka sendiri.

A : Masalah ketidakmampuan keluarga mengenal masalah teratasi sebagian

P : Motivasi untuk menerapkan penjelasan atau pendidikan kesehatan yang telah di berikan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil laporan kasus yang penulis kelola sebagai bahan untuk memenuhi syarat tugas akhir pada Program Studi Profesi
Ners Stikes Husada Jombang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan laporan kasus adalah Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Kasus Tuberculosis pada An.K di Desa Karangkembang
Babat Lamongan.
2. Proses keperawatan diawali dari pengkajian pada tanggal 10 Januari 2023 dengan metode wawancara, observasi dan studi
dokumentasi meliputi identitas klien dan keluarga, riwayat keperawatan dan pengkajian fokus.
3. Dari data-data yang diperoleh dilakukan analisa data pada tanggal 10 Januari 2023, sehingga muncul diagnosa keperawatan
defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal mesalah kesehatan terkait Tuberculosis dengan
total skor 4 2/3 dan risiko infeksi berhubungan dengan ketidaksanggupan keluarga memodifikasi lingkungan dengan total skor 4 1/3.
4. Selanjutnya perawat menyusun Intervensi, yang betujuan untuk dapat menambah pengetahuan tentang penyakit Tubeculosis paru
yang mencakup pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara pengobatan dan perawatan di rumah. Memotivasi keluarga untuk
memantau dan mengingatkan kepatuhan minum obat klien. Dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab, media cetak yaitu
leaflat, demonstrasi dan berdiskusi dengan keluarga. Menganjurkan keluarga untuk mengingatkan klien untuk meminum obat tepat
waktu.
5. Implementasi dilakukan pada tanggal 10-01-2023 untuk mengatasi masalah yang muncul. Implementasi untuk masalah defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan terkait Tuberculosis adalah memberi
pendidikan kesehatan tenteng penyakit tersebut. Implementasi untuk masalah keperawatan risiko infeksi berhubungan dengan
ketidaksanggupan keluarga memodifikasi lingkungan adalah dengan mengajarkan cara memodifikasi tata rumah yang baik dan
benar.
6. Tahap evaluasi dilakukan pada tanggal 12-01-2023, didapatkan hasil Ny.V mengatakan lebih mengerti tentang Tuberculosis paru
mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, penatalaksanaan maupun komplikasi yang dapat terjadi.
7. Penulis dapat membahas kesenjangan yang ada dalam memberikan pendidikan kesehatan tidak dilakukan dihadapan seluruh
anggota keluarga karena kendala dengan aktivitas dan pekerjaan masing-masing anggota keluarga.
8. Faktor penghambat dan pendukung selama dilakukan pengelolaan kasus An.K dengan diagnosa Tuberculosis paru antara lain faktor
penghambat diantaranya waktu yang tidak selalu bisa untuk melakukan pengkajian sedangkan faktor pendukung adalah kesedian
klien dan keluarga untuk dilakukan tindakan keperawatan.
THANK YOU

You might also like