You are on page 1of 82

RUANG LINGKUP AUDIT

Dosen Pengampuh : Sofyan Helmi Purba, SE, M.Ak

Mata Kuliah : Pengantar Akuntansi


Modul 1
- Pengertian Dasar Audit
AUDIT ?
Suatu proses yang sistematik dan objektif dalam perolehan
dan evalusi bukti yang berkaitan dengan kejadian-kejadian
dan pernyataan kegiatan ekonomi untuk memastikan
keandalan informasi tersebut dengan suatu pernyataan dan
membentuk suatu kriteria dan mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak pengguna
Konrath (2002) mendefinisikan auditing sebagai “
suatu objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti
mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan
kejadian-kejadian ekonomi untuk menyakinkan tingkat
keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang
telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Agoes (2004):
Auditing adalah : “ Suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut”.
Menurut Arens and Beaslev (2003): Auditing is the
accumulation and evaluation of evidence about information to
determine and report on the degree of correspondence
between the information and established criteria. Auditing
should be done by a competent, independent person
MENGAPA AUDIT PENTING ?
Audit memiliki peran besar dalam hal input, proses dan output
serta dampak dari suatu tujuan perusahaan, baik yang sudah
berjalan maupun yang sedang berjalan. Hal tersebut dapat
dilihat dari peran serta audit dalam hal pengawasan dan
pemeriksaan secara analisis, ini disebabkan audit memiliki
tujuan yang jelas untuk lembaga yang sedang diperiksa agar
lebih baik dimasa yang akan datang (continous improvement),
sehingga akan terlihat dari berbagai aspek, baik kekurangan
maupun kelebihan suatu perusahaan, bukan hanya sebagai
pengendali dari kepatuhan atas peraturan (complain).
TEORI AGENSI

Pemegang saham

Dana Akuntabilitas ?

Audit
Independen

Manajemen

Earning
Asymmetric management
information Perilaku
menyimpang
 TUJUAN AUDIT
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia.
Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang
terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan
keuangan.

DTE/dte-FINANCIAL AUDITING
10

Jenis Jasa Pengauditan


 Assurance Services (Jasa Penjaminan)
 Nonassurance Services (Jasa Bukan
Penjaminan)
 Attestation Services (Jasa Atestasi)
1. Audit
2. Pemeriksaan
3. Review
4. Prosedur yang Disepakati
11

Jenis Jasa Pengauditan


 Assurance Services (Jasa Penjaminan)
1. Jasa Pengujian
2. Jasa Pemeringkatan
 Nonassurance Services (Jasa Bukan
Penjaminan)
1. Konsultasi
2. Penyusunan Laporan Keuangan, Perpajakan
Tanggung Jawab Auditor &
Kesenjangan Ekspektasi
Harapan publik terhadap
auditor:
 Melakukan audit dengan
kompetensi teknis, integritas,
independen, & obyektif Tidak
 Mencari & mendeteksi salah terpenuhi
saji material yg disengaja
maupun tidak disengaja
 Mencegah diterbitkannya LK
yang menyesatkan Kesenjangan
Ekspektasi

12
13

Kesenjangan Ekspektasi
Terkait dengan 3 hal berkut:
1. Menemukan dan melaporkan kekeliruan dan
ketidakberesan, terutama kecurangan
2. Mendeteksi dan melaporkan pelanggaran hukum
yang dilakukan klien
3. Melaporkan apabila disinyalir ada masalah
ketidakpastian kemampuan perusahaan untuk
melanjutkan usahanya
14

Struktur Kantor Akuntan Publik

 KAP dalam bentuk Usaha Sendiri


 KAP dalam bentuk Usaha Kerjasama
15

Persyaratan Akuntan Publik di


Indonesia
 Domisili Indonesia
 Memiliki register akuntan publik (Ak)
 Menjadi anggota IAPI
 Lulus ujian Sertifikasi Akuntan Publik
 Pengalaman kerja minimal 3 tahun (3000 jam)
 Menjadi ketua audit min 1 tahun
 Wajib memiliki KAP atau bekerja pada
Koperasi Jasa Audit
Modul 2
- Perbedaan Audit
dengan Accounting
AUDIT VS ACCOUNTING
ACCOUNTING AUDITING

Hirarki Akuntansi yaitu pencatatan, Auditing yaitu


pengklasifikasian dan peringkasan menentukan apakah
kejadian ekonomi yang terjadi untuk informasi yang dicatat
tujuan menyediakan keuangan informasi dengan benar
yang digunakan dalam pengambilan mencerminkan peristiwa
keputusan. ekonomi yang terjadi
selama periode akuntansi.

