Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 10 Inspeksi Diri Dan Audit Mutu
Kelompok 10 Inspeksi Diri Dan Audit Mutu
Audit Mutu
KELOMPOK 10
Hadifa Achria Permata Zain 2243700283
Ice Jeni Puspitasari 2243700480
Ici Ariska 2243700417
PENDAHULUAN
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat dibuat
secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan
tujuan penggunaannya. Pada pembuatan obat, pengendalian menyeluruh untuk
menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi. Mutu obat
tergantung pada bahan awal, bahan pengemas, proses produksi dan pengendalian
mutu, bangunan, peralatan yang dipakai dan personil yang terlibat. Pemastian
mutu suatu obat tidak hanya mengandalkan pada pelaksanaan pengujian tertentu
saja, namun obat hendaklah dibuat dalam kondisi yang dikendalikan dan dipantau
secara cermat. CPOB ini merupakan pedoman yang bertujuan untuk memastikan
agar mutu obat yang dihasilkan sesuai persyaratan dan tujuan penggunannya,
Dengan melakukan inspeksi diri dan audit mutu kita bisa mengetahui kekurangan
atas pemenuhan pelaksanaan CPOB sehingga dapat menetapkan tindakan
perbaikan untuk meningkatkan mutu.
TUJUAN INSPEKSI DIRI (CPOB 2018)
1. Mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan
pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
01 03 Reminder 05 Homework
You can describe You can describe You can describe
the topic of the the topic of the the topic of the
section here section here section here
First-party audit
• Merupakan audit mutu yang dilakukan customer (industri farmasi) terhadap pemasok
atau contractor misalnya industri farmasi yang memproduksi alat kesehatan akan
melakukan audit kontrak terhadap laboratorium di luar industri farmasi yang menangani
pengembangan alat kesehatan untuk mendapatkan bukti bahwa laboratorium tersebut
telah mematuhi aturan sistem mutu yang telah ditetapkan oleh industri farmasi.
• Audit industri farmasi terhadap pemasok dilakukan terhadap bahan baku yang
dikirimkan atau bagian peralatan yang disuplai untuk mengetahui kesesuaian kualitas
bahan baku atau bagian peralatan dengan standar mutu ISO 9001.
AUDIT MUTU : AUDIT THROUGH THIRD
PARTY(KANNAN, 2020)
• Merupakan audit mutu yang dilakukan oleh organisasi independen yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat compliance industri farmasi atau mendapatkan registrasi/sertifikat dari
organisasi tersebut, misalnya inspeksi pelaksanaan Current GMP (cGMP) pada industri
farmasi dilakukan oleh BPOM. Akreditasi industri farmasi yang dilakukan universitas dan
institusi independen yang berkaitan dengan audit mutu termasuk ke dalam kategori audit
mutu yang dilakukan pihak ketiga.
• Standar ISO umumnya tidak menilai secara rinci kesesuaian pelaksanaan cGMP di industri
farmasi, tetapi standar ISO memberikan panduan kepada pihak regulator di suatu negara
untuk mengevaluasi pelaksanaan Cgmp di industri farmasi. Audit yang dilakukan oleh
industri farmasi terhadap pemasok atau contractor serta audit industri farmasi oleh BPOM
dikenal sebagai audit eksternal. Penggolongan jenis audit yang terdiri dari audit
kepatuhan (compliance audit) dan audit kinerja (performance audit) telah diatur dalam
sertifikat ISO dan aturan yang ditetapkan BPOM dan FDA.
DUA KATEGORI INSPEKSI
AUDIT MUTU : AUDIT KEPATUHAN
Audit kinerja dianggap sebagai audit internal yang mengamati hasil pencapaian
bisnis industri farmasi. Audit kinerja juga dapat membantu perusahaan dalam
memutuskan kontrak kerja sama baru dengan pemasok.
TAHAPAN AUDIT MUTU DAN INSPEKSI
3. Opening assembly: Pengumpulan auditor yang akan bertanggung jawab pada proses audit mutu dan
inspeksi diri oleh bagian pemastian mutu. Prosedur tetap dalam proses audit mutu dan inspeksi diri harus
dijelaskan oleh bagian pemastian mutu kepada auditor.
