HUKUM KESEHATAN Oleh : Prof.Dr.H.M.Joesoef Simbolon, SpKJ(K) Tujuan :
Etik dan Hukum memiliki tujuan yang
sama yaitu untuk mengatur tertib dan tentramnya pergaulan hidup dalam masyarakat Namun pengertian etik dan hukum berbeda. Etik berasal dari kata Yunani yaitu:
Ethos yang berarti : yang baik, yang layak
Ini merupakan : norma – norma, nilai – nilai atau pola tingkah laku masyarakat Etik profesi yang tertua adalah Etik Kedokteran yang merupakan prinsip – prinsip moral atau azas – azas akhlak yang harus diterapkan oleh para dokter dalam hubungannya dengan pasien, teman sejawatnya dan masyarakat umumnya. Hukum adalah peraturan perundang – undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat. Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan / pelayanan kesehatan dan penerapannya. Persamaan etik dan hukum 1. Sama – sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat 2. Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia 3. Mengandung hak dan kewajiban anggota – anggota masyarakat, agar tidak saling merugikan 4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi 5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior. Perbedaan etik dan hukum 1. Etik berlaku untuk lingkungan profesi. Hukum berlaku untuk umum 2. Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi. Hukum disusun oleh badan pemerintahan 3. Etik tidak seluruhnya tertulis. Hukum tercantum secara terinci dalam kitab undang – undang dan lembaran / berita negara 4. Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntunan. Sanksi terhadap pelanggaran hukum berupa tuntutan Next… 5. Pelanggaran etik diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK), yang dibentuk oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan kalau perlu diteruskan kepada Panitia Pertimbangan dan Pembinaan Etika Kedokteran (P3EK), yang dibentuk oleh Departemen Kesehatan (DEPKES). Pelanggaran hukum diselesaikan melalui pengadilan 6. Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik. Penyelesaian pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa etik merupakan seperangkat perilaku yang benar atau norma – norma dalam suatu profesi. Etika kedokteran adalah pengetahuan tentang perilaku profesional para dokter dan dokter gigi dalam menjalankan pekerjaannya, sebagaimana tercantum dalam lafal sumpah dan kode etik masing – masing, yang telah disusun oleh organisasi profesinya bersama – sama pemerintah. Hukum adalah peraturan perundang – undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan. Hukum kesehatan adalah peraturan perundang – undangan yang menyangkut pelayanan kesehatan. Pelanggaran etik kedokteran tidak selalu berarti pelanggaran hukum begitu pula sebaliknya pelanggaran hukum belum tentu berarti pelanggaran etik kedokteran. Pelanggaran etik kedokteran diproses melalui MKEK – IDI dan kalau perlu diteruskan ke P3EK – DEPKES, sedangkan pelanggaran hukum diselesaikan melalui pengadilan. Pengertian Malpraktek Malpraktek medik adalah kelalaian seorang dokter untuk mempergunakan tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama. Yang dimaksud dengan kelalaian disini ialah sikap kurang hati – hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati – hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati – hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut. Kelalaian diartikan pula dengan melakukan tindakan kedokteran dibawah standar pelayanan medik. Dokter dikatakan melakukan malpraktek jika: 1. Dokter kurang menguasai iptek kedokteran yang sudah berlaku umum dikalangan profesi kedokteran 2. Memberikan pelayanan kedokteran dibawah standar profesi (tidak lege artis) 3. Melakukan kelalaian yang berat atau memberikan pelayanan dengan tidak hati – hati 4. Melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum.