You are on page 1of 16

SKENARIO 1

“HATI DAN SALURAN EMPEDU”

MUHAMMAD NAUFAL AZMI


AMALIA VEGA TRI DAMAYANI
DENI SYAIFUL
NIANI NOFAMI
ADELIA CITRA
WILDA MARWIAH DZAKIAH
VIOLA SALSABILA
SGD 12
SKENARIO
Dokter, bayi saya kenapa kuning?

Seorang bayi laki-laki dibawa ibunya ke puskesmas A karena kulitnya semakin


kuning. Hal ini diketahui sejak 1 hari setelah bayi lahir. 2 hari sebelumnya, ibu melahirkan
bayi tersebut di bidan desa secara normal.
Setelah 2 hari bayinya lahir, ibu cemas melihat bayinya semakin kuning. Ibu
bayi ingin memberikan asi ekslusif, namun air susu ibu belum ada dan bayi belum cukup
aktif dalam menyusu, BAK dan BAB normal.
Dokter lalu melalukan pem. Fisik didapati kulit bayi icterik meluas secara
sefalocaudal ke arah dada,perut dan extremitas. Ketika ditekan kulit, berwarna kuning.
Hasil lab secara transkutan didapatkan: bilirubin indirek 11 mg/dl dan kadar bilirubin direk:
0,9 mg/dl. Dokter menjelaskan bahwa hal ini fisiologis, bayi hanya mengalami icterus
neonatorum fisiologis lalu dokter menyarankan untuk melakukan fototerapi dan menyuruh
ibu utk terus memberikan asi kepada bayi.
STEP 1 : TERMINOLOGI

1. Bilirubin indirek =bilirubin yang belum mengalami metabolisme di dalam hati


2. Bilirubin= pigmen empedu yang dihasilkan oleh pemecahan heme dan reduksi
biliverdin.
3. Ikterik=perubahan warna kulit menjadi kuning
4. Sefalocaudal=perubahan orientasi anatomi dari kepala,dada sampai kaki
5. Bilirubin direk=bilirubin yang tidak terkonjugasi yang telah diprosesoleh hati
6. Ikterus neonatorum=perubahan warna kulit menjadi kuning pada bayi baru
lahir
7. Fototerapi=pengobatan dengan menggunakan cahaya atau sinar uv
8. Transkutan= pemeriksaan melalui kulit
STEP 2 : RUMUSAN MASALAH

1. Terjadi perubahan warna kulit pada bayi


2. Dokter melakukan pemeriksaan fisik di kulit bayi ikterik meluas secara
sefalocaudal( ke arah dada,perut,hingga ekstremitas)
3. Bayi semakin kuning
4. Bilirubin indirek 11 mg/dl dan bilirubin direk 0,9 mg/dl
5. Bayi hanya mengalami icterus neonatorum fisiologis lalu dokter menyarankan
melakukan foto terapi dan meyarankan ibu memberikan asi.
STEP 3 : ANALISA MASALAH

1. Mengapa terjadi perubahan kulit pada bayi yang semakin menguning ?karena terjadi
peningkatan bilirubin
2. Apa saja gejala icterus neonatorum? Pupil berwarna kuning,urin dan feses berwarna
kuning
3. Berapa kadar normal bilirubin direk dan indirek ? Total1,2 mg/dl. Bilirubin direk <
0,9 mg/dl,indirek <0,4 mg/dl
4. Apa yang menyebabkan ASI tidak keluar ? Bayi belum cukup aktif dalam menyusu
sehingga ASI ibu belum terbiasa diberikan kepada bayi.
5. Apa yang menyebabkan bayi mengalami icterus pada minggu pertama ? Terjadi
kelebihan bilirubin pada bayi umumnya kadar bilirubin pada bayi < 0,5 mg/dl serta
icterus menyebabkan kuning pada sclera.
STEP 4 : KESIMPULAN
IKTERUS