4. Field job: Kerja lapangan dimulai ketika aturan rencana audit telah dibuat. Personil yang mendapat notifikasi
terkait audit mutu dan inspeksi diri akan dijadwalkan auditor untuk wawancara dan pengecekan proses di
industri farmasi yang sudah ada, misalnya dengan dengan metode sampling produk yang sedang diproduksi,
pengujian bahan baku dan review produk jadi.
DUA KATEGORI INSPEKSI AUDIT MUTU : AUDIT
KINERJA
4. Draft audit: Setelah audit selesai, lead auditor dengan anggotanya harus menyiapkan draft audit yang secara
detil menjelaskan tindakan inspeksi dan audit apa yang sudah dilakukan, diamati dan hasil inspeksi serta audit
yang diperoleh kemudian menyerahkan kepada bagian pemastian mutu.
7. Respon dari manajemen perusahaan: Manajemen industri farmasi yang mendapat draft audit akan
melakukan pengujian ulang dan perubahan jika direkomendasikan adanya perbaikan dari hasil audit dan
inspeksi diri yang dilakukan dan menelusuri dampak yang dapat timbul akibat hasil audit dan inspeksi diri
tersebut. Setelah pengkajian mendalam, bagian pemastian mutu akan mengeluarkan laporan balasan dan
menjelaskan sikap manajemen terhadap masalah yang ditemukan saat proses audit mutu dan inspeksi diri.
8. Finishing and follow up: Pertemuan akhir antara auditor, bagian pemastian mutu dan manajemen perusahaan
dibutuhkan untuk membicarakan tindak lanjut dari hasil audit yang dilakukan dalam bentuk tindakan CAPA
(Corrective Action Preventive Action) dan komitmen manajemen melakukan continuous quality improvement.
9. Dokumentasi : Semua hasil audit, inspeksi diri dan tindakan CAPA yang dilakukan harus terdokumentasi
dengan baik dan tetap menjaga keamanan dan kerahasaan dokumen tersebut serta mencantumkan pihak
auditor yang terlibat dalam proses audit mutu dan inspeksi diri. Dokumentasi hasil audit dan mutu harus
mencantumkan contoh spesifik hasil pengamatan audit mutu dan inspeksi diri yang diperoleh serta komitmen
manajemen perusahaan dalam menerapkan CAPA dan perbaikan kualitas secara terus menerus.
PRINSIP AUDIT, PENILAIAN DAN PERSETUJUAN
PEMASOK (CPOB 2018)
●Kepala Bagian Pemastian Mutu hendaklah bertanggung jawab bersama bagian lain yang terkait
untuk memberi persetujuan pemasok yang dapat diandalkan memasok bahan awal dan bahan
pengemas yang memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditentukan.
●Hendaklah dibuat daftar pemasok yang disetujui untuk bahan awal dan bahan pengemas. Daftar
pemasok hendaklah disiapkan dan ditinjau ulang secara berkala.
●Hendaklah dilakukan evaluasi terhadap pemasok sebelum pemasok disetujui dan dimasukkan ke
dalam daftar pemasok. Evaluasi hendaklah mempertimbangkan riwayat pemasok dan sifat bahan
yang dipasok.
●Jika audit terhadap pemasok diperlukan, audit tersebut hendaklah menetapkan kemampuan
pemasok dalam pemenuhan standar CPOB. Semua pemasok yang telah ditetapkan hendaklah
dievaluasi dan dikualifikasi secara teratur.
INSPEKSI DIRI PEMBUATAN PRODUK KOSMETIK (KRIM)
●Inspeksi diri pembuatan produk kosmetik sebagai alat periksa
yang independen dari sistem mutu dan bukan penilaian mutu,
sebagai alat ukur terhadap efektivitas sistem manajemen mutu
suatu perusahaan / industri yang dilakukan secara berkala oleh tim
audit yang mempunyai kualifikasi, sebagai alat komunikasi (top
manajemen dengan seluruh lapisan karyawan) dan evaluasi bagi
industri dalam menerapkan kaedah kaedah cara pembuatan krim
yang benar yang berhubungan dengan produksi dan pengawasan
mutu.
