You are on page 1of 16

ALFRED ADLER

KELOMPOK V
1. Benny H / 21700014
2. Nadila Kusnul Caesaria / 21700031
Kelahirannya

● Alfred Adler dilahirkan pada 7 February 1870 di Rudolfsheim, Vienna, Austria. Adler berasal dari keluarga
Jewish kelas pertengahan. Beliau berbangsa Yahudi, namun beliau tidak dibesarkan dalam kebudayaan
masyarakat Yahudi. Adler menganuti kepercayaan Protestant. Adler merupakan anak kedua daripada 6
bersaudara. Beliau mempunyai seorang kakak yang bernama Sigmund. Semenjak dari kecil, Adler sering
dibanding- bandingkan dengan abiliti kakak sulungnya
● Adler bersama- sama dengan 8 orang ahli lain yang seangkatan dengan pandangan Adler berhasil mendirikan
sebuah persatuan: Society for Free Psychoanalysis
● Memandang nama tersebut seolah- olah memusuhi Freud, Adler memutuskan untuk mengubah nama
tersebut menjadi Society for Individual Psychology. Kemudian, pada tahun 1912, Adler menerbitkan pula
sebuah buku yang berjudul “ The Neurotic Constitution” yang mana buku ini merupakan usaha Adler untuk
lebih memperkembangkan konsep utama yang ada dalam Teori Psikologi Individu.
Pada Perang Dunia Pertama, Adler ikut terlibat dalam revolusi Marxism
dan bergiat sebagai tentera Austria. Adler berhasil mendirikan beberapa klinik
perawatan mental di Vienna. Namun malangnya, usaha Adler itu akhirnya ditutup
oleh pihak Nazi. Karena peristiwa itu, Adler berhijrah ke Amerika Syarikat pada
tahun 1934, Adler mendapat tawaran mengajar di Long Island College of Medicine.
Kemudian Adler menikah dengan Ruissa Epstein (seorang wanita berbangsa Rusia),
dan mereka dikurniakan 4 orang anak. Anak Adler dan Ruissa yang berprofesi
sebagai ahli psikiatri dan meneruskan tradisi ayah mereka dalam membantu
masyarakat setelah kematian Adler pada 28 Mei, 1937. Adler meninggal akibat
serangan sakit jantung saat dirawat di Aberdeen, Scotland
Perbedaan Adler dengan Freud
Adler semula adalah anggota bahkan ketua masyarakat psikoanalisis Wina yang menjadi organisasi
pengembang teori Freud, namun kemudian memisahkan diri karena mengembangkan ide-idenya sendiri. Dia
kemudian membentuk kelompoknya sendiri, yaitu Individual Psychology. Perbedaan prinsip Adler dengan Freud
adalah sebagai berikut:
1. Freud memandang komponen kehidupan yang sehat adalah kemampuan “Mencintai dan berkarya”.
Bagi Adler masalah hidup selalu bersifat sosial. Fungsi hidup sehat bukan hanya mencintai dan berkarya, tetapi
juga mersakan kebersamaan dengan orang lain dan memperdulikan kesejahteraan mereka
2. Freud memandang kepribadian sebagai proses biologik- mekanistik, sedangkan Adler termasuk pelopor ego
kreatif (ego-creative). Ego adalah sistem subyaktif yang sangat dipersonifikasikan, yang
menginterpretasi dan membuat pengalaman organisme menjadi penuh makna
3. Adler menekankan adanya keunikan pribadi. Setiap pribadi merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat,
minat, dan nilai-nilai: setiap perbuatan dilakukan orang secara khas gaa hidup orang itu.
4. Adler memandang kesadaran sebagai pusat kepribadian, bukan sebagai ketidaksadaran.
5. Adler keras berpendapat bahwa semua kehidupan selalu bergerak. Dia memilih tidak berfikir dalam kerangka
struktur dan perkembangannya, karena konsep semacam itu dianggapnya cenderung membuat konkrit sesuatu
yang abstrak
Gambaran Adler tentang sifat manusia