Siklus Akuntansi meliputi: Transaksi-- Auditing memiliki siklus


>Jurnal-->Buku Besar-->Laporan kebalikan dari Akuntansi :
Keuangan Laporan Keuangan--
>Buku Besar-->Transaksi.
ACCOUNTING AUDITING

Output 1. Laporan Posisi Keuangan/ Neraca, Dan Auditing menghasilka


2. Laporan Laba Rugi Komprehensif n output berupa
3. Laporan Perubahan Ekuitas Pendapata/Opini
4. Laporan Arus Kas (Opinion).
5. Catatan atas Laporan Keuangan

Tanggung Laporan Keuangan tanggung jawab Opini Audit tanggung


Jawab manajemen jawab auditor

Standar Pernyataan Standar Akuntansi Standar Profesional


Keuangan Akuntan Publik
Proses akuntansi & Auditing

Transaksi
Proses akuntansi

Dokumen Buku Buku Laporan


Harian Besar Keuangan

Buku
Pembantu

Proses auditing
Hubungan Akuntansi dengan Pengauditan
Akuntansi: Pengauditan
Mendapatkan & mengevaluasi bukti
Menganalisis kejadian & transaksi
tentang LK

Memeriksa bahwa LK telah disusun


Mengukur dan mencatat data transaksi
sesuai dengan PABU

Menyatakan pendapat dalam


Mengelompokkan dan meringkas data
Laporan Auditor

Menyusun LK sesuai dengan PABU Menyerahkan laporan kepada klien

Mendistribusikan LK dan Lap Auditor kpd


stockholder
20
Modul 3
- Opini Audit
OPINI AUDIT
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified
Opinion)
b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa
Penjelas (UnqualifiedOpinion with Explanatory
Language)
c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

d. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)


e. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Bentuk Laporan Opini Audit

Terdiri dari 3 paragraf:


Paragraf Pengantar
Paragraf Lingkup
Paragraf Pendapat
a. Pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian
(Unqualified Opinion)
Auditor menyatakan bahwa laporan keuanganmenyajikan secara
wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia.
Syarat WTP:

Laporan audit dengan pendapat WTP diterbitkan dengan kondisi:


1.Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan aruskas terdapat dalam laporan keuangan.
2.Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat
dipenuhi oleh auditor.
3.Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah
melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
untuk melaksanakan tiga standar pekerjaan lapangan.
4.Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum diIndonesia.
5.Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah
paragraf penjelasatau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
Bagian dari Unqualified Audit
Report bentuk Standar
 Judul Laporan
“Laporan Auditor Independen” atau “Laporan dari auditor
independen” atau “ Pendapat akuntan independen”

 Alamat Laporan Audit


Laporan ditujukan kepadapara pemegang saham atau dewan
direksi perusahaan. Kepada pemegang saham menunjukkan
auditor indepednden terhadap manajemen
26
Bagian dari Unqualified Audit
Report bentuk Standar
 Paragraf pendahuluan
berisi 3 hal :
- pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan telah melaksanakan audit. Audit untuk
membedakan dengan review
- Pernyataan laporan keuangan telah diaudit, termasuk pencantuman tanggal neraca dan
periode laporan yang diperiksa (rugi laba, arus kas dan perubahan modal)
- Pernyataan bahwa laporan keuangan tanggung jawab manajemen, tanggung jawab
auditor sebatas pada opini yang diberikan

 Paragraf scope
berisi hal-hal sbb:
- pernyataan faktual tentang apa yang dilakukan auditor selama proses audit
- audit dilaksanakan sesuai dengan Standar profesional akuntan publik.
- Audit dirancang untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan
bebas salah saji yang material. Material bersifat relatif tidak mutlak 100%
- Pengumpulan bukti, auditor yakin bahwa bukti yang dikumpulkan telah memberikan
dasar yang memadai bagi pernyataan pendapat
27
Bagian dari Unqualified Audit
Report bentuk Standar
 Paragraf pendapat
- bagian ini bagian terpenting dari laporan audit
- Auditor memberikan pernyataan atas kesimpulan dari keseluruhan audit yang
dilaksanakan
- Pendapat dibuat berdasarkan pertimbangan profesional
- Kesimpulan bahwa laporan keuangan telah mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