●Penerapan program inspeksi dipantau secara berkala dan dikaji
ulang untuk melihat apakah tujuan sudah tercapai dan
teridentifikasinya hal-hal untuk peningkatan / perbaikan lalu
temuan inspeksi dilaporkan pada manajemen
CONTOH :
MONITORING
Kuesioner Inspeksi GMP Kosmetik
Area di inspeksi: Tanggal:
Pertanyaan (Referensi QSR – GMP) Jawaban
1. Apakah perusahaan mempunyai instruksi kerja untuk mengoperasikan mesin ?
2. Bagaimana cara pembersihan dan perawatan mesin ?
3. Apakah personil dilatih untuk menggunakan mesin ?
4. Berapa sering peralatan dibersihkan dan dikalibrasi ?
5. Kapankah terakhir mesin rusak ? Apakah ada hal tersebut mempengaruhi
produk ?
DEFISIENSI SISTEMIK VS SPESIFIK / TERTENTU
Bukti Ketidaksesuaian
Pelaksanaan
Persiapan laporan
Kegiatan Audit Internal Adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai semua aspek, mulai
pengadaan bahan sampai pengemasan dan penetapan tindakan perbaikan yang dilakukan sehingga
seluruh aspek produksi tersebut selalu memenuhi Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik. Audit awa
tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kekurangan produsen untuk menerapkan CPKB
secara menyeluruh. Tim audit CPKB akan melakukan konsultasi dan penilaian atas penerapan CPKB.
Produsen akan diberikan laporan hal apa saja yang harus disesuaikan dengan standar CPKB. Setelah
memenuhi akan didapatkan piagam audit.
Audit Mutu Internal Produk Kosmetik
Tujuan Audit Internal untuk memastikan bahwa kegiatan pembuatan dan sistem kegiatan
perusahaan selalu sesuai dengan cara pembuatan kosmetik, sehingga menjadi pertimbangan untuk
melakukan perbaikan berlanjut apabila terjadi keluhan konsumen, peringatan dari BPOM dan
sebagainya.
Peranan Audit Internal tidak terbatas pada mekanisme fungsi pengawasan aspek keuangan saja.
Dengan semakin kompleksnya tata kelola organisasi yang modern, menuntut peran yang luas bagi Unit
Audit Internal dalam menjalankan fungsi pengawasannya dengan menekankan pada aspek evaluasi
efektivitas sistem organisasi, pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP), mitigasi risiko, dan
kesesuaian terhadap peraturan yang berlaku. Biasanya dalam audit terdapat Data Periksa/ Check List
terhadap apa yang ingin diperiksa
KESIMPULAN
Inspeksi diri bertujuan untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan
mutu industri farmasi memenuhi ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan
dirancang untuk mendeteksi kelemahan dalam pelaksanaan CPOB dan untuk menetapkan
tindakan perbaikan yang diperlukan. Sedangkan penyelenggaraan audit mutu berguna sebagai
pelengkap inspeksi diri.
Tahapan Inspeksi diri dan audit mutu meliputi Notifikasi (proses pemberitahuan waktu dan
tanggal ), Pengumpulan auditor yang akan bertanggung jawab pada proses audit mutu dan
inspeksi diri oleh bagian pemastian mutu, Kerja lapangan, Komunikasi, Draft audit, Respon dari
manajemen perusahaan, Finishing and follow up dan Dokumentasi.
REFERENSI
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Peraturan Badan Pengawas
Obat Dan Makanan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Pedoman Cara Pembuatan
Obat Yang Baik.2018.Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia.
Kannan S, Morais SR, Prema S, Chitra K. Auditing as a management tool in
pharmaceutical companies. International Journal of Pharmacy and Biological
Sciences. 2020;10(1):230-35.
Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 25 Tahun 2019 Tentang
Pedoman Cara Pembuatan Kosmetika Ya
Thank you