You are on page 1of 39

oleh

Wahyuni L. S.Farm., M.Kes


FARMASI
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

1
2
 bebas dari bau yang tidak enak,
 tidak memberi noda,
 mampu memenuhi sebagai medium bagi obat yang
tak larut dalam lemak atau air,
 efisien untuk kulit kering, berminyak, atau basah,
 dapat disimpan untuk penggunaan ekstemporer,
 dapat mengandung 50% air,
 mudah dibuat,
 meleleh atau melunak pada suhu badan.

3
4
Inkompatibilitas : tak tercampurkannya bahan-
bahan obat dalam suatu formula sediaan obat
yang diresepkan.
Akibat : perubahan efek, perubahan
penampilan
Peran farmasis : pengatasan problema
inkompatibilitas dengan beberapa alternatif

5
 Polietilenglikol (PEG) :
PEG kompatibel dengan HgO kuning,
ammoniated mercury, asam salisilat,
kalomel, asam benzoate, asam undesilinat,
sulfur, asam borat, resorsinol, dan pix
liquida.
PEG inkompatibel dengan resorcinol, balsam
Peruvian, dan tannin.
• Silikon :
bersifat inkompatibel dengan PEG, sabun
lunak, gliserin dan malam, minyak
tumbuh2an, dan paraffin liq.
6
 Asam undesilinat (undecylenic acid) :
digunakan dalam bentuk garam (zinc
undecylenate) digunakan pada salep tidak
menyebabkan inkompatibilitas.
 Urea : membentuk campuran eutetik dengan
chloral hydrate, pyrocatechol, pyrogallol.
 Asam salisilat : menyebabkan
inkompatibilitas akibat asam dan salisilat
nya.
 Methyl salicylate : inkompatibel dengan
volatile oil dan salisilat.
7
 Resorcinol :
Warna menjadi gelap oleh adanya alkali;
Membentuk komponen yang berwarna dengan
ferric chloride, chloroform, formaldehyde,
beberapa gula.
Membentuk campuran eutetik dengan
acetamide, acetanilide, antipyrin, camphor,
chloral hydrate, menthol, phenol, pyrogallol
dan urethane.

8
 Resin : mencair atau melunak bila
dicampur dengan camphor, menthol,
phenol, phenyl salicylate, thymol atau
urethane.
 Promethazine hydrochloride (phenergan) :

Bersifat asam, inkompatibel dengan


alkali, dirusak oleh oksidator.
 Procaine hydrochloride : diendapkan oleh
alkali dan alkaloid, inkompatibel dengan
mild mercurous chloride, mercuric
chloride, garam perak, dan oksidator.

9
 Phenol : membentuk campuran eutetik
dengan acetanilide, aminopyrine, chloral
hydrate, camphor, menthol, resorcinol,
phenyl salicylate dan thymol.
 Menthol : dirusak oleh oksidator kuat,
sifat inkompatibilitas : liquefaction,
membentuk campuran eutetik dengan
betanaphthol, borneol, chloralhydrate,
camphor, phenol, resorcinol, thymol,
urethane, pyrocatechol, pyrogallol.

10
 Naphthalene (naphthalin) : inkompatibel dengan
oksidator kuat, membentuk campuran eutetik dengan
phenol, phenyl salicylate, dan beberapa komponen
organic lain.
 Betanaphtol : inkompatibel dengan oksidator dan
membentuk komponen yang bervariasi dengan
beberapa asam. Membentuk suatu massa yang
lembab bila dicampur dengan antipyrine, camphor,
menthol, phenol dan phenyl salicylate.
 Glycerin (glycerol) : pelarut yang baik untuk asam
borat dan sodium borat, bukan pelarut yang baik
untuk volatile oil, camphor, menthol, dan resin,
pelarut yang baik untuk phenol. Inkompatibel dengan
oksidator kuat. Bila dicampur dengan tannin, phenol,
salisilat menyebabkan warna menjadi gelap yang
dapat dicegah dengan penambahan sedikit sodium
citrate.
11
 Lidocaine hydrochloride : inkompatibel
dengan garam alkali.
 Iodoform : dirusak oleh cahaya, alkali, tannin
dan mild mercurous chlorides, inkompatibel
dengan mercuric oxide.
 Vioform (iodochlorhydroxyquin) : Bila
dicampur dengan bacitracin akan
menyebabkan inaktifasi sampai 10%.
 Ichthammol (ichthyol) : diendapkan oleh
asam dan mineral dan garam asam, dan
dirusak oleh alkali. Membentuk komponen
tak larut dengan mild mercurous chloride,
resorcinol dan potassium iodide.