 Nama KAP

- mengidentifikasi kantor akuntan


- Partner yang bertanggung jawab atas pelaksanaan audit tersebut

 Tanggal laporan
- Tanggal penyelesaian terakhir pekerjaan lapangan 28
- Tanggal terakhir menyelesaikan prosedur audit terpenting di lapangan.
b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa
Penjelas (UnqualifiedOpinion with Explanatory Language)
Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf
penjelas (atau bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit,
meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian
atas laporan keuangan keuangan auditan. Paragraf
penjelasdicantumkan setelah paragraf pendapat.
Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu
paragraf penjelas ataumodifikasi kata-kata dalam laporan audit
baku adalah
1.Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima
umum.
2.Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.
3.Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi
yang dikeluarkanoleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
4.Penekanan atas suatu hal
5.Laporan audit yang melibatkan auditor lain.
Ketidakkonsistenan penerapan
PABU
Contoh :
Par Pendahuluan

Par Scope

Par Pendapat

Catatan No.22 menyatakan bahwa besarnya pajak


penghasilan yang dihitung perusahaan di luar lingkup
pemeriksaan kami sehingga kami tidak melakukan koreksi atas
pajak penghasilan tersebut.

Ttd
30
Tgl laporan
Keraguan besar tentang going concern
(kelangsungan hidup entitas)
1. Kerugian signifikan yang terjadi terus menerus dari
usaha entitas dan kesulitan modal kerja.

2. Tidak dapat melunasi kewajiban jatuh tempo.

3. Kehilangan pelanggan utama.

4. Tuntutan pengadilan, pemberlakuan peraturan


perundang atau semacam hal yang kemungkinan
31
membahayakan kelangsungan hidup entitas
Keraguan besar tentang going concern
(kelangsungan hidup entitas)
Contoh :
Par Pendahuluan

Par Scope

Par Pendapat

Laporan keuangan terlampir disusun dengan anggapan bahwa


perusahaan XYZ akan beroperasi sebagai entitas yang
berkelangsungan hidup. Sebagaimana pada Catatan Kaki no.
12 perusahaan XYZ telah mengalami kerugian terus
menerus….menimbulkan keraguan besar. Rencana….

Ttd 32
Tgl laporan
c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified
Opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee
menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang
material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia,
kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan.
Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam keadaan :
1.Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
terhadap lingkup audit.
2.Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak
material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat
tidak wajar.
d. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan


keuangan auditee tidak menyajikan secara wajar laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterimaumum.

e. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)


Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak
melaksanakan audit yangauditor memberikan pendapat atas
laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabilaia dalam
kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien
Modul 4
- Jenis Audit
Tipe Audit

 Audit Laporan Keuangan


 Audit Kepatuhan (compliance audit)
 Audit Operasional (audit kinerja, management
audit)
Audit Laporan Keuangan
 Memperoleh dan mengevaluais bukti ttg laporan
keuangan suatu entitas dg tujuan utk memberikan
pendapat apajkah lk tsb telah disajikan scera
wajar sesuai dg PABU
 Hasil audit dipakai oleh pemgang saham, kreditor,
intansi pemerintah, masyarakat umum
Audit Kepatuhan
 Memperoleh dan mengevaluais bukti ttg utk
menentukan apakah aktivitas keuangan atau
operasional dari suatu entitas sesuai dg kondisi,
aturan, atau perundang-undangan ttt
 Laporan audit dapat berupa (1) ikhtisar temuan
atau (2) pemberian pendapat ttg assurance
(kepastian) atas kepatuhan dg kriteria tertentu
Audit Operasional

 Memperoleh dan mengevaluais bukti ttg tentang


efesiensi dan efektivitas dari kegiatan operasional
suatu entitas sehubungan dg tujuan tertentu
 Objek: Cabang, divisi atau fungsi tertentu
Tipe Auditor

