You are on page 1of 34

BAB 4 SAHAM DAN BAB 5 NILAI SAHAM

KELOMPOK 1
-ALVINA GUSTIYANTI
-ANJANI SYARA NITA
-ABIZAL RAHMADAN
-VALERIA NATALI D
BAB 4 SAHAM
4.1. PENDAHULUAN
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikan nya dalam bentuk saham (stock). Jika perusahaan hanya
mengeluarkan satu kelas saham saja,saham ini di sebut saham biasa (common stock). Untuk menarik
investor suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham yaitu yang disebut saham
PREFEREN.

4.2. SAHAM PREFEREN


Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti Bond
yang membayarkan bunga atas pinjaman,Saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden
preferen. Dalam hal likuiditas klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (Bond).
Dibandingkan dengan saham biasa saham preferen mempunyai beberapa hak,yaitu hak atas dividen tetap dan
hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuiditas.

ALVINA
4.2.1. Karakteristik Saham Preferen
1. Preferen Terhadap dividen
a. pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu
dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
misalnya dividen untuk perlembar saham preferen adalah Rp.5.000 maka pemegang
saham biasa tidak akan menerima dividennya sebelum pemegang saham preferen menerima
dividen sebesar Rp.5.000.dan dividen disaham preferen biasanya dinyatakan dengan nilai
persentase dari nilai nominal nya.
b.Saham preferen juga umumnya memberikan hak dividen kumulatif,yaitu memberikan
hak kepada pemegang nya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum
dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.jika saham preferen
disebutkan memberikan hak dividen kumulatif,maka dividen-dividen tahun sebelumnya yang
belum dibayarkan disebut dengan dividends in arrears.

ALVINA
2 Preferen pada waktu likuiditas

Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan


dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat
terjadi likuiditas.
Besarnya hak atas aktiva pada saat likuiditas adalah sebesar nilai
nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayar jika
bersifat kumulatif.karena karakteristik ini,investor umumnya menganggap saham
preferenlebih kecil resikonya dibandingkan dengan saham biasa.
Akan tetapi jika dibandingkan dengan bond saham preferen lebih
berisiko,karena klaim dari pemegang saham preferen dibawah klaim dari
pemegang bond.

ALVINA
4.2.2. Macam Saham Preferen

1. Convertible preferred stock


Adalah saham preferen yang dapat dikonversikan kesaham biasa,untuk menarik
minat investor yang menyukai saham biasa,beberapa saham preferen menambah
bentuk didalamnya yang memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham ini
dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan.
Pertukaran dari saham preferen ke saham biasa tidak menimbulkan keuntungan
(gain) atau kerugian (loss) diperusahaan emiten,nilai yang dicatat untuk saham-
saham ini adalah sebesar nilai nominalnya dan selisih yang diterima yang berbeda
dengan nilai nominalnya dicatat sebagai rekening Agio saham.juga didalam
catatan perusahaan emiten,nilai pasar saat penukaran tidak di perhitungkan karena
alasan nya adalah pertukaran saham tersebut dilakukan langsung dengan
perusahaan.
ALVINA
2.Callable preferred stock
Adalah saham preferen yang dapat ditebus,dan bentuk lain dari saham preferen
memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali
saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai
yang tertentu. Harga tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.

3. Floating atau adjustable rate preferred stock


Adalah saham preferen dengan tingkat dividen yang mengambang dan saham
preferen ini merupakan saham inovasi baru di amerika serikat yang dikenalkan pada
tahun 1982. saham preferen ini tidak membayar dividen secara tetap tetapi tingkat
dividen yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas t-bill.saham
preferem tipe ini cukup popular sebagi investasi jangka pendek untuk investor yang
mempunyai kelebihan kas.
VALERIA
4.3. SAHAM BIASA
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam
bentuk saham biasa (common stock).pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang
mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan, Pemegang saham
biasanya mempunyai beberapa hak.

