You are on page 1of 63

Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi

Direktorat Pengelolaan Imunisasi

Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim Batch XXIV


25 September 2023
Kebijakan Program Imunisasi

Penyiapan Pelayanan Imunisasi

OUTLINE Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi


PAPARAN
Pencatatan dan Pelaporan Pelaksanaan
Program Imunisasi

Pemantauan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

2
Bagian 1 :
Kebijakan Program
Imunisasi

3
LANDASAN HUKUM
UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan
dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan hidup
yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014


“Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak -
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan,
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
•Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yg
dapat dihindari melalui imunisasi
•Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak
UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014
“Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan
Dasar dengan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”

Hukum Pemberian Imunisasi di Indonesia :


WAJIB
MENGAPA HARUS IMUNISASI??
PENGERTIAN • PROTEKSI INDIVIDU

IMUNISASI “Setiap orang yang mendapatkan


imunisasi akan membentuk antibodi
spesifik terhadap penyakit tertentu”
Imunisasi adalah suatu upaya untuk • MEMBENTUK KEKEBALAN KELOMPOK (HERD
menimbulkan/meningkatkan IMMUNITY)
“Apabila cakupan imunisasi tinggi dan merata
kekebalan seseorang secara aktif dapat membentuk kekebalan kelompok dan
terhadap suatu penyakit sehingga bila melindungi kelompok masyarakat yang rentan”
suatu saat terpajan dengan penyakit • PROTEKSI LINTAS KELOMPOK
tersebut tidak akan sakit atau hanya
“Pemberian imunisasi pada kelompok usia
mengalami sakit ringan tertentu (anak) dapat membatasi penularan
kepada kelompok usia dewasa/orang tua”

5
JADWAL IMUNISASI RUTIN
IMUNISASI DASAR PADA BAYI & PADA IMUNISASI PADA WUS  HARUS MELALUI
BADUTA SKRINING
UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI Status Interval Minimal Masa Perlindungan
Imunisasi Pemberian
<24 jam Hepatitis B
-
1 BCG, OPV1 T1 (Diberikan imunisasi Td) -
2 DPT-HepB-Hib1, OPV2, PCV1, RV1 4 minggu setelah T1 3 tahun
T2 (Diberikan imunisasi Td)
3 DPT-HepB-Hib2, OPV3, PCV2, RV2
4 DPT-HepB-Hib3, OPV4, IPV, RV3
6 bulan setelah T2 5 tahun
T3 (Diberikan imunisasi Td)
9 Campak-Rubela1, IPV2 1 tahun setelah T3
T4 (Diberikan imunisasi Td)
10 tahun
10 JE**
12 PCV3 1 tahun setelah T4 >25 tahun
T5 (Diberikan imunisasi Td)
18 DPT-HepB-Hib4, Campak-Rubela2

** Hanya di wilayah endemis -DT Td HPV* HPV*


HPV hanya diberikan pada siswi /anak perempuan -CR Td
IMUNISASI PADA ANAK USIA
SD/SEDERAJAT

Kelas Kelas Kelas Kelas


BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH 1 SD 2 SD 5 SD 6 SD
Imunisasi Dasar Lengkap saja belum cukup
memberikan perlindungan terhadap PD3I karena
beberapa antigen memerlukan booster/ pemberian
dosis lanjutan pada usia 18 bulan, usia anak
sekolah (BIAS) dan usia dewasa (WUS)

Perubahan
Paradigma IMUNISASI DASAR LENGKAP

IMUNISASI RUTIN LENGKAP


7
2

8
Kekebalan Komunitas Bagaimana apabila seorang anak tidak mendapatkan
imunisasi rutin lengkap??

Hanya bisa dicapai dengan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata
Anak yang tidak diimunisasi lengkap tidak memiliki
kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit
berbahaya sehingga mudah tertular penyakit,
menderita sakit berat, serta menderita cacat bahkan
meninggal dunia. Selain itu, mereka juga dapat
Rendahnya
cakupan imu-
menjadi sumber penularan penyakit bagi orang lain.
nisasi rutin
lengkap, maka BAHAYA
semakin turun
pula tingkat
KLB atau
kekebalan ko- WABAH
munitas ter- Akumulasi anak yang tidak
hadap PD3I
mendapat imunisasi rutin
100% 80% 70% 60% <50%
lengkap mengakibatkan KLB
tidak akan terbentuk PD3I
Kekebalan Kelompok atau
Herd Immunity
Cakupan imunisasi
9
RENSTRA DAN RPJMN TAHUN 2022-2024