PEM.FISIK DAN
PENYEBAB
PEM.PENUNJANG

KELEBIHAN BILIRUBIN
PEM.FISIK=INSPEKSI=KULIT BAYI
DIREK DAN INDIREK
IKTERIK
PEM.PENUNJANG=HASIL LAB
TRANSKUTAN

TATALAKSANA/
PENGOBATAN

FOTO TERAPI DAN ASI


STEP 5 : LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses


pembentukan hingga sekresi bilirubin?
2. Mahasiswa mampu memahai dan menjelaskan proses
mekanisme terjadinya kelainan ikterik pada proses
pembentukan dan sekresi bilirubin?
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan contoh-
contoh dan jenis-jenis gangguan akibat pembentukan dan
sekresi bilirubin?
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses siklus
hepatik?
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses pembentukan hingga
sekresi bilirubin?
Jawaban :

a. Pembentukan bilirubin
Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dariheme dengan
bantuan enzim heme oksigenase yaitu enzim yang sebagian besar terdapat dalam
sel hati, dan organ lain. Biliverdin yang larut dalam air kemudian akan direduksi
menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase. Bilirubin bersifat lipofilik dan
terikat dengan hidrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut. Pembentukan
bilirubin yang terjadi di sistem retikuloendotelial, selanjutnya dilepaskan ke
sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin. Bilirubin yang terikat dengan
albumin serum ini tidak larut dalam air dan kemudian akan ditransportasikan ke
sel hepar. Bilirubin yang terikat pada albumin bersifat nontoksik.
b. Sekresi bilirubin

Sekresi bilirubin diglukuronida ke dalam empedu melalui transportasi aktif.


Sistem transport ini juga dapat dipicu oleh obat yang menginduksi konjugasi
bilirubin. Normalnya, bilirubin diglukuronida saja yg disekresikan ke dalam
empedu. Setelah mengalami proses konjugasi, bilirubin akan disekresikan ke
dalam kandung empedu, kemudian memasuki saluran cerna dan diekskresikan
melalui feces.
Setelah berada dalam usus halus, bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung
dapat diresorbsi, kecuali dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak
terkonjugasi oleh enzim beta-glukoronidase yang terdapat dalam usus. Setelah
mencapai ileum terminalis dan usus besar bilirubin terkonjugasi akan dilepaskan
glukoronidanya oleh enzim bakteri yang spesifik (b- glukoronidase). Dengan
bantuan flora usus bilirubin selanjutnya dirubah menjadi urobilinogen.

Source : Chowdhury, N. R., & Chowdhury, J. R. (2001). Disorders of bilirubin metabolism.


The Liver: Biology and Pathobiology, Fifth Edition,
251-256.
2. Mahasiswa mampu memahai dan menjelaskan proses mekanisme terjadinya
kelainan ikterik pada proses pembentukan dan sekresi bilirubin?
Jawaban :

Ikterus adalah perubahan menguningnya warna kulit dan organ lainnya akibat
penumpukan bilirubin. Ikterus pada neonatus biasa ditemukan dan umumnya
dianggap fisiologik, tetapi bila ikterus menetap lebih dari 2 minggu pada bayi
cukup bulan dan 3 minggu pada bayi prematur atau ikterus timbul pada bayi
umur 1 hari, maka ikterus ini tidak boleh dianggap fisiologik. lagi, melainkan
suatu kelainan patologik.

Source :sulaiman,ali (2012).” GASTROENTEROLOGI


HEPATOLOGI”.INFOMEDIKA.Hal.90
Ikterus neonatorum yang patologik ini dibagi menjadi dua golongan besar :
1. Hiperbilirubinemia, dimana terjadi penumpukan terutama bilirubin indirek
akibat produk yang meninggi tanpa diimbangi oleh kemampuan konversi
untuk menjadi bilirubin direk.
2. Kolestasis, adanya penumpukan bilirubin direk dan komponen empedu lain
nya karena gangguan aliran ke usus.

Hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin indirek yang


tinggi dalam serum yang mempunyai potensial terjadinya "Kernicterus" yaitu
keracunan sel otak oleh bilirubin.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan contoh-contoh dan jenis-jenis
gangguan akibat pembentukan dan sekresi bilirubin?