Seperti yang telah di bahas sebelumnya tentang perbedaan gambaran Adler mengenai alami manusia
dengan Freud. Gambaran Adler tentang sifat manusia adalah sederhana. Masing-masing orang adalah unik dan
memiliki kemauan dan pilihan yang bebas untuk menciptakan dirinya. Meskipun aspek-aspek tertentu dari sifat
manusia adalah pembawaan dari lahir seperti minat social dan mengejar kesempurnaan, itu adalah pengalaman
yang menentukan seberapa baik kecenderungan pewarisan ini akan di realisasikan. Dalam pandangan Adler
pengaruh masa kanak-kanak penting, khususnya urutan kelahiran dan hubungan dengan orang tua. Adler tidak
hanya yang melihat masing-masing orang unik dan penuh kesadaran, tetapi dia juga memandang manusia
seluruhnya sebagai suatu keutuhan dalam terminology yang sama. Dia optimistis terhadap kemajuan social. Dari
masa kanak-kanak, dia prihatin dengan perbaikan bermasyarakat. Kepercayaan kuat yang dapat mengubah diri
kita dan masyarakat kita merupakan suatu tanda dari teori Adlerian.
Pokok – pokok Pemikiran Teori Adler

Walaupun tulisan-tulisannya mengungkap pemahaman mendalam dan kompleks mengenai


kepribadian manusia, teori Adler sebenarnya sederhana dan ringkas. Bagi Adler manusia itu lahir dalam
keadaan tubuh yang lemah, tak berdaya. Kondisi ketidakberdayaan itu menimbulkan perasaan inferiorita dan
ketergantungan kepada orang lain

Rincian pokok- pokok teori Adler adalah sebagai berikut:


1. Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktivitas manusia
adalah perjuangan untuk sukses atau menjadi superior (sriving for superiority).
2. Persepsi subyaktif individu membentuk tingkahlaku dan kepribadian.
3. Semua fenomena psikologis disatukan (unity of personality) di dalam diri individu dalam bentuk self.
4. Manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes sosial.
5. Semua potensi manusia dikembangkan sesuai gaya hidup (life of style) dari self.
6. Gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kratif (creative power) individu.
a) Perjuangan Menjadi Sukses atau Superioirita.
Manusia dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan menjadi
superior. Dengan demikian perilaku kita dijelaskan berdasarkan tujuan dan ekspentasi akan masa depan.
Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk menghadapi tugas atau keadaan yang
harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang umum,
meskipun ada unsur membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan
berpengalaman. Sedangkan superiority bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain, melainkan
secara berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi semakin dekat dengan tujuan ideal
seseorang.

Individu memulai hidupnya dengan kelemahan fisik yang menimbulkan perasaan inferior.
Perasaan inilah yang kemudian menjadi pendorong agar dirinya sukses dan tidak menyerah pada
inferioritasnya. Adler berpendapat bahwa manusia memulai hidup dengan dasar kekuatan perjuangan yang
diaktifkan oleh kelemahan fisik neonatal. Kelemahan fisik menimbulkan perasaan inferior. Individu yang
jiwanya tidak sehat mengembangkan perasaan inferioritasnya secara berlebihan dan berusaha
mengkompensasikannya dengan membuat tujuan menjadi superioritsd personal.
Sebaliknya, orang yang sehat jiwanya dimotivasi oleh perasaan normal ketidak lengkapan diri dan minat sosial
yang tinggi. Mereka berjuang menjadi sukses, mengacu kekesempurnaan dan kebahagiaan siapa saja.
b) Perjuangan Subyektif ( Subjective Perception )