Target
No Indikator
2022 2023 2024

1 RPJMN Persentase imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan (Survei) 71 75 90

2 IKP Persentase Kabupaten/Kota yg mencapai target Imunisasi rutin 75 85 95

3 IKK Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat IDL 90 100 100

4 IKK Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat antigen baru 90 100 100
Persentase anak usia 12-24 bulan yang mendapat imunisasi lanjutan
5 IKK 90 100 100
baduta lengkap
Persentase anak yang mendapatkan imunisasi lanjutan lengkap di usia
6 IKK 70 80 90
sekolah dasar

7 IKK Persentase wanita usia subur yang memiliki status imunisasi T2+ 60 80 100
10
Sebagai komitmen pemerintah untuk memenuhi
hak warga negara khususnya pada bayi dan
anak, sehingga dapat mencegah penularan
penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi,
seperti yang tertuang pada UU Kesehatan No.
36 Tahun 2009

Kementerian Kesehatan melakukan


introduksi imunisasi antigen baru
11
Pengenalan Imunisasi Antigen Baru
Dilaksanakan secara bertahap

2016-2021 2022 2023 2024

Seluruh kako di Bangka Belitung


PCV dan NTB; sebagian kako di Jawa Nasional Nasional Nasional
Barat dan Jawa Timur

20 kako di DKI Jakarta, DIY, Jawa Perluasan ke 112 kab/kota di


Tengah, Jawa Timur, Bali, Provinsi Jateng, Jatim, Bali,
HPV Sulawesi Selatan dan Sulawesi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan
Nasional Nasional
Utara Sulawesi Tenggara

21 kako di Sumsel, Babel, Sumut,


Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB,
RV NTT, Kaltim, Kalsel, Sulsel, Sulut, Nasional Nasional
Gorontalo, Maluku, Malut, Papua
dan Papbar

DKI Jakarta, Jawa Barat


IPV2 dan Banten
Nasional Nasional

JE* 2018: Bali Kalimantan Barat DIY

*di wilayah endemis


Kurang optimalnya komitmen Pemda dalam penyediaan anggaran operasional
layanan imunisasi

Belum optimalnya peran lintas sektor (aparat desa/kelurahan/ kecamatan,


Babinsa, Bhabinkamtibmas, PKK, dll) dalam penggerakkan masyarakat/sasaran
Tantangan dalam
Pencapaian Target Adanya keterbatasan kapasitas coldchain
Prog Imunisasi
Nasional Masih rendahnya pencatatan dan pelaporan hasil layanan imunisasi melalui ASIK

Vaccine hesitancy (isu-isu negatif imunisasi, hoaks, KIPI) dan masih kurangnya
demand dari masyarakat untuk imunisasi rutin

Ketakutan terhadap pemberian imunisasi ganda

Orang tua belum terbiasa dengan adanya vaksin dan jadwal baru  belum
adanya pengingat/reminder
13
Pelayanan Imunisasi
Dilaksanakan di seluruh puskesmas (posyandu) dan jejaring
fasyankes swasta serta terintegrasi dengan KIA

SDM Kesehatan
Peningkatan kapasitas pengelola program imunisasi di
seluruh jenjang administrasi

Pembiayaan
 Desentralisasi - Penyediaan anggaran melalui APBN,
Dekon, APBD, DAK Fisik dan Non Fisik (BOK), Dana
desa dan pemanfaatan kapitasi JKN
 Dukungan PHLN (Gavi, WHO, UNICEF, UNDP, CHAI, dll)

Strategi Penguatan Program Vaksin dan logistik


Imunisasi Nasional Pusat memiliki tanggungjawab penyediaan kebutuhan
vaksin yang cukup, berkualitas, efikasi tinggi dan aman.
Pendistribusian ke faskes dilaksanakan oleh daerah,
termasuk pemenuhan kapasitas CCE sesuai standard

Sistem Informasi
Perluasan dan penguatan penggunaan sistim RR berbasis
elektronik (SMILE, ASIK)

Regulasi
Update payung hukum dan penguatan kolaborasi sistim
kesehatan – Universal Health Coverage (UHC)

*
Pastikan bahwa bayi dan balita di wilayah kita tercatat pada buku
kohort/register imunisasi

Pastikan bahwa setiap anak tersebut mendapat imunisasi secara


Strategi lengkap
Mengurangi Jumlah
Anak Belum Lakukan pelacakan jika berdasarkan kohort/register imunisasi,
terdapat anak yang tidak imunisasi/belum lengkap imunisasinya
Lengkap
Imunisasi Dasar
Dan Baduta Segera tindaklanjuti dengan kegiatan DOFU

Lakukan pemantauan cakupan wilayah secara rutin

15
❑ Melakukan pelacakan bayi dan baduta yang belum/ tidak lengkap status
imunisasinya, melalui:

▪ SMS/ WhatsApp Reminder


▪ My Village My Home
▪ Daftar Pelayanan
▪ Kotak Pengingat
▪ Kantong Imunisasi
Kotak Pengingat My Village My Home
▪ Metode Sweeping

Untuk daerah terpencil dan sangat terpencil, pelaksanaan kunjungan


untuk sweeping dapat dimanfaatkan sekaligus untuk melaksanaan
pelayanan imunisasi. Vaksin dan logistik dibawa dan disimpan sesuai
standar.
Kantong Imunisasi
INTERVENSI IMUNISASI MENURUT RIWAYAT IMUNISASI

Petugas secara aktif mencari


Lengkapi imunisasi sebelum
Usia bayi usia 0-11 bulan yang belum
usia mencapai 12 bulan
Belum mendapat imunisasi sama
0- Sweeping dan catat dalam buku
imunisasi sekali atau tidak terdata dalam
kohort atau register
11 buku kohort atau register
imunisasi di puskesmas
bulan imunisasi di puskesmas atau
atau posyandu
posyandu
Lengkapi imunisasi sebelum
Usia Petugas secara aktif mencari
usia mencapai 24 bulan
Belum badutayang belum mendapat
18-24 Sweeping dan catat dalam buku
imunisasi imunisasi sama sekali atau tidak
bulan kohort atau register
terdata dalam buku kohort atau
imunisasi di puskesmas
register imunisasi di puskesmas
atau posyandu
atau posyandu
Lengkapi imunisasi sebelum
Usia Petugas secara aktif melakukan
Imunisasi Drop Out usia mencapai 12 bulan
perhitungan DO menggunakan
0- belum Follow Up dan catat dalam buku
cakupan DPT-HB-Hib1 dan DPT-
lengkap (DOFU) kohort atau register
11 HB-Hib3
imunisasi di puskesmas
bulan atau posyandu
Petugas secara aktif melakukan Lengkapi imunisasi sebelum
Usia Imunisasi Drop Out perhitungan DO menggunakan usia mencapai 24 bulan dan
18-24 belum Follow Up cakupan DPT-HB-Hib3/Campak catat dalam buku kohort atau
bulan lengkap (DOFU) Rubela1 dan register imunisasi di
DPT-HB-Hib/Campak Rubela2 puskesmas atau posyandu

Lakukan DOFU sebelum kantong imunisasi semakin berat karena jumlah anak tidak lengkap
imunisasi semakin banyak, karena apabila terjadi KLB maka saat ORI pemberian imunisasi
dilakukan tanpa memandang status, sbg upaya memutus mata rantai transmisi
Peran Kader Posyandu

Mengoptimalkan
Peran Kader Pencatat Penyuluh Penggerak
Posyandu dalam Sederhana Imunisasi Masyarakat
Mendukung
Layanan Imunisasi
bersama petugas kesehatan
melaksanakan upaya pelacakan
bayi dan baduta yang belum atau
tidak lengkap status imunisasinya
18
Bagian 2 :
Penyiapan Pelayanan
Imunisasi