Salah satu contoh gangguan ambilan bilirubin, adalah sindrom


Gilbert. Pada sindrom ini terjadi gangguan konjugasi. Selain itu, gangguan
ambilan bilirubin juga dapat disebabkan oleh obat tertentu, misalnya asam
plavaspidak, novobiosin, dan zat kontras kolesistografi. Ikterus fisiologis terjadi
pada neonatus. Bilirubin yang diproduksi oleh janin akan diproses hati ibu.
Segera setelah lahir, bilirubin yang diproduksi oleh janin harus diproses oleh
janin itu sendiri. Beberapa fungsi fisiologis hati belum sempurna pada waktu
lahir. Flora usus janin baru lahir juga masih belum berkembang. Akibatnya,
sebagian besar neonatus mengalami hiperbilirubinemia tak terkonjugasi ringan
pada umur 2-5 hari dengan kadar bilirubin total 5-10 mg%. Pada bayi prematur
dapat terjadi kenaikan bilirubin yang lebih tinggi dan dapat mencapai 20 mg%.
Sindrom Dubin Johnson biasanya baru diketahui pada usia remaja
atau dewasa dan ditandai oleh hiperbilirubinemia terkonjugasi ringan dengan
bilirubin total berkisar antara 2-5 mg%. Hiperbilirubinemia ini dapat > 5 mg%
bila ada penyakit lain, pemakaian kontrasepsi oral, dan kehamilan. Gambaran
lain sindrom Dubin Johnson adalah penumpukan pigmen hitam pada lisosom
jaringan hati sehingga pada biopsi hati didapatkan jaringan berwarna hitam.

source : . Sulaiman,ali ( 2012 ) “BUKU AJAR ILMU PENYAKIT HATI “sagung


seto.hal.146
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses siklus hepatik?
Proses siklus enterohepatik
Sirkulasi enterohepatik adalah suatu sistem yangmenghubungkan antara hepar
dan intestinal yang membantu proses pencernaan. Melalui penghambatan reaksi
oksidasi kolesterol LDL ini maka dapat menurunkan kadar kolesterol darah.
a. Siklus hepatik dimulai dari penghancuran sel darah merah olehsel
retikuloendotel. Heme yang terbentuk mengalami oksidasi dengan melepaskan
karbonmonoksida dan besi menjadi biliverdin. Biliverdin terreduksi menjadi
bilirubin tak terkonjugasi. Bilirubin indirek ini kemudian berikatan dengan
albumin dan berdifusi ke dalam sel hati.
b. Siklus intra hepaticSiklus intra hepatik adalah terbentuknya bilirubin
terkonjugasidi dalam hati. Bilirubin ditransfer melalui membran sel ke dalam
hepatosit, sedangkan albumin tidak. Bilirubin akan terikat pada ligandin, yang
ada dalam hepatosit.
Proses yang terjadi di dalam hepatosit adalah konjugasi lanjut dari bilirubin
menjadi bilirubin diglukoronid dengan bantuan enzim uridin difosfat-glukoronid
transferase (UDPG-T). Konjugasi bilirubin yang menjadi bilirubin direk larut
dalam air kemudian terjadi ekskresi segera ke sistem empedu kemudian ke usus.

c. Siklus ekstra hepaticSiklus ekstra hepatik adalah siklus absorbsi, konjugasi,


ekskresi,dekonjugasi dan reabsorbsi yang terjadi pada bilirubin setelah keluar
dari hati. Bilirubin diekskresikan ke dalam empedu dan masuk ke dalam usus
kemudian direduksi menjadi tetrapirol yang tak berwarna oleh mikroba di usus
besar. Dekonjugasi sebagian terjadi di dalam usus kecil proksimal melalui kerja
bakteri usus β-glukoronidase.

Source : A.Lanzini. 2003. dalam Encyclopedia of Food Sciences and Nutrition (Edisi
Kedua) https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/enterohepatic-
circulation Diakses pada 5 Oktober 2021
Resources

3. . Sulaiman,ali ( 2012 ) “BUKU AJAR


1. Chowdhury, N. R., & Chowdhury, J. R. ILMU PENYAKIT HATI “sagung
(2001). Disorders of bilirubin seto.hal.146
metabolism. The Liver: Biology and
Pathobiology, Fifth Edition, 4. A.Lanzini. 2003. dalam Encyclopedia of
251-256. Food Sciences and Nutrition (Edisi Kedua)
https://www.sciencedirect.com/topics/medici
2 sulaiman,ali (2012).” ne-and-dentistry/enterohepatic-circulation
GASTROENTEROLOGI Diakses pada 5 Oktober 2021
HEPATOLOGI”.INFOMEDIKA.Hal.90

You might also like