4.3.1. Hak pemegang saham biasa


Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa :
1.Hak control
2. Hak menerima pembagian keuntungan
3.Hak preemptif

VALERIA
4.4. SAHAM TREASURI
adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian
dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak di pensiunkan tetapi disimpan sebagai Treasuri.
Perusahaan emiten membeli kembali saham beredar sebagi saham treasuri dengan alas an
sebagi berikut:
1. Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan didalam
perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham.
2. Meningkatkan volume perdagangan di pasar modaldengan harapan meningkatkan nilai
pasarnya.
3. Memberikan sinyal kepada pasar bahwa harga saham tersebut murah
4. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikan laba perlembarnya.
5. Dengan mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga dapat mengurangi
kemungkinaan perusahaan lain untuk menguasai jumlah saham secara mayoritas dalam
rangka pengambilan alih tidah bersahabat

VALERIA
BAB 5 NILAI SAHAM

5.1 Pendahuluan
Beberapa nilai yang berhubungan dengan saham akan dibahas di sini, yaitu nilai buku (book
value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai
saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham
dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Memahami ketiga konsep nilai ini
merupakan hal yang perlu dan berguna, karena dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham
mana yang bertumbuh (growth) dan yang murah (undervalued)Dengan mengetahui nilai buku dan
nilai pasar, pertumbuhan perusahaan dapat diketahui.. Perusa- haan yang bertumbuh mempunyai
rasio lebih besar dari nilai satu yang berarti pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan tersebut
lebih besar dari nilai bukunya. Nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari perusahaan. Nilai
pasar yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan
harga yang murah (undervalued), karena investor membayar saham tersebut lebih kecil dari yang
seharusnya dia bayar. Sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrin- siknya
menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang mahal (overvalued).
VALERIA
52 NILAI BUKU DAN NILAI-NILAI LAIN YANG BERHUBUNGAN.

Untuk menghitung nilai buku suatu saham, beberapa nilaiyang berhubungan dengannya perlu diketahui. Nilai-
nilai ini yaitu

 Nilai Nominal
 Agio Saham
 Nilai Modal Disetor
 Laba Ditahan
 Nilai Buku
Rumus nilai buku

ANJANI
Jika perusahaan mempunyai dua macam kelas saham, yaitu saham preferen dan saham biasa, maka perhitungan
nilai buku per lembar untuk masing-masing kelas saham ini lebih rumit dibandingkan jika hanya mempunyai
saham biasa saja. Perhitungan nilai buku per lembar saham untuk dua macam kelas saham adalah sebagai
berikut ini.
1. Hitung nilai ekuitas saham preferen. Nilai ekuitas dihitung dengan mengalikan nilai tebus (call price)
ditambah dengan dividen yang di arrears dengan lembar saham preferen yang beredar. Jika nilai tebus tidak
digunakan, maka nilai nominal yang digunakan. Di dalam perhitungan ini, agio saham
untuk saham preferen tidak dimasukkan, karena pemegang saham preferentidak mempunyai hak untuk agio
ini walaupun berasaldari saham preferen, sehingga nilai agio ini dimasukkansebagai tambahan nilai
ekuitas saham biasa.
2. Hitung nilai ekuitas saham biasa
Nilai ekuitas saham biasa dihitung dengan menguranginilai total ekuitas dengan nilai
ekuitas saham preferen.
3. Nilai buku saham biasa dihitung dengan membagi nilai
ekuitas saham biasa dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

ANJANI
5.3 Nilai Pasar
Harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku
pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar
bursa.

5.4 Nilai Intrinsik


Nilai fundamental Vundamental value) atau nilai intrinsik (intrinsic value).
Menentukan nilai sebenarnya dari saham menggunakan analisis sekuritas
fundamental (fundamental security analysis) atau analisis perusahaan (company
analysis) dan analisis teknis analysis). Analisis fundamental, ada dua pendekatan
untuk menghitung nilai intrinsik saham, yaitu pendekatan nilai sekarang (present
value approach) dan pendekatan PER (P/E ratio approach). ANJANI
5.4.1 Pendekatan Nilai Sekarang
Nilai perusahaan ditentukan dengan mendiskontokan nilai arus kas (cash flow)
dimasa depan menjadi nilai sekarang.

ANJANI
Model diskonto dividen
(Dividend discount model)
Model untuk menghitung nilai intrinsik dengan mendiskontokan arus dividen masa
depan ke nilai sekarang.

Umumnya perhitungan nilai intrinsik menggunakan data tahunan. Karena ada dividen
yang dibayar tiap kuartal, maka periode perhitungan nilai intrinsik yang menggunakan
data dividen dapat juga dilakukan secara kuartalan..
ABIZAL
Pembayaran Dividen Tidak Teratur
Deviden tiap periode tidak mempunyai pola yang jelas bahkan untuk periode tertentu
tidak membayar dividen sama sekali. Contoh :.

Diasumsikan bahwa tingkat bunga diskonto adalah konstan sebesar 20% tiap periodenya, maka
nilai intrinsik saham ini per lembarnya adalah sebesar:

ABIZAL
Dividen Konstan Tidak Bertumbuh
Perusahaan membayar dividen konstan yang nilainya sama dari waktu ke waktu, yaitu
sebesar D, maka nilai intrinsik harga saham .