19
Penyiapan Pelayanan Imunisasi

Data Sasaran Petugas Imunisasi Tempat pelaksanaan Vaksin dan Logistik


• Sumber data dari • Dokter/Bidan/Perawat • Pelayanan dalam • Vaksin : jumlah, jenis,
buku Kohort atau • Memiliki kompetensi Gedung (Puskesmas cara penanganan
register Imunisasi sesuai penugasan atau Fasilitas • Alat Penyimpan
atau buku pencatatan • Untuk pelayanan luar Pelayanan Kesehatan Vaksin
imunisasi lainnya ruang (posyandu) lainnya : RS, Klinik, • Alat Pembawa Vaksin
yang mencantumkan setidaknya minimal 2 Praktek Dokter, • Alat Pemantau Suhu
data individu anak atau lebih petugas Praktek Bidan, dll) Vaksin
• Data sasaran akan (melakukan imunisasi • Pelayanan Luar • Alat
menjadi acuan dalam dan pencatatan Gedung (Posyandu, • Logistik Imunisasi :
membawa jumlah secara bergantian) Posyandu Prima)
vaksin yang sesuai Jumlah, Jenis
• Bertugas sesuai
jadwal posyandu yang
telah ditetapkan pada
awal tahun

20
Jenis Vaksin

Hepatitis B BCG Polio DPT-HB-Hib Campak-Rubella DT

Td IPV HPV PCV JE RV

21
Jenis Peralatan Rantai Dingin Vaksin
SARANA ALAT
ALAT PEMBAWA ALAT PEMANTAU
PENYIMPAN MEMPERTAHANKAN
VAKSIN SUHU SUHU
VAKSIN
• Alat Pemantau suhu
• Cold room • Cold Box • Cool Pack analog
• Freezer Room • Vaccine Carrier
• Vaccine • Alat Pemantau dan
Refrigerator Perekam Suhu Kontinyu

• Vaccine Freezer
• Alat Pemantau paparan
suhu dingin

• Alat pemantau paparan


panas
22
Bagian 3 :
Pelaksanaan
Pelayanan Imunisasi

23
Pelayanan Imunisasi
Logistik 8) Bahan penyuluhan (poster, leafle
1) Vaksin carrier dll)
2) Cool Pack/ kotak dingin cair 9) Alat tulis (kertas, pensil, dan
pena)
3) Vaksin, Pelarut dan penetes (dropper)
10) Buku register (kohort) bayi dan
4) Alat suntik (ADS) ibu
5) Safety box 11) Tempat sampah
6) Pemotong/ kikir ampul pelarut 12) Sabun dan wadah air mengalir
7) Anafilaktik kit dan formulir KIPI untuk cuci tangan
8) Kapas dan wadah 13) Pinset

24
Skrining kondisi Melakukan Memberikan

Melakukan edukasi
Melakukan skrining

Pemberian imunisasi
kesehatan pemberian imunisasi informasi yang jelas
Pelaksanaan Skrining
melalui penyuntikan tentang imunisasi
yg aman
Pelayanan status/riwayat
Pemberian imunisasi
imunisasi
Imunisasi suntikan ganda pd
sasaran yg harus
menerimanya
Menggunakan vaksin
yang berkualitas

25
Ketentuan Prioritas Penggunaan
1. Keterpaparan vaksin
Vaksin
2. Masa kadaluarsa 3. Waktu penerimaan
terhadap panas vaksin vaksin

Vaksin yang terlebih


Apabila kondisi
dahulu diterima
VVM vaksin
sebaiknya dikeluarkan
sama, maka
terlebih dahulu. Hal ini
digunakan vaksin
dilakukan dengan
yang lebih
asumsi bahwa vaksin
pendek masa
yang diterima lebih awal
kadaluwarsanya
mempunyai jangka
(Early Expire First
waktu pemakaian yang
Out/EEFO).
lebih pendek.