 Auditor Independen
 Anggota IAI KAP
 Auditor Internal
 Karyawan Perusahaan
 Auditor Pemerintah
 Badan Pemeriksa Keuangan
 BPKP, Irjen, Itwilprov, Itwilkab, Bawasda
INTERNAL AUDITS
 Internal auditing: fungsi penilai independen yang dibentuk dalam
organisasi untuk menguji dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas dalam
organisasi  IIA (Institute of Internal Auditors), yang dilakukan:
• Pemeriksaan keuangan
• Evaluasi efisiensi operasi
• Review kepatuhan (Compliance)
• Mendeteksi kecurangan
• Pemeriksaan IT
 Sertifikasi:
• CIA (Certified Internal Auditor)
 Standar, pedoman dan sertifikasi dikelola oleh: IIA
EXTERNAL AUDITS
 External auditing: tujuan utamanya pada materialitas dan
kewajaran laporan keuangan, disebut juga  financial audit.
 Sertifikasi: CPA(Certified Public Accountant)
 Indonesia  akuntan (Ak)  Bersertifikasi Akuntan Publik
(BAP)
 Standar, pedoman dan sertifikasi dikelola oleh:
AICPA( American Institute of ssociation of Certified Public
Accountant)  di Indonesia IAI
FINANCIAL AUDITS
 Atestasi (pembuktian kebenaran) secara independen yang
dilakukan oleh seorang pakar (auditor BAP) yang
memberikan pendapat mengenai apa yang disajikan dalam
laporan keuangan.
 Proses sistematik meliputi:
• Familiarization with the organization’s business
• Evaluating and testing internal controls
• Assessing the reliability of financial data
 Produknya adalah laporan formal tertulis yang menunjukkan
pendapat mengenai realibilitas dari asersi dalam laporan
keuangan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku
Umum di Indonesia
INTERNAL AUDITOR
 Bertanggung jawab kepada direktur
 Menjalankan fungsi internal control
 Membantu organisasi dalam pengukuran dan evaluasi:

Efektivitas
internal controls
Pencapaian tujuan organisasi
Ekonomis & efisiensi aktivitas
Compliance with laws and regulations
 Operational audits
CAKUPAN PEKERJAAN INTERNAL
AUDITOR
 Safeguarding assets (menjaga aset)
 Compliance with policies and plans (kepatuhan dengan kebijakan
dan rencana)
 Accomplishment of established objectives (pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan)
 Reliability & integrity of information (reliabilitas dan integritas
informasi)
 Economics & efficient use of resources (penggunaan sumber daya
secara efisien dan ekonomis)
EXTERNAL AUDITORS
 Bertanggung jawab kepada pemegang saham dan publik Melalui dewan
komisaris
 Menilai financial statement assertions
 Existence or occurrence
 Completeness
 Valuation and allocation
 Presentation and disclosure
 Rights and obligations
 Harus melakukan uji kepatuhan dengan hukum dan regulasi
 Harus melakukan uji terjadinya fraud dan ketidakpantasan (improprieties)
 Mengandalkan struktur internal control untuk perencanaan audit
EXTERNAL vs INTERNAL
 External auditors memberikan jaminan mengenai:
 Kewajaran Laporan Keuangan
 Kecurangan (fraud) & ketidakberesan (irregularities)
 Kemampuan untuk survive
 Internal auditors menilai dan mengevaluasi kecukupan dan
efektivitas pengendalian
 Pengendalian - sistem yang mencegah (prevents), mendeteksi
(detects), atau membetulkan (corrects) kejadian-kejadian yang
tidak sah (unlawful), tidak diinginkan (undesirable) atau tidak
benar (improper)
Modul 5
- Asersi Management
 ASERSI MANAJEMEN DALAM
LAPORAN KEUANGAN
Asersi (Assertions) adalah pernyataan manajemen yang
terkandung di dalam komponen laporan keuangan.

Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit.

DTE/dte-FINANCIAL AUDITING
Sebagai contoh, di dalam Neraca PT XYZ tanggal 31 Desember
2020 dicantumkan rekening kas sebesar Rp. 23.456.987.300. Dalam
melaporkan rekening kas tersebut, manajemen membuat dua asersi
eksplisit berikut ini :
1. Bahwa kas tersebut benar-benar ada pada tanggal 31 Des 2020
2. Bahwa jumlah kas tersebut yang benar adalah Rp 23.456.987.300

Selain dua asersi eksplisit tsb, manajemen juga membuat asersi


implisit berikut ini :
1. Bahwa semua kas yang harus dilaporkan telah dimasukkan dalam
jumlah tsb
2. Bahwa semua kas yang dilaporkan dimiliki oleh PT. XYZ pada
tanggal 31 Desember 2020 tsb
3. Bahwa tidak ada batasan apapun terhadap penggunaan kas yang
dilaporkan tsb
Asersi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)


2. Kelengkapan (completeness)
3. Hak dan kewajiban (rights and obligation)
4. Penilaian (valuation) atau alokasi
5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure)
Asersi Keberadaan dan Keterjadian
(Existence or occurrence)
Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva atau hutang
entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang
dicatat telah terjadi selama periode tertentu.
Asersi Kelengkapan (Completeness)

Asersi ini berhubungan dengan apakah semua transaksi


dan rekening yang seharusnya telah disajikan dalam
laporan keuangan.
Asersi Hak dan Kewajiban (Rights
and Obligation)
Asersi ini berhubungan dengan apakah
aktiva merupakan hak perusahaan dan
hutang merupakan kewajiban
perusahaan pada tanggal tertentu.
Asersi Penilaian (Alokasi)
Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-
komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah
dicantumkan dalam laporan keuangan dalam jumlah yang
semestinya.
Asersi Penyajian dan
Pengungkapan (Presentation and
Disclosure)
Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen
tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan
diungkapkan semestinya.
 ASERSI MANAJEMEN DAN
TUJUAN AUDIT
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan
pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia.
Kewajaran laporan keuangan sangat ditentukan integritas berbagai
asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan.
Hubungan asersi manajemen dengan tujuan umum audit dapat
digambarkan sebagai berikut :
Asersi Manajemen Tujuan Umum Audit
Keberadaan atau keterjadian Aktiva dan kewajiban entitas ada pada tanggal
tertentu, dan transaksi pendapatan dan biaya
terjadi dalam periode tertentu

Kelengkapan Semua transaksi dan semua rekening yang


seharusnya telah disajikan dalam laporan
keuangan
Hak dan kewajiban Aktiva adalah hak entitas dan hutang adalah
kewajiban entitas pada tanggal tertentu

Penilaian atau alokasi Komponen aktiva, hutang, pendapatan dan biaya


telah disajikan dalam laporan keuangan pada
jumlah yang semestinya

Penyajian dan pengungkapan Komponen tertentu dalam laporan keuangan


telah digolongkan, digambarkan, dan
diungkapkan secara semestinya
Modul 6
- Standar Audit
60

Standar Auditing – Standar Umum


1. Audit dilaksanakan oleh orang yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang
cukup
2. Independensi mental harus dimiliki
3. Auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama
61

Standar Auditing – Standar Pekerjaan


Lapangan
1. Perencanaan sebaik-baiknya dan supervisi asisten
(bila ada)
2. Pemahaman yang memadai tentang struktur
pengendalian intern untu perencanaan dan
menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
3. Bukti audit kompeten harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, wawancara, konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat
62

Standar Auditing – Standar Pelaporan


1. Laporan audit harus menyatakan pakah laporan
keuangan sesuai dengan PABU
2. Jika ada penerapan prinsip akuntansi yang tidak
konsisten, harus dilaporkan
3. Pengungkapan informatif
4. Laporan audit harus memuat suatu pendapat atas
LK secara keseluruhan
Hubungan antara Standar Auditing dengan
Prosedur Aduting
Standar Auditing Prosedur Auditing
 Berkaitan dengan kriteria atau  Menyangkut langkah yang
ukuran mutu pelaksanaan harus dilaksanakan selama
(mutu profesional) audit berlangsung
 Tolok ukur tujuan yang hendak  Alat untuk mencapai tujuan
dicapai audit
 Dapat diterapkan pada setiap  Penerapannya berbeda-beda
audit tanpa melihat besar kecil tergantung ukuran perusahaan
perusahaan klien (berlaku klien, karakteristik, sifat, serta
sama) kompleksitas operasi
64

Standar Profesional Akuntan Publik


 Standar Auditing:
 pedoman audit laporan keuangan historis
 Berisi 10 standar yg dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar
Auditing (PSA)
 PSA diinterpretasikan ke dalam IPSA
 Kepatuhan bersifat mandatory
 Standar Atestasi:
 rerangka untuk fungsi atestasi yang mencakup tingkat keyakinan
tertinggi yg diberikan dalam jasa audit LK historis maupun
tingkat keyakinan yg lebih rendah untuk jasa nonaudit
 Berisi 11 Pernyataan Standar Atestasi (PSAT)IPSAT
 Kepatuhan bersifat mandatory
65

Standar Profesional Akuntan Publik


 Standar Jasa Akuntansi dan Review
 rerangka untuk fungsi nonatestasi yang mencakup jasa
akuntansi dan review.
 Berisi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review
(PSAR)IPSAR
 Kepatuhan bersifat mandatory
 Pedoman Audit Industri Khusus
Hubungan antara Standar Atestasi
dengan Standar Audit
Standar Atestasi Standar Audit

Sebagai pedoman umum Sebagai pedoman


semua jenis penugasan  pemeriksaan LK historis
termasuk jasa
pemeriksaan LK historis