Kepribadian manusia dibangun bukan oleh realita tetapi oleh keyakinan subyektif orang
itu mengenai masa depannya.Pandangan subyektif yang terpenting adalah tujuan menjadi superiorita
atau tujuan menjadi sukses, tujuan yang diciptakan pada awal kehidupan, yang hanya terpahami
secara kabur.Tujuan final fiktif itu embimbing gaya hidup atau style of life manusia, membentuk
kepribadian menjadi kesatuan, dan kalu tujuan itu dapat dipahami akan memberikan tujuan kepada
semua tingkah laku. Menurut Adler orang yang normal, akhirnya dapat membebaskan diri dari fiksi
ini, sedang orang yang neurotis tidak.
c) Kesatuan (Unity) Kepribadian
Menurut Adler manusia itu dilahirkan dalam keadaan tubuh yang lemah. Kondisi ketidak berdayaan
ini menimbulkan perasaan inferior (merasa lemah atau tidak mampu) dan ketergantungan kepada orang lain.
Manusia, menurut Adler, merupakan makhluk yang saling tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan
orang lain ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi syarat utama kesehatan jiwanya.
Berdasarkan paradigma tersebut kemudian Adler mengembangkan teorinya yang secara ringkas disajikan pada
uraian berikut.
1.Logat Organ
Unity kepribadian bukan hanya kesatuan aspek-aspek kejiwaan seperti motivasi, perasaan, dan pikiran,
tetapi unity juga meliputi keseluruhan organ tubuh. Gejala-gejala fisik, misalnya kelemahan organ tertentu bukan
suatu peristiwa yang terpisah, tetapi mungkin kelemahan itu berbicara tentang tujuan individu, yang oleh Adler
dinamakan logat organ (organ dialect) atau bahasa organ (organ jargon) misalnya: orang yang mengalami atritis
rematik, tangannya dan persendiannya yang kaku, mengungkapkan seluruh gaya hidupnya.
2. Kesadaran dan Ketidak sadaran
Adler memandang unitas (kesatuan) kepribadian juga terjadi antara kesadaran dan ketidak sadaran
(Alwisol, 2005 : 92). Menurut Adler, tingkah laku tidak sadar adalah bagian dari tujuan final yang belum
terformulasi dan belum terpahami secara jelas. Adler menolak pandangan bahwa kesadaran dan ketidak sadaran
adalah bagian yang bekerja sama dalam sistem yang unify. Pikiran sadar, menurut Adler, adalah apa saja yang
dipahami dan diterima individu serta dapat membantu perjuangan mencapai keberhasilan., sedangkan apa saja
yang tidak membantu hal tersebut akan ditekan ke ketidak sadaran, apakah pikiran itu disadari atau tidak
tujuannya satu yaitu untuk menjadi super atau mencapai keberhasilan.
d) Minat Sosial ( Social Interest )

Social interest merupakan bentuk kepedulian atas kesehjateraan orang lain yang berkelanjutan
sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku seseorang. Meskipun minat sosial dilahirkan, tetapi
menurut Adler terlalu lemah atau kecil untuk dapat berkembang dengan sendirinya. Oleh karena itu menjadi
tugas Ibu, yang menjadi orang pertama dalam pengalaman seorang anak, untuk mengembangkan potensi
tersebut. Apabila ibu tidak dapat membantu anak untuk memperluas minat sosialnya, maka anak akan
cenderung tidak memiliki kesiapan ketika menghadapi masalah dalam lingkungan sosialnya.
e) Gaya Hidup ( Style Of Life )

Menurut Adler setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior, berjuang menjadi superior. Namun
setiap orang berusaha mewujudkan keinginan tersebut dengan gaya hidup yang berbeda-beda. Adler menyatakan
bahwa gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang telah
ditentukan oleh yang bersangkutan dalam kehidupan tertentu di mana dia berada. Bagi Adler, gaya hidup itu
tidak mudah berubah. Ekspresi nyata dari gaya hidup mungkin berubah tetapi dasar gayanya tetap sama, kecuali
individu menyadari kesalahannya dan secara sengaja mengubah arah tujuannya.

Melalui konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki tujuan,
perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai
superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya dengan cara yang berbeda.
Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam
lingkungan hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang
berikan mengenai kehidupannya atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap orang akan
mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka berjuang untuk mencapai
hal tersebut.
f) Kekuatan Kreatif Self

Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teoris kepribadian. Menurut
Adler, self kreatif atau kekuatan kreatif adalah kekuatan ketiga yang paling menentukan tingkah
laku (kekutatan pertama dan kedua adalah hereditas dan lingkungan).