Rumus (5-6) menunjukkan model tidak bertumbuh atau model pertumbuhan nol (aero-
growth model). ABIZAL
Derivasi model pertumbuhan nol (zero-growth model) di persamaan (5-6) adalah sebagai
berikut ini. Kalikan kedua sisi persamaan di (5-5) dengan nilai (1) sehingga didapatkan

Contoh 5.7:
Kebijaksanaan dividen suatu perusahaan adalah
membayar dividen konstan sebesar Rp1.000,- tiap
tahunnya. Jika suku bunga diskonto pertahun
adalah 20%, maka nilai intrinsik sahan per lembar
adalah sebesar

ABIZAL
Pertumbuhan Deviden yang Konstan
Dividen yang bertumbuh secara konstan yaitu dengan pertumbuhan sebesar g. Rumus
nilai intrinsik saham.

Rumus (5-8) disebut dengan model pertumbuhan konstan (constant-growth


model).
ABIZAL
Rumus (5-8a) diperoleh dengan menderivasi dari persamaan (5-7) sebagai berikut ini.

ALVINA
Contoh 5.8
Tahun ini perusahaan emiten membayar dividen sebesar Rp1.000,-. Seorang investor
menginginkan return (tingkat pengembalian) sebesar 20% per tahunnya dan
mengharapkan dividen dibayar dengan pertumbuhan sebesar 5% per tahunnya. Nilai
intrinsik saham yang diperkirakan dapat dihitung sebesar

Rumus di (5-8) menunjukkan hubungan antara harga


saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan dividen per
lembar (D), tingkat bunga diskonto atau tingkat
pengembalian yang diinginkan (k) dan pertumbuhan
dividen (g). ALVINA
Contoh 5.9
Untuk contoh di 5.8, jika investor menginginkan tingkat pengembalian (k) sebesar
25%, maka nilai intrinsik saham adalah:

ALVINA
Contoh 5.10
Pertumbuhan dari dividen sebesar 5% diperkirakan akan terjadi mulai tahun ke-5.
Sebelum tahun ke-5 diperkirakan perusahaan akan membayar dividen yang
konstan sebesar Rp1.000,- per tahunnya. Jika tingkat pengembalian yang
diinginkan (k) adalah sebesar 20% per tahunnya, maka nilai intrinsik saham yang
diperkirakan adalah sebesar:

VALERIA
Bagian pertama dari perhitungan di slide
sebelumnya menunjukkan perhitungan nilai
sekarang dari arus dividen konstan sebesar
Rp1.000,- per tahun selama 4 tahun pertama.
Bagian kedua dari perhitungan di atas
menunjukkan nilai sekarang dari pertumbuhan
dividen sebesar 5% per tahunnya mulai tahun
ke-5 dan seterusnya infiniti. Bagian kedua ini
dihitung dengan cara men- diskontokan semua
arus dividen mulai tahun 5 dan seterusnya ke
awal tahun ke-5 (atau ke akhir tahun ke-4)
dengan menggu- nakan rumus (5-8) dan
kemudian menilai nilai diskonto akhir tahun ke-4
tersebut. Jika digambarkan, proses ini tampak VALERIA
sebagai berikut:
Harga Jual Akhir
Model diskonto dividen di (5-3) sampai (5-8) mengasumsikan bahwa arus dividen sifatnya
adalah infiniti, yaitu dividen dibayar terus sampai periode ke-oo (tak berhinggga). Investor yang
menyukai dividen dan tidak akan menjual sa- hamnya akan menerima arus dividen seperti yang
diasumsikan di atas. Akan tetapi tidak semua investor menyukai dividen dan
akan memegang saham selamanya.
Investor seperti ini biasanya mementingkan capital gain dibandingkan dividen. Keuntungan modal
(capital gain) adalah keuntungan penjualan saham akibat selisih dari harga jual saham dengan harga
belinya. Untuk investor seperti ini harga jual akhir yang diterima perlu dipertimbangkan sebagai arus
kas yang harus masuk ke dalam rumus model dividen diskonto sebelumnya. Jika investor menjual
sahamnya pada periode ke-n sebesar Pn, maka rumus nilai intrinsik saham dapat dituliskan sebagai:

VALERIA
Contoh 5.11
Investor memperkirakan bahwa perusahaan akan membayar dividen konstan selama 3 tahun.
Dividen tiap lembar saham untuk tahun sekarang (Do) adalah sebesar Rp500,-. Setelah itu
diperkirakan bahwa pertumbuhan dividen akan menurun, sehingga setelah menerima dividen
pada tahun ketiga, investor akan menjual saham tersebut dengan harga sebesar Rp12.000,-.
Harga saham yang ditawarkan sekarang adalah sebesar Rp5.000,- Investor ingin mengetahui nilai
intrinsik dari saham ini untuk menentukan apakah membeli saham ini merupakan investasi yang
menguntungkan. Dengan asumsi bahwa suku bunga diskonto adalah konstan sebesar 20% tiap
tahunnya, nilai intrinsik dapat dihitung sebagai berikut:

VALERIA
Contoh 5.11

ABIZAL
Contoh 5.12
Dari Contoh 5.6 bahwa suatu perusahaan membayar divide selama 5 periode sebagai
berikut ini.

Tingkat bunga diskonto adalah konstan


sebesar 20% tiap periodenya.
Diperkirakan pada akhir tahun ke-5,
investor dapat menjual saham ini
sebesar Rp5.000,-. Nilai intrinsik saham
per lembarnya adalah sebesar:
ABIZAL
Nilai jual saham Pn, sebenarnya juga merupakan nilai-nilai diskonto dari arus dividen-
dividen untuk periode-periode selanjutnya, yaitu untuk periode ke n+1 sampai ke
periode ∞ (tak berhingga) yang dapat dinyatakan secara matematik sebagai

Dengan membagi sisi kiri dan sisi kanan dengan (1+K)꜅, maka persamaan di atas menjadi:

ABIZAL
yang merupakan rumus yang sama dengan model diskonto dividen di (5-4). Dengan demikian hasil dari
nilai intrinsik adalah sama baik untuk arus dividen infiniti atau arus dividen selama periode tertentu
ditambah dengan nilai jual saham bersangkutan.
ABIZAL
5.4.2. Pendekatan PER
Alternatif selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam menghitung nilai
fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba
perusahaan (earnings). Salah satu pendekatan yang populer yang menggunakan nilai
earnings untuk mengestimasi nilai intrinsik adalah pendekatan PER (price earnings
ratio) atau disebut juga dengan pende katan earnings multiplier. PER (price earnings
ratio) menun jukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Ratio ini menunjukkan
berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings.
Misalnya nilai PER adalah 5, maka ini menunjukkan bahwa harga saham merupakan
kelipatan dari 5 kali earnings perusahaan. Misalnya earnings yang digunakan adalah
earnings tahunan dan semua earnings dibagikan dalam bentuk dividen, maka nilai PER
sebesar 5 juga menunjukkan lama investasi pembelian saham akan kembali selama 5
tahun.
Anjani
Contoh 5.13
Harga pasar dari suatu saham adalah sebesar Rp20.000,-. Laba bersih yang diperoleh
perusahaan diperkirakan konstan dari tahun ke tahun sebesar Rp5.000,- per
lembarnya per tahun. Besarnya PER adalah:

Berikut ini adalah contoh beberapa PER untuk perusahaan-perusahaan yang mengumumkan laba
interimnya pada tanggal 30 Juni 2007.

Anjani
Contoh 5.14
Laba bersih per lembar saham yang diestimasi untuk periode selanjutnya (E) adalah sebesar
Rp2.500,-. Harga pasar saham perusahaan ini adalah Rp20.000,-. Investor memperkirakan PER
untuk saham ini adalah 10. Nilai intrinsik saham ini dapa dihitung sebesar:

Karena harga pasar saham ini adalah sebesar Rp20.000,- 1 dang nilai intrinsiknya adalah sebesar Rp25.000,-,
maka saham SC- ini dijual dengan harga yang murah (undervalued).
Rumus PER dapat dikembangkan, lebih lanjut dengan menderivasinya menggunakan model diskonto dividen.
Dengan menggunakan model pertumbuhan dividen yang konstan di persamaan (5-8) sebagai berikut:

Anjani
Contoh 5.14
Rumus PER dapat diderivasi dengan membagi kedua sisi persamaan di slide sebelumnya
dengan nilai E₁, sehingga didapatkan:

Rumus PER dapat diderivasi dengan membagi kedua sisi persamaan di atas dengan nilai E₁,
sehingga didapatkan:

1. PER berhubungan positif dengan rasio pembayaran divi- den terhadap earnings
(D₁/E₁).
2. PER berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian yang diinginkan (k).
3. PER berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan dividen (g).

Anjani
TERIMA
KASIH
Masukkan kutipan favoritmu!

You might also like