26
Pemakaian Vaksin Sisa

Vaksin sisa pada pelayanan statis


(Puskesmas, Rumah Sakit atau praktek Masa Pemakaian Vaksin Sisa (vial terbuka)
swasta) bisa diunakan pada pelayanan hari
berikutnya. Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi adalah:

• Disimpan pada suhu 2°C s.d. 8°C


• VVM dalam kondisi A atau B
• Belum kadaluwarsa
• Tidak terendam air selama penyimpanan
• Belum melampaui masa pemakaian.

27
Penyusunan Vaksin di ILR

28
Penyusunan Vaksin di Refrigerator tipe RCW 42

29
Penyusunan Vaksin di Refrigerator tipe RCW 50

30
Pemberian Vaksin Yang Tepat Secara Aman

Penyuntikan vaksin yang tepat


secara aman meliputi:
• Kualitas vaksin yang terjamin
• Penyuntikan yang steril
• Melarutkan vaksin secara benar
• Lokasi suntikan yang tepat
• Penapisan kontraindikasi
• Teknik penyuntikan yang benar

31
Edukasi Petugas Kesehatan kepada Orang Tua
sasaran Imunisasi

Sampaikan 4 informasi penting mengenai


imunisasi yang perlu disampaikan :
1) Manfaat imunisasi dan akibat
apabila tidak diimunisasi
2) Keluhan yang mungkin terjadi dan
cara penanggulangannya
3) Jadwal pelayanan imunisasi
berikutnya
4) Pentingnya KMS/Buku KIA disimpan
dengan baik dan dibawa pada
kunjungan berikutnya

32
Cara Pengamanan Jarum Suntik Bekas
Pakai dan Penggunaan Safety Box yang
Benar

 Segera masukkan jarum suntik bekas


pakai kedalam safety box (tanpa
direcapping atau melakukan penutupan
kembali jarum suntik) secara langsung
setelah selesai penyuntikan.
 Safety box hanya untuk alat suntik bekas
pakai dan tutup jarum.
 Kumpulkan seluruh bekas ampul pelarut,
vial vaksin, tutup vaksin, limbah lainnya
(kapas) didalam kantong atau wadah
yang aman.
33
Pengelolaan Limbah Imunisasi

Pemilahan Limbah Pengelolaan


Limbah Infeksius Tajam
Pengelolaan
Limbah Infeksius Tajam
• Incinerator • Sisa vaksin keluarkan cairan
Infeksius tajam Infeksius • Bak beton vaksin dari dalam botol atau
non-tajam non-medis • Enkapsulasi/sharp pit ampul, cairan vaksin tersebut
• Penggunaan alat shredding didesinfeksi terlebih dahulu
• dalam killing tank (tangki
Daur ulang desinfeksi) untuk membunuh
mikroorganisme. Limbah yang
telah didesinfeksi dikirim atau
dialirkan ke Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
• Botol atau ampul kosong 
dikumpulkan ke dalam tempat
sampah (kantong plastik)
berwarna kuning selanjutnya
diinsenerasi (dibakar dalam
incinerator atau menggunakan
metode non insenerasi (al.
autoclaving, microwave

34
Bagian 4 :
Pencatatan dan Pelaporan
Pelaksanaan Program
Imunisasi

35
Pencatatan Elektronik / Digital

1. Sejalan dengan transformasi


kesehatan di Indonesia dimana salah
satunya adalah mengintegrasikan
semua sistem register program
kesehatan khususnya layanan primer
2. Untuk Program Imunisasi ditujukan
bagi hasil layanan imunisasi melalui
SATUSEHAT Platform, dan vaksin
logistik melalui SMILE
36
Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK)
Sistem Layanan Puskesmas Terintegrasi

Platform ASIK (Aplikasi Sehat Indonesiaku) adalah aplikasi terpusat yang


digunakan untuk input data, monitoring data perkembangan pasien untuk seluruh
tenaga kesehatan layanan Primer.