66
67

Standar Pengendalian Mutu


 Terdiri dari 9 elemen
 Penerapannya bersifat sukarela

Hubungan Standar Audit dengan Standar


Pengendalian Mutu

Standar audit yang ditetapkan oleh IAI berkaitan dengan


pelaksanaan penugasan audit secara individual;
Standar pengendalian mutu berkaitan dengan praktik audit
kantor akuntan publik secara keseluruhan
Elemen-elemen
Pengendalian Mutu
1. Independensi 7. Pengembangan
2. Penetapan personil pada karyawan
suatu penugasan 8. Penerimaan dan
3. Konsultasi keberlanjutan karyawan
4. Supervisi 9. Inspeksi
5. Pengangkatan pegawai
6. Pengembangan
profesional

68
Modul 7
- Etika Profesi Audit
 Etika adalah seperangkat prinsip moral atau nilai yang
berterima umum di masyarakat.
 Perilaku beretika adalah perilaku yang berterima umum
dalam masyarakat, diperlukan untuk membuat kehidupan
bermasyarakat berfungsi dengan baik.
 Perilaku tidak beretika adalah perilaku yang tidak sesuai
dengan tata kehidupan yang berterima umum dalam
masyarakat, merugikan masyarakat baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang.
ELEMEN ETIKA SECARA UMUM
 Terpercaya, mencakup kejujuran, integritas, dan loyalitas.
 Respek, mencakup sopan santun, toleransi, serta rasa hormat
terhadap pihak lain.
 Bertanggungjawab, mencakup usaha melakukan yang terbaik,
mengendalikan diri, memberi contoh yang baik, serta melakukan
perbaikan secara berkelanjutan.
 Bersikap adil, mencakup sikap proporsional, terbuka, dan
berperilaku secara tepat.
 Perhatian, mencakup ketulusan perhatian terhadap
kesejahteraan pihak lain serta berperilaku baik.
 Bermasyarakat, mencakup patuh aturan serta kesediaan berbagi
untuk kesejahteraan bersama.
KEBUTUHAN ETIKA DALAM
PROFESI
 Anggota profesi dituntut untuk menjalankan profesinya
secara profesional.
 Kata profesional bermakna menjalankan tugas dan
tanggungjawab lebih dari yang dilakukan oleh
kebanyakan orang, atau lebih dari tuntutan hukum dan
peraturan.
 Profesionalisme diperlukan dalam membangun
kepercayaan publik terhadap kualitas jasa dan profesi.
PRINSIP ETlKA PROFESI
IKATAN AKUNTAN
INDONESIA
 Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan
tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan
rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi
tanggung-jawab profesionalnya dan merupakan landasan
dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini
meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan
dengan pengorbanan keuntungan pribadi
Prinsip Pertama
Tanggung Jawab Profesi
 Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai
profesional setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional
dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Prinsip Pertama
Tanggung Jawab Profesi

 Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting


dalam masyarakat. Sejalan dengan peranan tersebut, anggota
mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa
profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggung
jawab untuk bekerja sarna dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan
masyarakat, dan menjalankan tanggung-jawab profesi dalam
mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota
diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi
profesi.
Prinsip Kedua
Kepentingan Publik

 Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa


bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
Prinsip Ketiga
Integritas
 Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
integritas setinggi mungkin.

 02. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain,


bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia
penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh
dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima
kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur,
tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
Prinsip Keempat
Obyektivitas
 Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas
dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban
profesionalnya.

 Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai


atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur
secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas
dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh
pihak lain.
Prinsip Kelima
Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

 Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya


tkngan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta
mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa profesional
yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik,
legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
Prinsip Kenam Kerahasiaan

 Setiap anggota harus, menghormati kerahasiaan informasi


iyang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak
boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional
atau hukum untuk mengungkapkannya
Prinsip Ketujuh - Perilaku Profesional
 Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten
dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi:
 01. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang
dapat mendiskreditkan profesi hams dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggung-jawabnya
kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang
lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
 Prinsip Kedelapan - Standar Teknis
Prinsip Kedelapan - Standar Teknis
 Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai
dengan standar teknis dan standar proesional yang relevan.
Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari
penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan
prinsip integritas dan obyektivitas.
 Standar teknis dan standar profesional yang hams ditaati
anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh lkatan Akuntan
Indonesia, International Federation of Accountants, badan
pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.

You might also like