Self kreatif, menurut Adler, bersifat padu, konsisten, dan berdaulat dalam struktur
kepribadian. Keturunan kekmberi kemampuan tertentu, lingkungan memberi imresi atau kesan
tertentu. Self kreatif adalah sarana yang mengolah fakta-fakta dunia dan menstranformasikan
fakta-fakta itu menjadi kepribadian yang bersifat subjektif, dinamis, menyatu, personal dan
unik. Self kreatif memberi arti kepada kehidupan, menciptakan tujuan maupun sarana untuk
mencapainya.
g) Perkembangan Abnormal
Adler menidentifikasi bahwa ada tiga faktor yang membuat individu menjadi salah suai (maladjusment) yaitu
cacat fisik yang parah, gaya hidup yang manja, dan gaya hidup diabaikan.
a. Cacat fisik yang parah
Cacat fisik yang parah, apakah dibawa sejak lahir atau akibat kecelakaan, dan penyakit, tidak cukup untuk
membuat salah suai. Bila cacat tersebut diikuti dengan perasaan inferior yang berlebihan maka terjadilah gejala
salah suai.
b. Gaya hidup manja
Gaya hidup manja menjadi sumber utama penyebab sebagian neurosis. Anak yang dimanja mempunyai minat
sosial yang kecil dan tingkat aktivitas yang rendah. Ia menikmati pemanjaan dan berusaha agar tetap dimanja, dan
mengembangkan hubungan parasit dengan ibunya ke orang lain. Ia berharap orang lain memperhatikan dirinya,
melindunginya, dan memuaskan semua keinginannya yang mementingkan diri sendiri. Gaya hidup manja
seseorang mudah dikenali dengan ciri-ciri : sangat mudah putus asa, selalu ragu, sangat sensitif, tidak sabaran,
dan emosional.
c. Gaya hidup diabaikan
Anak yang merasa tidak dicintai dan tidak dikehendai, akan mengembangkan gaya hidup diabaikan. Diabaikan,
menurut Adler, merupakan konsep yang relatif, tidak ada orang yang merasa mutlak diabaikan. Ciri-ciri anak yang
diabaikan mempunyai banyak
persamaan dengan anak yang dimanjakan, tetapi pada umumnya anak yang diabaikan lebih dicurigai dan
berbahaya bagi orang lain.
Sebagai seorang psikiater, Adler sehari-harinya tidak terlepas dari urusan psikopatologi. Dia berpendapat bahwa
psikopatologi merupakan akibat dari kurangnya keberanian , perasaan inferior yang berlebihan, dan minat sosial yang
kurang berkembang. Pandangan tersebut dijadikan landasan dalam melakukan psikoterapi. Adapun ciri-ciri psikoterapi
Adler adalah sebagai berikut:

1. Prinsip Psikoterapi
Prinsip yang dipegang Adler dalam melakukan psikoterapi adalah sebagai berikut :
a. Terapis hendaknya tidak bersikap otoriter terhadap pasiennya.
b. Terapis hendaknya secara perlahan-lahan membawa pasiennya ke arah pemahaman akan gaya hidup pasien yang
sebenarnya dan hal ini dilakukan bukan dengan paksaan.
c. Terapis harus memberikan dorongan kepada pasien akan kesadaran sosial dan

2. Tujuan Psikoterapi
Tujuan utama psikoterapi Adler adalah meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior, dan
mendorong berkembangnya minat sosial pasien. Adler menyadari bahwa tugas ini tidak mudah karena pasien atau
klien berjuang untuk mempertahankan keadaannya sekarang, yang dipandangnya menyenangkan.

3. Teknik-teknik Psikoterapi Seperti halnya Freud dan Jung, dalam melakukan psikoterapi, Adler juga
menggali masa lalu dan melakukan analisis terhadap mimpi pasien untuk memperoleh pemahaman yang mendalam
tentang kepribadian pasien:
a. Menggali masa lalu (early recollections)

Adler berpendapat bahwa ingatan masa lalu seseorang selalu konsisten dengan gaya hidupnya
sekarang, dan pandangan subjektif yang bersangkutan terhadap pengalaman masa lalunya menjadi petunjuk
untuk memahami tujuan final dan gaya hidupnya. Oleh karena itu Adler berusaha mengungkap faktor penyebab
gangguan jiwa dengan mempelajari masa lalu pasien terutama pada kanak-kanak.

b. Analisis mimpi

Menurut Adler, gaya hidup seseorang juga terekspresikan dalam mimpi. Adler menolak pandangan
Freud bahwa mimpi adalah ekpresi keinginan masa kecil. Menurut Adler, mimpi bukan pemuas keinginan yang
tidak diterima ego, tetapi merupakan bagian dari usaha si pemimpi untuk memecahkan masalah yang tidak
disenangi atau masalah yang tidak dikuasainya ketika sadar.
Mimpi, menurut Adler, adalah usaha dari ketidak sadaran untuk menciptakan suasana hati atau keadaan
emosional sesudah bangun nanti, yang bisa memaksa si pemimpi melakukan kegiatan yang semula tidak
dikerjakan
Terima
Kasih

You might also like