1 2

● Web based: digunakan oleh tenaga kesehatan di ● Aplikasi Android: digunakan oleh tenaga
Puskesmas selain untuk pencatatan kesehatan individu dan kesehatan dan kader untuk pencatatan data
pelaporan untuk Dinkes atau Kemenkes program UKM (KIA, surveilans PM, skrining
PTM) serta program UKBM (Posyandu)

https://sehatindonesiaku.kemkes.go.id/
37
Pencatatan Imunisasi Rutin
4 Output
RS
1
1a. Pencatatan
Langsung Integrasi dengan Masyarakat
- Pencatatan SI - Imunisasi Swasta
hasil layanan - Riwayat Imunisasi
Data imunisasi rutin dari - Sertifikat imunisasi
imunisasi rutin
Rumah Sakit & Klinik - Reminder imunisasi
real time oleh
swasta dihubungkan - Edukasi imunisasi
Pelaksana
imunisasi 2 Menggunakan standar
FHIR
- Dicatat Data dapat dipantau pada
berdasarkan dashboard ASIK Terintegrasi:
Pos Pelayanan - Data kader dan nakes (validasi) Puskesmas
- Mencatat batch - Data individu layanan imunisasi
Pencatatan - Analisis capaian imunisasi - Laporan Imunisasi individual
vaksin yang
Imunisasi 3 dengan batch yang dapat
digunakan Data masuk dalam digunakan untuk telusuri KIPI
rutin platform Satu Sehat - Reminder kebutuhan vaksin
1b. Pencatatan berdasarkan catatan anak yang
Riwayat Seluruh data imunisasi diimunisasi
1c. Data dari PL rutin dari ASIK maupun - Terintegrasi dengan surveilans
Imunisasi
divalidasi oleh instansi swasta PD3I
- Oleh orang tua via Nakes & atau terkumpul dalam
Peduli Lindungi Kader platform Satu Sehat
- Oleh kader
yang dapat dialirkan Dinkes & Kemenkes
Posyandu via ASIK
untuk output - output
mobile
yang dibutuhkan
- Oleh Nakes via Capaian wilayah
ASIK mobile individual & real time

38

*Instansi lain bila dibutuhkan


Ketersediaan Stok Vaksin

Fitur SMILE Lihat Stok membantu user


memantau ketersediaan stok vaksin dan
update data jumlah vaksin di level Provinsi,
Kab/Kota, dan Puskesmas
SMILE Lihat Stok pada Mobile App
SMILE Lihat Stok pada Web Dashboard
Management dan Perencanaan
yang Efektif

Fitur SMILE Perencanaan Tahunan membantu


user dalam merencanakan kebutuhan vaksin
imunisasi dalam satu tahun

Fitur Perencanaan menghasilkan angka


min-max untuk masing-masing Puskesmas
dan Dinas Kesehatan, membantu user
dalam menggunakan angka min-max untuk
membuat pesanan pada aplikasi, dan
memantau stok berdasarkan min-max
vaksin
Pencatatan Manual

1. Hanya di tingkat pelayanan


(puskesmas – posyandu,
faskes swasta, Klinik dan RS
pemerintah)
2. Sebagai back up bagi
pencatatan digital

46
PENCATATAN HASIL LAYANAN IMUNISASI BAYI DAN BADUTA

REGISTER
KOHORT BAYI

47
REGISTER KOHORT BALITA DAN
ANAK PRA-SEKOLAH

48
FORMAT PENCATATAN HASIL IMUNISASI PADA ANAK DI KLINIK, BIDAN, RS DAN FASKES LAIN

49
FORMAT PENCATATAN HASIL IMUNISASI IBU HAMIL
FORMULIR REGISTER STATUS IMUNISASI TETANUS IBU HAMIL

Dusun : Tanggal Pelayanan :


Desa : Bulan :
Kecamatan : Tahun :
Puskesmas :
Kabupaten :

Skrining Imunisasi Td Tanggal Imunisasi Td Berikutnya


Alamat
No Nama Tanggal Lahir Umur (Tahun) NIK Status T Akhir
(RT/RW/Desa//Kecamatan)
Imunisasi Td
Status T T1 T2 T3 T4 T5
(Tgl/Bln/Thn)

Petugas

50
FORMAT PENCATATAN HASIL IMUNISASI IBU TIDAK HAMIL
FORMULIR REGISTER STATUS IMUNISASI TETANUS WUS TIDAK HAMIL

Dusun : Tanggal Pelayanan :