12
 Asam benzoate : inkompatibel dengan besi, perak
dan merkuri.
 Balsam Peruvian : menyebabkan masalah pada salep
karena tidak dapat bercampur dengan baik dan
menjadi kotor, dapat dicegah dengan mencampurkan
separuh jumlah balsam terlebih dulu dengan castor
oil.
 Bacitracin : diurai oleh larutan alkali kuat.
Diinaktivasi oleh sodium thiosulfate dan oksidator.
Diendapkan oleh garam logam berat, asam benzoate,
asam salisilat, tannic acid, dan sodium chloride
konsentrasi tinggi.
 Perborates : inkompatibilitas dengan oksidator dan
borat.

13
R/ Menthol 0,200
Ephedrin 0,200
Paraff. Liq. ad 30

Menthol dan ephedrine dapat meleleh, tetapi pada waktu penambahan


paraffin akan terjadi pemisahan (menthol larut, ephedrine tidak larut dan
akan memisah lagi).

14
R/ Phenol 1
Camphor 6
Vaselin ad 50

Problema : Pada campuran fenol dan kamfer (14% fenol) tidak akan terjadi
larutan dan akan didapat serbuk yang keruh.

Pengatasan : sekurang2nya diperlukan 24%


fenol

15
R/ Cocain Hydrchl.
Menthol
Phenol aa 10

Problema : Pembuatan larutan anestetik dengan pelelehan, tetapi setelah


didiamkan beberapa lama pada suhu kamar terjadi penghabluran yang
terjadi dari persenyawaan 1 mol cocaine Hydrochl dengan 2 mol
Phenolum.

Pengatasan: dapat dicegah dengan mengganti sekurang-kurangnya 2/3


bagian dari garam kokaina hidroklorida dengan basa nya.

16
R/ Borax 0,5
Hydrargyr. Chloride 0,050
Vaselin alb. ad 20

Problema : Boraks membentuk raksa oksida yang berwarna kuning


dari Hg Cl2.

Pengatasan : Reaksi dapat diperlambat dengan jalan menggerus kedua


garam tersebut dalam keadaan tidak terlarut dengan sebagian vaselin
kemudian baru dicampurkan.

17
R/ Iodi 0,6
Calomel 2,5
Vaselin 6

Problema : terjadi reaksi :


HgCl2 + I2 HgI2 + HgCl2

Pengatasan : Kombinasi dari beberapa persenyawaan raksa dengan


persenyawaan halogenida yang dapat larut harus dihindarkan.

18
R/ Phenol 0,300
Hydrarg. Oxyd. Flav. 0,150
Vaselin alb. 30

Raksaoksida direduksi oleh fenol sehingga salep berwarna tua jika fenol
dan raksaoksida dicampurkan bersama-sama baru ditambahkan vaselin.

Pengatasan : fenol dan raksaoksida dicampur dengan sebagian vaselin


dulu.

19
R/ Anaesthesin 0,4
Natrii Bicarb. 0,4
Acid salicyl. 0,2
Vaselin ad 50

Dibuat dengan mencampurkan ketiga zat-zat padat secara terpisah-pisah


dengan sebagian vaselin. Setelah didiamkan 1 hari, tutup dari wadah salep
akan terlepas disebabkan oleh terbentuknya CO2.

20
R/ Mild silver protein 5%
Pet. Alba 15
M ungt.

Problema : mild silver protein tidak larut dalam petrolatum sehingga salep
menjadi kasar dan kotor.

Pengatasan : mild silver protein dilarutkan dulu dalam gliserin atau air
sedikit mungkin

21
R/ Sulfathiazole 10%
Calamine 5%
Phenol 1%
Ung. Aqua rosae qs ad 30
M ungt.

Problema : cold cream suatu emulsi akan dirusak oleh calamine, garam
logam berat dan asam.

Pengatasan : basis cold cream diganti dengan white petrolatum, sbg


parfum ditambahkan satu tetes rose oil.

22
R/ Betanaphthol 4
Sulfur 2
Balsam peruv 15
Pet. Alba qs ad 90
M ungt.

Problema : terjadi pemisahan resin dari balsam Peruvian shg pada


penyimpanan salep menjadi menggumpal dan kotor.

Pengatasan : balsam dilarutkan dulu dalam castor oil sama banyak. Basis
white petrolatum diganti dengan white unguentum untuk mendapatkan
salep yang lebih keras.

23
R/ Methyl salicylate 20
Belladona extract 5
Aquaphor 15
Lanolin q s ad 60
M ung.

Problema : sediaan terlalu cair untuk dibuat menjadi


salep.

Pengatasan : metil salisilat diabsorpsi dengan amilum atau ditambahkan


15% malam putih untuk menghasilkan salep yang lebih kental.

24
R/ Precipitated sulfur 2%
Salicylic acid 5%
I.O.D 2%
Vanishing cream qs ad 30
M ung.

Problema : asam salisilat menyebabkan emulsi vanishing


cream pecah.

Pengatasan : ditambahkan stablisator gliserin atau basis vanishing cream


diganti dengan washable ointment base yang mengandung non-ionic
emulsifier.

25
R/ Camphor 2%
Menthol 5%
Plastibase qs ad 30
M ung.

Problema : camphor dan menthol menyebabkan basis salep menjadi


mencair.

Pengatasan : dibuat campuran eutetik antara camphor dengan menthol


dan diadsorpsi terlebih dulu dengan amilum, baru dicampurkan dengan
plastibase.

26
R/ Coal tar 5%
Zinc oxide 10%
Starch 10%
Petrolatum qs ad 30

Problema :
jika semua bahan dicampur bersama maka terbentuk salep berwarna
hitam,
jika zinc oxide dicampur terlebih dulu dengan petrolatum, lalu
ditambahkan coal tar, kemudian starch, maka akan terbentuk salep
berwarna abu-abu,
jika coal tar dicampur terlebih dulu dengan petrolatum, lalu ditambahkan
zinc oxide dan starch, maka akan terbentuk salep berwarna hijau.

Pengatasan : ditambahkan coloring agent untuk menutup atau


menyamarkan warna.
10/03/23 27
R/ Resorcinol 20
Hydrarg. Chloride. Mit. 15
Ung. Aq.rosae qs ad 100

Problema : Sodium borat dalam ung, aq.rosae menyebabkan semua


komponen berwarna gelap.

Pengatasan : basis diganti dengan white petrolatum dan sbg parfum


tambahkan satu tetes rose oil.

28
R/ Bacitracin 500 u/gm
Sod.sulfathiazole 10%
Washable base qs ad 30
M. ung.

Problema : sifat alkalis sod.sulfathiazole akan menguraikan


bacitracin.

Pengatasan : gunakan sulfathiazole sbg pengganti sod.


sulfathiazole.

29
R/ Allantoin 5
Urea 1
Sulfur 2
Ung.aq.rosae qs ad 30
m.ung.

Problema : allantoin diurai oleh sifat basa dari ung.aq.rosae shg


menyebabkan perubahan warna.

Pengatasan : ganti basis dengan white petrolatum dan sbg parfum


tambahkan beberapa tetes rose oil.

30
R/ Hydrocortisone tab xxx
Water to levigate qs
Aquaphor qs ad 30

Problema : penggunaan tablet untuk mendapatkan zat aktif hidrokortison


tidak dibenarkan, tablet mengandung bahan-bahan lain yang tidak diminta
dalam resep dan mungkin tidak dikehendaki adanya.

Pengatasan : seharusnya digantikan dengan zat aktif dalam bentuk


micronized bulk powder krn memiliki keuntungan serbuk lebih mudah
terdispersi, lebih efektif dan mengurangi iritasi;

31
Formula dasar salep (basis)

32
R/ white wax 50 g
white petrolatum 950 g

33
R/ cholesterol 30 g
stearyl alcohol 30 g
white wax 80 g
white petrolatum 860 g

34
R/ cetyl esters wax 125 g
white wax 120 g
mineral oil 560 g
sodium borate 5g
purified water 190 ml

35
R/ methylparaben 0,25 g
propylparaben 0,15 g
sodium lauryl sulfate 10 g
propylene glycol 120 g
stearyl alcohol 250 g
white petrolatum 250 g
purified water qs ad 1000 g

36
R/ polyethylene glycol 3350 400 g
polyethylene glycol 400 600 g

37
R/ Acd. stearin. 142
Glycerin 100
Natr. biborat. 2,5
Triaethanolamin. 10
Aq. dest. 750
Nipagin q.s.

38
39

You might also like