Desa : Bulan :
Kecamatan : Tahun :
Puskesmas :
Kabupaten :

Skrining Imunisasi Td Tanggal Imunisasi Td Berikutnya


Alamat
No Nama Tanggal Lahir Umur (Tahun) NIK Status T Akhir
(RT/RW/Desa//Kecamatan)
Imunisasi Td
Status T T1 T2 T3 T4 T5
(Tgl/Bln/Thn)

Petugas

(Nama) 51
 Dilakukan untuk pencatatan imunisasi tambahan, seperti
pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI),
Pekan Imunisasi Nasional (PIN), Sub PIN, Crash
PENCATATAN Program, Kampanye Imunisasi, dsb melalui ASIK Mobile
CAKUPAN  Format pencatatan manual cakupan imunisasi tambahan
IMUNISASI disesuaikan dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan
TAMBAHAN imunisasi tambahan.
 Jika pelaksanaan imunisasi tambahan diberikan pada
anak usia di bawah 5 tahun, hasil pelayanan imunisasi
tambahan juga dicatat pada Buku KIA atau buku
imunisasi lainnya yang dipegang orang tua

52
Bagian 5 :
Pemantauan Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi

53
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

PMK12/2017, Psl 1/ 1

Semua kejadian medik yang terjadi setelah


imunisasi, yang menjadi perhatian dan diduga
berhubungan dengan imunisasi
Jenis KIPI
Serius
KIPI serius adalah setiap kejadian medik setelah imunisasi yang menyebabkan
rawat inap, kecacatan, dan kematian, serta yang menimbulkan keresahan di
01 masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilaporkan segera setiap kejadian secara
berjenjang yang selanjutnya diinvestigasi oleh petugas kesehatan yang
menyelenggarakan imunisasi untuk dilakukan kajian serta rekomendasi oleh
Komda dan atau Komnas PP KIPI, yang terdiri dari para ahli epidemiologi dan
profesi.

Non Serius
02 KIPI non serius adalah kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi dan
tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima. Dilaporkan
rutin setiap bulan bersamaan dengan hasil cakupan imunisasi.
Reaksi KIPI
Reaksi umum yang mungkin terjadi setelah imunisasi antara lain:
a. Reaksi lokal, seperti:
Nyeri, kemerahan, dan bengkak pada tempat suntikan; reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis
b. Reaksi sistemik, seperti:
Demam tinggi; nyeri otot seluruh tubuh (myalgia); nyeri sendi (atralgia); badan lemah; sakit kepala.
c. Reaksi lain, seperti:
Reaksi alergi misalnya urtikaria, oedem; syok anafilaktik; pingsan; sesak napas; pembesaran kelenjar
aksila; muntah; diare; kejang; kelemahan/kelumpuhan otot lengan/tungkai.
Pelaporan KIPI Non Serius

Saat kunjungan
imunisasi bulan Orangtua/
berikutnya: masyarakat
• Ditanyakan apakah ada memberi
gejala yang timbul setelah informasi kepada
imunisasi sebelumnya? petugas
• Bila ada, petugas
puskesmas mengisi formulir
kesehatan.
KIPI non-serius.
Alur Pelaporan dan Kajian KIPI Serius
FORM
KIPI
Formulir KIPI, KIPI Serius &
Investigasi dapat diunduh di :
https://bit.ly/formkipi Form KIPI Form KIPI Form
atau di: Non Serius Serius Investigasi
www.keamananvaksin.kemkes.go.id
Cara Pencatatan dan Pelaporan KIPI dapat
dilakukan melalui:
Tatacara pelaporan melalui web
keamanan vaksin dapat dilihat pada E-mail: komnasppkipi@gmail.com Website: keamananvaksin.kemkes.go.id
Buku Pedoman:
https://bit.ly/jukniswebkipi
Formulir
Investigasi KIPI
Setiap KIPI serius perlu dilakukan investigasi oleh
petugas imunisasi di fasyankes dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau Dinas Kesehatan Provinsi.

Investigasi diperlukan untuk melengkapi data-data seperti


identitas pasien, kronologis kejadian, keluhan atau gejala klinis
yang dialami, tatalaksana atau tindakan medis yang didapatkan,
kondisi rantai dingin vaksin, data vaksin, dan sebagainya

Form Investigasi dapat diunduh di:


https://bit.ly/formkipi
atau di:
www.keamananvaksin.kemkes.go.id
You can simply impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations. Get
Buku Pedoman: a modern PowerPoint Presentation that is
https://bit.ly/jukniswebkip beautifully designed.
i
Pelaksanaan Imunisasi
PANDUAN LATIHAN (MODEL-1: KHUSUS UNTUK PESERTA PROFESI DOKTER, BIDAN DAN PERAWAT)
Pokok bahasan:
Pelaksanaan imunisasi
Tujuan:
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan pelaksanaan imunisasi

Indikator Hasil Belajar 3


Petunjuk Simulasi Pelaksanaan Imunisasi:
1. Peserta membuat video bermain peran (role play) pelaksanaan imunisasi di puskesmas/faskes/posyandu dan mengupload di
google drive pada link: https://drive.google.com/drive/folders/1VtFTQgDMxQXCS6tmc3kr-fQybokcMfx2?usp=sharing
2. Peserta mengajak 2-3 orang teman kerja bermain peran dalam kegiatan pelaksanaan imunisasi.
3. Peserta menentukan peran masing2 terdiri dari:
a.Petugas screening
b.Vaksinator
c.Orang tua/pengasuh
4. Peserta menyiapkan logistik imunisasi seperti vaksin carier, vaksin, ADS, Safety Box, serta Boneka Bayi atau bisa
menggunakan bayi/baduta sungguhan
5. Setiap kelompok melakukan simulasi pelaksanaan imunisasi dengan multiple injection, mulai dari persiapan, pelaksanaan,
dan pengelolaan limbah medis.
6. Video dikumpulkan di
7. Pelatih/fasilitator mengamati, memberi klarifikasi dan merangkum hasil simulasi yang dilakukan oleh kelompok.

Waktu: 1 x 45 menit = 45 menit


8. Simulasi pelaksanaan
 Persiapan simulasi 5 menit
 Simulasi dan diskusi/tanggapan 30 menit (dibagi sesuai jumlah kelompok)
 Penyampaian kesimpulan dan klarifikasi dari fasilitator 10 menit
Pengelolaan Rantai Dingin Vaksin, Vaksin dan Logistik Lainnya

PANDUAN PENUGASAN (MODEL-2: KHUSUS UNTUK PESERTA DGN PROFESI NON


DOKTER, BIDAN DAN PERAWAT)
Tujuan:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pengelolaan rantai dingin vaksin dan vaksin.
Petunjuk:
1. Peserta menyiapkan peralatan berupa: Refrigerator, cool box, vaccine carrier, alat pemantau kontiniu, cool box, vaccine
carrier, dan contoh vaksin program (HB0, BCG, bOPV, DPT/HB/HIB, PCV, IPV, Campak Rubela, HPV, DT, Td).
2. Peserta mempersiapkan perangkat laptop dan format pencatatan dan pelaporan vaksin.
3. Peserta menjelaskan komponen dan fungsi:
a. Refrigerator
b. Coolbox
c. Vaccine carrier
4. Peserta menjelaskan kegunaan alat pemantau suhu kontiniu dan cara pengoperasiannya.
5. Peserta menuliskan dan mempraktikkan cara perawatan (bulanan, mingguan, harian) peralatan rantai dingin vaksin.
6. Peserta menuliskan dan mengelompokkan vaksin berdasarkan klasifikasi vaksin;
1. Heat sensitive;
2. Freeze sensitive.
7. Peserta mempraktikkan penyusunan vaksin dalam sarana penyimpanan.
8. Peserta mempraktikkan pengisian format pencatatan vaksin.

Waktu: 1 JPL x 45 menit = 45 menit


Penugasan membuat video
• Pembulatan/ Kesimpulan: 5 menit

You might also like